" Tuan... Saya ber terima kasih atas bantuan yang tuan berikan padanya " Salah seorang pelayan di konter guild berterima kasih.
" Iya, tak apa. Itu bukan masalah untukku. " Kata Anma tanpa melihat pelayan itu.
" Tuan, apakah tuan adalah pendatang baru di kota ini? " Tanya pelayan tadi
Ketika Anma memalingkan pandangannya, ia terkejut karena wajah pelayan tadi, sama seperti pelayan yang ia tolong.
" Iya, kamu benar. Bisakah kamu membantuku? " Tanya Anma pada pelayan itu.
" Baik tuan. Apa yang bisa saya bantu? " Tanya pelayan itu ramah.
" Apakah kamu kenal dengan pelayan tadi? " Tanya Anma pada pelayan itu.
" Iya, benar tuan. Saya mengenalnya. Namun untuk alasan tertentu, saya tidak bisa menjelaskan lebih rinci menengai dirinya " Jawab pelayan itu, seolah bisa membaca pikiran Anma.
" M..... Ya, baiklah. Aku akan mengganti pertanyaan lain. " Anma memikirkan sesuatu
Tidak lama setelahnya, Anma mengeluarkan sebuah koin emas yang ia dapatkan dari dalam Dungeon Zean dan sebuah koin emas yang ia dapatkan dari karavan yang sempat ia hancurkan.
Pelayan itu mengambil kedua koin tadi dan menatapnya dengan seksama. Tidak pama setelahnya pelayan itu menjelaskan bahwa koin yang di dapatkan dari karavan merupakan koin emas kuno dari Kerajaan Dominic yang telah hancur lima ratus tahun lalu. Sedangkan koin emas yang di dapatkan dari dalam dungeon, merupakan koin emas yang tidak di ketahui keberadaannya.
Anma yang mendengar penjelasan dari pelayan tadi langsung bertanya mengenai hancurnya Kerajaan Dominic. Namun pelayan itu tidak mengetahui apapun tentang hal itu dan justru menyarankan Anma untuk mencari tahunya di perpustakaan kota.
" Jadi tuan, apakah ada yang bisa saya bantu lagi? " Tanya pelayan itu pada Anma.
" Mungkin saat ini aku masih belum butuh bantuan. Tapi mungkin besok atau lusa aku akan kembali lagi untuk bertanya sesuatu. " Anma menutup topik pembicaraan.
" Jika memang begitu, terima kasih untuk kedatangan tuan. Oh iya, ini kartu nama saya. Jika tuan memang membutuhkan bantuan langsung dari saya, tuan bisa menunjukkan kartu ini pada pelayan lain yang ada di guild ini " Pelayanan itu berterima kasih sambil menyodorkan satu kantong besar koin emas serta kartu nama miliknya.
" Shofia Xvi Ane. Ras, human. Job, guild master. Level 80. Age 29. Mana power 15000 ova. HK class Rank. " Anma membacakan kartu nama milik pelayan itu
Ketika Anma membacakan kartu itu, seluruh petualang yang ada disana menatap ke arahnya.
" Wah cukup mengesankan. Shofia. " Anma memuji Shofi tanpa memperdulikan situasi di sekitarnya.
" Terima kasih atas pujiannya tuan. Tapi tuan, saya harap anda tidak membacakan kartu nama seperti itu lagi. Karna kartu nama itu adalah privasi setiap orang " Shofia berbisik.
" Ah... Iya, maafkan aku. " Anma menggaruk kepalanya sambil meminta maaf.
" Tuan, bolehkah saya tahu nama tuan? " Tanya Shofia.
" Em.... Mengenai hal itu, untuk alasan tertentu, saya tidak bisa memberi tahukannya lebih rinci " Anma menggoda shofia.
" Akh... Iya, baiklah jika tuan berkata seperti itu. " Shofia menundukkan kepalanya karna teringat perkataan yang ia lontarkan pada Anma justru di lontarkan balik.
" Ia. Sampai jumpa lagi " Anma mengambil kedua koin emas tadi dan pergi meninggalkan bangunan guild.
......................
Di setiap langkahnya menuju gerbang guild, para petualang terus menatap tajam ke arah Anma dengan penuh amarah. Anma yang sibuk memikirkan urusannya sendiri, tidak peduli pada tatapan para petualang itu. Hingga sesaat setelah Anma keluar dari gedung guild cabang Kota Raizaz, area yang semula penuh dengan cahaya dan bangunan kota telah berubah menjadi area pemakaman.
" Heh... Ilusi " Anma sedikit tertawa sambil melihat area sekitarnya.
" Halo, halo, halo...... Halo tuan pendatang baru..... Senang bisa bertemu denganmu.... " Seorang keluar dari balik kabut di area pemakaman itu.
Seorang itu memakai jubah berwarna gelap dan membawa sebuah tongkat.
" Iya, Halo juga kepada siapapun kamu " Anma membalas perkataan orang itu.
Secara perlahan, kabut itu mulai menghilang dan menampakan beberapa lusin orang dengan berbagai macam pakaian khas petualang.
" Halo tuan pendatang baru. Sekali lagi aku menyapamu. Aku datang kepadamu bersama beberapa teman dan kenalanku untuk bertemu denganmu " Orang itu kembali berkata sambil menari nari di depan hadapan Anma.
" Ah... Iya, aku juga melihatnya. Jadi, apakah ada yang bisa aku bantu? " Anma bertanya pada orang itu.
" Wah, sungguh pengertian sekali. Wahai tuan pendatang baru. Kami datang ke sini untuk meminta pajak kota kepadamu " Kata orang itu sambil menggesek gesekkan kedua tangannya.
" Oah. Benarkah? Kalau seperti itu, kalian bisa bicara dahulu dengan prajurit yang ada di belakang kalian " Anma tersenyum setelah mengubah area tadi menjadi sebuah area di depan gerbang kota.
" Eh....? Apa yang kamu magsud tuan pendatang baru? Tidak mungkin ada penjaga di area ini " Orang itu masih belum melihat area sekitarnya.
" Ya sudahlah jika kamu tidak percaya. Aku akan pergi dahulu. " Anma melewati orang itu dan membuka jalan di antara sekelompok orang yang menghadangnya.
" Permisi, saya adalah kenalan dari orang ini. Bisakah saya masuk ke dalam? " Anma bertanya pada seorang penjaga gerbang.
" Baik tuan, akan saya priksa dahulu kartu nama kayang tuan berikan " Jawab prajurit penjaga gerbang.
" Tuan bisa menemui saudara Shofia di gedung guild dekat persimpangan itu. " Kata penjaga gerbang itu sambil meninjukkan arah.
Setelah penjaga gerbang itu mengembalikan kartu nama Shofia, Anma langsung berjalan masuk dengan santainya.
" Hey, tuan pendatang baru. Kami masih belum selesai denganmu " Kata seorang berjubah gelap tadi sambil mencoba menyusul Anma namun di cegat oleh penjaga gerbang.
" Iya, kamu bisa menemuiku lagi nanti. Saat ini aku sedang sibuk " Anma melambaikan tangannya pada seorang berjubah gelap itu.
Anma tersenyum senang disaat kelompok itu harus berurusan dengan para penjaga gerbang.
Anma berjalan mengikuti arahan dari Shofia untuk sampai ke perpustakaan. Di jalan jalan yang ia lalui malam itu, ia melihat beberapa orang sedang melakukan tindak kejahatan. Anma yang sedang berusaha untuk mengabaikan hal itu, justru di tegur oleh Flora untuk menghentikan perbuatan itu.
Mendengar permintaan dari Flora, Anma tida langsung menuruti permintaan itu. Anma justru menasehati Flora bahwa tindakannya dapat menjadi sebuah masalah di masa depan. Selain itu, Anma juga berkata bahwa setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menghadapi setiap tindak kejahatan yang mereka terima. Baik itu menghadapi nya dengan penuh keberanian maupun harus menanganinya dengan bantuan seorang.
Anma berdebat dengan Flora cukup lama, sampai secara tidak sadar ia sudah berada di depan perpustakaan.
Ketika ia sampai di perpustakaan, ia merasa kecewa karena perpustakaan itu telah terkunci rapat dan terlihat begitu gelap. Flora yang merasa bahwa keterlambatan Anma adalah salah nya, Flora langsung meminta maaf kepada Anma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments