Pagi itu Anma keluar dari kamarnya. Ia memandang sekitar ruangan di depanya untuk mencari keberadaan Brotus. Namun setelah mencari di sekitar ruang bawah tanah itu, ia tidak menemukan siapapun selai para pelayan penginapan itu.
" Ano, nona pelayan. Maaf mengganggu waktumu bekerja. Apakah kamu tahu di mana Brotus berada saat ini? " Anma bertanya pada salah seorang pelayan wanita yang sedang membersihkan meja bar.
" Eh...? Iya, maaf tuan Anma. Anda membuat saya terkejut. Tidak... Anda sama sekali tidak mengganggu waktu saya. Jikalau tuan ingin menemui tuan Brotus, beliau ada di ruangannya di lantai dua. " Pelayanan itu menjawab pertanyaan Anma.
" Iya, baiklah. Terima kasih atas informasinya. Kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu " Anma mengangkat tangan kanannya sebari berterimakasih pada pelayan itu.
Pelayan berambut biru muda dengan tinggi rata rata 165cm melambaikan tangannya.
Anma berjalan sesuai arahan dari pelayan tadi sampai ke ruang Brotus.
" Brotus? Apakah kamu didalam? " Anma mengetuk pintu ruangan Brotus
" Iya tuan... Sebentar. " Jawab Brotus dari dalam ruangannya.
" Selamat pagi tuan Anma. Bagaimana kabar anda sekarang " Sapa Brotus dengan pakaian yang berantakan.
" Selamat pagi juga, Brotus. Sepertinya aku mengganggu waktu beristirahatmu ya? " Anma bertanya pada Brotus disaat seorang pelayan wanita berambut coklat gelap keluar dari ruangan Brotus.
" Ah... Itu... Tidak... Tuan sama sekali tidak mengganggu waktu saya. Jadi, apa yang membuat tuan repot repot datang ke ruangan saya? Apakah ada yang perlu saya bantu tuan?" Brotus menjawab perkataan Anma sambil berusaha memperbaiki cara berpakaiannya.
" Em... Baiklah jika kehadiranku ini tidak mengganggu waktumu. Kamu memang cepat tanggap ya, Brotus. Sebenarnya aku kemari hanya untuk berterima kasih atas kebaikanmu dan para pelayanmu tadi malam karena sebentar lagi aku akan pergi dari sini untuk mencari sesuatu. " Jawab Anma setelah duduk di kursi yang berada di dekat jendela ruangan Brotus.
" Mengenai tadi malam? Oh... Iya iya... Tak apa tuan... Saya juga berterima kasih kepada tuan antas kebaikan dari tuan. Jika tuan pergi dari sekarang, saya pasti akan kena marah oleh tuan Rod." Brotus membalas jawaban Anma sambil mengingat kejadian yang ia alami tadi malam.
" Tenang saja. Kamu tidak perlu khawatir. Setelah ini pun aku akan menemui Rod untuk berterima kasih karena telah di dibawa kemari " Anma mencoba menenangkan kekhawatiran Brotus
" Benarkah tuan? Hal yang akan tuan lakukan akan membuat saya lebih merasa tenang. Mengenai sesuatu yang akan tuan cari, bolehkah saya mengetahui nya tuan? Mungkin sesuatu yang tuan cari bisa saya temukan lebih cepat. Dan tuan bisa disini lebih lama lagi. " Brotus yang mulai tenang mencoba mencari tahu tentang apa yang Anma cari.
" Tidak, aku tidak perlu melibatkan dirimu, Brotus. Karena apa yang akan aku cari itu bersifat rahasia. Jika kamu mengenal Rod, seharusnya kamu juga sudah mengetahui seberapa mahalnya sebuah informasi " Kata Anma sambil menatap Brotus dengan sinis.
" Hehehe.... Maaf karena menanyakan hal seperti itu pada tuan yang merupakan teman tuan Rod. " Brotus menelan ludahnya karena sempat berfikir bahwa ia akan mengalami masalah kembali.
" Iya, tidak apa. Aku hargai tawaranmu tadi. Mungkin lain kali, aku akan datang kembali dan meminta bantuanmu. Nah satu hal lagi, tolong berikan ini kepada kelima pelayan yang kamu suruh ke kamarku tadi malam. Dan berikan ini ke semua pelayan yang kamu miliki. " Anma melempar lima kantong saku besar dan memberikan seratus koin emas ke dadapan Botus.
" Tu.... Tuan.... In... Ini.... " Brotus terkejut saat melihat kelima kantong saku itu berisi koin koin emas.
" Kamu tidak perlu terkejut seperti itu. Ini adalah hal yang biasa aku lakukan pada orang orang yang membantuku. Tapi, karena kamu sempat berteriak dan membongkar identitasku, aku mengurangi sebagian jumlah koin dari yang seharusnya. Jadi, terimalah hadiah ini sebagai tanda terima kasihku. " Anma tersenyum dihadapan Brotus yang ternganga.
Mata uang yang dipakai di negri ini adalah sebuah koin yang bentuknya hampir sama seperti koin dalam game. Perbedaannya hanya di bagian ukiran kedua sisi koin.
Jika di dalam game, salah satu sisi koin memiliki ukiran huruf G untuk koin emas dan S untuk koin silver. Sementara di sisi lainnya memiliki ukiran naga dengan yang membentuk angka delapan untuk koin emas dan ukiran rantai untuk koin silver.
Sedangkan untuk mata uang yang di gunakan di negri ini, terdiri dari koin perunggu, koin perak dan koin emas. Di setiap keping koin itu satu sisinya terukir sebuah akar tumbuhan dan di sisi lainnya terdapat sebuah huruf D.
Untuk perbandingan nilai tukar dari setiap koin itu adalah 10.000:100:1. Yang berarti 1.000.000 koin perunggu setara dengan 1 koin perak dan untuk harga tukar 10.000 koin perak setara dengan 1 koin emas.
" Ah... Em... Tuan... Saya sangat berterima kasih atas hadiah yang tuan berikan. Dan... Dan... Dan saya sangat menyesal atas apa yang telah saya lakukan. Oleh karena itu, saya mohon pada tuan untuk tidak membunuh saya " Brotus yang sempat ternganga tanpa sebab yang jelas, mulai membungkuk memohon pengampunan di depan Anma.
" Tenang... Tenang saja Brotus. Aku tidak akan membunuhmu. Tapi karna kamu sudah membongkar rahasia ini, setidaknya kamu harus bersiap menerima beberapa tamu yang mungkin akan bertanya mengngenai keberadaanku. Mereka yang datang adalah orang orang yang kuat dan amat berbahaya. Oleh karna itu, kamu harus bersiap menghadapi mereka. " Anma mengusap kepala Brotus sambil mencoba menakutinya terhadap sebuah hal yang tidak pasti.
" Lalu... Lalu, bagaimana cara saya menghadapi orang orang itu tuan? " Tanya Brotus yang semakin ketakutan.
" Jika mereka yang bertanya terlihat cukup berbahaya, kamu bisa memberikan benda bulat ini pada mereka. Tapi jika mereka terlihat seperti para petualangan biasa dan terlihat lemah, kamu bisa menghajarnya seperti biasa. Namun jika kamu kalah dari mereka, kamu bisa menggunakan benda dengan lambang petir ini untuk menambah kekuatanmu. Dan. Untuk harga dari benda benda bulat ini adalah semua pelayan wanita milikmu. Tapi untuk benda dengan lambang petir ini, aku akan berikan gratis. Jadi, apa pilihanmu? " Anma menawarkan dua buah benda dengan lambang petir dan bulat pada Brotus yang ketakutan.
" Iya.... Itu..... Bisakah tuan menurunkan harganya hanya untuk saya? Jika saya membeli benda dengan lambang bulat itu dengan seluruh pelayan wanita yang saya punya, maka mungkin penginapan ini akan gulung tikar dan menyebabkan masalah baru bagi tuan... Oleh karena itu... Bisakah tuan menurunkan harganya? Sedikiiii....t saja? " Brotus yang semula bersujud kini mulai mencium sepatu Anma sambil meminta keringanan atas benda yang Anma tunjukkan.
" Sebenarnya aku tidak pernah menawarkan benda benda itu pada orang orang yang pernah aku temui, itupun termasuk pada Rob sendiri. Aku menawarkan benda ini karna aku khawatir dengan nyawamu itu. Jika di pikirkan kamu seharusnya mendapatkan keuntungan yang tidak pernah didapatkan oleh orang lain. Pertama kamu mendapatkan setidaknya 1000 koin emas. Kedua kamu mendapatkan tambahan dua benda sihir tipe langka dariku. Dan ketiga, kamu sudah menerima informasi rahasia mengenai keberadaan benda yang aku miliki serta kekuatan dan kegunaan dari benda benda itu. " Anma menarik kakinya dan mengalihkan pandanganya keluar jendela.
Brotus hanya terdiam sambil berusaha memikirkan apa yang baru saja Anma katakan.
" Lalu... Apa untungnya untukku membawa seluruh pelayan wanita milikmu? Jika aku mau memuaskan nafsuku sendiri, aku bisa dengan mudah pergi ke tempat lain dengan mudah seperti yang aku lakukan di tempat ini. Jika kamu bisa memikirkannya lagi, apa kegunaan mereka selain dari pekerjaan sehari hari dan pemuas *****? Mereka hanyalah beban. Mereka dapat dengan mudah aku korbankan jika ada seorang yang berusaha membunuhku atau hal hal buruk lainnya. Oleh karna itu, aku harap kamu memikirkan kembali apa yang akan kamu pilih. " Anma berbicara tanpa memperhatikan Brotus yang ada di belakang tubuhnya.
Brotus kembali berfikir mengenai perkataan Anma tadi. Namun semakin dia memikirkan kemungkinan yang akan terjadi, ia justru bersiap merapalkan sebuah mantra untuk membunuh Anma.
" Dan jika kamu berusaha membunuhku dalam kondisi saat ini, kamu akan aku siksa hingga mati dan kembali menghidupkan mu lalu kembali menyiksamu hingga aku puas. " Anma mebalikkan tubuhnya dan menatap Brotus yang terlihat gelisah.
" A... Tidak... Tidak mungkin saya berfikiran seperti itu. Jika itu terjadi, mungkin tuan Rob akan melakukan hal yang sama seperti yang tuan katakan jikalau saya benar benar membunuh tuan. " Brotus melambaikan kedua tangannya disaat pentagon sihir yang ada di bawah kaki Anma mulai memudar.
" Tindakan yang bijak jika kamu menuruti kemauan ku. Sekarang aku akan pergi untuk mengurus salah satu tamu yang aku bicarakan. Aku akan sangat berterima kasih jika kamu masih hidup sampai sore nanti. Dan jika itu terjadi, aku harap kamu memilih sebuah pilihan yang bijak, Brotus. " Anma menepuk pundak Brotus dan mengambil benda yang ia tunjukkan pada Brotus.
Brotus kembali terkejut ketakutan disaat Anma mengatakan bahwa ia akan mengurus salah satu tamu yang tadi di bicarakan. Mengingat kekuatan dari Rob yang merupakan teman Anma saja sudah cukup kuat, lalu bagaimana dengan Anma dan tamu itu sendiri.
" Brotus.... Semoga kamu memilih pilihan yang tepat " Anma kembali melewati Brotus dan kemudian menghilang tepat didepan jendela ruangan Brotus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments