Di suatu tempat yang jauh dan gelap. Perlahan Alpa membuka kedua matanya.
" Akh.... Energi ini.... Ini pasti.... Tuan pasti telah kembali! " Kata Alpa sambil membuka matanya.
* Brak.... Brak.... Brak...!! *Alpa mencoba melepaskan tangannya dari sesuatu yang mengikatnya
" Akh..... Dimana aku berada saat ini? " Kata Alpa sambil mencoba melihat area di sekelilingnya.
Di tempat ia berada saat ini, ia melihat sebuah pasak besi menancap di seluruh tangan dan kakinya. Dari yang ia lihat, pasak itu di ikatkan dalam sebuah rantai besi yang di ujungnya tertancap sebuah benda bulat dengan sebuah lingkaran sihir. Selain itu, ia juga melihat pasak pasak raksaksa yang ada di atas kepalanya.
* Brak.... Brak.... Brak... * Alpa kembali mencoba melepaskan pasak pasak yang menancap di seluruh bagian tangan dan kaki miliknya.
" Tuan!! Tuan!!! Aku... Aku harus kembali bertemu dengan tuan!!! " Teriak Alpa sambil mencoba menghancurkan semua pasak dan rantai yang mengikat pada tubuh aslinya.
Ketika Alpa mulai membuat kebisingan, prajurit datang menghampirinya
" Ini.... Ini... Ini tidak mungkin!!! Kalajengking itu seharusnya sudah mati!! Tapi...tapi kenapa ia bisa hidup kembali " Teriak prajurit itu di depan jeruji besi tempat alpa berada.
" Akh.. Berisik " Kata Alpa setelah menyemburkan racun dari ujung sengatnya.
"A....!!!!!" Teriak prajurit itu ketika tubuhnya mulai meleleh.
Alpa yang melihat hal itu, langsung menggunakan racun miliknya untuk mencoba melelehkan pasak pasak yang menancap pada tubuhnya.
* Sro......st * Alpa menyemprotkan racunnya ke seluruh tubuh miliknya.
" Akh.... Sial.... Pasak dan rantai ini pasti bukan pasak dan rantai yang normal " Kata Alpa setelah melihat pasak pasak dan rantai yang telah di semburkan racun, tidak meleleh.
Tidak lama setelah teriakan dari prajurit tadi, sekelompok prajurit datang menghampiri asal teriakan itu. Sekelompok prajurit itu terkejut karena alasan yang sama seperti prajurit tadi.
Merasa bahwa ancaman mengerikan telah terbangun, salah seorang prajurit langsung berlari dan meninggalkan tempat itu. Sementara prajurit yang lain berjaga tidak jauh dari tempat mereka semula.
" Tuan!!! Tuan kokti!!! Tuan kokti!!! Apakah ada yang melihat tuan kokti? " Teriak seorang prajurit sambil berlari mengelilingi sebuah bangunan.
" Prajurit!!! Apa yang terjadi!!! Kenapa kamu berteriak di tengah malam seperti ini!! " Kata seorang dengan panggilan kokti yang keluar dari dalam sebuah ruangan.
Seorang bernama Kokti memiliki tubuh bulat dan tidak terlalu tinggi. Ia memakai sebuah baju tidur berwarna merah yang bagian pengikutnya belum terikat kencang. Dengan bentuk tubuh yang tinggi bulat yang sama sepeti bentuk mukanya, kokti terliah seperti seekor babi yang memakai baju penyihir.
" Maaf.... Maaf... Maafkan aku tuan kokti!! " Kata prajurit itu sambil menghela nafas.
" Ada apa sayang? Apakah prajurit itu sedang mendengarkan permainan antara kau dan aku? " Kata seorang berambut pirang yang memngusap dagu kokti dengan tangannya
" Ano.... " Prajurit itu langsung mengalahkan pandangannya ke arah wanita berambut pirang itu.
" Jadi, prajurit? Apa yang akan kamu katakan? " Kata Kokti sambil mendekatkan wajahnya ke wajah prajurit tadi.
Setelah prajurit itu menjelaskan hal yang dilihat olehnya, wajah Kokti langsung berubah ketakutan. Kokti yang ketakutan langsung menyuruh prajurit tadi untuk memperketat pengamanan untuk ruangan Alpa. Setelah mengganti baju yang ia pakai, Kokti berlari menuju sebuah ruangan untuk mengambil sesuatu.
" Nah, ini dia. Semoga kamu masih berguna seperti saat pertama kali kamu di gunakan " Kata Kokti sambil membuka sebuah peti berisi sebuah kepala perempuan yang masih segar seakan akan kepala itu penggal beberapa saat yang lalu.
......................
Di depan gerbang menuju penjara Alpa, sebuah pasukan berisi prajurit, penyihir, pendeta dan bebrapa monk sedang bersiap menghadapi kemurkaan Alpa.
* Brak.... Brak.... Brak...!!! * Alpa mencoba membuka pintu yang telah dilapisi oleh sebuah sihir.
" Me....nying....kir...lah!!!!! " Teriak Alpa sambil menendang keras pintu sihir itu menggunakan tubuh manusia miliknya.
* Reketek...!!!! Brek...!!! Brek...!!! * Suara dari otot otot yang diremaakan Alpa terdengar cukup keras dari balik kepulan asap akibat dari pintu yang hancur.
" Prajurit!!! Apakah kamu bercanda?!!! Dia hanyalah manusia!!! Kenapa kamu bilang bahwa dia adalah kalajengking raksaksa yang melegenda itu?!!!! " Teriak Kokti di belakang para prajurit yang bersiap menghadapi pertarungan.
" Mengenai itu... Kami tidak tahu tuan. " Kata salah seorang prajurit.
" Dasar bodoh!! Karna kalian, aku harus membuang waktuku untuk hal yang tidak berguna!! " Kata Kokti sambil melemparkan kotak yang ia bawa pada salah sorang prajurit yang menjawabnya tadi.
" Brak!!! " Kotak itu menghantam kepala prajurit itu hingga kepala prajurit itu mengeluarkan darah.
Bersamaan dengan terbukanya kotak itu setelah menghantam kepala salah seorang prajurit, sebuah kepala yang ada di dalamnya terlempar dan menggelineding ke arah Alapa.
Alpa yang penasaran mengenai benda yang menggelinding ke sekitarnya pun perlahan mendekatinya.
" Hey kamu!!! Cepat kembalikan kepala itu ke kotaknya!!! Atau kamu akan Terima akibatnya " Teriak Kokti tanpa tahu bahwa Alpa adalah sosok kalajengking yang dimagsudkan.
" Se..... Se.... Sese!!!!!! " Teriak Alpa setelah melihat sebuah kepala yang telah terpotong.
Sebuah aura hitam beserta gelombang energi mulai berkumpul di sekitar Alpa.
" Guaaaaaaar...... " Ledakan energi dari tubuh Alpa keluar bersamaaan dengan amarah yang ada dalam dirinya.
Semua pasukan yang melihat perubahan Alpa, langsung berniat lari dari posisinya. Namun karna adanya Kokti, pasukan yang berjaga itu hanya bisa berdiri dengan kaki yang gemetaran.
" Tunggu apa lagi kalian?!!! Cepat binasakan makhluk itu!!!!" Teriak Kokti pada pasukan yang berjaga.
Seluruh pasukan itu mulai maju dan mencoba membinasakan Alpa.
* Guaaaaaaar......!!!! Srosot!!!! * Alpa menggunakan teriakannya untuk menghentikan prajurit yang mendekat ke arahnya sambil menembakkan racun yang ia miliki.
Dengan sebuah efek kaku yang di alami para prajurit itu, hampir separuh prajurit dari pasukan yang menyerang Alpa pun meleleh hingga membuat sebuah gunpalan aneh.
Namun berkat sebuah mantra perlindungan yang dibuat oleh para penyihir, pasukan pertahanan yang tersisa berhasil selamat.
Pasukan yang selamat itu hanyalah pasukan penyihir, pendeta dan monk.
Melihat situasi yang tidak menguntungkan, Kokti berusaha pergi dan melarikan diri dari tempatnya berada.
" Dasar para tetua sampah!!!! Seharusnya mereka mengatakan bahwa monster itu bisa berubah wujud!!! " Kata Kokti sambil berlari dengani terbirit birit.
* Swush * Alpa yang semula berada di depan pintu gerbang, kini telah berada di depan kokti yang sedang berlari.
" Kamu!! Kamu yang telah membunuh Sese!!! Kamu!!! Kamu harus bertanggung jawab pada tuanku!!!! " Kata Alpa di hadapan Kokti.
Kokti yang ketakutan hanya bisa terdiam dengan tubuh yang terduduk lemas tanpa tenaga
* Crost!!!! * Alpa memenguantamkan sengat raksaksa nya ke tubuh Kokti dan membuat tubuh Kokti meledak seketika.
Melihat tuannya telah di binasalakan, para pasukan yang berjaga tadi mulai berhamburan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.
Masing masing dari mereka tidak memperdulikan satu sama lain dan berusaha pergi dari ruangan itu secepatnya.
Ada beberapa orang yang terjatuh dan terinjak injak karena orang orang itu saling berlarian tanpa tahu tujuan mereka.
" Sesuai kata tuanku, aku harus menlenyapkan orang orang yang telah menyakitiku " Kata Alpa setelah mengingat salah satu pesan dari Anma ketika ia telah berevolusi.
"Guaaaaaaar......!!! Bam.....!!!! Bam!!!!!! Slash!! Bam!!!!!" Alpa mulai menyerang pasukan pertahanan yang tercerai berai.
Alpa menghantamkan capit besarnya secara brutal tanpa berbelas kasihan. Ekor miliknya ikut dikibaskan sambil beberapa kali menyemprotkan racun miliknya. Di dalam area itu, Alpa menyerang para pasukan itu dengan membabibuta. Serangan demi serangan yang ia lakukan bersifat brutal dan mematikan.
* Booom!!!!!! * sebuah serangan akhir dari Alpa membuat bangunan tempatnya berada mulai retak dan runtuh secara bertahap.
Dengan semua hal yang telah ia lewati, Alpa tidak takut akan kematiannya. Ia justru mulai mengambil kotak yang telah dilempar Kokti tadi untuk memasukkan kepala Sese kembali.
" Sese..... Maaf..... Maafkan aku.....!!! Aku.... aku harap... aku harap tuan bisa menganpuniku " Alpa memeluk kotak berisi kepala Sese disaat bangunan tempatnya berada mulai hancur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments