"Sebaiknya, anda memeriksa kandungan anda ke rumah sakit. Saya akan memberikan surat rujukan untuk dokter obgyn. Sepsis yang anda derita juga, sebaiknya mendapat penanganan yang cepat dan tepat. Belum lagi detak jantung janin yang lemah. Kehamilan anda, benar-benar beresiko tinggi!" Ceramah bidan puskesmas panjang lebar untuk Sandra, saat gadis itu memeriksakan kandungannya bersama Karmen.
Sandra hanya mengangguk dengan buliran air mata yang mendesak, memaksa untuk keluar. Nafasnya sesak, menahan gejolak yang menyerbu perasaannya.
Karmen berjalan menghampirinya, dan memeluknya. Memberikan semangatnya untuk Sandra.
"Kenapa hidup gue jadi kaya gini, Men? Udah hamil tanpa suami, sekarang gue di diagnosis sepsis. Belum, bayi gue..." Isak Sandra.
"Memangnya sepsis yang di derita sahabat saya, penyebabnya apa Bu Bidan?" Tanya Karmen.
"Itulah sebabnya, saya menganjurkan Bu Sandra untuk memeriksakan diri ke rumah sakit besar. Disana, banyak dokter spesialis yang lebih faham untuk menangani kasus pasien!" Tutur bidan.
Keduanya mengangguk, seolah memahaminya.
*****
"Aku mau es krim lagi!" Rengek Rhibie.
Eldanno yang sedang bekerja di depan laptopnya, menghentikan aktivitasnya sejenak.
"Lagi? Apa kamu gak kenyang, Bie? Belum setengah jam kamu udah lima kali memintanya. Sampai-sampai, aku harus kerja disini. Gara-gara cape bolak-balik terus, ngambil es krim buat kamu!"
"Siapa suruh aku di kurung terus?"
"Sudah kuduga, kamu hanya ingin mengerjaiku. Biar aku cape, dan ngizinin kamu keluar. Dasar kelinci binal!"
"Apa?? Kamu mengataiku kelinci binal? Dasar tukang cabul!"
"Iya. Saat di diemin kayak gini, kamu emang terlihat imut dan menggemaskan. Tapi kalau udah di ranjang, kamu buas!"
"Eldaaannn!!" Teriak Rhibie seraya melempar bantal sofa.
Eldanno pun tergelak tertawa, seraya terpingkal-pingkal. Hatinya begitu puas, menggoda Rhibie.
Seketika, tawanya terhenti dengan tiba-tiba saat menyadari sesuatu.
"Eldan?? Darimana kamu tahu namaku, Bie?" Eldanno menatap heran ke arah Rhibie.
"Hah??... Aku..."
Tok... Tok... Tok...
Interogasi Eldanno terhadap Rhibie pun terhenti, saat mendengar suara ketukan di pintu kamarnya.
"Kamu diem disini, jika tak ingin mendapat hukuman!!" Ancam Eldanno. Dan mengecup bibir Rhibie. Kemudian bangkit menuju pintu.
"Ada paket" Ucap Baghal.
"Paket?? Perasaan gue gak belanja online kayaknya" Eldanno mengerutkan keningnya, bingung.
"Coba lo temuin dulu kurirnya!"
"Bie, aku ke bawah sebentar!" Pamit Eldanno pada Rhibie.
"Baliknya bawain es krim!" Teriak Rhibie.
Eldanno pun mengangguk dan menutup pintunya. Tak lupa, ia menguncinya.
Jessie menatap tajam ke arah Eldanno saat pria itu menuruni tangga. Seribu pertanyaan berseliweran di kepalanya. Ada apa dengan pria ini? Kenapa sikapnya berbeda dengan Baghal dan Axelle. Pria ini selalu mengunci pintu kamarnya, setiap kali dia keluar. Begitupun saat dirinya sedang berada di kamar.
Jessie menatap pintu kamar Axelle yang di biarkan terbuka. Pria yang satu ini tak pernah peduli dengan kamarnya. Tatapannya beralih pada pintu kamar Baghal. Sering tertutup sih, tapi gak seketat kamar Eldanno. Gadis itu menarik nafasnya. Mencoba mengambil kesimpulan, menurut logikanya sendiri.
"Apa yang kau lihat?"
Jessie begitu tersentak, saat Eldanno sudah ada di hadapannya tanpa ia sadari. Dengan cepat, gadis itu menggeleng.
Eldanno pun melanjutkan langkahnya menuju teras rumahnya. Disana sudah ada dua kurir dari dua jasa pengantar barang yang berbeda, sedang menunggunya.
"Rumahnya Bapak Eldanno Ziggy Abraham?" Sapa salah satu si Kurir.
"Ya, saya sendiri!"
"Total pembayarannya, 24.567.800 rupiah" Ucap si Kurir seraya menyerahkan tujuh paket berbagai ukuran.
"Apa?? Tapi saya gak pesan barang, Mas!"
"Tapi ini benar nama anda 'kan? Ini alamatnya benar kok, Pak!"
Eldanno memeriksa nama si penerima. Dari tujuh paket yang di berikan Kurir itu, jelas sekali namanya tercantum disana.
Eldanno mengusap wajahnya kasar seraya berfikir, berusaha keras untuk mengingat pesanannya. Tapi dia yakin, jika dirinya tak melakukan transaksi apapun.
"Ini total pembayaran yang harus anda bayar sama saya!" Ujar si Kurir yang satunya lagi, seraya memberikan layar ponselnya. Di situ tertera angka 2.345.000 rupiah, dari akumulasi seluruh harga paketnya. Tak lupa, si Kurir pun menyerahkan tiga belas paket yang berbeda ukuran pula. Membuat Eldanno serentak mendesah frustrasi.
Tin... Tin...
Belum hilang kebingungan yang di hadapi Eldanno. Tiba-tiba sebuah mobil box datang seraya menekan klakson di depan rumahnya.
"Paket..." Seru si Kurir dengan logat khas-nya.
"RHIBIIIIIEE!!!" Teriak Eldanno, geram.
Jessie yang sedang membuat kopi untuk Axelle, seketika terperanjat ketika mendengar suara teriakan yang menyebut nama sahabatnya. Dengan tergesa, Jessie berlari menuju sumber teriakkan.
Namun di ruang tengah, Axelle lebih cepat mencegahnya. Dan menarik gadis itu untuk ikut duduk di sofa.
"Lepasin!! Aku mendengar Pak Eldanno memanggil Rhibie. Aku mau melihatnya!" Teriak Jessie seraya meronta.
"Sssstt!! Oke, aku akan ceritakan semuanya. Tapi janji, kamu harus diam dan tenang! Satu lagi, jangan berisik!" Bisik Axelle seraya menempelkan jari telunjuk di bibirnya.
"Katakan, Kak Axelle! Apa yang sebenarnya terjadi??" Seru Jessie, keras.
"Kamu bisa diajak kerja sama gak, sih?" Tanya Axelle, kesal.
"Aku akan cerita. Dengan syarat, kamu harus diam!" Sambung Axelle, melemah.
Dengan ragu-ragu, Jessie pun mengangguk pelan. Matanya masih menodong ke arah Eldanno yang masih di kerumuni para Kurir. Terlihat beberapa anak buahnya menghampiri dengan tergopoh-gopoh.
Eldanno mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya. Lalu menyerahkannya pada Eza, orang suruhan Eldanno. Pria itu merupakan orang yang paling dekat hubungannya dengan sang Majikan, di banding yang lainnya. Eza sudah sering di tugaskan untuk melakukan transaksi tarik tunai dari kartu debitnya.
Axelle mengikuti arah tatapan Jessie. Kemudian beralih pada gadis yang ada di hadapannya.
"Jangan menatapnya! Lihat mataku saja! Jika kamu ingin tahu keberadaan sahabatmu!" Ucap Axelle kemudian dengan suara yang berbisik.
Axelle mulai bercerita pada Jessie dengan panjang lebar, dari awal mula Eldanno bertemu dengan Rhibie. Bagaimana Rhibie yang terus berontak, memintanya untuk pulang. Hingga hari ini, Rhibie yang nampak mulai berdamai dengan sosok Eldanno.
Jessie menutup mulutnya. Buliran air mata menderai di pipinya sejak tadi. Dirinya begitu shock, mendengar apa yang terjadi pada sahabatnya. Demi mereka, Rhibie rela berjualan hingga kelelahan. Dan akhirnya, gadis itu harus di sekap orang yang tak dikenalnya. Hanya karena satu kesalahan, yaitu numpang beristirahat di rumah orang tanpa permisi.
"Kau!! Dimana ka.... Uummm..." Jessie berteriak, saat Eldanno masuk ke dalam rumah. Dia tak bisa menahan emosinya. Namun belum sempat, gadis itu menuntaskan makiannya. Dengan cepat, Axelle membungkam mulut Jessie dengan tangannya.
Tak tinggal diam, Jessie pun meronta sekuat tenaga. Dia ingin berteriak sekencang-kencangnya untuk memaki Eldanno. Jessie menarik-narik tangan Axelle yang menutup mulutnya. Hingga menyikut perut pria itu karena kesal.
Dan tangan Axelle pun berhasil terlepas dari mulutnya.
"Dia itu, penja.... Ummm!!"
Axelle kembali membungkam mulut Jessie. Tapi kali ini, dia menggunakan mulutnya sendiri. Dan menghimpit tubuh Jessie di sofa. Membuat gerakan gadis itu terkunci di pelukannya.
Eldanno yang lewat di hadapan mereka, seketika menoleh kearah dua manusia yang seolah sedang saling bercumbu mesra di ruang tengah.
"Gak ada kamar, Xell?" Komentarnya. Dan berlalu menuju kamarnya. Diikuti tiga anak buahnya yang mengangkut puluhan paket misteriusnya.
"Lepasin sahabat gue, brengsek!!" Teriak Joanna dan memukul Axelle dengan brutal, menggunakan bantal sofa.
Seketika, Axelle pun melepaskan ciumannya. Dan menoleh ke arah Joanna yang sedang nge-Rap dengan kecepatan 120 km per jam, memaki dirinya. Axelle kembali menatap gadis yang ada di bawah tubuhnya. Dan,
Tcuhh!!
Ludah Jessie mendarat kental di wajahnya.
"JOANNA...!!! Mana kopi-ku??" Teriak Baghal dari ruang kerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
sandi
pakeeetttt!!!!! 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-01
2
Asma Susanty
jessie beneran nggak bisa di ajak kerja sama nihh , harusnya diam2 aja ,biar kalau eldan lengah ,kamu bisa naik ke kamar ribhie.......
2021-09-20
4
Diana Zahira
Axelle modus ni thor
2021-09-19
2