Firasat

Sesampainya di rumah, Jessie dan Joanna meregangkan tubuhnya yang terasa remuk. Sandra dan Karmen segera menyiapkan makan malam. Mereka sudah bisa menebak, jika dua pejuang itu pasti kelelahan disertai perut yang lapar.

Dan tebakan mereka akurat 100%!

Keempatnya duduk di lantai yang beralaskan karpet sederhana. Mengelilingi makanan yang tersaji di hadapannya.

Jessie baru saja menaruh secentong nasi di piringnya. Tiba-tiba saja dia di ganggu dengan nada dering teleponnya sendiri.

Arya memanggil....

"Hallo, Ya!"

"Jess, lo udah balik belom?"

"Udah, sih. Barusan banget. Ya, sorry! Motor, lo yang jemput ya, kesini! Cape banget gue nganterinnya!" Pinta Jessie setengah merengek.

"Ya udah, gak apa-apa. Gue kesana sekarang!"

Percakapan pun diakhiri.

Sambil menunggu Arya, mereka pun melanjutkan acara makan malam seadanya. Seperti biasa, Sandra dan Karmen tidak langsung menyerang mereka dengan pertanyaan. Mereka faham betul, jika Jessie dan Joanna butuh waktu sejenak untuk mengumpulkan tenaganya.

Tak berapa lama, Arya pun datang tanpa harus mengetuk pintu. Karena rumah mereka yang tak memiliki AC, di tambah dengan ruangan itu yang sempit. Akan terasa sangat pengap ketika diisi banyak orang. Sebab itulah mereka membiarkan pintunya terbuka, agar hawa sejuk dapat masuk ke dalam rumah kecil itu.

"Masuk, Ya! Ayo makan bareng!" Ajak Karmen. Lalu menyodorkan piring kosong untuk Arya.

"Beneran nih, gue boleh makan? Emang stok beras kalian, banyak?" Tanya Arya yang ragu-ragu. Bukan berarti dirinya menolak jamuan mereka. Hanya saja pria itu faham betul, bagaimana kehidupan para gadis di rumah itu.

"Ada lah, buat makan seminggu kedepan! Ayo buruan makan, jangan khawatir!" Sahut Sandra seraya mengelus perut buncitnya. Dimana isinya, bukan cuma nasi yang baru dimakannya saja.

"Kalian gak makan?" Tanya Arya seraya mengambil nasi.

"Baru juga kelar" Sahut Joanna seraya bersantai, selonjoran melepas lelah

"Gimana hasilnya?" Tanya Arya yang penasaran dengan hasil pencarian dari para gadis yang nampak sedang kelelahan itu.

Jessie dan Joanna pun mulai bercerita, tentang apa yang mereka alami hari ini. Menceritakan pada Karmen dan Sandra saat meminjam motor Arya. Tak lupa, Jessie menceritakan bagaimana motor Arya yang sudah terisi bensin sampai full tank.

Serempak anak muda di rumah itu terbahak-bahak mendengar cerita dari Jessie. Sedangkan Joanna hanya mendengus tak suka, saat mendapat olok-olokan dari teman-temannya.

"Eh, asal kalian tau ya! Gue lakuin itu demi Rhibie!" Ketus Joanna membela diri.

"Iya, iya, gue faham!" Ujar Arya. Namun tawanya tak bisa berhenti begitu saja.

Terakhir, Jessie dan Joanna menceritakan tentang motor milik Rhibie yang terparkir di rumah besar itu. Hingga menyeret keduanya ke kandang buaya.

"Jadi, lo besok mulai kerja?" Tanya Karmen sedikit lesu.

"Iya. Sambil kerja, kita akan selidiki kenapa motor Rhibie sampai ada disitu. Mungkin ini akan sedikit lama dan menyita waktu!" Sahut Joanna.

"Sorry, guys! Bukan maksud gue untuk ninggalin kalian. Tapi mau gimana lagi?" Jessie berucap lirih. Hatinya merasa dongkol seketika, saat terngiang ucapan pria menyebalkan tadi.

Andai dirinya memiliki kekayaan setengah dari negara ini. Ingin rasanya, Jessie membuat pulau pribadi dan mengisinya dengan binatang buas. Lalu melempar pria itu ke pulau tersebut.

Jessie mengadu kekesalannya pada bantal yang di peluknya. Meremas kesal pada benda empuk itu. Seakan bantal itu adalah Axelle.

Jangan heran! Kenapa di ruang tengah, sambil makan pula, kok ada bantal? Karena rumah itu sempit, dan hanya memiliki satu kamar saja. Jadi tak heran, setiap jengkal dari rumah itu adalah tempat tidur.

"Iya gak apa-apa, Jess! Gue faham, kok! Lo gak usah tak enak hati berlebihan gitu!" Ucap Sandra seraya mengelus punggung gadis itu. Dirinya sama sekali tak tahu akan kekesalan yang tengah dirasakan oleh Jessie.

Jessie hanya melirik sekilas ke arah Sandra, tanpa ingin mengatakan unek-uneknya.

"Gue jadi khawatir, takut mimpi gue jadi kenyataan" Gumam Arya yang baru menyelesaikan makannya.

"Emang, lo mimpi apa?" Tanya Karmen seraya membereskan kembali sisa makan malamnya. Merapihkan ruangan itu seperti sedia kala.

"Seminggu yang lalu, gue mimpi Rhibie di makan buaya. Sumpah, itu mimpi serem banget! Sampai-sampai, gue nangis pas terbangun" Tutur Arya seraya menyandarkan tubuhnya ke dinding di belakangnya. Angannya masih berkutat dengan wajah Rhibie yang berteriak minta tolong. Namun dalam mimpi itu, Arya tak mampu untuk menyelamatkan gadis yang dicintainya.

******

Eldanno masuk ke kamarnya. Dan mendapati ruangan itu kosong. Tak berapa lama, terdengar suara gemericik air dari balik kamar mandinya.

Eldanno tersenyum dan menaruh barang bawaannya di atas meja. Lalu berjalan ke arah kamar mandi. Melepas pakaiannya, dan masuk ke dalamnya.

Rhibie yang sedang asyik membersihkan tubuhnya di bawah shower, seketika terperanjat saat ada seseorang yang memeluk tubuh polosnya dari belakang dan meremas dua bantalan bulat di dadanya.

"Please, jangan sekarang!" Tolak Rhibie setelah mengetahui siapa yang datang.

"Katakan padaku! Bagaimana caranya, agar aku bisa menahan diri dari tubuh cantikmu yang menggoda?" Ucap Eldanno dengan suara berbisik di telinga Rhibie. Kemudian melu**t telinga itu, dan menggigitnya lembut.

"Tapi tadi pagi, udah 'kan? Masa sekarang, aku mau di pake lagi?" Ucap Rhibie dengan bulu roma mulai meremang, pertanda tubuhnya merespon sentuhan-sentuhan lembut dari Eldanno.

Namun sepertinya pria itu seakan tak memiliki pendengaran untuk merespon protes dari mulut Rhibie. Eldanno justru melahap lembut bibir ranum itu. Menjelajahi setiap kenikmatannya. Kecupannya mulai turun, mengecup basah setiap jengkal tubuh Rhibie. Sesekali, ia meninggalkan beberapa jejak merah pada bagian yang dikehendakinya.

Eldanno menggendong gadis yang tak bisa melawan itu, dan mendudukkannya di atas kloset. Kemudian dirinya berjongkok menghamba, dibawahnya. Memainkan selaput lembut milik Rhibie dengan mulut dan lidahnya. Hingga tubuh gadis itu merespon atas perlakuannya.

"Ssshh... Sayang! Emmmhh..." Desah Rhibie seraya meremas rambut Eldanno tanpa sadar.

Eldanno menghentikan aktivitasnya sejenak untuk menengok wajah Rhibie saat ini. Kemudian ia mengembangkan senyumannya, gemas.

Dengan cepat, Rhibie melepaskan tangannya dari rambut Eldanno dan menutup mulutnya. Tersadar dari apa yang baru saja diucapkannya.

"Jangan di tahan, Sayang! Lepaskan saja!" Ucap Eldanno syahdu, seraya menarik tangan Rhibie yang masih membungkam mulutnya sendiri.

"Apaan, sih?!" Ketus Rhibie seraya menepiskan tangannya.

Mulut, sialan! Ngapain juga coba, harus ngeluarin suara yang gak jelas...

Batin Rhibie seraya menyentil bibirnya sendiri pelan. Bahkan, gerakannya nyaris tak terlihat.

Eldanno hanya tersenyum melihat wajah Rhibie yang memerah seperti kepanasan. Lalu melanjutkan aksinya untuk kembali menstimulasi gadis itu. Terakhir, dia meninggalkan jejak merahnya pada selangk*ngan Rhibie. Sebelum hendak memasukinya.

Namun tiba-tiba, perhatiannya teralihkan saat Rhibie terlihat tak nyaman. Gadis itu menggaruk-garuk bagian-bagian tubuhnya yang mulai memerah disertai bentol-bentol.

"Bie, kamu kenapa?" Tanya Eldanno khawatir.

"Kayaknya alergi aku kambuh, nih!" Sahut Rhibie yang tak berhenti menggaruk.

"Kamu alergi air?

"Cih, alergi air lagi! Dikira aku duyung, apa?"

"Bisa jadi! Apalagi kamu 'kan, cantik!" Goda Eldanno seraya memeriksa bentolan di kulit mulus gadis itu.

"Aku alergi udara dingin. Jadi, aku gak bisa berlama-lama mandi dengan air dingin!"

"Apa kamu udah selesai, mandinya?"

Rhibie mengangguk, menjawabnya.

Eldanno mengambil dua handuk yang menggantung. Satu handuk, ia lilitkan di pinggangnya. Dan yang lainnya, ia gunakan untuk mengeringkan tubuh Rhibie. Kemudian membungkus tubuh gadis itu seperti bayi. Dan membawanya ke tempat tidur.

Eldanno menurunkan Rhibie dari pangkuannya dengan hati-hati. Menarik handuknya dan menggantinya dengan selimut.

"Tetap dalam selimut, jangan dulu pakai baju biar hangat! Aku mau mandi dulu!" Pesan Eldanno dan berlalu, kembali ke kamar mandi. Meninggalkan Rhibie yang masih terbungkus selimut, mirip bayi yang dibedong.

Terpopuler

Comments

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

firasatmu bnr arya rhibie emng dmkn buaya tp buayany darat

2021-12-20

2

sandi

sandi

aduuuhhhhh ky w u bie,,, ga kuat dingin terus merah and bentol semua ni badan. ga bakat jd org kaya y jln2 nya k eropa y dingin!!! 😅😅😅😂😂😂😂

2021-10-01

3

Wiski zoe

Wiski zoe

semangat thor💪

2021-09-15

2

lihat semua
Episodes
1 Who They Are?
2 Tragedi Yang Tragis
3 Aku Harus Apa?
4 Gadis Bernyali
5 Buaya
6 Tebak Namaku!
7 Dilema
8 Pengorbanan Joanna
9 Melamar Pekerjaan
10 Firasat
11 Mulai Tahu Tentang Rhibie
12 Aku Tahu, Siapa Kamu
13 Kenapa Dengan Rhibie?
14 Kurang Tidur?
15 Paket Misterius
16 Maaf!
17 Tak Pantas Dicintai
18 Mulai Berubah
19 Dia Gak Tahu
20 Rencana
21 Sendirian
22 Sudah Sah
23 GPS
24 Gak Amanah
25 Gara-gara Kamu!
26 Kehamilan Rhibie
27 Akhirnya Bertemu
28 Benih Aneh
29 Kabar Dari Papa
30 Gak Rela
31 Sejuta Rindu Untukmu
32 Pelatih Yang Tak Bermain
33 Tak Ingin Berpisah
34 Provokasi
35 Amarah
36 Trauma Yang Terulang
37 Ganjaran Yang Tak Adil
38 Adik Kecilku
39 Tuntutan Menyebalkan
40 Menantang
41 Partner Busuk Yang Ideal
42 Tangan Dingin
43 Salah Faham
44 Mimpi Yang Terwujud
45 Pembalasan
46 Kecewa
47 Kena Mental
48 Hal Yang Tak Biasa
49 Di Atas Normal
50 Belajar Dari Pengalaman
51 Misi Menyelamatkan Eldanno
52 Misi Menyelamatkan Eldanno Part 2
53 Ancaman Untuk Rhibie
54 Satu Nyawa
55 Papa Pelindung
56 Ending
57 (Season 2) Rencana Kejutan
58 Kenyataan Pahit
59 Kelakuan Wanita Hamil
60 Kehadiran Orang Tak Diundang
61 Pemarah Yang Merepotkan
62 Menghindar
63 Mengurai Fitnah
64 Hukuman Yang Menyesakkan
65 Pria Menyebalkan
66 Membayar Ganti Rugi
67 Cucu Kecil Yang Nakal
68 Kuat Iman
69 Menggemaskan
70 Jalan Terbaik
71 Bertemu Bu Siti
72 Semoga Kalian Bahagia!
73 Jangan Lupakan Aku!
74 Perusak
75 Jangan Menolak!
76 Menyaksikan Mereka Dalam Persembunyian
77 Feeling
78 Gara-gara Makan Rujak
79 Diluar Rencana
80 Antara Cinta Dan Benci
81 Malaikat Penyelamat
82 Baby Alea
83 Menunda Momongan
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Who They Are?
2
Tragedi Yang Tragis
3
Aku Harus Apa?
4
Gadis Bernyali
5
Buaya
6
Tebak Namaku!
7
Dilema
8
Pengorbanan Joanna
9
Melamar Pekerjaan
10
Firasat
11
Mulai Tahu Tentang Rhibie
12
Aku Tahu, Siapa Kamu
13
Kenapa Dengan Rhibie?
14
Kurang Tidur?
15
Paket Misterius
16
Maaf!
17
Tak Pantas Dicintai
18
Mulai Berubah
19
Dia Gak Tahu
20
Rencana
21
Sendirian
22
Sudah Sah
23
GPS
24
Gak Amanah
25
Gara-gara Kamu!
26
Kehamilan Rhibie
27
Akhirnya Bertemu
28
Benih Aneh
29
Kabar Dari Papa
30
Gak Rela
31
Sejuta Rindu Untukmu
32
Pelatih Yang Tak Bermain
33
Tak Ingin Berpisah
34
Provokasi
35
Amarah
36
Trauma Yang Terulang
37
Ganjaran Yang Tak Adil
38
Adik Kecilku
39
Tuntutan Menyebalkan
40
Menantang
41
Partner Busuk Yang Ideal
42
Tangan Dingin
43
Salah Faham
44
Mimpi Yang Terwujud
45
Pembalasan
46
Kecewa
47
Kena Mental
48
Hal Yang Tak Biasa
49
Di Atas Normal
50
Belajar Dari Pengalaman
51
Misi Menyelamatkan Eldanno
52
Misi Menyelamatkan Eldanno Part 2
53
Ancaman Untuk Rhibie
54
Satu Nyawa
55
Papa Pelindung
56
Ending
57
(Season 2) Rencana Kejutan
58
Kenyataan Pahit
59
Kelakuan Wanita Hamil
60
Kehadiran Orang Tak Diundang
61
Pemarah Yang Merepotkan
62
Menghindar
63
Mengurai Fitnah
64
Hukuman Yang Menyesakkan
65
Pria Menyebalkan
66
Membayar Ganti Rugi
67
Cucu Kecil Yang Nakal
68
Kuat Iman
69
Menggemaskan
70
Jalan Terbaik
71
Bertemu Bu Siti
72
Semoga Kalian Bahagia!
73
Jangan Lupakan Aku!
74
Perusak
75
Jangan Menolak!
76
Menyaksikan Mereka Dalam Persembunyian
77
Feeling
78
Gara-gara Makan Rujak
79
Diluar Rencana
80
Antara Cinta Dan Benci
81
Malaikat Penyelamat
82
Baby Alea
83
Menunda Momongan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!