Pengorbanan Joanna

Belum sampai satu kilometer Jessie dan Joanna melajukan motornya. Tiba-tiba saja laju motor itu tersendat-sendat.

"Jess, bawa motornya yang bener dong!" Omel Joanna.

"Bukan salah gue, kali! Gak tau nih, motor kenapa? Apa karena udah butut kali, ya?"

"Haha... Jangan gitu, ah! Ini motor orang tau! Masih mending kita di pinjemin, gratis lagi!" Ceramah Joanna, namun diiringi tawa gelinya.

"Bentar, gue telpon yang punya dulu!" Ucap Jessie seraya memarkir motornya. Lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dan menekan kontak yang dituju.

Tak berapa lama, panggilan teleponnya terhubung.

"Ada apa?" Suara Arya diseberang sana.

"Ya, motor lo kok mati?"

"Oh iya. Sorry, gue lupa! Bensinnya habis tuh, kayaknya?"

"Lagian karburatornya pake mati segala. Gak jelas 'kan jadinya?!" Umpat Jessie dan mematikan panggilannya.

Kemudian gadis itu membuka tangki bensin. Dan taadaaa....! Benar saja, bensinnya persis kali di musim kemarau.

"Gimana jess?" Tanya Joanna.

"Ya, gimana lagi? Isi bensin lah!"

"Emang lo ada duit?"

"Hehe... Di saku lo ada berapa?"

Joanna pun menggeledah kantong di celananya. Dan hanya menemukan selembar uang sepuluh ribuan saja. Gadis itu mengacungkannya ke arah Jessie.

"Ya... Gue cuma punya lima ribu. Kalau kita beli bensin, gak ada buat jaga-jaga dong? Takutnya ban bocor atau lain-lain" Keluh Jessie.

"Eh, gimana kalau kita kasbon dulu. Di depan 'kan ada pom mininya si Deri. Gimana?" Usul Joanna.

Tanpa komentar lagi, Jessie langsung mengangguk menyetujuinya. Dan mereka pun mendorong motor Arya bersama-sama. Karena pom mini milik Deri berjarak beberapa meter lagi dari tempat mereka saat ini.

Sesampainya di tujuan. Beruntung orang yang di maksud sedang duduk anteng memperhatikan mereka sejak dari kejauhan.

"Hai Joanna!" Sapa Deri tersenyum manis, sembari merapihkan rambut ikalnya. Dan tak mengindahkan keberadaan Jessie. Karena sapaannya hanya di khususkan untuk Joanna saja.

Sedang gadis itu hanya membalasnya dengan senyuman malas.

Kalau lagi gak butuh sama nih orang, ogah kayaknya Joanna untuk membalas senyumannya.

"Der, boleh kasbon bensin gak? Boleh, ya!" Tanya Jessie dengan nafas ngos-ngosan.

Itu bukan nanya, Neng! Tapi maksa.

"Kalian kehabisan bensin, ya? Kasian banget, Joanna ku yang cantik ini harus dorong motor!" Gombal Deri dan menyentuh ujung dagu milik Joanna.

Dengan cepat, Joanna pun menepis tangan isengnya.

"Iya, cepetan dong! Mau kasih gak?" Seru Jessie tak sabar.

"Kalau buat Bebeb Joanna, gak usah kasbon. Gue kasih aja, gratis! Ya gak, Beb?" Kembali pria itu menggombal yang membuat Joanna harus menahan rasa inginnya, untuk meludah di rambut ikalnya.

"Cepetan dong, jangan basa-basi mulu!" Sahut Joanna.

"Tapi ada syaratnya!" Ujar Deri.

"Syarat apaan?" Jessie menggedikkan dagunya.

Dengan slengean, pria itu menunjuk salah satu pipinya sambil melirik ke arah Joanna.

"Ih, ogah gue harus cium lo!" Tolak Joanna mentah-mentah.

"Cuma satu kecupan doang, Beb! Masa sama calon pacarnya sendiri gak mau?" Celoteh Deri membuat Joanna tambah eneq.

"Tapi full tank, ya!" Sambut Jessie, sumringah. Sama sekali gak peduli dengan penolakan dari Joanna. Membuat Deri mengacungkan jempolnya dengan antusias.

"Jessie, apa-apaan sih lo? Gak asyik ah!" Bantah Joanna, kesal.

"Cuma satu kecupan doang, Jo! Ayolah, demi Rhibie!" Rayu Jessie seraya menahan tawanya.

"Lo aja yang lakuin, gue ogah!"

"Orang dianya mau sama lo. Buruan ah!" Paksa Jessi.

"Jessie nyebelin, ih!" Maki Joanna dan menoyor bahu sahabatnya.

"Ayo dong, Beb?" Deri menunjuk pipinya lagi.

"Ogah gue! Mending gue kasbon, daripada harus ngerelain bibir gue"

"Jo, sadar dong! Kita lagi darurat, nih. Lagian, bibir lo udah gak virgin 'kan? Ya... itupun, kalau lo sayang sama Rhibie" Ucap Jessie dengan penekanan yang konyol.

"JESSIE!!" Maki Joanna.

Jessie hanya tertawa, menanggapinya.

"Mau gak nih, bensinnya?" Tanya Deri lagi. Membuat nasib Joanna seperti di ujung tanduk.

"Ya udah, cepetan! Isi dulu bensinnya, jangan lupa full tank!" Akhirnya Joanna mengambil keputusan berani.

"Ingat! Demi Rhibie lho, ya!" Ujar Joanna dengan jari telunjuk mengarah ke Jessie, memperingatkan.

"Iya Beb, kiss dulu dong! Baru aku isi bensinnya"

"Enggak! Pokoknya isi dulu!"

"Kiss dulu, lah!"

"Ayolah, Jo! Cuma satu kecupan doang!" Ujar Jessie seraya membelakangi mereka. Dan menahan tawanya.

"Sialan lo, Jess!"

Dengan hati yang dongkol, Joanna pun mendaratkan kecupan sekilasnya di pipi Deri. Membuat pria itu membulatkan matanya, bahagia.

"Thank you!" Ujarnya, senang.

Joanna hanya mengernyitkan hidungnya, sebal. Seraya mengelap bibir dengan punggung tangannya.

Sesuai janjinya, Deri pun mengisi motor mereka full tank. Gratis!

"Thanks ya, Der!" Seru Jessie seraya menstarter motornya kembali.

"Dengan senang hati!" Sahut Deri seraya membungkukkan tubuhnya dengan satu tangan merentang. Dan tangan lain, dia tempelkan di dadanya.

"Hati-hati, Beb!" Sambungnya pada Joanna seraya melambai.

Joanna hanya mendecih sebal, menanggapinya.

Entah berapa jam mereka berkelana mencari Rhibie. Matahari sudah mulai condong di ufuk barat, pertanda hari mulai sore. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di sebuah warung di pinggir jalan.

"Mau pesan apa, Neng?" Tanya si Ibu warung.

"Es teh manis berapa, Bu?" Tanya Jessie.

"Tiga ribuan aja, Neng!"

"Iya, itu aja. Dua gelas ya, Bu!"

Si Ibu warung pun mengangguk. Dan mulai membuatkan pesanannya.

"Bu, rumah besar yang di depan, sekarang ada penghuninya, ya?" Tanya Joanna seraya menggigit bakwan hangatnya dengan tatapan mengarah pada rumah di sebrang jalan.

"Iya, Neng. Itu rumah pemilik penangkar buaya itu. Kalian udah tau 'kan, tentang kabarnya?" Sahut si Ibu seraya menyuguhkan minumannya.

"Oh, iya. Aku udah dengar Bu!"

"Ternyata pemiliknya masih muda-muda, Neng! Cakep-cakep lagi!" Tutur si Ibu, sedikit ganjen dengan tatapan mata tak lepas dari rumah besar itu.

Jessie pun ikut mengarahkan tatapannya pada rumah yang sedang mereka bicarakan. Mata Jessie membulat seketika, saat melihat bagian belakang motor yang terparkir disana. Motor yang tak asing baginya.

"Bu, apa disitu ada perempuannya? Atau seorang perempuan yang kerja, mungkin?" Tanya Jessie dengan hati yang berharap.

"Sepertinya, gak ada Neng. Kalau yang Ibu lihat, yang mondar-mandir di rumah itu hanya pria semua. Termasuk para karyawannya"

"Kenapa Jess, lo nanya kayak gitu? Mau pepet mereka, ya?" Goda Joanna.

"Lo gak liat, itu motor?" Ucap Jessie seraya menunjuk kendaraan yang terparkir di depan sebuah mobil sport mewah warna hitam.

"Oh my God! Itu motornya Rhibie?" Gumam Joanna sambil menutup mulutnya, shock.

"Ibu yakin, gak pernah liat perempuan di rumah itu?" Tanya Jessie lagi meyakinkan.

Lagi-lagi si Ibu warung menggeleng.

"Tapi, gue yakin itu motornya Rhibie!" Bisik Joanna pada Jessi.

"Iya, gue juga gitu!"

"Gimana kalau kita intip rumah itu?" Usul Joanna.

Jessie pun mengangguk menyetujuinya.

"Bu, titip motor bentar ya!" Ucap Jessie seraya membayar minumannya.

"Kalian mau kemana, Neng?"

"Mau nyari kerjaan di rumah itu" Sahut Jessie berbohong.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Tuh motornya temen kalian..

2023-09-13

0

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn

yg sbr y jo smua kn demi rhibe

2021-12-20

2

𝐙⃝🦜 (⁠*⁠❛⁠‿⁠❛⁠)⁠→🌼

𝐙⃝🦜 (⁠*⁠❛⁠‿⁠❛⁠)⁠→🌼

bisa aja si Deri memanfaatkan kesempatan dlm kesempitan.. 😂😂

2021-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Who They Are?
2 Tragedi Yang Tragis
3 Aku Harus Apa?
4 Gadis Bernyali
5 Buaya
6 Tebak Namaku!
7 Dilema
8 Pengorbanan Joanna
9 Melamar Pekerjaan
10 Firasat
11 Mulai Tahu Tentang Rhibie
12 Aku Tahu, Siapa Kamu
13 Kenapa Dengan Rhibie?
14 Kurang Tidur?
15 Paket Misterius
16 Maaf!
17 Tak Pantas Dicintai
18 Mulai Berubah
19 Dia Gak Tahu
20 Rencana
21 Sendirian
22 Sudah Sah
23 GPS
24 Gak Amanah
25 Gara-gara Kamu!
26 Kehamilan Rhibie
27 Akhirnya Bertemu
28 Benih Aneh
29 Kabar Dari Papa
30 Gak Rela
31 Sejuta Rindu Untukmu
32 Pelatih Yang Tak Bermain
33 Tak Ingin Berpisah
34 Provokasi
35 Amarah
36 Trauma Yang Terulang
37 Ganjaran Yang Tak Adil
38 Adik Kecilku
39 Tuntutan Menyebalkan
40 Menantang
41 Partner Busuk Yang Ideal
42 Tangan Dingin
43 Salah Faham
44 Mimpi Yang Terwujud
45 Pembalasan
46 Kecewa
47 Kena Mental
48 Hal Yang Tak Biasa
49 Di Atas Normal
50 Belajar Dari Pengalaman
51 Misi Menyelamatkan Eldanno
52 Misi Menyelamatkan Eldanno Part 2
53 Ancaman Untuk Rhibie
54 Satu Nyawa
55 Papa Pelindung
56 Ending
57 (Season 2) Rencana Kejutan
58 Kenyataan Pahit
59 Kelakuan Wanita Hamil
60 Kehadiran Orang Tak Diundang
61 Pemarah Yang Merepotkan
62 Menghindar
63 Mengurai Fitnah
64 Hukuman Yang Menyesakkan
65 Pria Menyebalkan
66 Membayar Ganti Rugi
67 Cucu Kecil Yang Nakal
68 Kuat Iman
69 Menggemaskan
70 Jalan Terbaik
71 Bertemu Bu Siti
72 Semoga Kalian Bahagia!
73 Jangan Lupakan Aku!
74 Perusak
75 Jangan Menolak!
76 Menyaksikan Mereka Dalam Persembunyian
77 Feeling
78 Gara-gara Makan Rujak
79 Diluar Rencana
80 Antara Cinta Dan Benci
81 Malaikat Penyelamat
82 Baby Alea
83 Menunda Momongan
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Who They Are?
2
Tragedi Yang Tragis
3
Aku Harus Apa?
4
Gadis Bernyali
5
Buaya
6
Tebak Namaku!
7
Dilema
8
Pengorbanan Joanna
9
Melamar Pekerjaan
10
Firasat
11
Mulai Tahu Tentang Rhibie
12
Aku Tahu, Siapa Kamu
13
Kenapa Dengan Rhibie?
14
Kurang Tidur?
15
Paket Misterius
16
Maaf!
17
Tak Pantas Dicintai
18
Mulai Berubah
19
Dia Gak Tahu
20
Rencana
21
Sendirian
22
Sudah Sah
23
GPS
24
Gak Amanah
25
Gara-gara Kamu!
26
Kehamilan Rhibie
27
Akhirnya Bertemu
28
Benih Aneh
29
Kabar Dari Papa
30
Gak Rela
31
Sejuta Rindu Untukmu
32
Pelatih Yang Tak Bermain
33
Tak Ingin Berpisah
34
Provokasi
35
Amarah
36
Trauma Yang Terulang
37
Ganjaran Yang Tak Adil
38
Adik Kecilku
39
Tuntutan Menyebalkan
40
Menantang
41
Partner Busuk Yang Ideal
42
Tangan Dingin
43
Salah Faham
44
Mimpi Yang Terwujud
45
Pembalasan
46
Kecewa
47
Kena Mental
48
Hal Yang Tak Biasa
49
Di Atas Normal
50
Belajar Dari Pengalaman
51
Misi Menyelamatkan Eldanno
52
Misi Menyelamatkan Eldanno Part 2
53
Ancaman Untuk Rhibie
54
Satu Nyawa
55
Papa Pelindung
56
Ending
57
(Season 2) Rencana Kejutan
58
Kenyataan Pahit
59
Kelakuan Wanita Hamil
60
Kehadiran Orang Tak Diundang
61
Pemarah Yang Merepotkan
62
Menghindar
63
Mengurai Fitnah
64
Hukuman Yang Menyesakkan
65
Pria Menyebalkan
66
Membayar Ganti Rugi
67
Cucu Kecil Yang Nakal
68
Kuat Iman
69
Menggemaskan
70
Jalan Terbaik
71
Bertemu Bu Siti
72
Semoga Kalian Bahagia!
73
Jangan Lupakan Aku!
74
Perusak
75
Jangan Menolak!
76
Menyaksikan Mereka Dalam Persembunyian
77
Feeling
78
Gara-gara Makan Rujak
79
Diluar Rencana
80
Antara Cinta Dan Benci
81
Malaikat Penyelamat
82
Baby Alea
83
Menunda Momongan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!