"Sudah, jangan marah-marah terus! Ayo, dicoba lagi!" Bujuk Eldanno berusaha menghentikan tawanya.
"Enggak!!" Teriak Rhibie dengan wajah masih menyusup pada bantal.
"Yakin, gak mau nyoba lagi?"
Gadis itu hanya menggeleng di balik bantal.
Eldanno menyimpan ponselnya di atas meja, samping tempat tidurnya. Kemudian beralih pada gadis itu. Menghujani punggung Rhibie yang polos dengan kecupan lembut. Dan mulai menstimulasinya.
Mungkin luka pada bagian sensitifnya sudah mulai mengering. Atau mungkin, Rhibie sudah mulai terbiasa dengan aktivitas yang sering dilakukannya bersama Eldanno. Karena pada dasarnya, se*s itu mirip seperti narkoba. Ketika seseorang pernah mencicipinya, maka dia akan kecanduan.
Rhibie sudah tak bisa lagi menahan rasa nikmat yang diberikan Eldanno. Sekuat hati, dia mencoba untuk menahannya. Hingga urat-uratnya menegang dengan wajah yang memerah.
"Lepaskan saja, Sayang! Jangan menahannya. Keluarkan saja suara indahmu!" Bisik Eldanno yang melihat Rhibie nampak tersiksa sendiri.
Rhibie memalingkan wajahnya ke samping. Mengatur deru nafasnya. Dia sangat malu untuk menatap wajah Eldanno. Namun pria itu justru semakin menjadi, ketika melihat Rhibie yang berpura-pura tak menikmatinya.
Eldanno menaikkan level keahliannya, membawa gadis itu untuk terbang setinggi-tingginya. Menghujam tubuh Rhibie sedalam mungkin dengan gerakan andalannya, seakan memaksa gadis itu untuk bersenandung.
"Emmmhh... Danang, please!"
Akhirnya gadis itu sudah tak tahan untuk tak bersuara.
"Apa? Kamu menyebut nama siapa, Bie?" Eldanno menghentikan gerakannya. Hatinya terasa panas, mendengar gadis itu menyebut nama orang lain. Padahal orang yang membawa angan si gadis saat ini, adalah dirinya.
Rhibie membuka matanya, ketika rasa nikmat itu terhenti. Dan menatap Eldanno yang sedang protes.
"Aku manggil nama kamu" Celoteh Rhibie, polos.
"Tapi nama aku bukan Danang, Bie!"
"Bodo! Yang aku tahu, itu nama kamu"
Eldanno hanya tersenyum, menggeleng. Dan melanjutkan aktivitasnya.
Entah berapa lama mereka menikmatinya. Erangan kenikmatan saling bersahutan memenuhi ruangan itu. Hingga di titik pelepasan, Rhibie mencengkeram pundak Eldanno erat. Seiring dengan teriakkan nikmat keluar dari mulutnya.
Eldanno menyunggingkan senyuman disisa gerakannya yang melambat. Dan akhirnya berhenti, seiring syaraf-syarafnya yang mulai mengendur.
"Apa kau menyukainya?" Bisik Eldanno seraya membelai wajah Rhibie.
Lagi-lagi, Rhibie hanya memalingkan wajahnya ke samping untuk menjawabnya. Namun Eldanno sudah tahu arti dari kepura-puraan gadis yang masih malu-malu kucing itu.
Eldanno menggulingkan tubuhnya ke samping. Mengatur pernafasannya, menetralkan syaraf-syaraf yang sempat menegang. Dan mulai memejamkan matanya perlahan. Mengistirahatkan tubuhnya yang kelelahan sambil memeluk Rhibie.
Tak berapa lama, Eldanno sudah terbang ke alam mimpinya. Namun tidak dengan gadis yang ada dalam pelukannya. Rhibie masih terjaga, karena rasa kantuknya tak kunjung menyapa. Mungkin karena kesehariannya yang tidak ada aktivitas. Membuat gadis itu mengisi kejenuhannya, hanya dengan tidur sepanjang waktu. Kini giliran malam hari, matanya justru melek sendiri.
Rhibie menggeser tubuhnya, melepaskan pelukan Eldanno dengan hati-hati. Kemudian, meraih ponsel yang tergeletak di atas meja. Dan menempelkan jari tengah milik Eldanno untuk membuka sandi pengamanannya.
Rhibie pun tersenyum, setelah layar ponsel itu telah aktif. Yang pertama-tama Rhibie geledah dari ponsel itu adalah bagian galeri. Dia ingin tahu, kehidupan apa yang dimiliki pria itu.
Gadis itu membulatkan matanya seraya menutup mulut, saat melihat beberapa gambar dirinya dengan pose yang tak sedap dipandang mata. Bagaimana tidak, koleksi foto Eldanno hanya tentang dirinya yang sedang tidur. Dimana dalam tidurnya, kebanyakan tanpa busana.
"Dasar mesum!" Maki Rhibie, pelan.
Dia beralih pada bagian kontak. Mungkinkah pria itu memiliki wanita lain, selain dirinya?
Paru-paru gadis itu masih terasa longgar, ketika tahu isi kontaknya pejantan semua.
Atau jangan-jangan, pria itu menyimpan nama yang disamarkan?
Pengintaian Rhibie beralih pada bagian chatting.
Zhonk!!
Isinya benar-benar chatingan para kaum jantan.
"Membosankan!!" Rhibie berdecih, jemu.
Rhibie menggeser layarnya, membuat sudut bibirnya mulai melengkung setelah menemukan sebuah aplikasi market place. Dengan antusias, Rhibie membuka aplikasi tersebut.
"Cari apa, ya?" Gumam Rhibie seraya menyangga bibir bawahnya dengan jari telunjuk.
"Hemm, pakaian dalam! Aku gak punya pakaian dalam!" Rhibie menjentikkan jari telunjuknya, antusias.
Setelah beberapa kali memilih-milih toko. Akhirnya, dia memasukkan lebih dari lima belas set pakaian dalam dengan harga yang tak biasa ia beli. Dia tak peduli dengan harga. Rhibie hanya memilih apa yang sekiranya dia suka. Karena ini hanya keisengannya saja sambil menunggu kantuknya menyapa. Rhibie tak ada niat untuk benar-benar membelinya.
Uang dari mana, coba? Kerjaannya cuma tidur mulu.
Pencariannya beralih pada t-shirt wanita berikut celana jeans-nya. Rhibie memasukkannya lagi ke dalam keranjang. Entah berapa peaces t-shirt dan celana yang di pilih gadis itu. Dia memasukkan semua yang diinginkannya. Mulai dari pakaian, sepatu, skin care, peralatan mandi perempuan hingga parfum. Semuanya dia klik. Lagi-lagi, cuma iseng.
Rhibie tidak sembarang memilih barang yang di kumpulkannya dalam keranjang. Pilihannya begitu detail dan teliti. Memeriksa satu-persatu setiap toko online-nya. Mulai dari rating seller, pengiriman tepat waktu, sampai kecepatan respon. Hingga tanpa disadarinya, ia telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya hanya untuk memberikan harapan palsu pada dirinya sendiri.
Entah berapa lama gadis itu mengutak-atik bagian market place. Dan entah berapa barang yang ia masukkan ke dalam keranjang.
Kembali dia iseng dengan mengetik kata "Smartphone" dalam tombol pencariannya. Tak berapa lama, muncullah beberapa ponsel terbaik dengan keluaran terbaru dari toko yang berbeda-beda. Dengan brand yang berbeda pula.
Mata Rhibie membulat, ketika melihat smartphone yang berharga 23 juta dari brand ternama. Memeriksa secara detail keunggulan produk tersebut. Tak lupa, ia juga memeriksa detail rating toko.
"Bagus, sih! Sellernya juga amanah" Gumam Rhibie, berkomunikasi sendiri.
Check out semua produk dalam keranjang...
Rhibie tak mengindahkan nominal total belanjaannya. Karena dia benar-benar tak bermaksud untuk membelinya. Dia hanya penasaran, dengan nama pemilik akun ini.
"Mari cari tahu namamu, Tuan Cabul!" Gumam Rhibie.
Nama penerima: Eldanno Ziggy Abraham
Alamat tujuan: Jalan %¥@# $&?!
Sesuai alamat tempat tinggalnya saat ini.
"Jadi, namamu Eldanno?" Gumam Rhibie, menyeringai. Kemudian melirik orang yang di maksud.
Sisanya, Rhibie abaikan. Rhibie hanya iseng-iseng saja, memasukkan semua barang yang diinginkannya. Karena kalau harus benar membelinya, darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu.
Untuk harga ponsel saja, sudah 23 juta. Belum ongkirnya? Belum barang yang lainnya?
"Maaf, keranjangmu jadi penuh! Tapi, aku cuma iseng doang kok! Gara-gara mataku melek terus, nih! Padahal, sekarang udah jam tiga pagi" Bisik Rhibie pada manusia koma.
Hanya itu tujuan Rhibie. Ingin mengetahui nama si pria asing yang selama ini selalu menidurinya seenak jidat. Melalui market place itu, akhirnya terbongkar sudah identitas si Bajing*n ini.
"Untung, ganteng!" Sanjung Rhibie seraya membelai hidung mancung milik Eldanno tanpa sadar.
"Bie... Tidur, udah malem!" Gumam Eldanno, meracau.
Seketika, Rhibie terperanjat terkejut. Hingga ponsel yang masih menyala dalam genggamannya terjatuh, dan menimpa dirinya beberapa kali.
Klik!
Klik!
Denting dari ponsel milik Eldanno berbunyi, ketika layarnya menyentuh kulit Rhibie.
"Bie... Kamu belum tidur?" Eldanno membuka matanya sedikit, karena masih mengantuk.
"Eng... Enggak! Aku udah tidur, kok!" Sahut Rhibie berbohong. Dan langsung memeluk kepala Eldanno, lalu ia benamkan di dada polosnya. Berharap pria itu kembali tidur. Tanpa harus kepo, apa yang sedang dilakukannya saat ini.
Tak berapa lama, Eldanno pun kembali terlelap diantara bukit hangat milik Rhibie.
Rhibie mengintip Eldanno sejenak. Kemudian menarik nafasnya, lega. Dan dia pun ikut memejamkan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
heaven
DANANG SIAPE ANJ*NG MANTAN LU HEH😭😭
2022-03-26
0
Clara Akahsya
ayo borong semua sampe bangkrut tuh edan loe...
2021-11-09
2
Wiski zoe
update lagi thor..💪
2021-09-17
2