"DR"
Setiap pagi kedai "Bu Ratna" selalu sibuk melayani pelanggan yang membeli makanan untuk sarapan mereka.
Rain Almahera anak tunggal Bu Ratna selalu membantu sang ibu untuk melayani para pelanggan yang membeli makanan di kedainya.
"Rain tolong bungkusin dulu punya ibu itu ya!"teriak sang ibu yang sibuk juga melayani pelanggan lainnya.
"Iya bu," jawab Rain sambil menghampiri sang ibu yang memesan beberapa bungkus makanan. Rain selalu membantu sang ibu sebelum ia berangkat ke sekolahnya.
Hari ini hari Minggu jadi Rain bisa dengan leluasa membantu sang ibu. Sekitar jam 9 baru kedai agak sepi nanti jam makan siang kedai akan kembali ramai.
"Bu,, Rain nanti kalo lulus mau kuliah boleh nggak?"tanya Rain saat ia selesai membereskan meja dan mencuci piring yang kotor. Mereka duduk di salah satu meja yang ada di sudut ruangan.
Sang ibu memandang putri semata wayangnya dengan penuh kasih sayang. Ia lalu mengusap rambut panjang sang anak.
"Bukan boleh tapi kamu harus kuliah, Nak! Jangan pikirkan tentang biaya karena mendiang ayah sudah menyimpan deposito untuk kuliah kamu, Nak!" ucap sang Ibu sambil membawa anaknya ke pelukannya.
" Andai Ayah, masih ada mungkin ia akan bangga memiliki putri secantik dan sebaik kamu,lanjut sang ibu sambil menerawang jauh.
"Bu,ayah sudah tenang di sana,"ucap Rain sambil memeluk erat tubuh ibunya, percakapan mengenai sang ayah selalu membuat mereka jadi sedih.
Jam Makan Siang
Kedai Bu Ratna mulai kembali ramai, karena sekarang waktunya jam makan siang, kebetulan di sebrang kedai Bu Ratna ada beberapa gedung perkantoran, yang membuat kedai itu selalu ramai oleh para karyawan kantor.
Bu Ratna dan Rain sibuk melayani pelanggan, karena kedai Bu Ratna masih termasuk kedai kecil jadi beliau belum berani untuk menerima karyawan yang bisa membantunya. Karena selama ini dibantu Rain pun pekerjaan mereka terselesaikan.
Saat mereka sibuk, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan dua orang pria berpakaian formal, dengan jas hitam melekat di tubuh mereka.
Yang satu bertubuh tinggi, kulitnya putih, rahangnya tegas tapi menampilkan wajah yang arogan dan dingin, sedang yang satu lagi lebih pendek dari pria dingin itu, namun wajahnya lebih bersahabat dan selalu tersenyum.
"Ngapain lo bawa gue ke sini?"ucap pria dingin itu pada pria yang lebih ramah.
"Udah deh bos, dijamin ketagihan,"jawab nya sambil menarik yang disebut bosnya itu ke meja dekat jendela.
"Bu itu pelanggan baru ya?"tanya Rain karena selama ini dia belum pernah bertemu dengan orang-orang itu.
" Sepertinya, udah kamu tanyain sana mau pesen apa? "jawab sang ibu sambil mendorong bahu anaknya untuk melayani tamu yang baru datang itu.
Rain pun menghampiri meja kedua orang itu, dengan membawa buku kecil di tangannya.
"Maaf Pak, mau pesan apa?"tanya Rain ramah dengan senyum tak lepas dari wajahnya.
Pria dingin itu menatap Rain dengan intens, bahkan ia juga memperhatikan Rain dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
Hal itu membuat Rain agak risih, lalu ia buru-buru mengulang pertanyaannya,untuk menghilangkan rasa tidak nyaman.
"Kenalin nama saya Dio, dan ini teman saya Davian,"ucap pria yang berwajah ramah itu.
"Oh oke, pak Dio sama Pak Davian mau pesan apa biar saya catat?"jawab Rain ramah, dan menatap ke arah Dio, karena ia merasa risih saat melihat ke arah Davian.
"Yang spesial disini apa? Kam pesan itu! "jawab Dio. Lalu Rain pun mengangguk dan pamit untuk menyiapkan pesannya.
"Siapa cewek itu?"tanya Davi saat Rain sudah pergi.
"Urusan cewek aja gercep lu,"jawab Dio jengah.
Davian hanya mengangkat bahunya tak peduli lalu ia kembali mengulang pertanyaannya.
"Namanya kalo nggak salah Rain, dia anak tunggal pemilik kedai ini,"jelas Dio.
"Jangan macem macem dia masih SMA, bocah ingusan,"lanjutnya.
Davian hanya mencebikan bibirnya tak peduli. Lalu setelah itu pesanan datang dan yang mengantar wanita paruh baya yang kalo dilihat masih terlihat cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi.
"Silahkan, selamat menikmati, semoga berkenan dengan makanan sederhana kami di sini!"ucapnya ramah. Dio dan Davian hanya mengangguk, lalu wanita itu pun berlalu.
"Nah itu ibunya, Dav,"ucap Dio saat bu Ratna sudah pergi.
"Pantes,"jawab Davi singkat.
"Pantes apa lo, nggak jelas,"ucap Dio sambil mengerutkan keningnya.
"Cantik,"jawab Davi sambil melahap makanan di depannya.
Dio hampir menyemburkan makanan yang ada di mulutnya saat mendengar ucapan sahabatnya.
"Selera lo udah ganti ke ibu-ibu, Bro!"pekiknya dengan tidak percaya.
Davi refleks menendang kaki sahabatnya itu di bawah meja.
"Sialan nggak lah, maksud gue pantes anaknya cantik, ibunya juga cantik,"jawab Davi jengkel.
Dio pun terkekeh dan kembali melanjutkan makannya, yang menurut dia makanan ini sangat enak dan mengingatkannya pada sang ibu yang jauh di sana.
Setelah mereka selesai, lalu Davian yang bergegas ke kasir dan membayar makannya. Saat ini yang bertugas di kasir adalah Rain.
"Meja 7 ya, Pak, totalnya 50k,"ucap Rain ramah. Lalu Davian mengeluarkan uang seratus ribu dan masih hadir buat nikung point orang pada Rain. Saat Rain mengambil uangnya, tiba-tiba Davi memegang tangan Rain dan berucap.
"Ambil kembaliannya Cantik, aku akan datang tiap hari ke sini!"ucapnya sambil mengedipkan matanya yang membuat Rain bergidik.
"Tapi, pak-"jawab Rain saat Davi langsung berlalu.
"Iiih ko ngeri gue ya,"gumam Rain sambil memasukkan uangnya ke laci.
Rain pun kembali menerima bayaran dari para pelanggan yang mengantri di kasir.
Hari ini berjalan dengan lancar, kecuali pertemuan dengan orang dingin itu.
Sekitar jam 8 malam mereka menutup kedainya dan pulang ke rumah yang jaraknya hanya 200 meter dari kedai.
Di Rumah Rain
"Bu,kok aku takut ya sama orang yang tadi pakai jas itu?"ujar Rain saat mereka sedang menonton televisi.
"Kenapa memangnya?"tanya sang ibu sambil mengerutkan keningnya.
Lalu Rain pun menceritakan kejadian saat di kasir.
Sang ibu pun mengangguk lalu ia berucap.
"Ya udah kalau mereka datang lagi biar ibu saja yang layani kamu yang lain aja,"ucap sang ibu. Rain pun mengangguk dan memeluk ibunya.
"Oya, emang kalo kerja kantoran Minggu nggak libur ya, Bu?"tanya Rain tiba-tiba.
"Mana ibu tahu, mungkin mereka orang sibuk, udah sekarang kamu tidur gih, besok kan sekolah!"jawab sang ibu yang diangguki Rain.
Di Rumah Davian
"Kamu dari mana aja sih dari kemarin nggak pulang?"omel mami Sherli pada Davian.
"Kerjaan banyak, Mam, makanya aku ga pulang,"jawab Davian datar sambil berlalu ke kamarnya.
Setelah di kamar ia membersikan tubuhnya yang lengket, lalu memakai boxer tanpa memakai baju. Itu kebiasaan Davian saat tidur.
Davian mengingat kejadian kemarin saat ia sedang berada di rumah Dio.
"Sayang, kamu kok nggak jemput aku sih?"ucap Tania sambil bergelayut manja di pangkuan Davi.
"Aku sibuk,"jawabnya datar.
Tania merupakan kekasih Davi entah yang ke berapa. Bahkan Dio sebagai sahabatnya kadang ikut pusing melihat ia bergonta ganti wanita setiap saat.
Dio yang masih asyik dengan ponselnya, baru menyadari saat Davian dan Tania sudah tidak ada di hadapannya. Namun, suara lenguhan terdengar dari kamar tamu rumah Dio.
"Sialan, nggak nyadar apa gue masih jomblo,"gerutu Dio sambil berlalu.
Kembali ke kamar Davian
Davian mengusap wajahnya kasar, ia jadi cowok brengsek gara-gara dia.
"Gara-gara kamu aku jadi kaya gini,"ucapnya sedikit berteriak.
"Gue benci liat cewek mana pun. Semua pasti gue dapetin bagaimanapun caranya,"lanjutnya.
Setelah kejadian 3 tahun lalu, Davian jadi cowok yang terkenal gonta-ganti cewek, bahkan semua ia dapatkan dengan mudah. Tapi di hatinya tidak sedikit pun ada rasa cinta untuk mereka, yang ada hanya bagaimana cara ia merusak yang namanya perempuan.
Davian selalu merasa gelisah saat malam datang. Ia selalu mengingat masa lalunya yang suram.
Saat ia hendak melelapkan tubuhnya untuk tidur, tiba-tiba ketukan di pintu kamarnya membangunkannya.
"Daviiii,,,,!"suara panggilan mami terdengar dari luar.
"Apaan sih Mami," gumamnya.
"Iya mam bentar!"ucap Davi lalu beranjak dan membuka pintu.
Sang mami sudah bersedekap di hadapan pintu kamarnya. Wajahnya terlihat marah.
" Kenapa sih Mam, kok gitu amat mukanya?"goda Davi.
"Udah cepetan turun, papi mau ngomong sama kamu,"ucapnya tak terbantahkan. Davi pun memakai kaos putih yang ada di kursi, lalu bergegas mengikuti sang mami.
Saat sampai di ruang keluarga nampak sang papi sedang duduk di sofa dengan ponsel di tangannya.
Sang mami duduk di sampingnya.
"Duduk!"titah sang papi tegas, dan itu pun langsung dilakukan Davian.
"Mau sampai kapan kamu kaya gini, Davi?"ucap Papi Rangga. Davi sempat mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan sang papi.
"Maksud papi?"tanya Davian.
"Papi tahu apa yang kamu lakukan di luaran sana? Inget kamu tuh udah punya tunangan, Davi," lanjut sang papi.
"Tunangan?"Davian terlihat shock mendengar ucapan papinya kali ini.
"Iya kamu udah papi tunangkan sama anak sahabat papi, tapi untuk sekarang kalian belum bisa dipertemukan,"jelasnya.
Lalu tiba-tiba sang mami memberikan kotak berisi cincin.
Davian menerimanya dan melihat cincin tersebut, di dalamnya terukir inisial "DR". Davian mengerutkan keningnya.
"Mami tahu kamu sering bawa cewe, tapi mereka bukan jodoh kamu, segimanapun kamu mencintai dia, takdir tidak memihak sama kamu,"jelas sang mami.
"Terus apa cewek itu mau sama Davi, apa dia setuju?"tanya Davi penasaran. Karena saat ini dia sedang membenci yang namanya perempuan kecuali sang mami.
Papi dan mami saling pandang, lalu mereka mengangguk sambil tersenyum.
"Nanti saat waktunya sudah tiba, kami akan mempertemukan kalian untuk meresmikan tunangan kalian,"ucap sang papi.
"Inget jangan pernah menyakiti hati perempuan, Davi!"ucap sang papi mengakhiri percakapan mereka.
Davian pun kembali ke kamarnya sambil membawa kotak cincin yang diberikan sang mami.
" Sial,,, siapa yang jadi tunangan gue?"teriak Davi tertahan di kamarnya. Namun ia memgingat ucapan sang mami, kalo dia akan jadi jodohnya. Davian pun menyematkan cincin itu di kalungnya. Ia belum mau memakai cincin itu sebelum ia tahu siapa yang akan jadi tunangannya.
" DR" apa mungkin itu dari nama Diandra? "gumam Davian. Sampai akhirnya ia pun terlelap karena lelah.
Bersambung....
Hai... Welcome back setelah " MY POSSESSIVE LOVE " sekarang lanjut yuk ke cerita baru aku...
" DR"
kenapa judulnya irit banget biar kalian gampang nyari, sama mudah di inget aza oke...
Jan lupa tinggalkan jejak like, komen, sama bintangnya ya 5 kalo bisa😁😁
Sun online untuk kalian yang selalu baca cerita aku...
Oya atu lagi gabung di gc yuk biar bisa ngobrol brg aku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Cahaya Warna
kan hr minggu ?
2022-10-14
1
Elizabeth Zulfa
mampir...
2022-07-12
0
Aprilia Amanda
mak lu juga perempuan kalo lu lupa🗿
2022-04-15
0