"Rain" ucap keduanya.
Mereka saling pandang saat mendengar putra kesayangannya memanggil nama tersebut.
"Eh, Pi, mami kok berasa familiar sama nama itu ya, berasa pernah denger gitu?" bisik Mami Sherly pada sang suami. Sang suami pun menoleh pada sang istri kemudian memegang dagunya sambil berfikir.
"Iya sih, Mi, papi juga ngerasain yang sama." ucap Papi Rangga kemudian keheningan terbentang diantara mereka. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai akhirnya suara ketukan menyadarkan mereka.
Ternyata dokter dan suster yang akan mengecek keadaan Davian. Keduanya menunggu di sofa saat Davian diperiksa dengan apik oleh sang dokter.
Sekitar 30 menit pemeriksaan baru selesai, kemudian sang dokter menghampiri orang tua pasien.
Setelah menanyakan keadaan Davian, dokter menjelaskan bahwa untuk saat ini, Davian harus tetap dirawat disini, dan ada kemungkinan sebagian ingatannya hilang, karena benturan keras di kepalanya. Namun dokter bilang hal itu hanya bersifat sementara.
Mami Sherly tampak terisak mendengar penjelasan dokter, sang suami memeluk erat istrinya untuk menenangkan. Kemudian sang dokter mengakhiri penjelasnnya, dan bilang akan berusaha sebaik mungkin untuk pasien.
Setelah mengucapkan terima kasih, dan dokter pun keluar dari ruangan Davian. Kini sang mami menghampiri ranjang Davian, terlihat Davian masih terlelap dengan perban melingkar di kepalanya, lengannya dan satu kakinya.
"Cepet sembuh, sayang!" ucap Mami Sherly sambil mengecup kening putra semata wayangnya. Sementara sang papi berdiri di belakang istrinya sambil mengusap punggung sang istri.
"Davian pasti sembuh, mi!" ucap Papi Rangga.
Mami Sherly kembali menangis di pelukan suaminya. Davian adalah anak semata wayangnya, mereka sangat menyayangi Davian walau kadang anak itu sering membuat mereka kesal dengan tingkahnya.
Sekarang anak manja dan bandel itu teebaring lemah di ranjang pesakitan. Malam pun beranjak akhirnya mereka pun terlelap di sofa besar yang tersedia di sana.
****
Sudah sebulan Davian dirawat, sekarang ia sudah bisa berjalan sedikit-sedikit. Semua ingatannya normal kecuali 3 bulan ke belakang. Bahkan Dio juga sering berkunjung untuk menjenguk sahabat sekaligus bosnya itu.
Seperti pagi ini Davian sedang menikmati mentari pagi, ia menggunakan kursi roda yang didorong oleh Dio.
"Dav, lu beneran ngga inget sama Rain?" tanya Dio saat ia tahu kalo sahabatnya benar-benar lupa pada saat ia kerja di kedai, dan selalu menggoda gadis mungil itu.
Davian menatap jengah pada sahabatnya, kemudian memegang kepalanya saat ia mengingat sosok bernama Rain itu. Di kepalanya memang teringat nama itu namun sosoknya sampai detik ini belum ia ingat.
"Gue mau nanya sama lo, sekarang pacar lo siapa?" tanya Dio.
"Penting ya lo nanya kek gitu ke guesaat keadaan gue lagi kaya gini?" sewot Davian.
Dio hanya terkekeh mendengar jawaban sahabatnya.
"Yakali lu lupa sama semua cewe lo yang udah pernah lo pake." bisiknya sambil terkekeh.
Davian berdecak kesal, kalo saja kakinya sudah benar-benar sembuh ingin sekali dia menendang sahabat resenya itu.
Yang dia ingat sebelum kecelakaan itu terjadi, malamnya ia bertemu dengan Tania, kemudian mereka pergi ke club malam. Mereka bersenang-senang di sana. Hingga pagi hari nya ia menerima pesan kalo Rain akan pulang. Ia bergegas melajukan mobilnya, padahal kondisi tubuhnya masih dalam pengaruh alkohol. Lalu kecelakaan itu pun terjadi.
Namun sampai saat ini, ia masih bingung kenapa dia harus tergesa untuk menjemput gadis bernama Rain tersebut.
Bahkan Dio juga bilang kalo saat dia kecelakaan,gadis bernama Rain juga mengalami kecelakaan, namun sekarang ia sudah baik-baik saja dan berada di rumahnya.
Davian pun akhirnya mengajak Dio unyuk kembali ke kamarnya, kepalanya mulai sakit saat ia berusha mengingat semuanya. Dio pun mengantar bosnya itu ke kamarnya, dia juga berpesan agar pria tinggi itu harus istirahat yang banyak agar cepat sembuh dan bisa kembali beraktivitas.
Setelah satu bulan lebih dirawat akhirnya Davian diperbolehkan pulang. Sang mami terlihat senang, ia sudah membereskan barang Davi.
*****
Davian sudah kembali ke rumahnya, saat ini sang mami lebih protektif pada anak semata wayangnya.
"Dav, kamu jangan dulu masuk deh!" ucap sang mami saat melihat putranya sudah rapi dengan setelan kerja.
"Davi, bosen, Mi!" jawabnya singkat sambil melahap sarapannya.
Sang mami pun mengalah, ia juga tahu anaknya ini seorang workaholic.
"Tapi inget kamu jangan ampe kecapean, mami ngga mau kamu sakit lagi!" nasihat sang mami.
"Siap, Mi!" jawab Davi kemudian mencium pipi wanita kesayangannya.
"Ya udah, Davi berangkat dulu ya, Mi!" lanjutnya kemudian beranjak dan keluar. Davian memasuki mobilnya dan mulai melajukannya dengan kecepatan sedang.
Selama perjalanan, Davian tidak merasakan keluhan apapun, namun saat ia sampai di kantornya, tiba-tiba ia disambut dengan para karyawannya yang berjejer rapih.
Davian tampak mengerutkan keningnya heran, namun Dio datang menghampirinya.
"Acara apaan nih?" tanya Davian datar.
"Yaelah, penyambutan lo, Dav, karena udah bisa kembali ke kantor." jawab Dio santai.
"Oya, nanti siang ada acara makan siang bersama lo harus ikut, Dav, karena ini emang acara buat lo!" lanjutnya.
"Terserah!" ucap Davian kemudian berlalu ke ruangannya.
Davian duduk di kursi kebesarannya, kemudian ia mulai membuka laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Davian benar-benar menikmati pekerjaannya hingga ia lupa kalo sekarang sudah waktunya makan siang. Hingga Dio akhirnya menghampiri Davian untuk acara makan siang hari ini.
"Dav, buruan jangan pura-pura lupa deh lo!" gerutu Dio yang membuat Davian mengerutkan keningnya.
"Apaan?" jawab Davi tanpa menoleh ke arah Dio.
"Kita makan siang bareng,ck!" decak Dio kesal.
"Buruan mereka udah nunggu lama!" lanjutnya kemudian berlalu dari ruangan itu.
Davian pun akhirnya pergi mengikuti Dio, semua karyawannya tampak menunggu, ada banyak menu makanan di atas meja. Mereka merasa senang karena bosnya sudah kembali bekerja, karena dibalik sikap dingin seorang Davian ternyata dia begitu baik pada karyawannya. Sehingga saat Davian sakit, mereka merasa kehilangan.
Saat semuanya sudah siap, Davian pun memberikan sambutan dan mengucapkan banyak terimakasih pada karyawannya yang selalu setia dan bekerja keras untuk perusahaannya.
Saat sambutan berakhir, acara makan pun di mulai, namun saat Davian akan membawa makanannya tiba-tiba seorang gadis mungil menabraknya hingga makanannya tumpah.
"Aduh,, maaf, Pak, saya ngga sengaja, maafkan saya!" ucapnya sambil membungkuk.
Davian menatap dingin ke arah gadis mungil itu, ia nampak membawa satu kantong besar berisi makanan juga.
Saat gadis itu mendongak, ia terpekik..
"Om!"
Davian mengerutkan keningnya saat gadis itu memanggilnya "Om".
"Hei,, gadis kecil siapa kamu? Saya ngga punya ponakan kaya kamu!" ucapnya dingin sambil meperhatikan penampilan gadis itu.
"Hah!"
Bersambung.....
Aku datang...
Makasih ya yang udah like, komen, sama vote novel amatir aku...
Aku padamu dah 😅 😅 😘😘😘😘
Tetap jaga kesehatan ya
#Dirumahaja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
FeBry Rsher
thour aku Gk rela klau rain sama daviad
2021-11-27
0
Rivaldo Akbar
biarin aj deh davi amnesia biar gk kumat tuh penyakit penjahat kelaminx
2020-11-26
2
. Baek_aja😊
. hah... om lupa😏
2020-04-16
6