Davian merebahkan tubuhnya di ranjang king size kamarnya. Dio duduk di sofa yang ada di kamar tersebut sambil mengambil remote tv.
"Yo, masa iya gue suka sama tuh bocah, dia beneran masih bocah lah dibanding usia gue yang sekarang." ucap Davian sambil membetulkan posisi bantal agar lebih nyaman.
Dio hanya menatap sekilas, kemudian mulai memindahkan saluran tv, mencari acara yang menurutnya bisa menghibur.
"Lo yang maksa buat kenal dan deket sama dia, ampe rela jadi pegawai di sana." jawab Dio tanpa mengalihkan pandangannya dari acara tv yang menurutnya menarik.
Davian menatap ke arah Dio, kemudian ia berbalik dan melihat ke langit-langit kamar.
Dia masih belum bisa melupakan cinta pertamanya,Diandra.
"Lo tahu kan apa yang gue lakuin ke cewe-cewe gue setelah Diandra?" lanjut Davian sambil menghembuskan nafas berat.
"Lo itu makin lama, makin tua mikir lah buat cari istri yang bener-bener, jangan mainin cewe terus kaya gitu!" jawab Dio sedikit menceramahi. Namun sebuah guling tiba-tiba melayang ke tubuhnya yang membuat Dio tertawa.
"Emang sesulit apa sih lo buat ngeluapain Diandra, yang udah jelas ninggalin lo?" lanjut Dio sambil menegakan tubuhnya kemudian menoleh ke Davian yang sedang mengusap wajahnya kasar.
Davian pun mulai bercerita tentang kisahnya saat ia masih SMA.
Flash back on
Hari ini, hari pertama Davian masuk Sekolah Menengah Atas. Dia merupakan anak yang pendiam, karena selama SMP ia terkenal dengan sebutan anak manja, karena sang papi dan mami selalu mengantar jemput ia ke sekolah.
Sehingga selama 3 tahun belajar di Sekolah Menengah Pertama, banyak anak yang sering mengejek bahkan membully. Davian jadi anak yang pendiam dan kurang bergaul. Walau wajah tampannya sudah tercetak jelas sejak masih SMP.
Saat ini sedang apel pagi di SMA TUNAS BANGSA,dan penyambutan bagi siswa baru. Davian berbaris paling belakang di jajaran anak laki-laki kelas 1.3.
Saat mereka sedang mendengarkan sambutan dari kepala sekolah. Tiba-tiba perhatian semua murid teralihkan dengan kehadiran siswi perempuan yang diantar mobil mewah.
Ia turun dari mobil dan langsung menuju ruang piket, untuk memberitahukan alasan keterlambatannya.
Wajahnya begitu cantik, kulitnya putih, hidungnya mancung, bibirnya tipis dan merah merekah.
Semua siswa terpaku padanya termasuk Davian yang tiba-tiba hatinya merasa terusik, pandangannya tidak lepas dari siswi cantik tersebut. Ternyata ia juga merupakan siswi baru dan kelasnya tepat bersebelahan dengan kelas Davian.
Davian seringkali mencuri pandang pada gadis itu. Bahkan beberapa teman sekelasnya berusaha menarik perhatian dia. Tapi gadis itu terlihat tak peduli.
Setelah acara apel pagi selesai, semua anak masuk ke kelas masing-masing. Davian mendapat bangku kedua dari depan karena bangku belakang sudah penuh. Walaupun ia tidak pandai bergaul tapi ia merupakan siswa cerdas di sekolahnya dulu, ia selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya.
Hari pertama hanya perkenalan guru dan lingkungan sekolah. Jadi anak-anak belum belajar efektif.
Saat jam istirahat
Semua anak lelaki kelas Davian sedang berkumpul di halaman kelas, mereka tampak membicarakan sesuatu. Sementara Davian hanya berdiri tak jauh dari mereka, ia masih merasa risih dengan keadaan teman barunya.
Namun tiba-tiba seseorang memanggilnya.
"Hei,, lo mau ikutan ga, sini!" ucap laki-laki yang ia tahu bernama Doni saat berkenalan di kelas tadi.
Davian menggeleng, namun ternyata Doni bangkit dan menarik Davian ke kerumunan temannya yang lain.
"Lo ikutan, ya kita taruhan 10 ribu/orang siapa yang bisa balik bareng sama Diandra cewe cakep tadi, uangnya buat dia, deal!" ucap Vito cowo tinggi dengan tampilan anak berandalan, baju yang selalu tidak rapih dan rambut sedikit berantakan.
Davian masih tertegun, ia merasa tidak percaya diri untuk memenangkan taruhan itu, ada sekitar 15 orang yang mengikutinya. Namun Davian pun menyanggupinya. Tiap orang memiliki waktu 5 menit untuk berkenalan dan mengajak pulang bareng. Dimulai dari Vito yang mempunyai ide tersebut.
Namun saat 5 menit itu habis, wajahnya nampak muram, ia tak berhasil mengajak Diandra pulang, selanjutnya Doni, Rafa, Anggi, dan sampai anak ke 14 mereka memiliki nasib yang sama. Sekarang Davian giliran terakhir. Dia melangkah mendekati Diandra dengan tangan gemetar. Bahkan ia beberapa kali menoleh ke arah teman-temannya yang menyemangati.
Tak berapa lama Davian sudah berada di samping Diandra yang sedang asyik mengobrol dengan sahabat barunya. Davian mengumpulkan keberaniannya unyuk menyapa gadis cantik yang menyita pandangannya sejak pagi.
"Hai,, boleh duduk di sini!" ucap Davian dengan gugup. Namun ternyata Diandra bukan tipe anak yang judes, dengan tangan terbuka dia membiarkan Davian untuk duduk di sampingnya.
"Emm,,, boleh kenalan kan? Nama gue Davian!" ucap Davian sambil mengulurkan tangannya yang mulai berkeringat.
"Diandra." ucapnya sambil menjabat tangan Davian yang basah dan dingin. Hal itu membuat Diandra sedikit terkekeh.
"Lo kenapa ampe berkeringat kek gitu, gue ngga gigit ya!" lanjut Diandra sambil tertawa menampilkan deretan giginya yang putih.
Davian makin gugup, sehingga ia memilin jemari tangannya dengan erat. Karena Davian sebelumnya belum pernah berpacaran atau berinteraksi terlalu intens dengan perempuan, jadi ia juga bingung bagaimana cara dia mengajak pulang bareng pada cewe cantik di depannya.
"Emm,,, sebenernya kita taruhan siapa yang bisa ngajak lo pulang bareng, dia yang menang." ucap Davian dalam sekali nafas, ia benar-benar gugup dan takut atas kejujurannya.
Diandra sempat mematung mendengar penuturan jujur cowo di depannya.
"Oke, kalo gitu ntar pulang lo bareng ma gue!" jawab Diandra mantap. Davian serasa detak jantungnya berhenti saat itu juga, kemudian ia kembali meyakinkan apa yang ia dengar.
"Apa lo serius?" tanya Davian tak percaya, namun gad8a di depannya hanya mengangguk sambil tersenyum, kemudian ia berlalu bersama sahabatnya.
Davian masih terpaku disana, sampai Doni memanggilnya dengan berteriak. Kemudian Davian menghampiri mereka dan bilang bahwa Diandra akan pulang bareng dia. Semua tertawa meremehkan.
"Masa sih gue kalah sama cowo culun kaya lo!" ledek Rafi sambil menyugar rambutnya ke belakang. Davian hanya mengangkat bahunya kemudian berlalu.
"Oke, duitnya gue pegang dulu, kalo bener ntar pas balik lo bareng dia gue langsung kasih duit ini ke lo!" ucap Vito mencegah jalan Davian. Davian hanya mengangguk dan langsung melanjutkan jalannya menuju kelas.
Hati Davian berdetak lebih kencang saat ia akan keluar kelas, ia akan menunggu Diandra di gerbang sekolah. Davian berjalan lebih cepat agar Diandra tak menunggu lama, namun ternyata saat sampai gerbang, ia belum menemukan gadis cantik itu.
Hingga ia menunggu di sana dengan jantung yang terus bertalu-talu, tangannya kembali berkeringat dan terasa dingin saat melihat gadia yang ditunggunya menghampiri dengan melambaikan tangan.
Davian dan Diandra berjalan sejajar, mereka berjalan sambil berbincang ringan, dan menanyakan sekolah asal mereka masing-masing, walau Diandra yang lebih aktif bertanya.
Hal itu tak luput dari pantauan Vito dan Doni.
"Sialan ternyata cowo culun itu ngga boong!" pekik Doni sambil menendang batu kecil di depannya.
Flash back off
"Oh pantes gue ga tau, gue pindah ke sekolah lo pas kelas 2 ya!" ucap Dio setelah mendengar penuturan Davian.
Davian hanya menghela nafas berat.
"Gue ngga nyangka badboy kaya lo pernah culun juga!" lanjut Dio sambil terbahak yang langsung mendapat lemparan bantal ke wajahnya.
"Karena gue anak atu-atunya mami sama papi posesif banget ke gue, ya tapi ko gimana lagi, gue juga ngga bisa larang papi sama mami, apalagi mami." ucap Davian sambil mendesah.
Bersambung....
Maaf ya telat..
Dari kemarin berasa lelah, jadi ga fokus buat nulis...
Semoga ga bosen ya
Happy Reading 😘😘😘
Jaga kesehatan ya, rajin cuci tangan, ga mandi juga gapapa lah 😂😂😂
#Dirumahaja
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Widi Nuhgraeni
lanjutin cerita SMA nya Davian Thor
2021-01-02
0
feroz hiatus
semangat bund.
2020-04-25
3
. Baek_aja😊
. semangat semangat semangaatt..
. lanjut lanjut lanjuuttt...
*Lagam lagu hareudang🤭
2020-04-22
3