Rain yang baru pulang abis mengantar makanan dari perusahaan BRATA karena permintaan sang abang, langsung menemui sang ibu.
"Buuu,,,,!" teriak Rain sambil menghambur ke arah ibunya di meja kasir.
Bu Ratna tampak sedang menulis sesuatu di buku catatannya. Kemudian ia mendongak menatap putrinya yang tergesa menghampirinya.
"Kamu kenapa sih, nak?" tanya sang ibu dengan heran.
Rain kemudian duduk di samping sang ibu. Ia mengatur nafasnya yang terengah karena tadi berlari.
"Bu, tau ngga siapa pemilik perusahaan BRATA itu?" ucap Rain sambil mengguncang lengan ibunya. Bu Ratna hanya menggeleng kepalanya kemudian kembali memeriksa catatannya.
"Iih ibu dengerin Rain dulu!" ucap Rain sambil mengambil buku catatan yang dipegang sang ibu.
Bu Ratna pun mengalah kemudian ia berbalik menghadap ke arah putri semata wayangnya.
"Kenapa kamu naksir sama pemilik perusahaan itu, pasti ganteng dan masih muda ya?" goda sang ibu sambil menjawil hidung mancung putrinya.
"Iih, apaan sih, Bu, dia itu Om Davian, Bu, yang dulu sempat kerja di sini!" Jelas Rain sambil sedikit menggerutu.
Bu Ratna sempat ternganga mendengar ucapan putrinya.
"Yang bener kamu, Rain?" tanya Bu Ratna meyakinkan apa yang ia dengar.
"Iya, Bu, beneran, makanya kan dulu Rain pernah bilang kalo, dia itu bukan orang biasa, terbukti kan?" lanjut Rain, sementara Bu Ratna hanya mengangguk mengiyakan.
"Terus dia kenal dong ke kamu, ga godain kamu?" goda Bu Ratna.
"Apaan sih, Bu, orang dia ga kenal Rain." ucap Rain.
"Masa sih?" ucap Bu Ratna heran. Rain hanya mengangguk mengiyakan. Kemudian Bu Ratna menanyakan gimana awalnya ko sampe bisa ngga kenal. Rain pun menceritakan saat ia menabrak Davian, karena kaget ia refleks memanggilnya Om. Terus dia bilang ngga punya keponakan kaya Rain.
Bu Ratna terbahak saat mendengar penjelasan putrinya. Rain hanya mengerucutkan bibirnya, melihat sang ibu tertawa.
"Lagian, kamu ko masih aja manggil "Om", kan dia pengen dipanggil abang!" kekeh sang ibu sambil mengusak rambut putrinya.
"Ye, emang pantes jadi om nya Rain itu, Bu." bantah Rain kemudian beranjak mengambil minum.
Tak berapa lama pintu kedai berdenting tanda ada orang masuk. Rain kemudian menghampiri pelanggan tersebut dengan ramah sampai akhirnya..
"Mba Hanaaa!" teriak Rain antusias saat mengetahui kalo yang dateng kerabatnya juga.
"Buuu, sini siapa yang dateng?" teriak Rain sambil melambaikan tangan ke arah ibunya. Bu Ratna pun menghampiri Rain dan melihat siapa yang datang.
"Hana! Kamu apa kabar?" ucap Bu Ratna sambil memeluk erat keponakannya.
"Baik, Tante, tante sama Rain gimana kabarnya? Ngga terasa Rain udah tumbuh dewasa sekarang!" ucap Mba Hana.
"Alhamdulillah, kami baik-baik saja, ayo duduk, kamu sama siapa aja ke sini?" tanya Bu Ratna sambil menggandeng keponakannya menuju sebuah meja.
"Sama anak dan suami, Tante, tuh mereka masih di luar!" jawab Mba Hana sambil menunjuk ke arah mobil yang terparkir di depan.
Bu Ratna pun mengangguk, kemudian kembali berbincang, ia menanyakan keadaan orang tua mba Hana yang tak lain adalah kakak sepupunya.
Mereka sengaja berkunjung ke Bu Ratna dan Rain karena sudah lama ngga ketemu, sehingga malam ini mereka akan menginap di rumah Rain.
*****
Pagi ini Rain seperti biasa membantu Bu Ratna di kedai, bahkan Mba Hana juga ikut membantu. Rain sangat senang karena ada satu lagi kakak sepupunya apalagi ini perempuan.
Setelah itu Rain berangkat ke sekolah untuk melaporkan hasil pkl nya. Rain berjalan kaki seperti biasa untuk sampai ke sekolahnya. Di tengah perjalanan tampak Ikoh sahabatnya sedang jalan berdua dengan seorang pria.
Rain pun urang untuk memanggil sahabatnya, kemudian ia begegas menuju sekolahnya. Saat ia hampir sampai ke kelasnya, tiba-tiba tangannya ditarik dari belakang.
"Raiiin,, tungguin!" teriak suara cempreng uang tak lain adalah Ikoh.
"Maaf siapa ya?" canda Rain sambil mengerutkan keningnya.
"Iiih,, ngga ketemu sebulan aja lo lupa ama gue!" omel Ikoh sambil cemberut yang membuat Rain terkekeh.
"Hahaha,,, iya, iya, Ikoh sahabat sejati gue!" ucap Rain sambil merangkul tubuh sahabatnya.
Mereka pun masuk ke kelas. Lalu melakukan sidang PKL. Rain dan Ikoh mendapat nilai yang bagus saat mempresentasikan laporan PKL nya.
Saat ini Rain dan Ikoh sedang menyantap bakso di kantin sekolah. Mereka makan sambil berbincang tentang nilai mereka yang bagus.
"Oya Rain, saat kecelakaan itu, lo tahu ngga kalo mobil yang oleng itu punya siapa?" tanya Ikoh tiba-tiba serius.
Rain menatap sahabatnya kemudian menggelengkan kepalanya.
"Itu punya Om Davian!" bisiknya yang membuat Rain tersedak dan terbatuk-batuk.
"Lo tahu dari mana?" tanya Rain ikutan berbisik seolah semua mata sedang menatap mereka, padahal ngga.
Ikoh pun menceritakan kejadian tadi pagi saat ia tiba-tiba di panggil oleh seorang om berjas hitam, katanya ia temannya om Davian, terus ia juga menanyakan banyak hal tentang Rain.
"Ngapain nanyain gue?" tanya Rain heran.
Saat Ikoh akan menjawab pertanyaan Rain tiba-tiba bel masuk berbunyi.
Mereka pun bergegas ke kelas. Namun saat masuk kelas, seorang guru memberi tahu kalau yang sudah selesai sidang diperbolehkan pulang.
Rain dan Ikoh pun bergegas membereskan tasnya kemudian beranjak pulang.
Rain masih menanyakan hal yang tadi di kantin sempat tertunda.
"Oya, Koh, lanjutin dong yang tadi di kantin, kenapa dia nanyain soal gue?" tanya Rain membuka percakapan saat mereka berjalan menuju pulang.
Ikoh menoleh kemudian ia menjelaskan apa yang ia dengar dari pria berjas itu.
"Katanya Om Davi itu hilang ingatan 3 bulan ke belakang, dia sering nanyain tentang lo!" jelas Ikoh.
"Dih ketauan banget sih boongnya!" gerutu Rain.
"Boong apaan sih lo?" tanya Ikoh heran.
Rain menarik nafasnya sebelum ia bercerita.
"Boong lah, orang kemarin gue ketemu dia ngga inget gue, masa sekarang ujug-ujug dia sering nanyain gue!" jelas Rain sambil menaikan tali tasnya yang melorot.
"Masa sih, emang lo ketemu dimana?" sekarang jadi Ikoh yang penasaran.
"Dia itu pemilik perusahaan BRATA." jawab Rain singkat.
"Apa? Ngga mungkin ko dia ngelamar di kedai lo, kalo emang dia orang kaya?" ucap Ikoh tak percaya, bahkan sekarang ia berdiri di hadapan Rain, sehingga langkah Rain terhenti.
"Ya udah kalo ngga percaya, gue juga ngga yau kenapa dulu dia pengen kerja di kedai ibu." jawab Rain sambil melangkahkan kakinya kembali.
Ikoh pun hanya mengangguk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kadang pikiran orang kaya itu susah ditebak ya, Rain." ucap Ikoh tiba-tiba setelah ia berfikir keras tentang alasan Om Davi kerja di kedai.
"Anak sultan mah bebas kali Koh, mo ngapain juga." jawab Rain sambil terkekeh.
Akhirnya mereka sampai di kedai, Rain menyapa sang ibu dan Mba Hana. Kemudian memangku putra mba Hana yang sangat menggemaskan.
Rain dan Ikoh kemudian makan siang bersama, sampai suara pintu kedai berdenting.
"Mana yang namanya Rain?"
Bersambung....
Hai,, hai,,, happy Reading
Moga up nya cepet,,, dan ga ada typo.
Oya yang belum masuk gc, hayu cus masuk,,, bikin rame lah gc nya tp ga usah rusuh juga...
Jaga kesehatan #dirumahaja
Jan lupa like, komen, bintangnya ya,,, yg udah vote makasih banget 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Nurdihana
aku yg namanya rein thor 😆😆😆
2021-10-19
0
Ina Kirana
siapa yang nyamperin Rain
2020-12-07
0
Suariyanik Anik
ceritanya seru😊
2020-06-23
5