Rencana

"Rain kamu ngga apa-apa kan?" ucap suara bariton itu.

Semua menoleh ke arah sumber suara.

Terlihat sosok tinggi tegap, dengan pakaian casual berdiri di hadapan mereka.

Rain yang merasa heran dengan pertanyaan pria tersebut sehingga ia mengerutkan keningnya.

"Aku baik-baik aja, Om, maaf Om siapa ya? "jawab Rain bingung.

" Shiit, gadis ingusan ini manggil gue om! "gumam pria itu dalam hati.

" Aku yang nambrak kamu tadi pagi, sampai kamu terjatuh, mau aku tolongin kamu malah lari. "jelasnya.

" Oh maaf, Pak! "jawab Rain mengganti kembali panggilannya.

" Udah jangan panggil aku Pak, kenalkan nama saya Davian. "ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

Yang heboh malah Ikoh. Dia buru-buru menyambut uluran tangan pria tersebut.

" Kenalin, Om, aku Alfaikoh Janita!"ucapnya sambil menggenggam tangan besar Davian. Davian tersenyum walau dalam hati ia kecewa kenapa gadisnya malah cuek.

Rain hanya memutar bola matanya jengah dengan tingkah sahabatnya itu. Bu Ratna dan Refal juga mengalami Davian untuk berkenalan.

"Bentar kok ibu berasa pernah liat ya, tapi dimana? "ucap Bu Ratna saat bersalaman dengan Davian.

Penampilan Davian memang sangat berbeda saat berpakaian formal dan casual. Sehingga orang yang baru beberapa kali bertemu akan sulit menge ali, apalagi Rain termasuk anak yang cuek sehingga kadang ia lupa pada orang yang baru ia kenal, termasuk Davian.

Davian pun ikut bergabung bersama mereka, walau masih ada rasa heran di hati Rain. Ngapain nih om-om sok akrab banget pikirnya.

Seminggu Kemudian

Rain yang satu kelompok dengan Ikoh untuk pergi PKL ke Hotel Otista. Kelompok Rain ada 10 orang, 5 cewek dan 5 cowok.

Rain dan Ikoh terpaksa nginep di Mes karena jaraknya yang lumayan jauh dari rumah.

"Bu, ngga apa-apa sendirian, Rain ngga bisa pulang tiap hari soalnya jaraknya lumayan jauh. "ucap Rain saat akan pamit pada sang ibu.

" Ngga apa-apa sayang, kan ada bang Refal juga disini jadi ibu ngga kesepian. "jawab Bu Ratna sambil memeluk erat putrinya.

" Kamu baik-baik disana ya, Nak! "lanjutnya.

Rain mengusap air matanya saat mengingat sang ibu. Hingga Ikoh terkejut.

" Lo baik-baik aja kan, Rain? "tanya Ikoh sambil mengguncang bahu Rain.

" Hm"

Saat ini mereka telah sampai di Hotel Otista, mereka berkumpul untuk diberi pengarahan.

Rain dan kelompoknya sudah memiliki tugas masing-masing, senior mereka Pak Arie dan Bu Desi. Mereka yang bertugas memberikan pengarahan pada para PKL tersebut.

Di Kedai

Terlihat Bu Ratna dan Refal sedanga melayani para pelanggan, tiba-tiba Davian datang dengan membawa map. Ia hanya memakai kemeja dan celana kain, terlihat biasa saja.

Sejak perkenalan itu Davian jadi lebih akrab dengan Bu Ratna dan Refal kecuali Rain yang tetap terlihat cuek.

Bu Ratna yang melihat kedatangan Davian, langsung menghampirinya.

"Kamu mau melamar kerja dimana, Davi? "tanya Bu Ratna sambil duduk di kursi kasir.

Sebelumnya Davian pernah kalo ia sedang mencari pekerjaan.

" Emm,, apa boleh saya melamar kerja di sini, Bu? "tanya Davian ragu.

Bu Ratna terkekeh saat mendengar pertanyaan Davian.

" Kamu yakin? Ibu ngga bisa ngasih upah besar kalo kamu kerja di sini, masa anak seganteng kamu mau jadi pelayan kedai seperti ini? "ucap Bu Ratna yang tidak percaya dengan apa yang Davian utarakan.

" Saya serius, Bu, ijazah saya juga cuma lulusan SMA. "ucap Davian.

Sebelum Bu Ratna menjawab, Refal tiba-tiba datanga dengan sumringah.

" Bu, ibu,, besok Refal sudah bisa mulai kerja di Perusahaan Brata. "ucapnya antusias.

" Alhamdulillah, akhirnya kamu dapet kerja juga, Ref. "jawab Bu Ratna senang.

" Ya udah, Davian kamu Ibu terima, kebetulan sekaranga ibu ngga ada yang bantu, Refal besok mulai kerja, Rain juga sedang PKL. "jawab Bu Ratna.

Davian langsung mencium tangan Bu Ratna, dan berterima kasih.

" Tapi sekali lagi, ibu minta maaf kalo upahnya ga sesuai yang kamu harapkan ya, Dav. "ucap Bu Ratna sekali lagi.

" Ngga apa-apa ko, Bu, saya berterima kasih ibu mau memperkerjakan saya. "ucap Davian tulus.

Mulai hari ini Davian resmi jadi karyawan Bu Ratna, walau ia tidak bisa memasak tapi ia akan melakukan tugas lain. Walau sangat berat tapi ia lakukan demi bisa dekat dengan Rain.

" Oya, kamu tinggal di mana, Dav? "tanya Bu Ratna saat ia sedang meracik bumbu untuk masakannya.

" Saya ngekost, Bu, tapi lumayan jauh dari sini, mungkin ibu tahu kostan untuk laki-laki di daerah sini. "jawab Davian sambil membersihkan meja.

" Oya, ada sih bentar ibu telpon dulu yang punya kost an, soalnya ibu kenal sama dia kali aja masih ada kamar kosong. "ucap Bu Ratna kemudian mengambil ponselnya.

Davian terlihat kelelahan saat membantu pekerjaan Bu Ratna, biasanya ia hanya duduk di depan laptop, sekarang ia harus melakukan pekerjaan seperti ini.

" Shit, kalo bukan ide si Dio gue ogah kerja ginian"umpatnya dalam hati.

Saat ini Davian sedang mencuci piring, kemudian Bu Ratna memanggilnya hingga piring yang ia pegang jatuh dan pecah.

"Davi, kamu ngga apa-apa? "teriak Bu Ratna sambil menghampiri Davi yang sedang membereskan pecahan piring.

" Maaf, bu, saya ngga sengaja, nanti saya ganti. "ucap Davian penuh penyesalan.

" Udah ngga apa-apa, cuma piring, ibu khawatir kamu kenapa - kenapa. "jawab Bu Ratna.

Davian menggelengkan kepalanya, kemudian memasukan pecahan piring tadi ke tong sampah. Lalu ia kembali melanjutkan mencuci piring yang tinggal beberapa biji.

" Oya, ibu mau ngasih tau kamu, kalo kostan pria, udah penuh katanya,gimana ya. "ucap Bu Ratna.

Davian mencuci tangannya dan mengeringkannya dengan handuk kecil di sana. Kemudian duduk berhadapan dengan Bu Ratna.

" Udah ngga apa-apa, Bu, ntar Davi nyari lagi. "ucapnya.

" Emm, gimana kalo kamu tinggal di kedai saja, disini, ada kamar ko satu, tempat Ibu dan Rain istirahat, kamu bisa pake itu, sekalian kamu tolong jagain kedai, gimana? "ucap Bu Ratna panjang lebar.

Davian menyambutnya dengan senang hati.

" Iya, Bu, ngga apa-apa, Davi siap ngejagain kedai 24 jam. "ucapnya.

Bu Ratna terkekeh mendengar jawaban Davian.

"Yaah ngga usah 24 jam juga, kamu istirahatnya kapan?" jawab Bu Ratna terkekeh.

Bu Ratna bukan tanpa alasan mengizinkan Davian tinggal di kedai, ia sebenarnya merasa dekat dengan pemuda itu, bahkan ia sedang mengingat-ngingat siapa yang mirip dengan pemuda itu.

Davian sudah bekerja di kedai hampir sebulan, ia menikmati juga selama jadi karyawan biasa, apalgi sikap Bu Ratna yang kelewat baik menurutnya.

Walau kadang kalo kedai sudah tutup Davian menelpon Dio dan memaki dia karena idenya yang gila membuat ia harus kerja ekstra.

Dua hari setelah perkenalan dengan Rain, Davian menceritakan pada Dio, dan ia bilang kalo Bu Ratna dan Rain tidak mengenali dia sama sekali. Kemudian terlintas ide gila di otak Dio.

"Beneran mereka ngga ngenalin seorang Davian Bratasukma? "ledek Dio sambil terkekeh.

Davian berdecak kesal kemudian melempar bantal sofa ke arah Dio yang masih tertawa.

" Eh gue punya ide, tapi lo mau ngga? "ucap Dio tiba-tiba sambil mencondongkan tubuhnya, dan menopang dagunya dengan tangannya.

" Apaan? "tanya Davian penasaran.

" Lo pura-pura lagi nyari kerja, terus lo ngelamar deh di kedai itu, lumayan tiap hari bisa ketemu gadis cilik itu. "ucap Dio.

" Cih, gadis cilik, bahasa lo! "gerutu Davian.

" Tapi inget lu ngga boleh pake mobil, baju bermerk, yang biasa aja, sanggup ngga lo? "lanjut Dio. Davian tampak berfikir, ia menggaruk pangkal hidungnya yang tidak gatal.

" Lo pake motor matik punya gue aja, sayang juga udah lama ngga kepake, gimana? "lanjut Dio. Davian masih bergeming, kemudian menghembuskan nafasnya kasar.

" Oke gue mau,tapi lo bantuin gue, semua urusan perusahaan gue serahin sama lo!"ucap Davian setelah menimang keputusannya.

Dio mengangguk dan melingkarkan jarinya membentuk huruf O. Kemudian Dio menelpon seseorang untuk membeli beberapa perlengkapan Davian.

"Oya satu lagi, Yo, coba lo lihat ada lamaran atas nama Refal ngga? "tanya Davian.

" Kalo ada terima, dia sepupunya Rain, gue pengen kerja di kedai tanpa dia. "ucap Davian tegas.

" Oke ntar gue tanya ke bagian HRD. "ucap Dio.

Di kamar Kedai

Davian mengusap wajahnya kemudian merebahkan tubuhnya yang lelah. Kemudian dia membuka ponselnya ada beberapa panggilan tak terjawab dari Tania, Renata, Dio. Davian kemudian mematikan ponselnya, dan membuka ponsel satu lagi yang biasa saja dengan nomor baru.

Kemudian dia menelpon Dio. Davian bertanya tentang perusahaan, Dio sering datang ke kedai tengah malam hanya untuk menandatangani beberapa berkas pada Davian.

Setelah selesai menelpon, akhirnya ia terlelap dalam buaian mimpi. Tubuhnya yang lelah memaksa dirinya untuk terlelap begitu nyenyak.

Keesokan pagi

Bu Ratna seperti biasa sudah datang ke kedai selepas subuh, hari ini ia diantar Refal seperti biasa. Namun saat ke kedai masih terkunci, biasanya Davian sudah bangun dan membuka kedai. Untung Bu Ratna membawa kunci serepnya.

"Oya, Ref, hari ini Rain mo pulang katanya dikasih jatah 2 hari buat pulang, gantian tapi. "ucap Bu Ratna saat masuk ke kedai. Davian masih terlelap di kamarnya. Ia tak mendengar suara pintu terbuka.

Sekitar jam 6 pagi, Davian baru bangun, dan mengucek matanya.

" Njiiir, gue kesiangan! "pekiknya saat melihat jam di dinding kamarnya. Ia langsung melompat ke kamar mandi dan langsung membersihkan dirinya.

Davi keluar dengan tubuh segar dan rambut masih basah. Terlihat Bu Ratna sedang menyiapkan beberapa masakannya, Refal juga ada di sana sepertinya ia akan bersiap untuk berangkat.

"Maaf, Bu, Davi kesiangan! "ucap Davian sambil menghampiri Bu Ratna dan membantunya membereskan makanan yang sudah jadi di rak.

" Eh, Davi, ngga apa-apa kamu pasti kecapean ya! "ucap Bu Ratna ramah seperti biasa.

" Oh iya kamu bisa bantu ibu beli bahan-bahan ini kan? "ucap Bu Ratna sambil memberikan daftar belanjaan ke Davian. Davian sempat termenung sebentar kemudian ia mengangguk.

" Bahan ini dibelinya di supermarket deket sini kok, Dav, kamu ngga perlu ke pasar tradisional. "lanjut Bu Ratna yang melihat keraguan di mata Davian.

" Baik, Bu, Davi berangkat sekarang! "ucapnya kemudian mengambil jaket dan kunci motor di kamarnya.

Davian berangkat ke supermarket yang dibilang oleh Bu Ratna.

Setelah Davian pergi tiba-tiba pintu kedai terbuka, ada gadis cantik disana dengan rambut dicepol, ia berlari masuk dan menghambur ke Bu Ratna.

"Ibuuuuu, Rain kange! "teriaknya sambil memeluk sang ibu dari belakang.

" Raiiin, kamu sudah datang, Nak! "bals sang ibu sambil berbalik dan memeluk sang putri.

Bersambung....

Moga cepet up ya...

Happy Reading 😍😍😍

Jan lupa ninggalin jejak ya...

Terpopuler

Comments

Aprilia Amanda

Aprilia Amanda

yeeee emang elu om om 🤣🤣

2022-04-15

0

Aqiyu

Aqiyu

emang Davi dah suka ama Rain....kok mau nyamar dan mo kerja disana

2021-09-03

1

Ina Kirana

Ina Kirana

ach yang benar aja Thor,

2020-12-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!