Davian sudah berada di depan supermarket, ia langsung menelpon Dio.
"Yo, cepet bantuin gue belanja, buruaan! "ucap nya memberi perintah.
Setelah menunggu sekitar 10 menitan Dio akhirnya datang, dan mengahampiri Davian di tempat parkir.
Davian terlihat duduk di atas motornya dengan sebelah tangan memegang ponsel.
" Dav, lo udah lama? "ucap Dio sambil menepuk bahu sahabat sekaligus bosnya itu.
Davian menoleh sekilas kemudian, ia memberikan list belanjaan yang diberikan Bu Ratna.
" Gue mau ketemuan ma Tania dulu, butuh pelepasan gue! "ucap Davian sambil meminta kunci mobilnya pada Dio.
" Lah terus ini gimana? "ucap Dio sambil mengacungkan list belanjaan di tangannya.
" Udah lo beli semua yang ada di situ kalo udah ntar lo telpon gue. "jawab Davian seenaknya sambil menengadahkan tangannya meminta kunci kemudian masuk ke dalam mobil dan melajukannya.
Dio mendengus kesal lalu ia pun masuk ke supermarket dan mulai berbelanja dibantu oleh pramuniaga di sana.
" Untung gue ganteng, masih bisa nyuruh cewek cakep di mari! "gumam Dio sambil berjalan mengikuti pramuniaga yang membantu mengambil barang-barang yang dibutuhkan.
Di Apartemen Tania
Davian memijit pin yang ada di pintu apartemen Tania. Kemudian ia masuk tanpa berucap sepatah kata pun. Ia mencari gadis yang 2 bulan ini menjadi kekasihnya, lebih tepatnya menjadi mainannya.
Tania sedang menuangkan air dari teko, kemudian ia beranjak ke ruang televisi,saat ia melihat ke arah depan nampak cowok yang 2 bulan ini mengisi relung hatinya sedang merebahkan tubuhnya di sofa besar. Matanya terpejam dan lengannya ia letakan di dahinya.
"Sayaaang, kapan kamu dateng? "teriak Tania sambil menghambur ke arah Davian. Ia memeluk kekasihnya. Davian membalas pelukan gadisnya. Kemudian ia duduk dan memangku gadisnya di pangkuannya.
" Kamu kem_ "ucapan Tania tak dilanjutkan karena bibirnya sudah dilahap oleh Davian dengan rakus. Tania sampai kehabisan nafas saat Davian terus menciuminya dengan penuntutan.
Tania mendorong dada Davian, saat nafasnya mulai habis.
" Aku nafas dulu lah, yang! "ucap Tania sambil menarik nafas, sementara Davian hanya menatap intens ke arah Tania dengan penuh hasrat.
Davian langsung menggendong tubuh sintal gadis itu ke kamarnya. Ia melempar tubuh gadisnya ke ranjang kingsize milik gadis itu. Davian langsung mengungkung tubuh Tania, ia juga sudah melepas kaos yang ia kenakan, sehingga otot perutnya yang sixpeck terpangpang jelas di hadapan Tania.
Davian mulai menciumi gadisnya dengan penuh gairah, lalu ke leher jenjang gadis itu, tangannya mulai menarik turun tali gaun yang digunakan Tania, sampai suara ponsel berdering nyaring. Membuat kegiatan mereka terhenti.
"Shit! "umpat Davian kemudian beranjak dan mengambil ponsel dari saku celananya. Tertera nama Dio di sana.
Davian mengangkat telponnya dan berucap sinis.
" Apaan! "
" Ini udah beres woiii buruan, lo kan mesti balik ke kedai! "teriak Dio disebrang.
Davian menepuk jidatnya kemudian mengambil kaos yang tergeletak di lantai.
" Maaf, gue harus pergi. "ucap Davian sambil pergi dan menggunakan kaosnya kembali.
" Tapi, Yang! "sela Tania sambil menaikan kembali gaunnya dan berlari mengejar Davian.
Davian sudah berada di depan pintu ia akan keluar, namun tangan ramping Tania memeluknya dari belakang.
" Aku masih kangen, Dav! Lagian kamu tuh kemana aja sih udah hampir sebulan kamu ngilang, bahkan aku cari ke kantor kamu juga ngga ada. "ucap Tania panjang lebar.
Davian hanya mematung, ia memejamkan matanya, kemudian melepas pelukan gadis itu.
" Sorry, gue ada urusan penting, nanti gue kabarin. "ucapnya datar kemudian berlalu meninggalkan apartemen Tania.
Di Kedai
" Aduh kemana ya, tuh anak jangan-jangan nyasar lagi? "ucap Bu Ratna sambil bolak-balik di hadapan Rain.
Rain mengerutkan kening, ia ngga mengerti akan ucapan sang ibu.
" Maksud ibu, siapa sih, Rain ngga ngerti? "tanya Rain akhirnya membuka suara.
Bu Ratna menoleh dan menghentikan langkahnya. Kemudian duduk di samping Rain.
" Oya, ibu lupa memberitahu kamu, kalo sekarang udah ada pegawai baru di sini, sejak abang kamu mulai kerja. "jelas sang ibu.
Rain menoleh ke arah sang ibu.
" Siapa? "tanya Rain.
" Davian, yang waktu itu katanya nabrak kamu. "ucap Bu Ratna santai.
" Hah, maksud ibu_"Rain tidak melanjutkan ucapannya karena pintu kedai terbuka dan berdiri seorang cowok bertubuh tinggi tegap, dengan menenteng beberapa kantong belanjaan.
"Maaf, Bu, Davi lama ya? "ucapnya dengan suara bariton yang khas.
Rain menatap curiga ke arah Davian, ia ngga percaya kalo cowok itu bekerja di sini, yang ia tahu saat ia tabrakan dulu, ia berpenampilan layaknya seorang bos, dengan pakaian formal.
" Rain malah bengong, cepet bantuin sini! "teriak sang ibu sambil menenteng beberapa tas belanjaan.
Davian melirik ke arah Bu Ratna saat memanggil putrinya. Davian tersenyum ke arah Rain lalu berucap.
" Apa kabar Rain? "tanyanya lembut. Rain hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Davian.
" Setdah nih bocah cuek amad, ngga ada terpesona-pesonanya ama gue. "gumam Davian dalam hati.
Rain membantu sang ibu membereskan barang belanjaan, begitu juga Davian, ia berdiri di samping Rain.
" Ngapain sih, om kerja dimari? "ucap Rain saat Rain sedang mencuci sayuran dan Davian membantu menyimpannya dalam keranjang untuk dimasukan ke kulkas.
Davian menoleh sekilas ke arah Rain.
" Sue, gue dipanggil om, emang muka gue tua banget ya? "gumam Davian dalam hati.
" Karena aku butuh kerjaan. "jawab Davian enteng, yang membuat Rain mengerutkan keningnya.
" Jangan boong deh, Om, aku tau om pekerja kantoran kan, pas tabrakan dulu ma aku, om tuh pake jas. "ucap Rain menuduh.
" Sial, nih bocah masih inget lagi gue waktu itu. "umpat Davi dalam hatinya.
Davian tersenyum ke arah Rain kemudian ia berucap.
" Waktu itu aku, mau ke kondangan, bajunya juga dipinjemin sama temen, kenapa kamu jadi curiga gitu sama aku? "katanya yang membuat Rain terpundur karena Davian mencondongkan wajahnya ke arah Rain.
" Gini ya, Om, ibu mungkin bisa Om kelabui, tapi aku ngga, aku tau om bukan orang biasa. "jelas Rain kemudian berlalu meninggalkan Davian.
Davian hanya terkekeh mendengar ucapan Rain.
" Lucu juga nih bocah! "pikirnya. Kemudian ia menghampiri Bu Ratna dan Rain yang sedang memasak dan menghidangkannya di etalase.
" Rain kamu istirahat aja gih, kamu pasti cape, Nak! "ucap Bu Ratna disela masaknya.
" Ngga apa-apa kok, Bu, Rain masih kuat kok."jawabnya sambil menyusun piring.
"Iya kamu pasti cape, istirahat aja, kan ada aku. "timpal Davian yang tiba-tiba sudah berada di samping Rain. Rain menoleh ke arah sumber suara kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.
Saat makan siang tiba mereka mulai sibuk, melayani para pelanggan, Davian yang sudah adaptasi selama sebulan ini, mulai bisa mengikuti kegiatan di kedai.
Hingga jam 3 sore kedai masih rame, tapi Rain terlihat sangat kelelahan, ia kemudian duduk di kursi dekat kasir, dan menelungkupkan kepalanya ke meja yang ditopang kedua lengannya.
Davi memperhatikan Rain saat ia sedang mencuci piring. Karena selama sebulan ini Davian terus belajar hingga tidak ada lagi piring atau gelas yang pecah.
"Kasian juga tuh bocah ampe ketiduran di kursi,gue salut sama kerja kerasnya. "gumam Davian yang hanya didengar oleh dirinya sendiri.
Bu Ratna yang baru selesai mengantar pesanan melihat sang putri tertidur dalam posisi duduk.
Ia kemudian mengelus rambut putrinya lembut dan mengecup pucuk kepalanya.
" Rain, Rain,,, kamu memang anak kesayangan ibu. "ucap Bu Ratna sambil duduk di kursi kasir.
Davian yang sudah selesai dengan tugasnya, menghampiri Bu Ratna dan duduk di hadapan Rain.
" Bu, apa ngga sebaiknya Rain dipindahin aja ke kamar Davi dulu, kasian kalo dia tidur sambil duduk gitu. "ucap Davian sambil sesekali melihat ke arah Rain.
Bu Ratna tampak berfikir. Davian kemudian berucap lagi.
" Davi juga kan bantuin ibu di sini ngga mungkin masuk kamar, Bu. "ucapnya yang melihat kekhawatiran di mata Bu Ratna. Bu Ratna pun akhirnya mengangguk ia juga kasian liat Rain tidur dalam posisi seperti itu, pasti pas bangun bakal sakit tuh badannya.
Bu Ratna pun menyuruh Davian menggendong Rain ke kamarnya. Davian pun beranjak dan menggendong tubuh mungil Rain.
Davian merengkuh tubuh mungil Rain dengan hati-hati menuju ke kamarnya sekarang.
Ia membaringkan tubuh Rain dengan sangat hati-hati takut kalo Rain sampai terbangun. Namun nyatanya Rain benar-benar kelelahan sehingga ia pun tak terganggu saat Davian memindahkannya. Rain malah makin nyenyak dan meringkuk di atas ranjang yang muat untuk satu orang itu.
Davian masih menatap gadis yang meringkuk di ranjangnya, ia hendak mengelus rambut Rain namun panggilan Bu Ratna mengalihkannya.
"Dav,,, bantuin ibu! "teriak Bu Ratna. Davian menarik kembali tangannya saat mendengar teriakan Bu Ratna.
" Iya, Bu! "jawab Davian saat keluar dari kamar.
Bu Ratna pun menunjuk ke arah atas rak untuk mengambilkan sesuatu di sana. Davian bergegas mengambil apa yang Bu Ratna mau kemudian memberikannya.
" Makasih ya, Dav! "ucap Bu Ratna.
" Sebelum ada kamu dan Refal pasti Rain yang bakal naik ke sana, anak itu memang cekatan. "lanjutnya.
Davian duduk di kursi bersama Bu Ratna. Ia mendengarkan apa yang Bu Ratna ceritakan.
" Kenapa ibu ngga nerima karyawan dari dulu? "tanya Davian penasaran.
Bu Ratna menoleh ke arah Davi kemudian tersenyum.
" Rain yang ngga bolehin katanya dia juga masih sanggup, semenjak ayahnya meninggal Rain jadi anak yang mandiri, dia bahkan tak mau terlihat lelah oleh orang lain, tapi ibu tahu Rain sebenarnya tidak sekuat itu. "curhat Bu Ratna pada Davi, bahkan matanya terlihat berkaca-kaca.
Davian yang biasanya tidak peduli dengan perasaan orang lain, sekarang ia merasa tersentuh akan sikap Rain terhadap ibunya. Dia sepatutnya bersyukur memiliki apa yang dia mau tanpa susah payah.
"Ibu berdoa semoga Rain mendapatkan jodoh yang terbaik, yang sayang sama dia tulus.yang bisa membahagiakan dia. "lanjut Bu Ratna sambil mengusap pipinya yang tiba-tiba basah.
Di kamar Davian, Rain terbangun sambil mengucek matanya yang perih.
" Lo, kok gue disini sih? "gumamnya sambil beranjak dari ranjang. Kemudian ia keluar, sebelumnya ia merapihkan dulu rambutnya yang berantakan.
" Bu,,,! "panggil Rain saat melihat sang ibu sedang berbincang dengan Davian.
Bu Ratna menoleh sambil mengusap pipinya.
" Eh, Rain kok udah bangun, sayang? "ucap Bu Ratna sambil menghampiri sang putri.
" Ibu nangis kenapa? "tanya Rain saat melihat ada jejak air mata di pipi sang ibu.
" Om apain ibu aku sih? "sewot Rain pada Davian yang masih duduk di tempat semula.
Davian menggelengkan kepalanya.
" Ngga diapa-apain sumpah! "ucap Davian sambil mengacungkan dua jarinya.
" Awas ya, Om! "ucap Rain sambil mengepalkan tangannya.
" Diih nih bocah, gue cium bolak-balik baru tau rasa! "gumam Davian gemas.
" Sssttt,, Rain ibu ngga apa-apa, Davian juga ngga ngapa-ngapain ibu kok, malah dia bantu ibu, "ucap Bu Ratna menengahi perdebatan mereka.
Sekitar jam 7 malam Rain dan sang ibu pulang ke rumahnya, sementara Davian menutup kedai dan bersiap untuk pergi.
Di rumah Rain
" Bu kok bisa sih nerima Om Davi? "ucap Rain sambil duduk di samping sang ibu yang menonton televisi.
Bu Ratna menepuk pahanya, menyuruh Rain untuk berbaring di pangkuannya. Rain lalu membaringkan kepalanya di pangkuan sang ibu. Bu Ratna mengelus rambut panjang Rain.
" Waktu itu ibu ngga ada pilihan lain, Rain, ibu ngga sanggup kalo harus sendiri di kedai. Ibu juga tau Davian bukan pria biasa, tapi ibu pengen tau seberapa besar ia mau berusaha jadi orang biasa. "jelas Bu Ratna.
" Kamu tau ngga pas pertama dia kerja, berantakan banget, piring ampe pecah selusin, gelas 10,belum lagi mangkok, "lanjut Bu Ratna sambil terkekeh.
" Bahkan ada pelanggan sampe komplain gara - gara pesanannya tumpah. "
Rain tertawa saat mendengar cerita sang ibu.
" Lagian ibu nerima orang manja kek gitu, lah terus kenapa dia disuruh tinggal di kedai, Bu? "tanya Rain.
" Sengaja Rain biar kedai aman, katanya sekarang musim maling,,, daripada ibu mesti bayar satpam. "jawab Bu Ratna sambil terkekeh.
" Diih ibu mulai jail! "kekeh Rain. Sampai suara ketukan di pintu mengalihkan perhatian mereka.
Ternyata Bang Refal yang baru pulang, ia membawa makanan untuk Rain dan Bu Ratna.
" Maaf, Bu, Refal pulang telat, tadi abis diajak makan - makan dulu sama temen kantor katanya ngerayain diterima kerja. "jelas Refal lalu memberikan bungkusan makanan tadi ke Rain dan mengusak rambut adiknya.
" Iih abaang kebiasaan! "omel Rain saat rambutnya acak-acakan gegara ulah sang abang. Refal hanya terkekeh melihat kekesalan adiknya.
" Udah ngga apa-apa, Fal, sana gih kamu istirahat pasti kamu cape! "ucap Bu Ratna.
Refal pun bergegas ke kamarnya hendak membersihkan diri dan beristirahat.
Sementara Rain sedang memindahkan makanan yang tadi abangnya bawa ke piring,dan membawanya ke ruang tivi.
" Abang mana, Bu? "tanya Rain saat melihat hanya ada sang ibu di sana.
Bu Ratna hanya menunjuk ke kamar abangnya kemudian kembali fokus ke layar tivi.
Saat Rain memasukan makanan itu ke mulutnya, Bu Ratna tiba-tiba menepuk bahu Rain. Hingga Rain terbatuk.
" Apaan sih, Bu, ngagetin? "ucap Rain sambil menutup mulutnya.
" Kasih ke Davi gih sebagian, kasian tuh anak Rain! "ucap sang ibu.
" Diih ogah ah, Bu, udah malem ini. "jawab Rain sambil mengambil bantal sofa ke pangkuannya.
" Suruh abang aja lah, Bu! "lanjutnya.
" Iih kamu tuh, ya,, abang kamu pasti cape, kasih lah sana deket ini ke kedai, makanan banyak gini sayang Rain. "bujuk Bu Ratna.
Akhirnya Rain mengalah, kemudian ia membawa jaket di kamarnya dan mengikat rambutnya sembarang. Bu Ratna sudah memasukan makanan tadi ke dalam wadah dan memberikannya pada Rain.
" Rain pergi dulu ya, Bu! "ucap Rain sambil mencium tangan ibunya.
" Iya hati-hati Rain! "jawab Bu Ratna.
Untung masih jam 8 malam, Rain berjalan menuju ke kedai.
" Dasar om-om ngga jelas, ngeribetin banget si. "gerutu Rain sambil terus berjalan dengan menenteng kotak makanan yang tadi ibunya berikan.
Saat sampai di kedai, Rain langsung membuka kedai dengan kunci yang tadi ibunya berikan. Kemudian masuk sambil memanggil Davian.
" Om,,, om,,,, ini ada makanan dari ibu, aku simpan di meja ya! "teriak Rain sambil menyimpan makanannya di meja. Tapi tidak ada jawaban. Rain memberanikan diri untuk mengetuk kamar yang ditempati Davian.
Tok.. Tok... Tok...
"Om..!"
Namun tiba-tiba
" Braak! "
Bersambung.....
Moga ga bertebaran typo lagi ya...
Chapt ini aku tulis 2100n ya...
Jan bosen ya,,,
Doain up nya cepet
Kaya biasa jan lupa tinggalin jejak
Aku padamu dah... 😘 😘 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Widi Nuhgraeni
jangan biarkan Rain jatuh ke pelukan Davi
2021-01-02
0
Mien Mey
aduh thor ank gadis polos msh perwan mau d kasih sm s davin yg sring enk " sm cwee ruggi s rain donk..
2020-12-21
0
Ina Kirana
apa yang terjadi di kedai
2020-12-07
0