Rutinitas Baru

Tahun terus berganti, waktu berlalu begitu cepat. Kedai Bu Ratna makin maju apalagi sekarang sudah ada beberapa karyawan yang kerja di sana. Rain sudah masuk universitas yang ia inhinkan sekarang ia sudah tingkat 2 di kampusnya. Ia mengambil kelas karyawan jadi hanya ke kampus 2 kali dalam seminggu.

Lalu apa kabar Davian?😂

Perusahaan Davian juga maju pesat, bahkan mereka bekerja sama dengan kedai Bu Ratna untuk penyediaan makan siang bagi karyawan. Bahkan Davian khusus meminta makan siangnya disajiakan oleh Rain.

Davian memang sudah mengingat semua tentang Rain. Ini memang strategi Davian biar bisa dekat terus dengan Rain. Karena sampai saat ini Rain masih cuek bahkan jutek.

*******

Hari ini seperti biasa Rain sedang memasak untuk makan siang Davian, karena Davian akan tahu jika bukan Rain yang memasak.

"Om rese emang, ngapa gue jadi diribetin ma dia si?" gumamnya sambil membolak-balik masakannya.

"Kenapa si, anak gadis ibu ngomel-ngomel mulu?" goda sang ibu yang tiba-tiba ada di belakangnya.

"Ya abis si Om Davi ngeselin, Bu, masa kalo bukan Rain yang masak ia ngga mau makan?" jawab Rain sambil memasukan semua makan siang Davian ke mealbox.

Bu Ratna malah terkekeh geli mendengar penuturan putri semata wayangnya.

"Baguslah biar nanti kamu biasa, daripada suami kamu sering makan di luar?" ucap Bu Ratna yang membuat Rain mengerutkan keningnya.

"Lah apa hubungannya sama si Om rese itu sih, Bu?" tanya Rain heran, namun sang ibu bukan menjawab ia malah membekap mulutnya sendiri, kemudian berlalu dengan alasan ada pelanggan.

"Dih ga jelas ibu!" gerutu Rain, kemudian ia bersiap untuk mengantar makan siang Davian ke kantornya.

Semua karyawan kantor Davian sudah mengenal baik Rain, apalagi disana ada sepupu Rain, Bang Rafa.

Siang ini Rain pergi ke kantor Davian dengan menggunakan celana panjang hitam dan kemeja satin toska, rambutnya diikat dengan rapi, Rain terlihat lebih dewasa dan makin cantik. Di tangan kanannya menggenggam paper bag berisi makan siang Davian.

Rain masuk lift menuju lantai 10,ruangan khusus Davian. Rain menunggu lift itu berdenting dan terbuka di lantai yang dimaksud. Setelah lift terbuka Rain bergegas menuju ruangan Davian. Ada sekretaris pria arogan itu di luar. Mba Lena namanya, ia sangat ramah dan mudah bergaul.

"Siang, mba Lena!" sapa Rain saat melihat wanita yang ditaksir seumuran sama Davian itu sedang menatap layar laptopnya dengan serius.

"Eh, Rain kamu udah dateng, langsung masuk aja kata Pak Davi! Awas ati-ati lahi ada macan di dalem!" ucapnya kemudian berbisik.

Rain sempat mengerutkan keningnya, saat mendengar bisikan Mba Lena.

"Macan beneran mba, takut lah, mba aja gih yang kasih, aku balik lagi!" ucap Rain sambil menyodorkan peper bag ke Mba Lena.

"Iih jangan, kalo aku yang ngasih ntar ribet, aku mesti nyusul kamu, udah kamu aja sana, ngga bakal apa-apa!" jawabnya sambil mendorong Rain ke arah pintu bosnya.

Rain menatap Mba Lena ragu, namun dibalas anggukan oleh wanita cantik itu seolah memberi jawaban bahwa semua baik-baik saja.

Rain menarik nafasnya dalam, kemudian menghembuskannya perlahan, sebelum ia memegang handle pintu di hadapannya.

"Permisi, makan siangnya udah dateng, Om!" ucap Rain sambil menerobos masuk. Namun saat ia masuk ada pemandangan yang membuatnya risih.

Ada seorang wanita cantik dan sexy yang bergelayut manja di pangkuan Davian. Mereka terlihat begitu intim, bahkan sesekali sebuah kecupan mendarat di bibir Davian.

Rain refleks memalingkan wajahnya, kemudian meminta maaf. Ia buru-buru menyimpan peper bagnya di atas meja, saat ia akan keluar sebuah tarikan di tangannya membuatnya berhenti melangkah.

Davian sudah berdiri di belakangnya sambil menggenggam erat tangan mungil Rain.

"Mau kemana si? Sini temenin aku makan siang!" ucapnya santai. Rain menoleh dan sesekali menatap pada perempuan yang tadi berada di pangkuan Davian.

"Tapi kan udah ada yang memenin, ngapain mesti ngerepotin aku si, Om?" gerutu Rain.

"Sekali lagi kamu manggil aku Om, aku beneran bakal cium kamu!" bisik Davian di telingan Rain, yang membuat bulu kuduk Rain berdiri.

Perempuan sexy itu mendekati Davian kemudian memeluknya dari belakang.

"Lepasin gue, udah kamu pulang sana!" ucap Davian sarkas, sambil melepas pelukan perempuan sexy itu.

"Tapi_" jawab perempuan itu, namun ucapannya terpotong karena Davian sudah membuka pintu mempersilahkan ia keluar.

Rain menatap heran atas kejadian yang ia lihat barusan.

"Aneh, tadi aja mesra-mesraan masa langsung diusir, mana pas ada gue lagi aduuh gue takut jadi sasaran kemarahan tu cewe sexy!" gumam Rain sambil menepuk jidatnya.

"Kamu sakit Rain?" tanya Davian, saat melihat tingkah Rain. Rain langsung menggelengkan kepalanya. Tangannya masih digenggam erat oleh Davian, kemudian ia ditarik untuk duduk di sofa besar yang ada di sudut ruangan.

"Om, kok dia disuruh pulang si, padahal om bisa makan bareng dia?" ucap Rain sambil membuka makan siang untuk Davi. Sementara Davian sudah berada dekat di samping Rain.

"Kamu beneran mau aku cium ya?" bisiknya yang membuat Rain terpaku.

"Apaan si? Jan macem-macem deh!" ucap Rain sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Terus kenapa masih manggil aku Om? Berasa tua banget aku dipanggil gitu!" jawab Davian sambil menghela nafas, kemudian menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa.

"Dih ngga nyadar emang udah tua kali!" gumam Rain, namun ternyata Davian masih bisa mendengar gumaman gadis yang beranjak dewasa itu.

"Aku denger ya!" ucap Davian sambil kembali mencondongkan tubuhnya ke depan. Rain menggeser duduknya, kemudian mempersilahkan Davian makan sebelum ia mengomel yang lain.

"Udah cepetan makan, aku mau pulang dulu lah, O.., em Pak!" ucap Rain sambil beranjak. Namun lagi-lagi tangannya ditarik untuk kembali duduk.

"Temenin aku dulu, apaan sekarang panggil Pak, kamu beneran mau_" ucapan Davian terhenti saat Rain tiba-tiba membekap mulutnya dengan tangan mungilnya.

Davian nampak terkekeh dengan tindakan gadis di depannya.

"Ya udah kalo gitu aku mesti panggil apa si?" tanya Rain akhirnya.

"Mas aja lah, biar enakan, atau abang juga boleh!" jawabnya kemudian menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Oke ntar aku coba deh!" jawab Rain.

"Kalo gitu aku pulang ya, Bang!" lanjut Rain kemudian beranjak. Saat ini Davian malah menarik pinggang Rain, kemudian menguncinya.

"Iiih ngapain sih? Lepasin!" omel Rain sambil berusaha menyingkirkan tangan besar Davian dari pinggangnya. Tapi bukannya lepas, Davian malah makin mengeratkan pelukannya dan menarik tubuh mungil Rain lebih dekat, tanpa menghentikan aktivitas makannya.

Waktu makan siang terasa begitu lama bagi Rain, apalagi pelukan Davian di pinggangnya masih belum terlepas. Hingga akhirnya dengan kasar Rain mencubit lengan Davian.

"Aaaaw,, sakit cantik!" pekik Davian yang refleks melepas pelukannya.

"Syukurin, lagian nyari kesempatan banget si, kalo terulang lagi, aku ngga akan nganterin makan siang lagi ke sini!" omel Rain kemudian beranjak dan meninggalkan ruangan Davian.

Rain masih menekuk mukanya saar keluar dari ruangan besar itu, hal tersebut tidak lepas dari perhatian Mba Lena.

"Kamu kenapa Rain?" tanya Mba Lena sambil menghampiri gadis cantik di depannya.

"Ngga apa-apa, Mba, aku pulang dulu ya mba!" jawab Rain kemudian bergegas meninggalkan kantor Brata.

"Maunya apa sih tuh om-om, padahal cewenya banyak,tapi masih aja godain gue!" gumamnya sambil melangkah masuk ke kedai.

Saat Rain masuk ke kedai terlihat sang ibu sedang berbicara serius lewat ponselnya.

"Iya, jeng kita siapin semuanya, aku udah ngga sabar pengen nimang cucu!" percakapan itu yang terdengar oleh Rain, saat ia mendekat, Bu Ratna buru-buru menutup saluran telponya.

"Siapa sih Bu, ibu pengen punya cucu dari siapa?" tanya Rain heran, bahkan ia juga ngga ngerti dengan apa yang ia tanyakan.

"Ngga apa-apa, itu temen ibu, udah sana kamu istirahat!" jawab sang ibu yang membuat Rain makin penasaran.

"Sebenernya apa sih yang disembunyiin ibu, akhir-akhir ini ibu juga sering pergi keluar sendiri lagi ngga mau ditemenin?" gumam Rain sambil duduk dekat meja kasir dan mulai membuka ponselnya.

Ada beberapa pesan dari Ikoh, kemudian Rain membukanya satu per satu.

Ikoh : Rain lo gue di toko buku Intan.

Ikoh : buruan😈

Rain menepuk jidatnya lagi, dia lupa kalo hari ini dia mau ke toko buku untuk mengerjakan tugas bareng Ikoh. Karena Ikoh juga kuliah di universitas dan jurusan yang sama dengan Rain sekelas lagi.

"Buu, aku pamit mau ke toko buku bareng Ikoh!" teriak Rain sambil memakai tas selempangnya kemudian tak lupa membawa dompet dan ponselnya.

"Hati - hati sayang!" ucap Bu Ratna kemudian mencium pipi anaknya.

Rain begegas naik ojek Bang Sam, padahal aslinya Samidi, katanya biar keren manggilnya Bang Sam aja.

Tak berapa lama, Rain sudah sampai di toko buku, terlihat Ikoh sedang duduk di kursi depan toko dengan muka di tekuk.

"Maafin gue, Koh, gue telat ini gara-gara si om rese!" ucap Rain sambil menghambur memeluk sahabatnya.

"Kesel tau gue dari tadi ngejogrog dimari!" omelnya.

"Iya, iya maafin gue, ntar gue traktir deh makan baso yang pedes itu lo yang lagi viral!" ucap Rain sambil merangkul sahabatnya dan masuk ke toko.

Mereka mencari beberapa buku untuk refensi tugas mereka. Selain membeli buku unyuk tugas kuliah, Rain juga membeli beberapa buku resep masakan yang baru.

Rain dan Ikoh sudah mendapatkan buku yang mereka cari, kemudian mereka antri di kasir untuk membayar semua bukunya.

Saat Rain memberikan semua buku pilihannya termasuk punya Ikoh, ia sempat kaget saat mengetahui kalo kasir itu mantannya.

"Kak Reza?" pekik Rain tertahan.

"Rain kamu apa kabar?" jawab Kak Reza ramah. Ikoh juga sempat melongo saat mengetahui yang didepan mereka adalah senior sekaligus mantan pacar sahabatnya.

"B-baik Kak!"

"Kakak kerja disini? Masa sih kan Kakak anak orang kaya?" sela Ikoh yang membuat Rain menyikutnya.

Kak Reza hanya terkekeh, mendengar ocehan sahabat mantannya itu, ia *** kalo Ikoh emang ceplas-ceplos. Namun sebelum menjawab tiba-tiba ada karyawan yang memanggil Kak Reza.

"Maaf, Bos, udah ngerepotin, sini biar aku gantiin lagi!" ucap pria berkacamata itu.

"Udah ngga apa-apa yang ini biar aku yang layanin!" ucap Kak Reza tenang. Dia memang selalu terlihat tenang dalam segala situasi.

"Bukunya cuma ini Rain?" tanyanya kemudian memasukan semua buku ke paperbag.

Kemudian memberikannya pada Rain.

"Eh jadi berapa, Kak semuanya?" ucap Rain saat melihat Kak Reza tidak menghitung semua bukunya.

"Udah untuk kali ini gratis, tapi kamu harus jadi langganan toko buku aku ya!" jawabnya dengan semyum khasnya yang selalu membuat jantung Rain berantakan.

"Tapi Kak_" ucapan Rain terpotong saat Kak Reza menghampirinya.

"Itu sebagai hadiah dari aku untuk kamu, spesial!" bisiknya.

"Kamu ternyata makin cantik ya Rain!" lanjutnya yang membuat pipi Rain terasa panas karena mungkin wajahnya sudah merona.

"Makasih Kak Reza, aku pasti bakal sering dateng kemari!" sela Ikoh sambil mengambil alih paperbag di tangan Rain.

"Emm,,, kalo gitu makasih, kak, sekali lagi, aku pamit kalo gitu!" ucap Rain kemudian beranjak meninggalkan Kak Reza yang masih mematung di sana.

"Kamu bakal balik jadi milik aku Rain Almahera!" gumam Reza sambil mengepalkan tangannya.

Bersambung....

Aku balik lagi... 😂

Nah mo pilih mana

Rain&Kak Reza atau Rain & Om Davian

Xixixix....

Selamata menjalankan ibadah puasa yg ke 3 ya bagi yang menjalankan...

Tetap jaga kesehatan and stay at home!

Oya kalo mo keluar rumah jan lupa pake masker, tapi awas lo jan dijadiin alesan pake masker eh sambil ngunyah permen😂😂😂

Happy Reading

Terpopuler

Comments

ririn handayani

ririn handayani

aq timex rena ma om davi dah fix...

2021-01-06

0

Nova.sw7

Nova.sw7

kok kayaknya Reza mau ada rencana jahat ya

2020-12-22

1

Ina Kirana

Ina Kirana

Wah Reza kenapa ya Ama rena

2020-12-07

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!