Alasan Konyol

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Zan sinis.

"Saya tidak menemukan jalan keluarnya, saya sudah mengikuti arah petunjuk yang dipasang oleh guru anak-anak, tapi entah mengapa malah saya semakin tersesat. Dan bertemulah dengan Bu Sania di sini," jawab Fandi.

"Jangan panggil saya Bu Sania, panggil Sania saja biar lebih akrab," Sania menimpali.

"Oh. Oke, Sania." Sembari tersenyum hangat menatap Sania.

Zan mencebikkan bibir kesal melihat mereka lagi-lagi mengabaikannya begitu saja.

"Saya akan pergi, tetaplah di sana jika kalian tidak ingin keluar dari hutan ini." Zan melangkah pergi meninggalkan mereka, tapi Sania dan Fandi malah mengikutinya.

Sore hari akhirnya Zan berhasil memecahkan masalah mereka dengan menyadari ada yang salah dengan penunjuk jalan itu, ia sudah menebak, pasti Month yang sudah mengubah arah petunjuknya, sengaja ingin mereka tersesat. Bisa sangat jelas ketahuan karena tidak ada satu orang pun yang mencoba untuk mencari mereka, Month pasti sudah tahu bahwa Zan akan berhasil keluar dari hutan itu.

"Tuan Zan, Tuan Fandi, Bu Sania, kalian kemana saja, kenapa baru kembali?" tanya bu guru.

"Sebaiknya Anda jangan berpura-pura tidak tahu," jawab Zan sembari menatap lekat pada guru tersebut.

Keesokan pagi, Sekretaris Wen datang ke tempat perkemahan mereka untuk menjemput Zan.

"Selamat pagi, Tuan muda," sapanya ketika Zan keluar dari tenda bersama Month.

"Kau bereskan semuanya, aku dan Month menunggu di mobil." Tanpa menjawab, tetapi langsung memberi titah.

"Baik, Tuan muda." Sekretaris Wen menunduk hormat dan membiarkan Zan pergi, baru setelahnya ia membereskan perlengkapan kemah milik Zan.

~~

"Bagaimana, Tuan kecil. Apakah camping kali ini menyenangkan?" tanya Sekretaris Wen.

"Lumayan ada perkembangan," jawab Month sembari melirik ke arah Zan.

"Bagaimana mengenai perusahaan, apakah ada masalah serius yang tidak bisa kau tangani?" tanya Zan mengalihkan pembicaraan.

"Tidak ada, Tuan. Semuanya berjalan baik-baik saja," jawab Sekretaris Wen datar.

"Bagus, kalau begitu aku akan tidur, selama dalam perjalanan, jangan ganggu aku." Zan memejamkan mata dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"Paman, tahukah kamu bahwa tadi malam ada seorang pria dewasa yang sedang mengigau menyebut nama seorang wanita? Aku mendengarnya dengan sangat jelas kemarin, menurutmu ... pria dewasa ini kenapa?" tanya Month dengan sengaja.

"Month, Papa masih bisa mendengarmu, oke?" sahut Zan tanpa membuka mata.

Sekretaris Wen yang tadinya ingin menjawab, seketika kembali mengurungkan niatnya.

"Kukira tadi Papa bilang mau tidur, kenapa masih mendengar suara?" tanya Month, tapi malah tidak digubris oleh Zan, membuat pria kecil ini mencebik kesal.

"Oh ya, Paman. Kenapa kamu tiba-tiba datang menjemput kami? Bukankah seharusnya kami pulang naik bis bersama yang lainnya?" tanya Month penasaran. Kini ia lebih banyak berbicara semejak kenal Star, tidak seperti dulu yang dingin seperti ayahnya.

"Tuan muda Zan mengatakan bahwa saya harus datang menjemput. Karena beliau tidak ingin satu kendaraan dengan orang yang menyebalkan."

"Menyebalkan? Apa Paman tahu siapa orang menyebalkan itu?" tanya Month lagi.

"Tidak tahu, Tuan kecil, mungkin Anda bisa mencoba menanyakannya pada Tuan muda setelah ia bangun nanti."

"Kamu bercanda tidak pada tempatnya, Paman. Itu sama saja dengan ingin mencari mati jika bertanya padanya." Sekretaris Wen hanya tersenyum simpul.

~~

Keesokan hari.

"Wen, coba kamu cari tahu, wanita bernama Sania itu ada di mana dan sedang apa dia?" titah Zan. Pikirannya terhadap Sania tetap tidak bisa teralihkan meski telah berusaha memfokuskan diri pada pekerjaan.

"Baik, Tuan muda." Sekretaris Wen membungkuk hornat dan berbalik badan ingin keluar, tapi panggilan dari Zan berhasil membuatnya kembali menghentikan langkah. "Dan satu lagi, beritahu aku bersama siapa dia sekarang."

"Baik, Tuan muda."

"Apakah ini bagian dari rencana bisnis? Atau ini hanya sebuah pekerjaan baru untukku? Menjadi seorang penguntit wanita? Haish." Sekretaris Wen mengusap wajahnya tak habis pikir.

Tak berapa lama Sekretaris Wen mendapat laporan dari orang suruhannya, memberitahu tentang keberadaan Sania sekarang.

"Maaf mengganggu Anda, Tuan muda. Saya ingin menyampaikan laporan bahwa Nona Sania saat ini sedang berada di sebuah Cafe meminum secangkir cappucino bersama seorang pria yang tidak dikenal," ujar Sekretaris Wen profesional.

"Seorang pria tak dikenal? Apa ada fotonya?" tanya Zan dengan alis yang mengerut.

"Ada, Tuan. Silahkan Anda lihat." Sekretaris Wen memberikan ponselnya di hadapan Zan.

Zan kembali mengernyit. "Dia lagi?"

"Apakah ada yang salah, Tuan muda?" tanya Sekretaris Wen ketika melihat raut wajah majikannya yang tak sedap.

"Bawa aku ke sana." Zan bangkit tanpa menjawab pertanyaan Sekretaris Wen. Dan berlalu pergi begitu saja.

Sebuah Cafe yang memiliki banyak peminat, Zan turun dari mobil dan masuk ke sana tanpa ada sepatah kata pun, melihat keberadaan Sania di meja tengah, Zan membetulkan kancing jasnya dan berjalan penuh wibawa.

Zan duduk di meja yang berseberangan dengan Sania tanpa menoleh sedikit pun, seolah bahwa dirinya tidak tahu bahwa Sania ada di sana. Dan masih ditemani oleh Sekretaris Wen yang berdiri dengan setia.

"Anda ingin memesan apa, Tuan muda? Saya akan pergi pesankan untuk Anda," Sekretaris Wen menawarkan.

"Tidak usah." Zan tidak ingin Sekretaris Wen banyak bicara yang bisa menggagalkan niatnya untuk mendengar pembicaraan antara Sania dan Fandi.

"Sejak kapan mereka begitu akrab?" ekspresi Sania dan Fandi yang sedang bergurau, tak lepas dari Lirikan tajam mata elang milik Zan.

"Lho, bukannya ini Tuan Zan? Kebetulan sekali," sapa Fandi yang tanpa sengaja melihat kehadiran Zan di samping meja mereka.

"Oh, kalian minum di sini juga? Sempit sekali dunia ini, ketemunya kalian lagi, kalian lagi." Zan terkekeh.

"Bukan dunia ini yang sempit, tapi memang Anda sendiri yang sengaja menghampiri mereka, Tuan muda," batin Sekretaris Wen dengan senyum kecutnya.

"Karena kebetulan kita bertemu, sepertinya tidak mengapa jika saya ikut bergabung." Zan mengangkat kursinya berpindah ke meja yang sama dengan Sania dan juga Fandi.

"Tidak keberatan, kan?" tanyanya lagi sembari duduk dengan santai.

"t-tidak apa-apa, Tuan. Silahkan." Meski terasa canggung, tapi Fandi tak punya pilihan lain, jika ia menolak, apa kata Sania nantinya, apalagi sekarang ia sedang berusaha untuk mendekati Sania karena memang dirinya adalah seorang duda yang ditinggal cerai oleh istrinya.

Sementara Sania saat ini, ia hanya diam saja tanpa mengatakan apa pun, saat ini ia hanya ingin bersikap biasa saja terhadap Zan, tidak ingin terlalu memusuhi, tapi juga tidak ingin terlalu dekat.

"Kamu minum apa?" tanya Zan sembari menatap Sania.

"Aku? Aku minum cappucino," jawab Sania.

"Kalau begitu, biar kucoba, untuk memastikan apakah minumanmu bersih dari racun dan tidak dicampur dengan apa pun." Tanpa ada persetujuan dari Sania, Zan langsung meminum minuman itu digelas yang sudah digunakan oleh Sania.

"Uhuk!" Seketika Sekretaris Wen terbatuk.

"Yang benar saja, Tuan muda? Setidaknya carilah alasan yang lebih masuk akal lagi, di mana kharisma Anda sebagai pria berjulukan genius itu? Jika memang ada racun di dalam minumannya, bukankah itu artinya Anda juga akan terkena dampaknya? Kenapa Tuan muda berubah menjadi pria dungu di situasi seperti ini?" batin Sekretaris Wen.

"Kau kenapa, Wen? Sakit?" tanya Zan tiba-tiba.

"T-tidak, Tuan muda. Hanya kurang minum air," jawabnya.

"Mau minum juga?" Zan mengangkat gelas berisi minuman capucino pada Sekretaris Wen.

"Tidak perlu, Tuan muda. Jika minuman itu ada racunnya, itu artinya saya juga akan ikut mati."

Seketika Zan pun tersadar detik itu juga, sadar bahwa alasannya barusan benar-benar konyol, ia berganti menatap Sania dan Fandi, yang kini mengulum senyum berusaha untuk tidak tertawa. Tidak perlu ditanya lagi bagaimana malunya Zan ketika menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan yang tidak masuk akal. Di mana ia harus meletakkan wajahnya sebagai seorang presdir dan juga julukan sang pria genius itu? Otaknya berhenti berjalan begitu saja.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

wkaka

2022-06-18

0

Any Eka

Any Eka

hahahaha ada yg panas tpi bukan bara 😂 😂 😂

tpi ujung"nya modus si zan 😂

2021-10-03

1

auzi

auzi

up lgi thor.
bkn zan bucin sma sania

2021-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 Dipaksa Menikah
2 Kelahiran CEO Junior
3 Kembali Setelah Lima Tahun
4 Si Kembar yang Tertukar
5 Masalah Kelangsungan Hidup Zan
6 Month Kembali
7 Desain By Sania
8 Kamu Datang Ingin Menggoda?
9 Informasi Tentang Sania
10 Apa yang Terjadi?
11 Tes DNA
12 Kembali Datang ke Kediaman Sania
13 Tamparan Pertama
14 Mengundurkan Diri
15 Berangkat Camping
16 Percakapan Zan dan Month
17 Mulai Posesif
18 Permintaan Kecil yang Menurunkan Drajat
19 Alasan Konyol
20 Membuat Keributan
21 Undangan dari Zan
22 Makan Malam Bersama
23 Kebenaran Mengenai Star
24 Zan Menuntut Jawaban
25 Syarat dari Zan
26 Senjata Makan Tuan
27 Melayani 24 Jam
28 Kesehatan Zan Memburuk
29 Permintaan Untuk Menikah
30 Dunia Terbalik
31 Siapa yang Kejam?
32 Siapa yang Lebih Pintar?
33 Mencicipi Tubuh Zan
34 Menikah Sekarang
35 Menikah Kedua Kalinya
36 Undangan Bibi Marissa
37 Parasit
38 Benar-Benar Puas
39 Jajan Pinggir Jalan
40 Tak Terkendali
41 Mantan Kekasih Datang Lagi
42 Salah Paham
43 Membakar Kartu Nama
44 Sania Diculik
45 Saham Pindah ke Tangan Sania
46 Semua Untuk Sania
47 Pulang
48 Rahasia Zan
49 Nikahi Putriku!
50 Hasutan Kayra
51 Pergi atau Bertahan?
52 Memilih Pergi
53 Kayra Datang Lagi
54 Dilema Sekertaris Wen
55 Surat Cerai
56 Zan Sadar
57 Masalalu Sekertaris Wen
58 Hari Pernikahan Zan dan Kayra
59 Membatalkan Pernikahan
60 Mencari Tahu Tentang Sania
61 Misi Pertama
62 Dinda Marah
63 Pelakor
64 Ulang Tahun Sania
65 Sania Dipenjara
66 Masuk Rumah Sakit Lagi
67 Kayra Mati Kutu
68 Janji
69 Sania Kecelakaan
70 The End
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Dipaksa Menikah
2
Kelahiran CEO Junior
3
Kembali Setelah Lima Tahun
4
Si Kembar yang Tertukar
5
Masalah Kelangsungan Hidup Zan
6
Month Kembali
7
Desain By Sania
8
Kamu Datang Ingin Menggoda?
9
Informasi Tentang Sania
10
Apa yang Terjadi?
11
Tes DNA
12
Kembali Datang ke Kediaman Sania
13
Tamparan Pertama
14
Mengundurkan Diri
15
Berangkat Camping
16
Percakapan Zan dan Month
17
Mulai Posesif
18
Permintaan Kecil yang Menurunkan Drajat
19
Alasan Konyol
20
Membuat Keributan
21
Undangan dari Zan
22
Makan Malam Bersama
23
Kebenaran Mengenai Star
24
Zan Menuntut Jawaban
25
Syarat dari Zan
26
Senjata Makan Tuan
27
Melayani 24 Jam
28
Kesehatan Zan Memburuk
29
Permintaan Untuk Menikah
30
Dunia Terbalik
31
Siapa yang Kejam?
32
Siapa yang Lebih Pintar?
33
Mencicipi Tubuh Zan
34
Menikah Sekarang
35
Menikah Kedua Kalinya
36
Undangan Bibi Marissa
37
Parasit
38
Benar-Benar Puas
39
Jajan Pinggir Jalan
40
Tak Terkendali
41
Mantan Kekasih Datang Lagi
42
Salah Paham
43
Membakar Kartu Nama
44
Sania Diculik
45
Saham Pindah ke Tangan Sania
46
Semua Untuk Sania
47
Pulang
48
Rahasia Zan
49
Nikahi Putriku!
50
Hasutan Kayra
51
Pergi atau Bertahan?
52
Memilih Pergi
53
Kayra Datang Lagi
54
Dilema Sekertaris Wen
55
Surat Cerai
56
Zan Sadar
57
Masalalu Sekertaris Wen
58
Hari Pernikahan Zan dan Kayra
59
Membatalkan Pernikahan
60
Mencari Tahu Tentang Sania
61
Misi Pertama
62
Dinda Marah
63
Pelakor
64
Ulang Tahun Sania
65
Sania Dipenjara
66
Masuk Rumah Sakit Lagi
67
Kayra Mati Kutu
68
Janji
69
Sania Kecelakaan
70
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!