Tamparan Pertama

"Star, kamu dari mana saja? Kamu tahu betapa Mami mengkhawatirkanmu? Kamu tidak memikirkan perasaan Mami? Mami kan sudah bilang, jangan keluar rumah tanpa izin dari Mami, kamu lupa dengan perjanjian kita?" Sania menegur dengan suara yang sedikit lantang, kini ia benar-benar harus tegas, jika tidak, maka Star bisa saja tidak akan mendengarkannya lagi.

"Mami, maafkan aku, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi," ucap Star dengan wajah yang memelas, sembari meraih tangan Sania dan menciumnya dengan lembut.

Melihat wajah Star yang tampak sedih, membuat Sania tak tega. "Kamu tahu Mami sangat takut kehilanganmu? Mami melakukan ini karena Mami tidak ingin terjadi sesuatu padamu, kamu paham, kan?" Sania memegangi kedua belah pipi Star yang halus.

"Iya, Mami. Maafkan aku, tidak akan ada kedua kalinya, aku janji. Mami jangan marah, ya," mohon Star.

"Ya sudah, Mami akan maafkan jika kamu mengatakan dari mana kamu pergi dan bersama siapa?" ujar Sania dengan raut wajah yang menuntut.

"Mami ... aku sudah tahu bahwa sebenarnya aku memiliki saudara kembar. Dan pasti Mami juga sudah tahu mengenai hal ini karena Mami yang melahirkan kami, tapi kenapa Mami tidak pernah cerita padaku? Kenapa Mami tidak pernah mau menceritakan tentang Papi dan saudara kembarku itu? Apa Mami tidak merasa kesepian hanya tinggal berdua denganku?" ujar Star penuh tanda tanya.

Sania menelan saliva begitu berat, terdiam kaku di tempatnya, bagaimana bisa Star tahu tentang dirinya yang memiliki saudara kembar?

Tok tok tok!

Belum sempat Sania mengondisikan ekspresinya, sebuah ketukan pintu kembali membuatnya tersadar.

"Mami belum selesai bicara padamu, tunggu di sini, Mami akan keluar sebentar," ujarnya lalu meninggalkan Star untuk membuka pintu.

Saat pintu menganga lebar, Sania seakan merasa bahwa jantungnya berhenti berdetak, melihat wajah pria yang paling tak ingin ia temui dan wajah anak yang paling ia rindui, tepat berada di hadapannya.

"K-kalian, untuk apa datang ke sini?" Kaki Sania gemetar hingga terasa sulit untuk berdiri dengan seimbang.

"Apa aku dan Papa boleh masuk?" tanya Month sembari mendongak menatap ibunya.

Sania menunduk memandang wajah Month dengan mata berkaca-kaca, ini kali pertama anaknya itu meminta sebuah permintaan, tapi apa yang harus ia jawab? Ia tidak mungkin membiarkan Zan mengetahui keberadaan Star di dalam, wajah mereka sangat mirip, mustahil Zan tidak mengenali anaknya.

Sania tersenyum kurang sedap, sembari berjongkok di hadapan Month. "Em ... kamu bukankah pria kecil yang kutemui di bandara saat itu? Siapa namamu? Dan, kamu ke sini untuk apa?"

"Apa aku tidak boleh ke sini?" tanya Month dengan wajah datar.

"B-bukan, bukan seperti itu, jika kamu datang ke sini ingin bermain dengan Bibi, kamu tidak perlu membawa ayahmu ke sini," ucap Sania merasa tak enak pada anaknya.

"Apa Papa pernah menyakitimu?"

Sania menelan saliva terasa berat, ia melirik ke arah Zan yang saat ini seakan tak peduli dengan pembicaraan mereka. Lalu kembali berpindah menatap Month dan tersenyum hangat. "Bibi dan ayahmu tidak saling kenal, jadi kamu tenang saja, dia tidak pernah menyakitiku."

Seketika Zan menatap Sania tajam, entah kenapa dia merasa begitu marah ketika Sania mengatakan bahwa mereka tidak saling kenal.

"Mami, apa aku boleh keluar untuk melihat?" Dari dalam, Star yang begitu penasaran pun berteriak memanggil.

Zan lagi-lagi terkesiap, ia refleks mengedarkan pandangan ke arah kamar Sania. "Suara itu? Kenapa terdengar familiar?"

"Siapa di dalam?" tanya Zan tak menunggu waktu lama.

"Anda tidak perlu tahu." Sania langsung berdiri demi mencegah Zan agar tidak masuk.

"Sekarang sudah malam, tidak baik membawa anak sekecil dia keluar, jadi pulanglah," lanjut Sania.

"Kamu belum menjawab pertanyaan saya, anak siapa di dalam? Lebih baik jangan mencoba untuk berbohong, kamu tahu apa akibatnya ketika kamu berniat membohongi saya?" tegas Zan.

"Dia anakku, puas?" Sania semakin kesal dibuat pria itu, bisanya hanya bisa mengancam dan memerintah.

"Siapa ayahnya?"

Seketika Sania terkekeh geli. "Tuan muda yang terhormat, Anda siapa? Kenapa harus begitu penasaran tentang siapa ayah dari anak itu? Saya mau punya anak dengan siapa pun itu terserah saya, Anda tidak perlu bertanya apa pun lagi, yang jelas dia bukan anak Anda."

Zan mengepalkan tangan mencoba menahan diri. "Month, pulang sekarang, dia bukan siapa-siapa, tidak perlu datang ke sini."

Seketika Sania merasa aliran darahnya berdesir hebat ketika Zan mengatakan bahwa dirinya bukan siapa-siapa, jelas-jelas dia adalah wanita yang telah melahirkan anaknya, tapi ... ingin menyangkal pun ia tidak mampu, memang pada dasarnya, perjanjian kontrak telah disepakati, ia tidak boleh mengaku pada Month bahwa ia adalah ibu kandungnya.

Saat Sekretaris Wen ingin menggendong Month, seketika Month memberontak dan berteriak. "Papa, aku tidak mau pulang, aku ingin disini bersama Mama!"

Sania seketika terbelalak kaget, mama? Kenapa Month bisa menyebutnya seperti itu?

Sementara Zan yang tadinya berbalik badan ingin pulang, seketika kembali menoleh pada anaknya. "Kamu bilang apa tadi?" tatapan mata Zan menajam, Month terdiam.

"Jawab Papa, kamu panggil apa dia tadi?" Zan mendekat, membuat anaknya mundur mendekati Sania.

"Dia ibuku, aku tidak ingin pulang!" teriak Month.

Zan menggertakkan gigi merasa geram. "Wen, paksa dia pulang."

Sekretaris Wen pun memaksa menggendong Month meski anak itu menolak dan berteriak, Month yang biasanya selalu menghemat suara, kini malah benar-benar tak menahan diri untuk berteriak sesukanya.

Akhirnya Wen berhasil membawa Month pergi dari sana, saat itu pula para tetangga Sania keluar untuk melihat keributan apa lagi yang terjadi.

"Kalian lagi? Sekarang kenapa? Sania, lebih baik ikut saja bersama suamimu, kamu tidak kasihan pada kami yang istirahatnya jadi terganggu karena keributan kalian?" tegur salah satu dari mereka.

"Maaf, Bu. Kami tidak akan melakukannya lagi, kalian bisa kembali istirahat, kami tidak akan mengganggu. Maaf sekali lagi." Sania terus menunduk meminta maaf.

Setelah mereka semua kembali ke kamar masing-masing, Sania juga menutup pintu kamarnya dan menarik pergelangan tangan Zan untuk keluar dari perumahan itu.

"Kamu pulang sekarang, jangan ganggu aku lagi!" Sania menghempas tangan Zan meminta agar pria itu segera pergi dari tempatnya.

"Katakan pada saya sekarang, apa kamu yang sudah mengatakan sesuatu pada Month?" tatap tajam Zan pada Sania.

"Katakan apa? Aku tidak pernah mengatakan apa-apa padanya." Sania menolak tuduhan Zan.

"Lalu kenapa dia bisa memanggilmu seperti itu jika bukan karena dia tahu sesuatu? Siapa lagi yang akan memberitahukan dia jika bukan kamu? Kamu masih belum rela berpisah dariku, kan? Lantas kamu ingin dia mengetahui siapa ibunya agar kamu bisa kembali padaku, begitu? Kamu merendahkan dirimu dengan cara seperti ini?" Zan menyeringai.

Plak!

"Tutup mulutmu, pria kotor!" Tangan Sania melayang begitu saja dan mendarat keras pada wajah lelaki di hadapannya itu.

Terpopuler

Comments

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

plak plak plak seharusnya 🤔 jangan plak doank

2022-06-18

0

Citra Kamila

Citra Kamila

seru..karena ke egoisan orang tua anak yg jadi korban nya

2022-01-07

1

Any Eka

Any Eka

lanjut

2021-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Dipaksa Menikah
2 Kelahiran CEO Junior
3 Kembali Setelah Lima Tahun
4 Si Kembar yang Tertukar
5 Masalah Kelangsungan Hidup Zan
6 Month Kembali
7 Desain By Sania
8 Kamu Datang Ingin Menggoda?
9 Informasi Tentang Sania
10 Apa yang Terjadi?
11 Tes DNA
12 Kembali Datang ke Kediaman Sania
13 Tamparan Pertama
14 Mengundurkan Diri
15 Berangkat Camping
16 Percakapan Zan dan Month
17 Mulai Posesif
18 Permintaan Kecil yang Menurunkan Drajat
19 Alasan Konyol
20 Membuat Keributan
21 Undangan dari Zan
22 Makan Malam Bersama
23 Kebenaran Mengenai Star
24 Zan Menuntut Jawaban
25 Syarat dari Zan
26 Senjata Makan Tuan
27 Melayani 24 Jam
28 Kesehatan Zan Memburuk
29 Permintaan Untuk Menikah
30 Dunia Terbalik
31 Siapa yang Kejam?
32 Siapa yang Lebih Pintar?
33 Mencicipi Tubuh Zan
34 Menikah Sekarang
35 Menikah Kedua Kalinya
36 Undangan Bibi Marissa
37 Parasit
38 Benar-Benar Puas
39 Jajan Pinggir Jalan
40 Tak Terkendali
41 Mantan Kekasih Datang Lagi
42 Salah Paham
43 Membakar Kartu Nama
44 Sania Diculik
45 Saham Pindah ke Tangan Sania
46 Semua Untuk Sania
47 Pulang
48 Rahasia Zan
49 Nikahi Putriku!
50 Hasutan Kayra
51 Pergi atau Bertahan?
52 Memilih Pergi
53 Kayra Datang Lagi
54 Dilema Sekertaris Wen
55 Surat Cerai
56 Zan Sadar
57 Masalalu Sekertaris Wen
58 Hari Pernikahan Zan dan Kayra
59 Membatalkan Pernikahan
60 Mencari Tahu Tentang Sania
61 Misi Pertama
62 Dinda Marah
63 Pelakor
64 Ulang Tahun Sania
65 Sania Dipenjara
66 Masuk Rumah Sakit Lagi
67 Kayra Mati Kutu
68 Janji
69 Sania Kecelakaan
70 The End
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Dipaksa Menikah
2
Kelahiran CEO Junior
3
Kembali Setelah Lima Tahun
4
Si Kembar yang Tertukar
5
Masalah Kelangsungan Hidup Zan
6
Month Kembali
7
Desain By Sania
8
Kamu Datang Ingin Menggoda?
9
Informasi Tentang Sania
10
Apa yang Terjadi?
11
Tes DNA
12
Kembali Datang ke Kediaman Sania
13
Tamparan Pertama
14
Mengundurkan Diri
15
Berangkat Camping
16
Percakapan Zan dan Month
17
Mulai Posesif
18
Permintaan Kecil yang Menurunkan Drajat
19
Alasan Konyol
20
Membuat Keributan
21
Undangan dari Zan
22
Makan Malam Bersama
23
Kebenaran Mengenai Star
24
Zan Menuntut Jawaban
25
Syarat dari Zan
26
Senjata Makan Tuan
27
Melayani 24 Jam
28
Kesehatan Zan Memburuk
29
Permintaan Untuk Menikah
30
Dunia Terbalik
31
Siapa yang Kejam?
32
Siapa yang Lebih Pintar?
33
Mencicipi Tubuh Zan
34
Menikah Sekarang
35
Menikah Kedua Kalinya
36
Undangan Bibi Marissa
37
Parasit
38
Benar-Benar Puas
39
Jajan Pinggir Jalan
40
Tak Terkendali
41
Mantan Kekasih Datang Lagi
42
Salah Paham
43
Membakar Kartu Nama
44
Sania Diculik
45
Saham Pindah ke Tangan Sania
46
Semua Untuk Sania
47
Pulang
48
Rahasia Zan
49
Nikahi Putriku!
50
Hasutan Kayra
51
Pergi atau Bertahan?
52
Memilih Pergi
53
Kayra Datang Lagi
54
Dilema Sekertaris Wen
55
Surat Cerai
56
Zan Sadar
57
Masalalu Sekertaris Wen
58
Hari Pernikahan Zan dan Kayra
59
Membatalkan Pernikahan
60
Mencari Tahu Tentang Sania
61
Misi Pertama
62
Dinda Marah
63
Pelakor
64
Ulang Tahun Sania
65
Sania Dipenjara
66
Masuk Rumah Sakit Lagi
67
Kayra Mati Kutu
68
Janji
69
Sania Kecelakaan
70
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!