Rumah Sakit.
"Bagaimana keadaan Tuan muda, Nona?"
"Dokter masih menanganinya, aku harus ke lab untuk memeriksa sampel darah Zan, kamu tunggu dia di sini, barangkali dia sadar dan membutuhkan sesuatu, jangan meninggalkannya walau sebentar saja, kamu mengerti, kan?" ujar Kayra.
"Baik, Nona." Sekretaris Wen menunduk hormat.
Sekilas tanpa sengaja Kayra bertatapan dengan Sania, ia menghentikan langkah seketika. "Kamu ...?"
Sania menatap Sekretaris Wen nampak bingung.
"Em ... dia, dia pelayan di rumah tuan muda, Nona," timpal Sekretaris Wen tanpa memberi kesempatan pada Sania untuk menjawab.
"Oh." Kayra pun menatap Sania tak peduli, lalu beralih memandang Sekretaris Wen. "Oh ya, Wen. Aku belum menanyakan soal kronologinya, nanti aku akan menemuimu lagi setelah kembali dari lab."
"Baik, Nona."
Kayra pun berlalu pergi. Sania terus melotot tajam pada Sekretaris Wen, melihat pria itu dari tadi bersikap biasa saja tanpa merasa bersalah, Sania pun memukul lengan Sekretaris Wen sekeras mungkin, dengan cepat Sekretaris Wen menoleh karena terkejut tiba-tiba mendapat pukulan.
"Anda kenapa, Nona?" Dengan alis yang mengerut menatap Sania.
"Kenapa? Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau mengatakan bahwa aku adalah pelayan? Kau benar-benar harus diberi ajaran yang lebih baik lagi sepertinya," protes Sania.
"Saya tidak akan mengatakan bahwa Anda adalah mantan istri tuan muda, itu hanya akan memperburuk reputasinya," jawab Sekretaris Wen.
"Kau ... beugh, menyebalkan!" Sania menghentakkan kaki ingin pergi dari sana.
Baru saja berbalik badan, Sekretaris Wen langsung mencegahnya dengan berkata, "Anda tidak boleh pergi sebelum keadaan tuan muda dipastikan baik-baik saja, jika tidak, Anda akan saya tuntut karena telah berniat tidak baik pada tuan muda."
Langkah Sania terhenti dan berbalik badan begitu geram. "Kau berani, lalu apakah aku takut? Silahkan saja tuntut aku, aku tidak melakukan kesalahan apa pun pada tuan muda manjamu itu, malah justru aku akan menuntut balik atas dasar pencemaran nama baik, biar kau dan tuan mudamu itu membusuk di penjara, sekalian membuat reputasinya semakin hancur. Dan di saat itu terjadi, aku akan tertawa sepuas mungkin." Sania melotot begitu berani sebelum ia benar-benar pergi.
Sekretaris Wen mengernyit. "Bisa-bisanya dia mengancamku balik, masih membawa-bawa tuan muda, apa dia kira tuan muda segampang itu untuk dituntut? Ck, naif." gumamnya sembari menggeleng sinis.
"Month, bagaimana menurutmu tentang hasilnya? Kita sudah menunggu di sini selama tiga jam, jika Mami tahu aku tidak di rumah, dia pasti akan khawatir mencariku." Star nampak tak sabaran.
"Kau tentunya tahu bahwa wanita itu tidak akan semenakutkan ayahku ketika tahu aku tidak di rumah, kau mungkin tidak akan mengerti rasanya ketika harus dipaksa untuk merenungkan kesalahan dengan cara memberi bacaan berupa materi tentang perbisnisan," jawab Month dingin.
Kini mereka sudah berada di rumah sakit selama kurang lebih tiga jam, hanya untuk menunggu hasil tes DNA mereka menggunakan sikat gigi yang digunakan Zan dan Sania, beserta sikat gigi milik mereka sendiri. Dan yang menjadi penanggung jawabnya adalah sopir taksi yang dibayar oleh Month. Karena jika hanya datang berdua, sudah pasti pihak rumah sakit tidak akan menyetujui permintaan mereka.
Selintas bayangan tiba-tiba tertangkap oleh mata Star. "I-itu kan Mami, untuk apa dia di sini? Apa Mami sedang mencariku?" ujar Star pada Month.
"Sudahlah, dia tidak akan menemukan kita, dia berjalan menuju keluar, itu artinya dia sudah mau pulang, kau tidak perlu terlalu khawatir," jawab Month.
Star meremas kedua tangannya begitu takut, selama ini ia selalu menjadi anak yang penurut dan tidak pernah ingin membuat ibunya khawatir, tapi kali ini ia benar-benar melakukannya dengan sengaja.
"Mami, maafkan aku," gumam Star sambil terus menatap punggung Sania yang semakin menjauh.
"Kau itu laki-laki, jangan terlalu lembek, kau akan mudah dipergunakan orang jika tidak bisa mengendalikan emosi dengan benar," sahut Month yang tidak suka melihat Star memasang muka sedih.
Month tumbuh dalam naungan Zan, tentunya ia juga terus menerapkan apa pun yang pernah diucapkan oleh Zan untuknya, seperti kata-katanya barusan, ia selalu dituntut oleh ayahnya untuk bisa hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, meski ia kesusahan dan terpuruk sekali pun, harus tetap mengandalkan diri sendiri untuk tetap bangkit. Tentunya juga sangat berbeda dengan pertumbuhan Star dibawah binaan ibunya yang soft, ia hanya diajarkan oleh ibunya tentang sopan santu terhadap sesama, suka menolong dan selalu tersenyum dalam keadaan sulit sekali pun, menjadi anak kuat itu sudah pasti, tapi bukan berarti ia harus memiliki hati yang mati di mana ia tak boleh mengharapkan seseorang dalam hidupnya. Manusia hidup tidak bisa berdiri sendirian, harus mencari seorang teman yang benar-benar tulus agar bisa berdiri dengan seimbang, itulah prinsip Sania yang selalu diterapkan oleh Star. Membuat kedua anak kembar ini memiliki sikap yang jauh berbeda.
Tak lama kemudian, mereka pun dipanggil ke ruangan dokter untuk memberitahukan hasil tesnya, tentu juga didampingi oleh sopir taksi yang setia menemani mereka.
Karena Month memiliki banyak uang yang dibekali oleh Zan, ia bisa bebas menggunakannya untuk membayar biaya tes DNA cepat tanpa menunggu berhari-hari.
Dokter menatap mereka berdua bergantian, lalu ia tersenyum. "Sangat jarang bisa menemukan anak pintar dan berani seperti kalian, melihat dari kemiripan wajah kalian, semua orang juga pasti akan sadar bahwa kalian adalah saudara kembar, bahkan kalau saya tidak salah, kalian ini adalah kembar identik, jika kamu menggunakan kacamata dan berpenampilan seperti dia, sudah pasti kalian tidak akan memiliki perbedaan dalam sudut pandang orang lain ," ujar dokter pada Month.
"Aku tidak tertarik berpenampilan sepertinya," sahut Month. Membuat mereka semua terdiam sejenak sampai akhirnya dokter memecah keheningan dengan gelak tawa.
"Itu hanya perumpamaan, tidak perlu diambil pusing."
"Dari kata-kata Anda barusan, saya menyimpulkan bahwa kami berdua adalah saudara kembar, benar begitu, Dokter?" tanya Star sambil tersenyum cerah.
Dokter membalasnya dengan senyuman. "Ya, DNA kalian sangat cocok, 99%."
"Lalu bagaimana dengan kedua orang tua kami?" tanya Month.
"Ini, ambillah, bawa pulang, katakan pada mereka bahwa kalian adalah saudara kembar, biar kalian bisa berkumpul lagi," ujar dokter sambil memberikan kertas hasil DNA tersebut.
Month menerimanya dan membaca isi yang tertera, tebakan mereka memang benar, jadi kali ini mereka hanya tinggal mencari tahu penyebab kedua orang tua mereka berpisah, lalu membuat mereka bersatu kembali.
Sementara di lain sisi, Zan juga sudah sadar. "Kenapa aku ada di sini, di mana wanita itu?"
"Anda pingsan saat didorong olehnya, Tuan muda. Jadi saya membawa Anda ke sini, sementara Nona Sania langsung pulang setelahnya," jawab Sekretaris Wen yang dari tadi selalu siap siaga menemani majikannya.
"Bagaimana caramu menggali informasi tentangnya? Kau bilang dia tinggal bersama seorang anak, tapi mana? Tidak ada anak atau siapa pun di tempat tinggalnya, kau sudah berani berbohong? Atau kau ingin bermain-main dalam menjalankan perintahku?" tegur Zan.
"*Lagi? Tuan muda kenapa terus menanyakan soal anak itu? Lagian kenapa juga jika Nona Sania memiliki anak dari orang lain? Untuk apa sibuk mencari tahu soal kebenarannya? Beliau bisa saja menanyakannya langsung pada pihak yang bersangkutan, mereka juga tidak ada hubungan apa pun lagi, bahkan beliau sempat berkata pada Nona Sania untuk tidak muncul di hadapannya, sekarang malah tuan muda sendiri yang ingi tahu tentang kehidupan mantan istrinya*." batin Sekretaris Wen. Tubuhnya serasa semakin kaku akibat pikirannya yang terlalu mengekang jawaban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Alya Yuni
Msa Thor si Sania ko lmbek bngat mcm bubur yg gk bisa di telan msa pemeran utama sllu di tindas thor
2022-12-30
0
Nur Aini Tarigan
semoga bisa bersatu
2021-09-18
0
Any Eka
lanjut
2021-09-18
0