Si Kembar yang Tertukar

"Adik kecil, kau sedang apa di sini? Bolehkah aku tahu namamu?" sapa Sania dengan lembut.

Month mendongakkan kepalanya, seketika jantung Sania berdegup kencang, Dinda pun ikut terkejut.

Wajah mereka benar-benar mirip, hanya saja tatapan matanya, sama persis seperti ayahnya, berbeda dengan Star, yang memiliki kepribadian ceria dan suka tersenyum. Pria itu, bagaimana sebenarnya dia membesarkan anakku? Kenapa anakku bisa sedingin ini saat menatap seseorang.

"Tidak salah lagi, Nia," bisik Dinda di telinga Sania.

"Kalian siapa? Maaf, aku tidak bergaul dengan sembarang orang, kalian pergilah, jangan menggangguku." Month kembali memalingkan wajahnya dari mereka.

Sania dan Dinda saling menatap, sedikit canggung dengan situasi di mana anak sendiri mengusir ibunya.

"Sepertinya kau harus berusaha lebih keras lagi, Sania Chen," goda Dinda sambil tersenyum usil.

"Nak, kau masih kecil, di mana orang tuamu? Kau tidak boleh berada di sini sendirian, ada banyak bahaya di sekitar, jika tidak keberatan, maukah kau ikut denganku? Aku berjanji akan menjagamu, setidaknya sampai kau berniat untuk pulang," rayu Sania, ingin sekali memeluk anaknya setelah lima tahun terpisah.

"Menyebalkan, berisik. Aku tidak butuh siapa pun, kalian pergilah sekarang, jangan mengganggu lagi." Month yang semakin kesal, seketika pergi begitu saja meninggalkan dua wanita yang masih membeku di tempat mereka masing-masing.

"Astaga, Sania. Anak itu sepertinya dididik terlalu keras oleh mantan suamimu. Aku kasihan padanya, bagaimana jika ia mengalami kerusakan mental akibat didikan ayahnya yang tak pandai bertoleransi? Lihat, bahkan dia menatap orang lain saja seperti bertemu seorang musuh, apa ayahnya sungguh tidak membiarkan anaknya bergaul dengan siapa pun?" celetuk Dinda yang dibuat kesal oleh Month.

"Dia mau pergi ke mana? Apakah aman jika dia pergi sendiri? Bagaimana cara pria itu menjaga anaknya? Dia tidak seharusnya membiarkan anak sekecil itu berkeliaran bebas di luaran, bagaimana jika terjadi suatu bahaya? Teledor sekali, dia malah mengira Star adalah anak yang dia besarkan. Dan konyolnya aku malah tidak bisa berbuat apa-apa saat anakku dibawa." Sania mengepalkan tangan begitu geram.

"Kau harus berhasil membujuknya, Nia. Kau tidak mungkin membiarkan dia pulang di mana Star saat ini masih ada di bersama ayahnya, bagaimana jika pria itu tahu bahwa dia sebenarnya memiliki anak kembar?" desak Dinda.

"Apa kau tahu siapa namanya? Aku tidak dapat menemukan informasi tentang dia," tanya Sania lagi.

Dinda menggeleng lemah. "Zan Munarga sangat menjaga privasi anaknya, ia tidak pernah memberitahukan pada publik mengenai anak itu, hanya orang-orang terdekatnya saja yang tahu. Namun, menurutku ini juga bagus, dengan begini, dia bisa melindungi anakmu dari bahaya musuh."

"Baiklah, aku akan kembali mencobanya." Sania berjalan cepat untuk mengejar Month.

"Adik kecil tunggu." Sania berhasil meraih tangan Month dengan napas yang tersengal-sengal.

Month menatap Nia begitu dingin. "Lepaskan," ucapnya dengan nada rendah, tapi penuh penekanan.

Sania menghembuskan napas berat dan berkata, "Oke, aku lepaskan, tapi please jangan pergi. Aku tidak berniat mengganggumu atau pun mencelakaimu, aku hanya ingin berdamai denganmu, percayalah, aku bukan orang jahat."

Month menatap Sania dari ujung kaki hingga ujung kepala. Dingin dan semakin dingin. "Apa yang membuat Anda ingin berdamai dengan saya? Kita saling kenal? Tidak, kan? Lalu bisakah Anda jelaskan mengapa saya harus percaya?"

Kau keluar dari perutku, bagaimana mungkin aku tidak ingin berdamai denganmu? Batin Sania. Sementara Dinda masih mengawasi dari kejauhan.

"Begini saja, biar kuperlihatkan padamu sesuatu." Sania mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. "Apa dia adalah ayahmu?" lanjutnya, sambil memperlihatkan foto Zan Munarga pada Month.

Month terlihat sangat tenang, matanya yang teduh masih tertuju pada gambar yang terdapat di ponsel tersebut, lalu berpindah menatap Sania. "Lalu kenapa? Anda ingin mengancam saya menggunakan foto itu? Silahkan, biar saya juga melihat, bagaimana cara Anda ingin mengancam saya." Month menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Aku tidak ingin mengancammu, aku hanya bertanya." Sania menyimpan kembali ponselnya dan menggaruk kepala dengan bingung, tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan pada anak itu.

"Maaf, Bibi. Saya tidak suka menyakiti orang lain, jadi tolong jangan memancing saya, sekali saya katakan tidak, akan tetap seperti itu, Anda membujuk saya seumur hidup pun saya tidak akan menyetujui Anda, kecuali jika Anda adalah ibu saya." Lalu Month pergi untuk yang kedua kalinya meninggalkan Sania.

"Kecuali jika kamu ibu saya?" Sania mengulangi ucapan Month dengan alis berkerut. "Bukankah aku memang ibumu?" lanjutnya.

"Sudahlah, aku juga tidak bisa memaksanya, awasi dari jauh saja sudah cukup."

~~

"Month, duduk," titah Zan pada Star yang saat ini dibawa pulang ke rumah.

"Kenapa kau kabur dari pengawasan Paman Wen? Kau sudah mulai ingin menantang Papa, begitu?" Zan menatap Star begitu lekat.

Star membetulkan kacamatanya dan jaket jeans yang ia kenakan, lalu berdiri mendekati Zan. "Papi, aku sungguh tidak tahu apa yang Papi katakan, aku tidak kabur, aku hanya melarikan diri saja, Papi tidak perlu marah-marah begitu." Lalu Star memasang wajah lugu di hadapan Zan, membuat pria es ini seketika mengerutkan alis, Sekretaris Wen bahkan ikut tak percaya, sejak kapan Month mau banyak bicara? Biasanya Month selalu diam, dalam sehari kata-kata yang diucapkannya bahkan dapat dihitung oleh jari.

"Katakan pada Papa, apa yang wanita itu katakan padamu? Apa yang dia ajarkan saat kau bersamanya? Katakan sekarang!" Zan mendekatkan wajahnya, mensejajarkan tatapannya dengan mata Star.

"Apa yang sedang Papi bicarakan? Aku tidak mengerti, jangan menekanku seperti itu, aku terlalu lemah untuk mendapat banyak pertanyaan." Lagi dan lagi, meski mereka merupakan saudara kembar, tentu saja memiliki perbedaan yang besar, apalagi mereka dibesarkan dengan cara yang berbeda, kini Star semakin mendalami perannya dalam berakting.

"Kau jangan mencoba untuk mengelabui Papa, kau pikir Papa tidak tahu, hm? Sekarang biar Papa perjelas padamu. Pertama, semua yang kau gunakan saat ini adalah pemberian darinya, kan? Mulai dari kacamata, pakaian, sepatu, bahkan jam tangan. Kedua, Kau tiba-tiba memanggilku dengan sebutan Papi, aku tidak pernah mengajarimu memanggil seperti itu, tentu dia yang mengajarimu, kan?" Zan menyilangkan kedua tangannya di depan dada menunggu jawaban dari Star, yang ia kira adalah Month.

Star menggaruk kepalanya kebingungan. Paman ini apakah sungguh tidak bisa membedakan antara aku dan anaknya? Jaman sekarang, apa masih ada orang yang begitu plin-plan sepertinya? Kurasa dunia ini akan hancur jika semua orang berwatak sama dengannya. Batin Star mulai tak nyaman.

Star menghela napas dalam-dalam lalu menatap Zan. "Baiklah, aku akan jujur. Jawaban pertama benar. Semua yang kugunakan ini memang pemberian darinya. Jawaban untuk yang kedua, itu salah. Dia tidak mengajariku memanggil dengan sebutan Papi, hanya saja, aku merasa nama itu cukup bagus untuk seorang ayah yang sekeren Papiku, benar begitu, Paman?" Star menoleh menatap Sekretaris Wen, lalu mengedipkan mata agar mau bekerjasama dengannya, di sisi lain, Zan juga menatap tajam pada Sekretaris Wen, membuat pria ini menjadi serba salah.

"Paman, kau dengar aku, tidak?" panggil Star sekali lagi.

"Em, maaf, Tuan muda kecil. Saya tidak bermaksud menyalahkan Anda, hanya saja, saya setuju pada Tuan. Anda memang tidak seharusnya menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal, bagaimana jika ada yang ingin berniat jahat? Apa yang dilakukan Tuan itu sudah benar, agar ini juga menjadi sebuah pelajaran agar Anda tidak sembarangan bergaul dengan orang asing." Sebagai seorang bawahan yang setia, Sekretaris Wen tetap berpegang teguh pada satu komitmen, bahwa ia harus berpihak pada Zan Munarga sebagai majikannya.

Dua orang tua ini sungguh membuat kepalaku semakin pusing. Hai, sadarlah, aku itu Star, bukan Month, jika saja aku tidak memikirkan tentang Mami, sudah pasti aku akan mengatakan yang sebenarnya dan kabur dari sini. Kira-kira Mami saat ini sedang apa? Dia pasti sedang cemas padaku, jika aku menghubunginya sekarang, pria ini pasti akan memarahi Mami lagi, aku tidak bisa membiarkannya menyakiti Mamiku, sepertinya memang harus mencari cara lain agar aku bisa bebas dari mereka. Star terus menatap Zan dan Sekretaris Wen secara bergantian, tentunya dengan pikiran yang sudah tidak di tempat.

Episodes
1 Dipaksa Menikah
2 Kelahiran CEO Junior
3 Kembali Setelah Lima Tahun
4 Si Kembar yang Tertukar
5 Masalah Kelangsungan Hidup Zan
6 Month Kembali
7 Desain By Sania
8 Kamu Datang Ingin Menggoda?
9 Informasi Tentang Sania
10 Apa yang Terjadi?
11 Tes DNA
12 Kembali Datang ke Kediaman Sania
13 Tamparan Pertama
14 Mengundurkan Diri
15 Berangkat Camping
16 Percakapan Zan dan Month
17 Mulai Posesif
18 Permintaan Kecil yang Menurunkan Drajat
19 Alasan Konyol
20 Membuat Keributan
21 Undangan dari Zan
22 Makan Malam Bersama
23 Kebenaran Mengenai Star
24 Zan Menuntut Jawaban
25 Syarat dari Zan
26 Senjata Makan Tuan
27 Melayani 24 Jam
28 Kesehatan Zan Memburuk
29 Permintaan Untuk Menikah
30 Dunia Terbalik
31 Siapa yang Kejam?
32 Siapa yang Lebih Pintar?
33 Mencicipi Tubuh Zan
34 Menikah Sekarang
35 Menikah Kedua Kalinya
36 Undangan Bibi Marissa
37 Parasit
38 Benar-Benar Puas
39 Jajan Pinggir Jalan
40 Tak Terkendali
41 Mantan Kekasih Datang Lagi
42 Salah Paham
43 Membakar Kartu Nama
44 Sania Diculik
45 Saham Pindah ke Tangan Sania
46 Semua Untuk Sania
47 Pulang
48 Rahasia Zan
49 Nikahi Putriku!
50 Hasutan Kayra
51 Pergi atau Bertahan?
52 Memilih Pergi
53 Kayra Datang Lagi
54 Dilema Sekertaris Wen
55 Surat Cerai
56 Zan Sadar
57 Masalalu Sekertaris Wen
58 Hari Pernikahan Zan dan Kayra
59 Membatalkan Pernikahan
60 Mencari Tahu Tentang Sania
61 Misi Pertama
62 Dinda Marah
63 Pelakor
64 Ulang Tahun Sania
65 Sania Dipenjara
66 Masuk Rumah Sakit Lagi
67 Kayra Mati Kutu
68 Janji
69 Sania Kecelakaan
70 The End
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Dipaksa Menikah
2
Kelahiran CEO Junior
3
Kembali Setelah Lima Tahun
4
Si Kembar yang Tertukar
5
Masalah Kelangsungan Hidup Zan
6
Month Kembali
7
Desain By Sania
8
Kamu Datang Ingin Menggoda?
9
Informasi Tentang Sania
10
Apa yang Terjadi?
11
Tes DNA
12
Kembali Datang ke Kediaman Sania
13
Tamparan Pertama
14
Mengundurkan Diri
15
Berangkat Camping
16
Percakapan Zan dan Month
17
Mulai Posesif
18
Permintaan Kecil yang Menurunkan Drajat
19
Alasan Konyol
20
Membuat Keributan
21
Undangan dari Zan
22
Makan Malam Bersama
23
Kebenaran Mengenai Star
24
Zan Menuntut Jawaban
25
Syarat dari Zan
26
Senjata Makan Tuan
27
Melayani 24 Jam
28
Kesehatan Zan Memburuk
29
Permintaan Untuk Menikah
30
Dunia Terbalik
31
Siapa yang Kejam?
32
Siapa yang Lebih Pintar?
33
Mencicipi Tubuh Zan
34
Menikah Sekarang
35
Menikah Kedua Kalinya
36
Undangan Bibi Marissa
37
Parasit
38
Benar-Benar Puas
39
Jajan Pinggir Jalan
40
Tak Terkendali
41
Mantan Kekasih Datang Lagi
42
Salah Paham
43
Membakar Kartu Nama
44
Sania Diculik
45
Saham Pindah ke Tangan Sania
46
Semua Untuk Sania
47
Pulang
48
Rahasia Zan
49
Nikahi Putriku!
50
Hasutan Kayra
51
Pergi atau Bertahan?
52
Memilih Pergi
53
Kayra Datang Lagi
54
Dilema Sekertaris Wen
55
Surat Cerai
56
Zan Sadar
57
Masalalu Sekertaris Wen
58
Hari Pernikahan Zan dan Kayra
59
Membatalkan Pernikahan
60
Mencari Tahu Tentang Sania
61
Misi Pertama
62
Dinda Marah
63
Pelakor
64
Ulang Tahun Sania
65
Sania Dipenjara
66
Masuk Rumah Sakit Lagi
67
Kayra Mati Kutu
68
Janji
69
Sania Kecelakaan
70
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!