"Sekarang masuk ke kamar dan renungkan kesalahanmu, keluarlah setelah kau menyadari apa yang harusnya perlu kau sadari," titah Zan tanpa sedikit pun rasa kasihan pada anaknya.
Mengalami kelainan otak dan didiagnosis tidak akan hidup lebih lama lagi, membuat Zan Munarga terpaksa mendidik anaknya dengan keras, berharap Month akan tumbuh menjadi lelaki kuat meski suatu saat ia tidak lagi ada di dunia ini, mengajarkan Month hidup mandiri dan tegas, tidak mudah percaya pada orang-orang asing bahkan keluarga sekali pun. Karena terkadang, selalu banyak penjahat yang berkedok keluarga, itulah yang terus dicerna oleh Month setiap hari, didikan keras dari ayahnya, membuat ia menjadi pria kecil yang dingin dan kaku.
Haduh, bagaimana ini? Disuruh masuk ke kamar, sementara aku sendiri tidak tahu kamar mana yang harus kumasuki, aku kan bukan tuan muda kecil mereka, bagaimana bisa aku tahu di mana kamarnya? Star kembali panik, terus memikirkan cara agar bisa menyelesaikan masalah untuk dirinya sendiri.
Aha, aku punya ide. Seketika Star tersenyum penuh maksud.
Ia berjalan menghampiri Sekretaris Wen. "Paman, seketika aku ingin ditemani oleh Paman masuk ke kamar, bolehkah temani aku? Aku berjanji tidak akan nakal lagi, mau ya," rengek Star. Sekretaris Wen menatap Zan Munarga meminta jawaban, juga merasa bingung pada sikap tuan muda kecilnya. Merengek bukanlah tipe anak itu, apalagi merengeknya pada Sekretaris Wen, bukan pada ayahnya.
"Papi, boleh ya?!" Star memasang wajah memelas membuat Zan juga mau tak mau membiarkannya untuk kali itu.
"Yey, terimakasih, Papi." Star berlari memeluk Zan membuat pria ini seketika terbelalak tak menyangka sama sekali.
Setelah kepergian Star, Zan diam-diam menyentuh dadanya, merasa pelukan Star begitu hangat, itu pertama kalinya ia mendapat pelukan atas inisiatif anaknya sendiri, selama ini, hubungannya dengan Month, seakan hanya seperti sebuah pajangan yang sama sekali tidak terdapat kehangatan sedikit pun. Entah untuk berapa kali sudah Zan selalu merasa bahwa dirinya menjadi ayah yang tak berguna dan juga kejam, sebab terlalu keras pada anaknya, tapi jika tidak begitu, bagaimana Month bisa hidup setegar karang jika memiliki kepribadian yang lembek? Lebih baik dilatih dari sekarang daripada ia harus membiarkan anaknya ditindas di kemudian hari.
"Pak Gun, jangan lupa siapkan tuan muda kecil sup ayam beserta sayuran, jangan sampai telat, walau semenit pun," ujar Zan pada kepala pelayannya yang telah mengurus kehidupannya selama beberapa tahun belakangan.
"Mengerti, Tuan muda." Pak Gun menundukkan kepala sopan, lalu pergi ke dapur setelah bayangan sang majikan tak lagi terlihat.
"Tuan muda, tuan muda kecil sudah di kamarnya, selanjutnya apa ada yang harus saya lakukan?" sapa sang sekretaris.
"Ikuti aku temui Kayra sebentar," ucap Zan tanpa menghentikan langkahnya.
"Baik, Tuan muda." Sekretaris Wen menunduk dan mengikuti majikannya dari belakang.
Tiba di depan kamar Kayra, Sekretaris mengetuk pintu beberapa kali sampai Kayra bersuara menyilahkan masuk.
"Silahkan, Tuan muda." Sekretaris Wen membukakan pintu untuk Zan.
Zan masuk dan duduk berseberangan dengan Kayra, sementara Sekretaris Wen, ia menunggu di ambang pintu, mencegah agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.
"Bagaimana perkembangannya? Ada penemuan baru?" tanya Zan langsung pada intinya.
Kayra menggeleng datar dan lemah, "Profesorku belum bisa memecahkan masalahnya, dia belum bisa memastikan penyebab kelainan otak yang kamu alami, mau dilihat dari segi mana pun, bagian saraf dan jaringannya, semua tersusun semestinya, tetapi juga sangat sulit untuk menyingkirkan kesalahan pada satu titik tertentu, kalaupun melakukan pembedahan, ia juga tak yakin bisa mengembalikan seperti otak manusia pada umumnya, tapi kamu tenang saja, beliau masih terus berusaha, dan tentunya juga aku akan terus mencari penemuan-penemuan baru yang bisa kulakukan, kamu tenang saja, pasti akan baik-baik saja, kamu pasti sembuh, jangan terlalu dipikirkan." Meski kecewa, tapi Kayra masih tetap berusaha agar Zan tidak ikut kecewa, ia berharap Zan bisa hidup normal seperti orang-orang biasa, ia tidak ingin melihat Zan terus-terusan merasa putus asa akan kehidupannya.
Zan diam beberapa menit, membuat suasana di dalam kamar itu dipenuhi oleh ketegangan. "Tidak perlu menghiburku, kita semua pastinya akan mati juga, aku sama sekali tidak masalah meski harus mati sekarang, tapi ada begitu banyak pertimbangan yang harus kupikirkan seribu kali untuk meninggalkan dunia ini terlalu cepat. Terutama untuk Month, dia masih berusia lima tahun, diusianya sekarang, tidak mungkin mampu mengelola perusahaan dan mengambil alih pekerjaanku, aku hanya butuh kau menemukan obat baru yang bisa membuat nyawaku bertahan beberapa tahun lagi, setidaknya sampai Month bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan seseorang, setelah melewati masa itu, kau dan profesor tidak perlu bekerja keras lagi, kalian bisa istirahat."
Ucapan Zan ditolak mentah-mentah oleh Kayra, bahkan masih memukul kursi yang ia duduki akibat kesal dengan kalimatnya. "Atas dasar apa kau berani bicara seperti itu, Zan? Atas dasar apa? Kau mau menyerah dan mati begitu saja setelah kau membuat aku dan profesor bekerja siang malam demi kesehatanmu? Inikah balasan yang ingin kau berikan pada kami untuk kerja keras kami selama beberapa tahun belakangan? Kau sungguh tidak memikirkan bagaimana susahnya hidup di dalam sebuah laboratorium dari pagi hingga malam hanya untuk menemukan sebuah obat baru untuk kau bisa hidup lebih lama? Dan sekarang kau dengan gampangnya mengatakan bahwa kau ingin mati setelah melihat Month beranjak dewasa? Kau gila?" Wajah Kayra memerah, tentu saja ia tidak terima akan keputus asaan Zan mengenai kelangsungan hidupnya.
"Jika kau merasa seperti itu, berhentilah mulai sekarang, aku bisa mencari profesor lain yang ahli dalam bidang ini, aku tidak pernah memaksamu untuk bekerja demi kesehatanku." Zan pun beranjak dari tempatnya meninggalkan Kayra di sana.
"Zan Munarga, aku belum selesai bicara!" teriak Kayra begitu kesal, entah kenapa dari sejak kecil bahkan setelah menjadi seorang ayah pun, sikap Zan terus saja sedingin itu, bukan hanya dingin, tetapi sudah membeku seiring berjalannya waktu.
"Anda tidak perlu memasukkannya ke dalam hati, Nona Kayra, tuan muda tidak bermaksud menyinggung Anda, ia hanya tidak ingin merepotkan banyak orang jika orang yang bersangkutan tidak suka. Lebih baik sekarang Anda istirahat saja, perjalanan pasti membuat Anda kelelahan. Saya masih harus menemani tuan muda, saya permisi." Sekretaris Wen menutup pintu lalu pergi.
"Dasar, baik majikan maupun bawahan, semua sama saja, sama-sama menyebalkan. Heh, aku sangat kesal sekarang." Kayra terus mengepalkan tangannya begitu geram.
"Kita lihat saja, Zan. Kami pasti berhasil dan membuatmu takjub atas kerja keras kami selama ini, setelah saat itu tiba, kau jangan berharap akan bisa mengatakan kata-kata itu lagi," gumam Kayra sembari menyeka keringatnya akibat tenaga yang terkuras saat digunakan untuk emosional yang berlebihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
🍹girl Cancer 🍭
smngkin seru , banyk perdebatan.
tp kapan terungkap anaknya yg kembar?
2022-01-09
0