My First Love Is My Wife
...
Queena Angelina Kusuma yang biasa di panggil Angel adalah seorang wanita yang cantik, yang memiliki berkulit bewarna kecoklatan itu memiliki sifat pintar, baik, ceria, dan jahil, ia memiliki warna bola mata yang sangat cantik berwarna biru laut. Angel sendiri adalah anak pertama dari pasangan Albert Kusuma dan Zia Kusuma... Angel sendiri adalah anak kesayangan Albert dan Zia.
Tapi siapa sangka suatu tragedi telah terjadi padanya ketika dirinya masih kecil, tragedi tersebut adalah Zia ibu kandungnya yang dibunuh dengan sangat sadis di hadapan kedua mata sendiri, hingga mengakibatkan dirinya dibenci oleh Ayahnya sendiri! Karena sebuah kesalahpahaman yang tercipta oleh kakak tirinya iapun harus dibenci dan tidak mendapatkan kasih sayang seperti dulu.
...
Flashback
>14 Tahun yang lalu<
Taman belakang mansion Kusuma...
Terlihat saat ini ada dua wanita cantik yang tengah bersantai dibelakang mansion miliknya, kedua wanita tersebut yang tak lain adalah Zia dan Angel dimana mereka tengah bersantai dengan santainya tanpa ada gangguan sedikitpun dari siapapun. Tapi... Tak lama kemudian terdengarlah suara seseorang dengan berteriak memanggil nama putri kecilnya yang amat sangat ia cintai, dan orang tersebut yang tak lain adalah Albert Kusuma.
"Angel sayang... Ayah pulang!" Panggil Albert yang baru saja pulang dari kantornya dengan rasa ketidak sabarnya ketika mencari keberadaan putri kecilnya itu, hingga ketika menemukannya iapun dengan cepat menarik lengan mungil milik putri kecilnya itu.
"Ayah... Kau sudah pulang?" Tanya Angel si gadis kecil yang imut tersebut menyambut kedatangan sang Ayah.
"Iyaa sayang... Ayah sudah pulang dan Ayah pulang dengan membawakan sesuatu untukmu. Dan yang pastinya kau akan sangat menyukainya" Jawab Albert tersenyum manis dengan kemudian iapun mengeluarkan hadiah yang ia katakan tadi untuk putri tercintanya itu dari belakang punggungnya.
"Wahhh... Cantik sekali, Ayah apa ini untukku?" Dengan antusiasnya Angel bertanya pada sang ayah yang telah memberikannya sebuah boneka beruang cantik untuknya.
"Tentu saja"
Kebahagiaan Albert adalah putrinya, jika putrinya bahagia maka ia akan jauh lebih bahagia, jika putrinya sedih maka iapun akan turut bersedih. Satu hal yang harus kalian tau, Angel adalah putri yang selalu di nantikan oleh Albert selama 2 tahun pernikahan mereka.
Zia baru diberikan kepercayaan oleh tuhan pada saat umur dua tahun pernikahannya, hal itulah yang membuat Albert begitu amat menyayangi putrinya Angel. Karena selama pernikahan Zia dan Albert, Albert lah yang selalu menanti kehadiran Angel.
"Terimakasih ayah.. Ayah apa kau tau kalau aku sangat-sangat menyayangi mu lebih dari apapun, begitu juga dengan bunda yang sangat aku sayangi dan cintai lebih dari apapun di dunia ini. Kalian berdua adalah kesayanganku" Kata Angel memeluk erat tubuh albert, lalu sedetik kemudian tanpa sengaja mata cantiknya itu mulai menangkap sosok gadis kecil yang kira-kira berumur sepuluh tahun lebih tua darinya, dengan berposisi kini tegah berdiri dibelakang sang ayah sambil memandanginya, begitupun sebaliknya.
"Ayah siapa kakak ini?" Tanya Angel menatap wajah gadis kecil yang berada di hadapannya saat ini.
"Sayang... Kemari dan perkenalkan kakak Ini... Kakak ini namanya Mira... Ayah membawanya kemari karena sekarang dia akan menjadi kakak mu. Cobalah berkenalan dengan kakakmu dan sapa ia dengan baik" Jelas Albert dengan memperkenalkan gadis kecil yang berada dibelakangnya saat ini kepada putrinya Angel.
"Hai kakak Mira... Perkenalkan nama aku Queena Angelina Kusuma, kakak bisa memanggil ku dengan nama Angel saja. Sama seperti bunda dan ayah yang selalu memanggilku Angel. Senang rasanya bisa mengenalmu kakak" Sapa Angel tersenyum manis sambil mengulurkan tangan mungilnya kepada Mira.
"Hai juga angel, aku Mira dan aku senang bisa mengenalmu... Bahkan bisa menjadi kakak tirimu" Balas Mira tersenyum manis, padahal di dalam hatinya kini ia tengah merasa sangat tidak suka dengan kehadiran Angel ataupun keberadaan Angel itu.
Mira berfikir bahwa ia akan menjadi anak tunggal dari pasangan yang baik hati ini, namun sayangnya itu tidak seperti ekspektasinya.
"Emmm... Angel sayang tolong ajaklah kakakmu pergi kedalam kamarmu, dan ajaklah kakakmu berkeliling setelahnya" Titah Albert yang hanya di balas anggukan kecil oleh Angel.
"Baik ayah... Kakak mari ikut denganku dan mari kita pergi bersama ke kamarku lalu setelahnya mari kita berkeliling mansion" Ajak Angel menarik pergelangan tangan Mira secara tiba-tiba.
"Suamiku... Mira dia?" Tanya Zia dengan menatap wajah sang suami.
"Maafkan aku sayang, karena aku tidak memberi tahu mu terlebih dahulu mengenai Mira... Aku membawa Mira kesini karena aku merasa kasihan terhadapnya... Apa kau tau sayang? Pada saat aku akan pulang tadi aku tidak sengaja melihatnya tengah menangis di pinggir jalan, lalu... Aku pun merasa kasihan terhadap nya dan berinisiatif membawanya pulang bersamaku kesini" Jelas Albert kepada Zia istrinya perihal mengapa ia bisa membawa Mira pulang ke dalam mansionnya. Zia pun yang mendengar penjelasan dari sang suami tercintanya itu hanya bisa membalas dengan sebuah senyuman manis.
"Tidak apa suamiku, karena kini aku juga sudah menganggap Mira sebagai putriku sendiri. Aku tidak akan mempermasalahkan nya" Zia membalasnya dengan tersenyum manis, lalu kemudian mulai memeluk tubuh kekar milik Albert.
"Terimakasih sayang, aku tau kau pasti akan mengerti aku. Aku sangat mencintaimu! Aku berjanji padamu bahwa aku pasti akan selalu melindungi kalian, selalu menyayangi angel, dan selalu memberikan Angel putri kita sebuah kebahagiaan" Tutur Albert membalas pelukan Zia dengan sangat erat.
"Tepati lah janjimu sayang"
"Pasti sayang, apapun itu untuk kebahagiaan putri kita aku akan melakukannya, asalkan putri kita bahagia dan selalu tersenyum manis di setiap harinya"
"Kau mencintaimu"
"Aku lebih mencintaimu"
*****
Hari-hari kini sudah terlewati dengan senyuman dan tawa manis Angel, sama halnya dengan Albert dan Zia selaku orang tua dari Angel. Tetapi sepertinya berbeda dengan Mira, ia justru merasa tidak senang dan tidak suka dengan kehadiran Angel atau lebih tepatnya keberadaan Angel disisinya.
Bahkan sepertinya Mira kini mulai ada pemikiran untuk berniat jahat merebut kebahagiaan yang Angel miliki saat ini.
"Angel, mari ikut bersama kakak ke dapur" Ajak Mira menarik lengan mungil milik Angel pelan, karena dirinya sepertinya benar-benar sudah mempunyai rencana jahat terhadap angel.
"Baiklah kakak"
Angel hanya diam dan menurut, walaupun perasaannya kalut dan tidak enak karena memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun iapun segera menepisnya dan berfikir yang positif mengapa Mira membawanya ke dapur.
Sesampainya di dapur...
"Adikku Angel... Apa kau tau ini apa?" Tanya Mira dengan bernada sok polos memegang sebuah pisau ditangannya.
"Itu sebuah pisau kak, bunda selalu memakai pisau itu jika ingin memasak, apa kakak juga ingin memasak sama seperti bunda yang suka memasak?" Angel dengan polosnya bertanya, tapi yang sebenarnya ia sudah merasakan aneh terhadap tingkah Mira saat ini.
"Tidak! Kau salah, aku bukan ingin memasak melainkan aku ingin membunuhmu Angel" Ucap Mira dengan tersenyum licik, lalu kemudian Mira pun perlahan-lahan mendekatkan dirinya pada Angel sambil membawa pisau yang masih setia berada di tangannya itu
"Ke-kenapa... kenapa kakak ingin membunuhku? Apa aku mempunyai salah terhadap kakak?"
Langkah kaki kecilnya itu perlahan terus mundur, menjauhkan dirinya dari Mira, akan tetapi Mira semakin mendekat dan mendekat, menggenggam sebuah pisau untuk melukainya.
"Karena aku tidak suka bila hanya kau yang selalu diperhatikan lebih oleh ayah dan bunda dari pada aku! Aku membenci itu angel! Aku benci kauuu.. aku ingin kau lenyap dari dunia ini agar bunda dan ayah bisa lebih menyayangiku dari pada kau, aku tidak suka Angel melihatmu bahagia. Seharusnya aku yang bahagia, tapi karena kau justru aku di abaikan" Kata Mira menatap benci pada Angel, dan dengan cepat iapun mulia menusukkan pisau tersebut ke perut angel. Tidak! Bukan Angel yang terkena tusukan pisau tersebut, melainkan Zia.
SREKKK
Deggggg
Detak jantung kecilnya itu seakan berhenti, ia tidak menyangka akan menyaksikan adegan pembunuhan di hadapannya saat ini.
"TIDAKKKK!"
"Bunda!" Angel pun berhamburan memeluk tubuh Zia yang kini mulai berlumuran darah tepat diperutnya yang tertusuk itu.
Di sebabkan oleh Mira.
Bukan Angel yang terkena pisau dari Mira, Melainkan Zia... Jadi sebenarnya Zia telah diam-diam mengikuti Angel dan Mira yang pergi menuju dapur. Karena feeling dan perasaannya mengatakan tidak enak dan akan ada sesuatu yang terjadi dengan putrinya Angel... Maka dari itu Zia pun mulai mengikuti keduanya secara sembunyi-sembunyi! Bahkan Zia juga sudah mendengar semua pembicaraan antara Mira dan Angel sedari awal.
Dan ketika Mira ingin menjalankan rencananya dengan berniat menusukkan pisau tersebut pada putrinya Angel. Lalu... Dengan cepat Zia pun buru-buru berlari dengan pergi melindungi Angel putrinya, hingga pada akhirnya membuat ialah yang tertusuk justru tertusuk tepat diperutnya dengan begitu dalam, dan bukan Angel putrinya yang terkena.
"PEMBUNUH!"
"Kau pembunuh! Kau pembunuh Mira hikssss... Mengapa kau lakukan ini? Mengapa kau pembunuh bundaku Mira! Kau pembunuhan Mira, kau pembunuh bundaku" Histeris Angel tak kuasa menahan tangisnya setelah melihat orang yang di cintainya terluka karena melindunginya.
"Ak-aku..."
"Bunda bertahanlah hikssss..." Isak Angel dengan perlahan memangku kepala Zia kedalam pangkuannya.
"Bunda hikssss... Berjanjilah padaku, kumohon! Jangan meninggalkan aku dan bertahanlah demi aku, jangan tinggalkan aku hikssss... Aku tidak ingin kau meninggalkan aku. Tolong tetap hidup bunda"
"Angel dengarkan bunda sayang... Sepertinya bunda susah tidak kuat lagi, bunda mohon... Berjanjilah... Berjanjilah kepada Bunda untuk tidak menangis! Karena sepertinya bu-bunda akan segera pergi. Kini... Bunda sudah tidak kuat menahan sakitnya lagi, bunda mohon berjanjilah... Berjanjilah pada bunda untuk kau selalu tetap tersenyum meski tidak ada bunda dan... Bunda mohon jangan menangis seperti ini" Ucap Zia dengan terbata sambil meminta sesuatu kepada Angel, karena dirinya kini tengah menahan sakit yang begitu luar biasa di perutnya, iapun juga mulai meminta secara sesuatu kepada Angel putrinya untuk terakhir kalinya.
Zia merasa bahwa umurnya memang tidak akan lama lagi, ajalnya akan segera menjemput. Zia bahkan merasa bahwa tubuhnya kini perlahan-lahan mulai melemas dan tidak berdaya seperti tidak ada aliran darah lagi yang tersisa di dalam tubuhnya.
"Aku berjanji tidak akan menangis bila bunda mau bertahan demi aku hikssss... Tapi bunda harus berjanji juga kepadaku untuk tetap bertahan dan tidak boleh menyerah agar aku bisa tersenyum! Hikssss Tepati lah janjimu padaku seperti aku yang akan berjanji padamu..." Jawab Angel cepat sambil menahan Isak tangisnya itu.
"Tapi... Bunda sudah tidak kuat lagi sayang. Bunda merasa bahwa bunda sudah tidak akan lama lagi disini, bunda mohon tolong jaga dirimu dengan baik yaa sayang... Bunda sanga--at menyayangimu..."
Kata Zia untuk terakhir kalinya berkata. Lalu... Setelah mengatakan itu Zia pun mulai tidak sadarkan diri lagi untuk selamanya.
Deggggg
"TIDAKKKK! Bunda... Bunda kumohon jangan tinggalkan diri aku hiksss... Jangan tutup matamu, aku mohon buka matamu bunda!Jangan tinggalkan" Teriak histeris Angel dengan mengguncang-guncangan kan tubuh Zia yang kini sudah tidak bernyawa.
"INI SEMUA SALAHMU! KARENA KAU BUNDAKU JADI PERGI UNTUK SELAMANYA! HIKSSSS... INI SEMUA SALAH KAU MIRA! AKU MEMBENCIMU! AKU SANGAT-SANGAT MEMBENCIMU PEMBUNUH!! HIKSSSS... HIKSSSS... SAMPAI KAPANPUN AKU AKAN MEMBENCIMU... MEMBENCIMU... Aku MEMBENCIMU!! PERGI KAU DARI MANSIONKU. KAU TELAH MEMBUNUH BUNDAKU MIRA, PERGI!" Tangis Angel berteriak histeris kepada Mira yang sedang diam sambil menatap kepergiannya Zia saja.
Ada penyesalan namun ada juga rasa bahagia melihat Angel menderita karena kepergian bundanya, Mira tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Haruskah ia membunuh Angel sekarang untuk pergi menyusul bundanya? Atau tidak.
"DASAR PEMBUNUH! KAU PEMBUNUH MIRAAAA!!"
"Hikssss... hikssss... Aku sangat membencimu Mira. Sangat membencimu!" Tangis Angel dengan berteriak kembali.
"PEMBUNUH!"
Brukkk
"ZIAAAAAA!" Teriak seseorang yang baru saja datang dan langsung berhamburan berlari memeluk tubuh Zia yang sudah terkapar tidak bernyawa, dan orang tersebut yang tak lain adalah Albert. Yaa dia adalah Albert yang baru saja pulang dari kantornya.
Mira yang melihat Albert datang pun langsung saja mulai berakting menangis dengan sangat bagus di hadapan Angel, ia tidak ingin di salahkan. Ia harus memfitnah Angel agar dirinya bisa selamat dari Albert.
Ia akan menumbalkan nama Angel untuk diberi tahu bahwa Angel lah yang telah membunuh bundanya sendiri.
"Sayang! Sayang kumohon bangun hikssss... Tidak, tidak! Jangan tutup matamu sayang, kumohon buka matamu..." Tangis Albert mengambil alih tubuh Zia dari pangkuan putrinya Angel.
"Bunda sudah pergi ayah... Hikssss... Bunda meninggalkan aku, meninggalkan kita semua hikssss..." Lirih Angel pelan dengan pandangan kosong dan air mata yang tak henti-hentinya keluar dari pelupuk matanya itu.
"Ayah, Angel dia hikssss.. hikssss... Angel sudah membunuh bunda..." Isak Mira berpura-pura menangis dengan kerasnya di hadapan Albert sambil menunjuk kearah Angel yang tengah menatap kosong semuanya, agar meyakinkan bahwa Angel adalah pembunuh bundanya, Mira pun berakting seolah Angel lah yang telah membunuh bundanya itu.
PLAKKKK
"Apa benar kau yang membunuh istriku?!" Tanya Albert dengan berteriak keras sambil menampar wajah mungil Angel yang selama ini tidak pernah ditampar. Untuk pertama kalinya... Untuk pertama kalinya Albert menampar wajah Angel dan itu karena Mira.
Angel yang mendapat sebuah tamparan dari sang ayah tercintanya pun justru malah diam saja sambil memegangi pipinya yang memerah dan sakit, akibat tamparan keras tersebut yang diberikan oleh Albert untuk dirinya pertama kali.
PLAKKKK
"Ayahhh!"
"Bukan aku yang membunuh bunda Ayah! TAPI DIALAH YANG TELAH MEMBUNUH BUNDA Hikssss... DAN BUKAN AKU!" Tangis Angel dengan menunjuk kearah Mira yang tengah berpura-pura menangis dengan kerasnya dihadapannya saat ini.
Sungguh munafik.
"Bukan aku yang membunuh bunda ayah hikssss... Tapi Angel lah yang telah membunuh bunda! Angel membunuh bunda karena bunda dan ayah katanya sudah tidak sayang lagi dengannya! Karena adanya diriku... Maka dari itu Angel berniat ingin membunuhku dan menyingkirkan ku Ayah. Agar bunda dan ayah bisa sayang kembali hanya padanya saja. Tapi... Tapi bunda... Bunda justru malah berlari dan menyelamatkan aku hikssss... hikssss..." Elak Mira berpura-pura menangis kembali dengan kerasnya melebihi sebelumnya sambil membela dirinya sendiri.
PLAKKKK
"Kurang ajar! Dasar anak durhaka... Pembawa sial!" Bentak Albert kembali menampar wajah mungil Angel, dan itu untuk ketiga kalinya.
"DIA BERBOHONG AYAH! BUKAN AKU YANG SUDAH MEMBUNUH BUNDA! TAPI DIALAH YANG SUDAH MEMBUNUH BUNDA. DASAR KAU PEMBUNUH! AKU MEMBENCIMU!" Teriak Angel yang ingin menghampiri Mira, tapi tertahan karena Albert lebih dulu menariknya dan menamparnya kembali lagi dan lagi, hingga membuat dirinya terjatuh dan tersungkur hingga keningnya mengenai sudut meja.
PLAKKKK
Lagi dan lagi Albert menampar wajah Angel untuk kesekian kalinya, hingga membuat sudut kening dan bibir Angel terluka sampai berdarah... Bahkan tangan kecilnya itu pun mulai ikut berdarah akibat tamparan yang diberikan oleh Albert untuknya hingga sampai membuatnya terjatuh dan terbentur sudut meja yang tajam.
*****
"Aku tidak akan membenci Ayahku sendiri, bagaimanapun juga ia sedang terhasut dan sedang tidak bisa berfikir jernih. Aku tetap menyayangi Ayahku... Aku tetap mencintainya"
Queena Angelina Kusuma
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Helena
Next up thorr
2022-03-28
1
Opung Boru Caroline
aduh jd nggak kepingin baca.tdk adakh cctv dirumah
2022-03-23
0
Pandanacita82 cita
Nyimakkk thorrrrr
2022-03-21
0