Sekarang semua orang tengah berdiri sambil memandang batu nisan milik Zia yang barus saja dibuat. Bahkan Angel, Albert dan Mira tidak henti-hentinya menangis di depan gundukan tanah Zia yang baru saja tertutup dengan rapat.
Tanpa terkecuali Mira yang hanya berpura-pura menangis.
"Bunda... Bunda mengapa kau pergi meninggalkan aku dan tidak menepati janjimu. Hikssss... Mengapa bunda?" Isak Angel memeluk erat batu nisan Zia sambil menangis dengan begitu kerasnya.
"Bunda" Lirih Mira.
"Zia istriku... Mengapa kau pergi meninggalkan aku dengan pembunuh kecil ini sayang? Mengapa?" Lirih Albert.
"Ayah sudah berulang kali aku mengatakan padamu bahwa bukan aku yang membunuh bunda... Tapi Mira lah yang telah membunuh bunda, Ayah mengapa kau tidak mempercayaiku? Aku putrimu. Tidak mungkin aku membunuh ibu kandungku sendiri, bagaimana bisa kau beranggapan bahwa aku yang membunuh bundaku sendiri" Ujar Angel pelan dengan menatap sendu wajah Albert yang kini penuh dengan tatapan kebencian.
"Diam kau! Dasar anak pembawa sial. Menyesal aku pernah sangat menyayangimu, cihhh" Marah Albert yang sangat membenci putrinya itu saat ini, ia benar-benar termakan kebohongan yang Mira katakan.
"Ayah"
"Mira sayang, mari kita pulang nak! Sebentar lagi akan turun hujan sebaiknya kita cepat-cepat kembali atau nanti kau akan sakit karena terkena hujan" Ajak Albert pada Mira tanpa mau mengajak putrinya sendiri.
Lalu setelah itu Albert dan Mira pun pergi begitu saja untuk kembali ke mansion kusuma tanpa mau mengajak Angel yang masih setia menangis di hadapan pemakaman bundanya Zia.
"Bunda, lihatlah... Sekarang ayah membenciku atas kepergiannya dirimu..." Angel sangat terluka karena sang ayah tidak mau mendengarkan apa yang ia katakan, kini ia bagaikan anak tiri dan bukan anak kandung. Tanpa Albert sadari ia telah mengingkari janjinya terhadap Zia sang istri.
"Putriku" Panggil seseorang dengan suara samar dan lirih memanggil sang putri yang tengah menangis.
"Bunda?"
"Jangan menangis sayang, bukankah kau sudah berjanji untuk tidak menangis atas kejadian ini? Kau harus kuat sayang walaupun tanpa ada kehadiran bunda disisi mu! Belajarlah nak, ini ujian dan kau harus bisa lulus dari ujian ini. Kebahagiaan akan datang di akhir perjuangan nak" Zia memandang lirih wajah putrinya yang tidak bersalah, ia hanya bisa tersenyum miris menatap keadaan yang sedang terjadi ini.
Suaminya... Untuk pertama kalinya Albert mengingkari janjinya, sangat di sayangkan kali ini Zia sangat kecewa terhadap suaminya itu. Putrinya tidak bersalah, sungguh yang Albert telah termakan fitnah kejam dari anak angkatnya itu.
Bagaimana Zia tidak sedih, jika melihat putri semata wayangnya itu kondisinya saat ini sangat memperihatinkan, dengan pipi yang terdapat bekas tamparan dan terlihat merah kebiruan, lalu kening yang terluka akibat terbentur hingga sudut bibir yang bengkak dan tangan yang ikut serta pula terluka akibat ulah suaminya sendiri.
Untuk pertama kalinya putrinya itu seperti ini, dan itu di dapatkan dari sosok ayah yang sangat ia cintai. Selama ini Angel tidak pernah terluka sedikitpun oleh apapun, entah itu kening, bibir, tangan ataupun yang lainnya. Ia sangat di jaga dan tidak pernah terluka namun kali ini berbeda.
"Bunda mengapa kau pergi meninggalkan aku? hikssss... Apa kau sudah lihat bunda? Ayah membenciku sekarang atas kepergiannya dirimu, ayah berfikir bahwa aku yang telah membuatmu pergi untuk selamanya hikssss... Bunda, mengapa ayah tidak percaya padaku? Bukankah aku putrinya? Aku putri kandungnya bukan bunda? Jika aku putri kandungnya mengapa ayah malah tidak mempercayai ucapan dan perkataanku. Mira yang bukan Putri kandungannya bukan? Mengapa ia lebih percaya pada putri angkatnya hikssss... Sakit bunda" Adu Angel terisak kembali sambil memandang wajah sang bunda yang ikut meneteskan air matanya.
"Jangan menangis sayang, jika kau menangis seperti ini maka bunda akan ikut merasa sedih sepertimu" Pinta Zia lirih.
"Apakah bunda akan pergi lagi? hikssss..."
"Memang sudah saatnya bunda pergi sayang, maka dari itu berjanjilah pada bunda untuk kau selalu menjaga dirimu dengan baik! Biarkan ayahmu membencimu karena ia tidak tau kebenaran yang sesungguhnya, bunda yakin suatu hari nanti ayah mu akan mengetahui kebenaran yang sesungguhnya bahwa bukan kaulah yang membuat bunda pergi. Melainkan Mira! Jangan merasa khawatir sayang karena bunda akan selalu menjagamu dan melihatmu diatas sana. Bunda Akan selalu berada di sini... Tepatnya di hati kecilmu.... Bunda juga akan selalu mengawasi mu setiap hari di atas sana, Jadi jangan pernah merasa kesepian ataupun merasa khawatir akan segala hal terkait apa yang akan terjadi dan yang sudah terjadi, kau mengerti kan sayang?" Ujar Zia dengan tersenyum manis agar putrinya itu tidak kembali merasa sedih atas kepergiannya.
"Tidak boleh hikssss... Jangan tinggalkan aku lagu bunda! Aku tidak mau kau meninggalkan aku, jangan pergi bunda"
"Tidak biasa sayang... Sudah waktunya sekarang untuk bunda kembali pergi. Jadi bunda mohon jagalah dirimu dengan baik, bunda mencintaimu sayang, sangat mencintaimu lebih dari apapun. Selamat tinggal putriku, Queena..."
Secara perlahan Zia pun menghilang dengan wajah yang tersenyum sendu menatap wajah sang putri yang tidak ingin di tinggalkan olehnya, tapi ia bisa apa? Alam nya kini sudah berbeda dan ia harus segera pergi dari dunia ini.
"Tidak!"
"Tidak! Tidak, bundaaaa! hikssss... Jangan tinggalkan aku bunda hikssss... hikssss..." Teriak Angel histeris karena Zia kini sudah pergi kembali meninggalkan dirinya sendiri. Untuk selamanya...
Bertepatan kepergian Zia, hujan pun turun begitu deras di sertai petir yang menggelegar. Angel takut petir! Ia reflek berteriak ketika petir mulai menggelegar dan berbisik di telinganya.
Jeduarrrrr
"Aaaaa... Bunda aku takut hikssss... Bunda! Ayah! Aku takut hikssss..." Teriak Angel refleks menutup kedua telinganya sambil memeluk kedua lututnya karena dirinya takut dengan suara petir yang sangat kuat terdengar itu.
"Hiksss... Bunda aku takut!"
"Ayah takut hikssss..."
"Hey" Panggil seorang anak laki-laki tampan dengan membawa sebuah payung berwarna hitam ditangannya.
Dengan perlahan mengumpulkan keberanian, Angel menatap wajah seseorang yang tadi memanggilnya itu, dengan isakan kecil Angel pun bertanya siapa anak laki-laki tampan tersebut.
"Kau siapa?" Tanya Angel dengan menodongkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang memanggilnya ditengah hujan yang deras seperti ini.
"Ikutlah denganku, aku akan membawamu pulang bersamaku ke mansion milikku. Jika kau masih diam disini kau akan jatuh sakit" Ajak anak laki-laki tersebut dengan mengulurkan tangannya kepada Angel untuk ikut pergi bersama dengannya.
"Kau tidak berencana akan menyakitiku kan?" Tanya Angel yang masih enggan untuk ikut pergi bersama anak laki-laki tersebut yang entah siapa ia tidak tau! Karena ia tidak mengenalnya sama sekali...
"Untuk apa aku menyakitimu? Tidak ada untungnya juga untukku menyakitimu"
"Ikutlah denganku atau aku akan segera pergi" Ancam anak laki-laki tersebut berpura-pura bersiap untuk pergi. Tapi dirinya tidak jadi karena Angel tiba-tiba saja berteriak dan menjerit ketakutan akibat suara petir yang kembali bergemuruh dengan begitu kerasnya.
"Tap--"
Jeduarrrr
"AAAA!" Jerit Angel ketakutan dan histeris kembali, tanpa aba-aba tiba-tiba saja anak laki-laki tampan tersebut yang ingin bersiap akan pergi justru malah berhamburan memeluk tubuh mungil Angel gunanya untuk menenangkan Angel yang tengah ketakutan.
Greppp
"Tenanglah gadis kecil... Jangan takut! Karena aku akan melindungi mu" Tutur anak laki-laki tampan itu dengan memeluk tubuh mungil Angel yang sudah basah kuyup akibat kehujanan.
"Tolong aku" Lirih Angel lalu kemudian pingsan secara tak terduga.
Brukkk
Secara tiba-tiba Angel pun pingsan tepat di pundak anak laki-laki tampan tersebut, karena dirinya sudah tidak kuat lagi bertahan untuk sadar akibat terlalu lama dibawah guyuran air hujan yang begitu derasnya, hingga pada akhirnya mengakibatkan dirinya itu terjatuh dan pingsan. Anak laki-laki tampan itupun langsung saja berusaha sekuat tenaga merangkul tubuh kecil Angel dan membawa pergi segera mungkin ke mansion miliknya yang tidak jauh dari pemakaman saat ini.
Mansion Dirgantara
"Al, kau dari mana saja nak? Mommy mencari mu sedari tadi... Namun mommy tak kunjung menemui mu, kau dari mana saja?" Tanya seorang wanita cantik itu dengan nada cemas mengkhawatirkan anak laki-laki tampan miliknya tersebut. Dan wanita cantik tersebut yang tak lain adalah Mommy dari anak laki-laki tampan yang tadi. Namanya Maura Dirgantara...
"Mommy bantulah aku" Pinta anak laki-laki tersebut yang masih setia memapah tubuh kecil Angel.
"Sayang, kau menculik anak gadis siapa?"
"Jangan banyak bertanya untuk saat ini mommy, sebaiknya cepatlah bantu aku!"
"Baiklah-baiklah"
Kamar tamu
"Al, siapa gadis kecil ini?" Tanya Maura yang lagi-lagi bertanya perihal siapa gadis kecil yang dibawa oleh putranya itu.
"Aku tidak tau mommy, tapi yang jelas aku bertemu dengannya di pemakaman tadi" Jawab anak kaki-laki tersebut dengan nada sedikit kesal terhadap sang mommy karena tidak henti-hentinya terus bertanya perihal tentang Angel.
"Pemakaman? Al apa kau mengunjungi daddy mu lagi nak?"
"Maaf"
"Tidak apa, kalau begitu cepatlah ganti pakaian mu dengan pakaian yang baru, biarkan mommy yang menjaga gadis kecil yang imut ini disini. Dan mommy juga akan menggantikan pakaian miliknya ini dengan yang baru" Tutur Maura dengan tersenyum manis lalu setelah itu memberikan perintah kepada putranya agar putra segera mengganti pakaiannya, dan itupun hanya dibalas anggukan kecil saja oleh anak laki-laki yang dipanggil Al itu.
***
...
Alvaro Kenan Dirgantara, yang biasa di panggil Al atau Varo itu memiliki rupa wajah yang sangat tampan dengan warna kulit yang sangat sedikit kecoklatan, bertubuh tinggi, berotak pintar. Memiliki sifat arogan, kejam, sadis, datar dan dingin bak tembok yang terbuat dari es.
Alvaro sendiri adalah anak dari pasangan Alvan Kenan Dirgantara dan Maura Dirgantara, Alvaro yang tadinya mempunyai sifat begitu ceria, jahil, dan murah senyum kini justru mulai sebaliknya. Semua sifatnya itu kini hilang secara seketika, hanya karena sang daddy yaitu Alvan pergi secara tiba-tiba meninggalkannya. Akibat penyakit jantung yang di deritanya selama ini diam-diam kambuh dan tidak terkontrol kembali, hingga membuat Alvan harus kehilangan nyawanya begitu saja dalam waktu yang begitu cepat.
Dari situlah sifat Alvaro kian mulai berubah menjadi seperti sang daddy yaitu arogan dan sadis bahkan melebihi dari sang daddy bersikap.
***
"Mommy" Panggil Alvaro.
"Ada apa Al? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Jawab Maura sekaligus bertanya kepada putra semata wayangnya itu.
"Mommy apa gadis kecil itu sudah sadarkan diri?"
"Belum Al"
Baru saja bertanya, Angel sudah sadarkan diri.
"Seben--"
"Emmm"
"Aww... Kepalaku sakit sekali? Ini... Aku dimana?" Tanya Angel yang baru sadarkan diri sambil memegangi kepalanya yang sedikit terasa sakit.
"Mansion ku" Celetuk Alvaro datar.
"Nak kau sudah sadar? Apa ada yang terasa sakit?" Tanya Maura kepada Angel dengan menyela ucapan putranya itu.
"Aunty siapa?"
"Perkenalkan nama aunty Maura, mommy dari Al. Jangan panggil aunty sayang... Panggil saja mommy sama seperti Al memanggil" Jawab Maura tersenyum manis sambil mengusap pelan pucuk kepala Angel.
"Al?"
"Al adalah anak mommy yang sudah menolong mu dan membawamu kemari sayang, jika mommy boleh tau siapa nama mu?"
"Angel"
"Angel? Nama yang cantik" Puji Maura.
"Angel sayang... Apa mommy boleh tau siapa nama panjang mu? Atau margamu? Dan apa mommy boleh tau juga mengapa kau bisa berada di pemakaman seorang diri sambil menangis di bawah guyuran hujan yang deras itu?"
"Queena Angelina Kusuma, itu namaku sekaligus terdapat marga ku. Aku disana karena menghadiri acara pemakaman bundaku yang baru saja pergi untuk selamanya hikssss..." Tangis Angel kembali pecah karena kembali teringat akan Zia bundanya yang sudah tidak ada.
Maura yang mendengar jawaban dari Angel merasa sangat tidak tega, hingga membuatnya tanpa sadar menarik pergelangan tangan Angel untuk masuk kedalam dekapannya.
Greppp
"Jangan sedih sayang, maafkan mommy karena harus mengingatkanmu kembali atas kepergiannya bundamu. Sebagai permintaan maaf mommy, mulai sekarang kau bisa menganggap mommy seperti bundamu dan mommy pastinya tidak akan merasa keberatan soal itu" Lirih Maura memeluk tubuh mungil Angel untuk menenangkan Angel yang mulai menangis kembali karenanya.
"Terimakasih, mommy hikssss..."
"Apa penyebab mommy mu meninggal" Tanya Alvaro penasaran.
"Al, jangan berbicara sembarangan!"
"Dibunuh" Jawab Angel dengan cepat hingga membuat Alvaro dan Maura yang mendengar jawaban darinya pun terkejut setengah mati ketika mendengar nya.
"Apa kau tau siapa yang membunuh bundamu?" Tanya Alvaro kembali yang kian semakin penasaran.
"Al"
"Namanya Mira... Dia adalah kakak angkat ku yang di bawa masuk kedalam kediamanku oleh ayah ku dari jalanan" Angel mulai menunjuk raut wajah penuh kebencian terhadap Mira saat ini.
"Angel sayang, bolehkah mommy tau awal dari cerita mengapa bundamu bisa dibunuh? Maafkan mommy bila mommy lancang dalam bertanya"
Tanpa berfikir panjang, Angel langsung saja menceritakan awal dibalik bundanya bisa dibunuh! Ia menceritakannya dari awal hingga akhir bagaimana Zia atau bundanya itu bisa terbunuh oleh kakak tirinya yang diambil dari jalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Azkiara 🌻
kasihan banget angel, msih kepo kenapa mira gitu si 😣😣
2021-12-30
1
Unrecognized🦨
astaga Kk aku ko bisa masuk kesini ya?
2021-10-24
2
Nauraay
Sama Anak sendiri ko gak percaya
2021-09-19
3