NovelToon NovelToon

My First Love Is My Wife

S1 Alqueen: Flashback 1

......

Queena Angelina Kusuma yang biasa di panggil Angel adalah seorang wanita yang cantik, yang memiliki berkulit bewarna kecoklatan itu memiliki sifat pintar, baik, ceria, dan jahil, ia memiliki warna bola mata yang sangat cantik berwarna biru laut. Angel sendiri adalah anak pertama dari pasangan Albert Kusuma dan Zia Kusuma... Angel sendiri adalah anak kesayangan Albert dan Zia.

Tapi siapa sangka suatu tragedi telah terjadi padanya ketika dirinya masih kecil, tragedi tersebut adalah Zia ibu kandungnya yang dibunuh dengan sangat sadis di hadapan kedua mata sendiri, hingga mengakibatkan dirinya dibenci oleh Ayahnya sendiri! Karena sebuah kesalahpahaman yang tercipta oleh kakak tirinya iapun harus dibenci dan tidak mendapatkan kasih sayang seperti dulu.

......

Flashback

>14 Tahun yang lalu<

Taman belakang mansion Kusuma...

Terlihat saat ini ada dua wanita cantik yang tengah bersantai dibelakang mansion miliknya, kedua wanita tersebut yang tak lain adalah Zia dan Angel dimana mereka tengah bersantai dengan santainya tanpa ada gangguan sedikitpun dari siapapun. Tapi... Tak lama kemudian terdengarlah suara seseorang dengan berteriak memanggil nama putri kecilnya yang amat sangat ia cintai, dan orang tersebut yang tak lain adalah Albert Kusuma.

"Angel sayang... Ayah pulang!" Panggil Albert yang baru saja pulang dari kantornya dengan rasa ketidak sabarnya ketika mencari keberadaan putri kecilnya itu, hingga ketika menemukannya iapun dengan cepat menarik lengan mungil milik putri kecilnya itu.

"Ayah... Kau sudah pulang?" Tanya Angel si gadis kecil yang imut tersebut menyambut kedatangan sang Ayah.

"Iyaa sayang... Ayah sudah pulang dan Ayah pulang dengan membawakan sesuatu untukmu. Dan yang pastinya kau akan sangat menyukainya" Jawab Albert tersenyum manis dengan kemudian iapun mengeluarkan hadiah yang ia katakan tadi untuk putri tercintanya itu dari belakang punggungnya.

"Wahhh... Cantik sekali, Ayah apa ini untukku?" Dengan antusiasnya Angel bertanya pada sang ayah yang telah memberikannya sebuah boneka beruang cantik untuknya.

"Tentu saja"

Kebahagiaan Albert adalah putrinya, jika putrinya bahagia maka ia akan jauh lebih bahagia, jika putrinya sedih maka iapun akan turut bersedih. Satu hal yang harus kalian tau, Angel adalah putri yang selalu di nantikan oleh Albert selama 2 tahun pernikahan mereka.

Zia baru diberikan kepercayaan oleh tuhan pada saat umur dua tahun pernikahannya, hal itulah yang membuat Albert begitu amat menyayangi putrinya Angel. Karena selama pernikahan Zia dan Albert, Albert lah yang selalu menanti kehadiran Angel.

"Terimakasih ayah.. Ayah apa kau tau kalau aku sangat-sangat menyayangi mu lebih dari apapun, begitu juga dengan bunda yang sangat aku sayangi dan cintai lebih dari apapun di dunia ini. Kalian berdua adalah kesayanganku" Kata Angel memeluk erat tubuh albert, lalu sedetik kemudian tanpa sengaja mata cantiknya itu mulai menangkap sosok gadis kecil yang kira-kira berumur sepuluh tahun lebih tua darinya, dengan berposisi kini tegah berdiri dibelakang sang ayah sambil memandanginya, begitupun sebaliknya.

"Ayah siapa kakak ini?" Tanya Angel menatap wajah gadis kecil yang berada di hadapannya saat ini.

"Sayang... Kemari dan perkenalkan kakak Ini... Kakak ini namanya Mira... Ayah membawanya kemari karena sekarang dia akan menjadi kakak mu. Cobalah berkenalan dengan kakakmu dan sapa ia dengan baik" Jelas Albert dengan memperkenalkan gadis kecil yang berada dibelakangnya saat ini kepada putrinya Angel.

"Hai kakak Mira... Perkenalkan nama aku Queena Angelina Kusuma, kakak bisa memanggil ku dengan nama Angel saja. Sama seperti bunda dan ayah yang selalu memanggilku Angel. Senang rasanya bisa mengenalmu kakak" Sapa Angel tersenyum manis sambil mengulurkan tangan mungilnya kepada Mira.

"Hai juga angel, aku Mira dan aku senang bisa mengenalmu... Bahkan bisa menjadi kakak tirimu" Balas Mira tersenyum manis, padahal di dalam hatinya kini ia tengah merasa sangat tidak suka dengan kehadiran Angel ataupun keberadaan Angel itu.

Mira berfikir bahwa ia akan menjadi anak tunggal dari pasangan yang baik hati ini, namun sayangnya itu tidak seperti ekspektasinya.

"Emmm... Angel sayang tolong ajaklah kakakmu pergi kedalam kamarmu, dan ajaklah kakakmu berkeliling setelahnya" Titah Albert yang hanya di balas anggukan kecil oleh Angel.

"Baik ayah... Kakak mari ikut denganku dan mari kita pergi bersama ke kamarku lalu setelahnya mari kita berkeliling mansion" Ajak Angel menarik pergelangan tangan Mira secara tiba-tiba.

"Suamiku... Mira dia?" Tanya Zia dengan menatap wajah sang suami.

"Maafkan aku sayang, karena aku tidak memberi tahu mu terlebih dahulu mengenai Mira... Aku membawa Mira kesini karena aku merasa kasihan terhadapnya... Apa kau tau sayang? Pada saat aku akan pulang tadi aku tidak sengaja melihatnya tengah menangis di pinggir jalan, lalu... Aku pun merasa kasihan terhadap nya dan berinisiatif membawanya pulang bersamaku kesini" Jelas Albert kepada Zia istrinya perihal mengapa ia bisa membawa Mira pulang ke dalam mansionnya. Zia pun yang mendengar penjelasan dari sang suami tercintanya itu hanya bisa membalas dengan sebuah senyuman manis.

"Tidak apa suamiku, karena kini aku juga sudah menganggap Mira sebagai putriku sendiri. Aku tidak akan mempermasalahkan nya" Zia membalasnya dengan tersenyum manis, lalu kemudian mulai memeluk tubuh kekar milik Albert.

"Terimakasih sayang, aku tau kau pasti akan mengerti aku. Aku sangat mencintaimu! Aku berjanji padamu bahwa aku pasti akan selalu melindungi kalian, selalu menyayangi angel, dan selalu memberikan Angel putri kita sebuah kebahagiaan" Tutur Albert membalas pelukan Zia dengan sangat erat.

"Tepati lah janjimu sayang"

"Pasti sayang, apapun itu untuk kebahagiaan putri kita aku akan melakukannya, asalkan putri kita bahagia dan selalu tersenyum manis di setiap harinya"

"Kau mencintaimu"

"Aku lebih mencintaimu"

*****

Hari-hari kini sudah terlewati dengan senyuman dan tawa manis Angel, sama halnya dengan Albert dan Zia selaku orang tua dari Angel. Tetapi sepertinya berbeda dengan Mira, ia justru merasa tidak senang dan tidak suka dengan kehadiran Angel atau lebih tepatnya keberadaan Angel disisinya.

Bahkan sepertinya Mira kini mulai ada pemikiran untuk berniat jahat merebut kebahagiaan yang Angel miliki saat ini.

"Angel, mari ikut bersama kakak ke dapur" Ajak Mira menarik lengan mungil milik Angel pelan, karena dirinya sepertinya benar-benar sudah mempunyai rencana jahat terhadap angel.

"Baiklah kakak"

Angel hanya diam dan menurut, walaupun perasaannya kalut dan tidak enak karena memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun iapun segera menepisnya dan berfikir yang positif mengapa Mira membawanya ke dapur.

Sesampainya di dapur...

"Adikku Angel... Apa kau tau ini apa?" Tanya Mira dengan bernada sok polos memegang sebuah pisau ditangannya.

"Itu sebuah pisau kak, bunda selalu memakai pisau itu jika ingin memasak, apa kakak juga ingin memasak sama seperti bunda yang suka memasak?" Angel dengan polosnya bertanya, tapi yang sebenarnya ia sudah merasakan aneh terhadap tingkah Mira saat ini.

"Tidak! Kau salah, aku bukan ingin memasak melainkan aku ingin membunuhmu Angel" Ucap Mira dengan tersenyum licik, lalu kemudian Mira pun perlahan-lahan mendekatkan dirinya pada Angel sambil membawa pisau yang masih setia berada di tangannya itu

"Ke-kenapa... kenapa kakak ingin membunuhku? Apa aku mempunyai salah terhadap kakak?"

Langkah kaki kecilnya itu perlahan terus mundur, menjauhkan dirinya dari Mira, akan tetapi Mira semakin mendekat dan mendekat, menggenggam sebuah pisau untuk melukainya.

"Karena aku tidak suka bila hanya kau yang selalu diperhatikan lebih oleh ayah dan bunda dari pada aku! Aku membenci itu angel! Aku benci kauuu.. aku ingin kau lenyap dari dunia ini agar bunda dan ayah bisa lebih menyayangiku dari pada kau, aku tidak suka Angel melihatmu bahagia. Seharusnya aku yang bahagia, tapi karena kau justru aku di abaikan" Kata Mira menatap benci pada Angel, dan dengan cepat iapun mulia menusukkan pisau tersebut ke perut angel. Tidak! Bukan Angel yang terkena tusukan pisau tersebut, melainkan Zia.

SREKKK

Deggggg

Detak jantung kecilnya itu seakan berhenti, ia tidak menyangka akan menyaksikan adegan pembunuhan di hadapannya saat ini.

"TIDAKKKK!"

"Bunda!" Angel pun berhamburan memeluk tubuh Zia yang kini mulai berlumuran darah tepat diperutnya yang tertusuk itu.

Di sebabkan oleh Mira.

Bukan Angel yang terkena pisau dari Mira, Melainkan Zia... Jadi sebenarnya Zia telah diam-diam mengikuti Angel dan Mira yang pergi menuju dapur. Karena feeling dan perasaannya mengatakan tidak enak dan akan ada sesuatu yang terjadi dengan putrinya Angel... Maka dari itu Zia pun mulai mengikuti keduanya secara sembunyi-sembunyi! Bahkan Zia juga sudah mendengar semua pembicaraan antara Mira dan Angel sedari awal.

Dan ketika Mira ingin menjalankan rencananya dengan berniat menusukkan pisau tersebut pada putrinya Angel. Lalu... Dengan cepat Zia pun buru-buru berlari dengan pergi melindungi Angel putrinya, hingga pada akhirnya membuat ialah yang tertusuk justru tertusuk tepat diperutnya dengan begitu dalam, dan bukan Angel putrinya yang terkena.

"PEMBUNUH!"

"Kau pembunuh! Kau pembunuh Mira hikssss... Mengapa kau lakukan ini? Mengapa kau pembunuh bundaku Mira! Kau pembunuhan Mira, kau pembunuh bundaku" Histeris Angel tak kuasa menahan tangisnya setelah melihat orang yang di cintainya terluka karena melindunginya.

"Ak-aku..."

"Bunda bertahanlah hikssss..." Isak Angel dengan perlahan memangku kepala Zia kedalam pangkuannya.

"Bunda hikssss... Berjanjilah padaku, kumohon! Jangan meninggalkan aku dan bertahanlah demi aku, jangan tinggalkan aku hikssss... Aku tidak ingin kau meninggalkan aku. Tolong tetap hidup bunda"

"Angel dengarkan bunda sayang... Sepertinya bunda susah tidak kuat lagi, bunda mohon... Berjanjilah... Berjanjilah kepada Bunda untuk tidak menangis! Karena sepertinya bu-bunda akan segera pergi. Kini... Bunda sudah tidak kuat menahan sakitnya lagi, bunda mohon berjanjilah... Berjanjilah pada bunda untuk kau selalu tetap tersenyum meski tidak ada bunda dan... Bunda mohon jangan menangis seperti ini" Ucap Zia dengan terbata sambil meminta sesuatu kepada Angel, karena dirinya kini tengah menahan sakit yang begitu luar biasa di perutnya, iapun juga mulai meminta secara sesuatu kepada Angel putrinya untuk terakhir kalinya.

Zia merasa bahwa umurnya memang tidak akan lama lagi, ajalnya akan segera menjemput. Zia bahkan merasa bahwa tubuhnya kini perlahan-lahan mulai melemas dan tidak berdaya seperti tidak ada aliran darah lagi yang tersisa di dalam tubuhnya.

"Aku berjanji tidak akan menangis bila bunda mau bertahan demi aku hikssss... Tapi bunda harus berjanji juga kepadaku untuk tetap bertahan dan tidak boleh menyerah agar aku bisa tersenyum! Hikssss Tepati lah janjimu padaku seperti aku yang akan berjanji padamu..." Jawab Angel cepat sambil menahan Isak tangisnya itu.

"Tapi... Bunda sudah tidak kuat lagi sayang. Bunda merasa bahwa bunda sudah tidak akan lama lagi disini, bunda mohon tolong jaga dirimu dengan baik yaa sayang... Bunda sanga--at menyayangimu..."

Kata Zia untuk terakhir kalinya berkata. Lalu... Setelah mengatakan itu Zia pun mulai tidak sadarkan diri lagi untuk selamanya.

Deggggg

"TIDAKKKK! Bunda... Bunda kumohon jangan tinggalkan diri aku hiksss... Jangan tutup matamu, aku mohon buka matamu bunda!Jangan tinggalkan" Teriak histeris Angel dengan mengguncang-guncangan kan tubuh Zia yang kini sudah tidak bernyawa.

"INI SEMUA SALAHMU! KARENA KAU BUNDAKU JADI PERGI UNTUK SELAMANYA! HIKSSSS... INI SEMUA SALAH KAU MIRA! AKU MEMBENCIMU! AKU SANGAT-SANGAT MEMBENCIMU PEMBUNUH!! HIKSSSS... HIKSSSS... SAMPAI KAPANPUN AKU AKAN MEMBENCIMU... MEMBENCIMU... Aku MEMBENCIMU!! PERGI KAU DARI MANSIONKU. KAU TELAH MEMBUNUH BUNDAKU MIRA, PERGI!" Tangis Angel berteriak histeris kepada Mira yang sedang diam sambil menatap kepergiannya Zia saja.

Ada penyesalan namun ada juga rasa bahagia melihat Angel menderita karena kepergian bundanya, Mira tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Haruskah ia membunuh Angel sekarang untuk pergi menyusul bundanya? Atau tidak.

"DASAR PEMBUNUH! KAU PEMBUNUH MIRAAAA!!"

"Hikssss... hikssss... Aku sangat membencimu Mira. Sangat membencimu!" Tangis Angel dengan berteriak kembali.

"PEMBUNUH!"

Brukkk

"ZIAAAAAA!" Teriak seseorang yang baru saja datang dan langsung berhamburan berlari memeluk tubuh Zia yang sudah terkapar tidak bernyawa, dan orang tersebut yang tak lain adalah Albert. Yaa dia adalah Albert yang baru saja pulang dari kantornya.

Mira yang melihat Albert datang pun langsung saja mulai berakting menangis dengan sangat bagus di hadapan Angel, ia tidak ingin di salahkan. Ia harus memfitnah Angel agar dirinya bisa selamat dari Albert.

Ia akan menumbalkan nama Angel untuk diberi tahu bahwa Angel lah yang telah membunuh bundanya sendiri.

"Sayang! Sayang kumohon bangun hikssss... Tidak, tidak! Jangan tutup matamu sayang, kumohon buka matamu..." Tangis Albert mengambil alih tubuh Zia dari pangkuan putrinya Angel.

"Bunda sudah pergi ayah... Hikssss... Bunda meninggalkan aku, meninggalkan kita semua hikssss..." Lirih Angel pelan dengan pandangan kosong dan air mata yang tak henti-hentinya keluar dari pelupuk matanya itu.

"Ayah, Angel dia hikssss.. hikssss... Angel sudah membunuh bunda..." Isak Mira berpura-pura menangis dengan kerasnya di hadapan Albert sambil menunjuk kearah Angel yang tengah menatap kosong semuanya, agar meyakinkan bahwa Angel adalah pembunuh bundanya, Mira pun berakting seolah Angel lah yang telah membunuh bundanya itu.

PLAKKKK

"Apa benar kau yang membunuh istriku?!" Tanya Albert dengan berteriak keras sambil menampar wajah mungil Angel yang selama ini tidak pernah ditampar. Untuk pertama kalinya... Untuk pertama kalinya Albert menampar wajah Angel dan itu karena Mira.

Angel yang mendapat sebuah tamparan dari sang ayah tercintanya pun justru malah diam saja sambil memegangi pipinya yang memerah dan sakit, akibat tamparan keras tersebut yang diberikan oleh Albert untuk dirinya pertama kali.

PLAKKKK

"Ayahhh!"

"Bukan aku yang membunuh bunda Ayah! TAPI DIALAH YANG TELAH MEMBUNUH BUNDA Hikssss... DAN BUKAN AKU!" Tangis Angel dengan menunjuk kearah Mira yang tengah berpura-pura menangis dengan kerasnya dihadapannya saat ini.

Sungguh munafik.

"Bukan aku yang membunuh bunda ayah hikssss... Tapi Angel lah yang telah membunuh bunda! Angel membunuh bunda karena bunda dan ayah katanya sudah tidak sayang lagi dengannya! Karena adanya diriku... Maka dari itu Angel berniat ingin membunuhku dan menyingkirkan ku Ayah. Agar bunda dan ayah bisa sayang kembali hanya padanya saja. Tapi... Tapi bunda... Bunda justru malah berlari dan menyelamatkan aku hikssss... hikssss..." Elak Mira berpura-pura menangis kembali dengan kerasnya melebihi sebelumnya sambil membela dirinya sendiri.

PLAKKKK

"Kurang ajar! Dasar anak durhaka... Pembawa sial!" Bentak Albert kembali menampar wajah mungil Angel, dan itu untuk ketiga kalinya.

"DIA BERBOHONG AYAH! BUKAN AKU YANG SUDAH MEMBUNUH BUNDA! TAPI DIALAH YANG SUDAH MEMBUNUH BUNDA. DASAR KAU PEMBUNUH! AKU MEMBENCIMU!" Teriak Angel yang ingin menghampiri Mira, tapi tertahan karena Albert lebih dulu menariknya dan menamparnya kembali lagi dan lagi, hingga membuat dirinya terjatuh dan tersungkur hingga keningnya mengenai sudut meja.

PLAKKKK

Lagi dan lagi Albert menampar wajah Angel untuk kesekian kalinya, hingga membuat sudut kening dan bibir Angel terluka sampai berdarah... Bahkan tangan kecilnya itu pun mulai ikut berdarah akibat tamparan yang diberikan oleh Albert untuknya hingga sampai membuatnya terjatuh dan terbentur sudut meja yang tajam.

*****

"Aku tidak akan membenci Ayahku sendiri, bagaimanapun juga ia sedang terhasut dan sedang tidak bisa berfikir jernih. Aku tetap menyayangi Ayahku... Aku tetap mencintainya"

Queena Angelina Kusuma

S1 Alqueen: Flashback 2

Sekarang semua orang tengah berdiri sambil memandang batu nisan milik Zia yang barus saja dibuat. Bahkan Angel, Albert dan Mira tidak henti-hentinya menangis di depan gundukan tanah Zia yang baru saja tertutup dengan rapat.

Tanpa terkecuali Mira yang hanya berpura-pura menangis.

"Bunda... Bunda mengapa kau pergi meninggalkan aku dan tidak menepati janjimu. Hikssss... Mengapa bunda?" Isak Angel memeluk erat batu nisan Zia sambil menangis dengan begitu kerasnya.

"Bunda" Lirih Mira.

"Zia istriku... Mengapa kau pergi meninggalkan aku dengan pembunuh kecil ini sayang? Mengapa?" Lirih Albert.

"Ayah sudah berulang kali aku mengatakan padamu bahwa bukan aku yang membunuh bunda... Tapi Mira lah yang telah membunuh bunda, Ayah mengapa kau tidak mempercayaiku? Aku putrimu. Tidak mungkin aku membunuh ibu kandungku sendiri, bagaimana bisa kau beranggapan bahwa aku yang membunuh bundaku sendiri" Ujar Angel pelan dengan menatap sendu wajah Albert yang kini penuh dengan tatapan kebencian.

"Diam kau! Dasar anak pembawa sial. Menyesal aku pernah sangat menyayangimu, cihhh" Marah Albert yang sangat membenci putrinya itu saat ini, ia benar-benar termakan kebohongan yang Mira katakan.

"Ayah"

"Mira sayang, mari kita pulang nak! Sebentar lagi akan turun hujan sebaiknya kita cepat-cepat kembali atau nanti kau akan sakit karena terkena hujan" Ajak Albert pada Mira tanpa mau mengajak putrinya sendiri.

Lalu setelah itu Albert dan Mira pun pergi begitu saja untuk kembali ke mansion kusuma tanpa mau mengajak Angel yang masih setia menangis di hadapan pemakaman bundanya Zia.

"Bunda, lihatlah... Sekarang ayah membenciku atas kepergiannya dirimu..." Angel sangat terluka karena sang ayah tidak mau mendengarkan apa yang ia katakan, kini ia bagaikan anak tiri dan bukan anak kandung. Tanpa Albert sadari ia telah mengingkari janjinya terhadap Zia sang istri.

"Putriku" Panggil seseorang dengan suara samar dan lirih memanggil sang putri yang tengah menangis.

"Bunda?"

"Jangan menangis sayang, bukankah kau sudah berjanji untuk tidak menangis atas kejadian ini? Kau harus kuat sayang walaupun tanpa ada kehadiran bunda disisi mu! Belajarlah nak, ini ujian dan kau harus bisa lulus dari ujian ini. Kebahagiaan akan datang di akhir perjuangan nak" Zia memandang lirih wajah putrinya yang tidak bersalah, ia hanya bisa tersenyum miris menatap keadaan yang sedang terjadi ini.

Suaminya... Untuk pertama kalinya Albert mengingkari janjinya, sangat di sayangkan kali ini Zia sangat kecewa terhadap suaminya itu. Putrinya tidak bersalah, sungguh yang Albert telah termakan fitnah kejam dari anak angkatnya itu.

Bagaimana Zia tidak sedih, jika melihat putri semata wayangnya itu kondisinya saat ini sangat memperihatinkan, dengan pipi yang terdapat bekas tamparan dan terlihat merah kebiruan, lalu kening yang terluka akibat terbentur hingga sudut bibir yang bengkak dan tangan yang ikut serta pula terluka akibat ulah suaminya sendiri.

Untuk pertama kalinya putrinya itu seperti ini, dan itu di dapatkan dari sosok ayah yang sangat ia cintai. Selama ini Angel tidak pernah terluka sedikitpun oleh apapun, entah itu kening, bibir, tangan ataupun yang lainnya. Ia sangat di jaga dan tidak pernah terluka namun kali ini berbeda.

"Bunda mengapa kau pergi meninggalkan aku? hikssss... Apa kau sudah lihat bunda? Ayah membenciku sekarang atas kepergiannya dirimu, ayah berfikir bahwa aku yang telah membuatmu pergi untuk selamanya hikssss... Bunda, mengapa ayah tidak percaya padaku? Bukankah aku putrinya? Aku putri kandungnya bukan bunda? Jika aku putri kandungnya mengapa ayah malah tidak mempercayai ucapan dan perkataanku. Mira yang bukan Putri kandungannya bukan? Mengapa ia lebih percaya pada putri angkatnya hikssss... Sakit bunda" Adu Angel terisak kembali sambil memandang wajah sang bunda yang ikut meneteskan air matanya.

"Jangan menangis sayang, jika kau menangis seperti ini maka bunda akan ikut merasa sedih sepertimu" Pinta Zia lirih.

"Apakah bunda akan pergi lagi? hikssss..."

"Memang sudah saatnya bunda pergi sayang, maka dari itu berjanjilah pada bunda untuk kau selalu menjaga dirimu dengan baik! Biarkan ayahmu membencimu karena ia tidak tau kebenaran yang sesungguhnya, bunda yakin suatu hari nanti ayah mu akan mengetahui kebenaran yang sesungguhnya bahwa bukan kaulah yang membuat bunda pergi. Melainkan Mira! Jangan merasa khawatir sayang karena bunda akan selalu menjagamu dan melihatmu diatas sana. Bunda Akan selalu berada di sini... Tepatnya di hati kecilmu.... Bunda juga akan selalu mengawasi mu setiap hari di atas sana, Jadi jangan pernah merasa kesepian ataupun merasa khawatir akan segala hal terkait apa yang akan terjadi dan yang sudah terjadi, kau mengerti kan sayang?" Ujar Zia dengan tersenyum manis agar putrinya itu tidak kembali merasa sedih atas kepergiannya.

"Tidak boleh hikssss... Jangan tinggalkan aku lagu bunda! Aku tidak mau kau meninggalkan aku, jangan pergi bunda"

"Tidak biasa sayang... Sudah waktunya sekarang untuk bunda kembali pergi. Jadi bunda mohon jagalah dirimu dengan baik, bunda mencintaimu sayang, sangat mencintaimu lebih dari apapun. Selamat tinggal putriku, Queena..."

Secara perlahan Zia pun menghilang dengan wajah yang tersenyum sendu menatap wajah sang putri yang tidak ingin di tinggalkan olehnya, tapi ia bisa apa? Alam nya kini sudah berbeda dan ia harus segera pergi dari dunia ini.

"Tidak!"

"Tidak! Tidak, bundaaaa! hikssss... Jangan tinggalkan aku bunda hikssss... hikssss..." Teriak Angel histeris karena Zia kini sudah pergi kembali meninggalkan dirinya sendiri. Untuk selamanya...

Bertepatan kepergian Zia, hujan pun turun begitu deras di sertai petir yang menggelegar. Angel takut petir! Ia reflek berteriak ketika petir mulai menggelegar dan berbisik di telinganya.

Jeduarrrrr

"Aaaaa... Bunda aku takut hikssss... Bunda! Ayah! Aku takut hikssss..." Teriak Angel refleks menutup kedua telinganya sambil memeluk kedua lututnya karena dirinya takut dengan suara petir yang sangat kuat terdengar itu.

"Hiksss... Bunda aku takut!"

"Ayah takut hikssss..."

"Hey" Panggil seorang anak laki-laki tampan dengan membawa sebuah payung berwarna hitam ditangannya.

Dengan perlahan mengumpulkan keberanian, Angel menatap wajah seseorang yang tadi memanggilnya itu, dengan isakan kecil Angel pun bertanya siapa anak laki-laki tampan tersebut.

"Kau siapa?" Tanya Angel dengan menodongkan kepalanya untuk melihat siapa yang datang memanggilnya ditengah hujan yang deras seperti ini.

"Ikutlah denganku, aku akan membawamu pulang bersamaku ke mansion milikku. Jika kau masih diam disini kau akan jatuh sakit" Ajak anak laki-laki tersebut dengan mengulurkan tangannya kepada Angel untuk ikut pergi bersama dengannya.

"Kau tidak berencana akan menyakitiku kan?" Tanya Angel yang masih enggan untuk ikut pergi bersama anak laki-laki tersebut yang entah siapa ia tidak tau! Karena ia tidak mengenalnya sama sekali...

"Untuk apa aku menyakitimu? Tidak ada untungnya juga untukku menyakitimu"

"Ikutlah denganku atau aku akan segera pergi" Ancam anak laki-laki tersebut berpura-pura bersiap untuk pergi. Tapi dirinya tidak jadi karena Angel tiba-tiba saja berteriak dan menjerit ketakutan akibat suara petir yang kembali bergemuruh dengan begitu kerasnya.

"Tap--"

Jeduarrrr

"AAAA!" Jerit Angel ketakutan dan histeris kembali, tanpa aba-aba tiba-tiba saja anak laki-laki tampan tersebut yang ingin bersiap akan pergi justru malah berhamburan memeluk tubuh mungil Angel gunanya untuk menenangkan Angel yang tengah ketakutan.

Greppp

"Tenanglah gadis kecil... Jangan takut! Karena aku akan melindungi mu" Tutur anak laki-laki tampan itu dengan memeluk tubuh mungil Angel yang sudah basah kuyup akibat kehujanan.

"Tolong aku" Lirih Angel lalu kemudian pingsan secara tak terduga.

Brukkk

Secara tiba-tiba Angel pun pingsan tepat di pundak anak laki-laki tampan tersebut, karena dirinya sudah tidak kuat lagi bertahan untuk sadar akibat terlalu lama dibawah guyuran air hujan yang begitu derasnya, hingga pada akhirnya mengakibatkan dirinya itu terjatuh dan pingsan. Anak laki-laki tampan itupun langsung saja berusaha sekuat tenaga merangkul tubuh kecil Angel dan membawa pergi segera mungkin ke mansion miliknya yang tidak jauh dari pemakaman saat ini.

Mansion Dirgantara

"Al, kau dari mana saja nak? Mommy mencari mu sedari tadi... Namun mommy tak kunjung menemui mu, kau dari mana saja?" Tanya seorang wanita cantik itu dengan nada cemas mengkhawatirkan anak laki-laki tampan miliknya tersebut. Dan wanita cantik tersebut yang tak lain adalah Mommy dari anak laki-laki tampan yang tadi. Namanya Maura Dirgantara...

"Mommy bantulah aku" Pinta anak laki-laki tersebut yang masih setia memapah tubuh kecil Angel.

"Sayang, kau menculik anak gadis siapa?"

"Jangan banyak bertanya untuk saat ini mommy, sebaiknya cepatlah bantu aku!"

"Baiklah-baiklah"

Kamar tamu

"Al, siapa gadis kecil ini?" Tanya Maura yang lagi-lagi bertanya perihal siapa gadis kecil yang dibawa oleh putranya itu.

"Aku tidak tau mommy, tapi yang jelas aku bertemu dengannya di pemakaman tadi" Jawab anak kaki-laki tersebut dengan nada sedikit kesal terhadap sang mommy karena tidak henti-hentinya terus bertanya perihal tentang Angel.

"Pemakaman? Al apa kau mengunjungi daddy mu lagi nak?"

"Maaf"

"Tidak apa, kalau begitu cepatlah ganti pakaian mu dengan pakaian yang baru, biarkan mommy yang menjaga gadis kecil yang imut ini disini. Dan mommy juga akan menggantikan pakaian miliknya ini dengan yang baru" Tutur Maura dengan tersenyum manis lalu setelah itu memberikan perintah kepada putranya agar putra segera mengganti pakaiannya, dan itupun hanya dibalas anggukan kecil saja oleh anak laki-laki yang dipanggil Al itu.

***

......

Alvaro Kenan Dirgantara, yang biasa di panggil Al atau Varo itu memiliki rupa wajah yang sangat tampan dengan warna kulit yang sangat sedikit kecoklatan, bertubuh tinggi, berotak pintar. Memiliki sifat arogan, kejam, sadis, datar dan dingin bak tembok yang terbuat dari es.

Alvaro sendiri adalah anak dari pasangan Alvan Kenan Dirgantara dan Maura Dirgantara, Alvaro yang tadinya mempunyai sifat begitu ceria, jahil, dan murah senyum kini justru mulai sebaliknya. Semua sifatnya itu kini hilang secara seketika, hanya karena sang daddy yaitu Alvan pergi secara tiba-tiba meninggalkannya. Akibat penyakit jantung yang di deritanya selama ini diam-diam kambuh dan tidak terkontrol kembali, hingga membuat Alvan harus kehilangan nyawanya begitu saja dalam waktu yang begitu cepat.

Dari situlah sifat Alvaro kian mulai berubah menjadi seperti sang daddy yaitu arogan dan sadis bahkan melebihi dari sang daddy bersikap.

***

"Mommy" Panggil Alvaro.

"Ada apa Al? Apa kau membutuhkan sesuatu?" Jawab Maura sekaligus bertanya kepada putra semata wayangnya itu.

"Mommy apa gadis kecil itu sudah sadarkan diri?"

"Belum Al"

Baru saja bertanya, Angel sudah sadarkan diri.

"Seben--"

"Emmm"

"Aww... Kepalaku sakit sekali? Ini... Aku dimana?" Tanya Angel yang baru sadarkan diri sambil memegangi kepalanya yang sedikit terasa sakit.

"Mansion ku" Celetuk Alvaro datar.

"Nak kau sudah sadar? Apa ada yang terasa sakit?" Tanya Maura kepada Angel dengan menyela ucapan putranya itu.

"Aunty siapa?"

"Perkenalkan nama aunty Maura, mommy dari Al. Jangan panggil aunty sayang... Panggil saja mommy sama seperti Al memanggil" Jawab Maura tersenyum manis sambil mengusap pelan pucuk kepala Angel.

"Al?"

"Al adalah anak mommy yang sudah menolong mu dan membawamu kemari sayang, jika mommy boleh tau siapa nama mu?"

"Angel"

"Angel? Nama yang cantik" Puji Maura.

"Angel sayang... Apa mommy boleh tau siapa nama panjang mu? Atau margamu? Dan apa mommy boleh tau juga mengapa kau bisa berada di pemakaman seorang diri sambil menangis di bawah guyuran hujan yang deras itu?"

"Queena Angelina Kusuma, itu namaku sekaligus terdapat marga ku. Aku disana karena menghadiri acara pemakaman bundaku yang baru saja pergi untuk selamanya hikssss..." Tangis Angel kembali pecah karena kembali teringat akan Zia bundanya yang sudah tidak ada.

Maura yang mendengar jawaban dari Angel merasa sangat tidak tega, hingga membuatnya tanpa sadar menarik pergelangan tangan Angel untuk masuk kedalam dekapannya.

Greppp

"Jangan sedih sayang, maafkan mommy karena harus mengingatkanmu kembali atas kepergiannya bundamu. Sebagai permintaan maaf mommy, mulai sekarang kau bisa menganggap mommy seperti bundamu dan mommy pastinya tidak akan merasa keberatan soal itu" Lirih Maura memeluk tubuh mungil Angel untuk menenangkan Angel yang mulai menangis kembali karenanya.

"Terimakasih, mommy hikssss..."

"Apa penyebab mommy mu meninggal" Tanya Alvaro penasaran.

"Al, jangan berbicara sembarangan!"

"Dibunuh" Jawab Angel dengan cepat hingga membuat Alvaro dan Maura yang mendengar jawaban darinya pun terkejut setengah mati ketika mendengar nya.

"Apa kau tau siapa yang membunuh bundamu?" Tanya Alvaro kembali yang kian semakin penasaran.

"Al"

"Namanya Mira... Dia adalah kakak angkat ku yang di bawa masuk kedalam kediamanku oleh ayah ku dari jalanan" Angel mulai menunjuk raut wajah penuh kebencian terhadap Mira saat ini.

"Angel sayang, bolehkah mommy tau awal dari cerita mengapa bundamu bisa dibunuh? Maafkan mommy bila mommy lancang dalam bertanya"

Tanpa berfikir panjang, Angel langsung saja menceritakan awal dibalik bundanya bisa dibunuh! Ia menceritakannya dari awal hingga akhir bagaimana Zia atau bundanya itu bisa terbunuh oleh kakak tirinya yang diambil dari jalanan.

S1 Alqueen: Flashback 3

Setelah menceritakan semua kejadian yang terjadi kepada Maura dan Alvaro, Angel tak kuasa menahan tangisnya kembali. Karena dirinya harus kembali mengingat kejadian yang tidak pernah ia inginkan dalam hidupnya itu.

"Dia jahat hikssss... Dia sudah membunuh bundaku dan bahkan membuat ayahku membenci diriku... Dia sangat jahat hikssss... Aku membencinya, sangat-sangat membencinya" Isak Angel memeluk erat tubuh Maura, sedangkan Alvaro sendiri ia hanya bisa menyaksikan adegan di hadapannya saja, walaupun sebenarnya ia juga merasa sedikit kasihan terhadap Angel saat ini.

"Jangan menangis sayang, sekarang kan sudah ada mommy. Jadi kau tidak akan merasa kesepian lagi" Ujar Maura.

"Terimakasih"

"Sama-sama sayang, yasudah kalau begitu Angel tidurlah nak... Karena ini sudah malam, kau pasti cape dan lelah karena seharian terus menangis. Tidurlah nak"

"Tapi Angel harus pulang mommy, ayah pasti sedang menunggu Angel pulang saat ini" Tolak Angel halus.

"Ini sudah larut malam sayang... Menginap lah disini untuk sementara waktu. Kau bisa kembali kapanpun kau mau" Tutur Maura dengan meyakinkan Angel agar Angel mau menginap di kediamannya untuk saat ini, dan pada akhirnya Angel hanya bisa pasrah menerima tawaran dari Maura.

*****

Keesokan harinya...

Angel kini mulai terbangun dari tidurnya dengan pandangan langsung tertuju pada Alvaro yang berada tepat disebelahnya, Alvaro terlihat masih terlelap dalam tidurnya, jadi Angel tidak berniat ingin membangunkan Alvaro. Angel mengingat bagaimana semalam Alvaro menenangkannya dan berhasil membuatnya merasa aman.

>Flashback On<

01.09

Kamar Alvaro

Sedari tadi Alvaro tidak bisa tertidur entah kenapa, lalu iapun berinisiatif melihat kearah jendela kamarnya dan melihat keluar bahwa ternyata diluar sedang turun hujan kembali dengan begitu sangat derasnya, di sertai suara petir yang bergemuruh dengan begitu kencangnya.

Alvaro pun mulai teringat dengan Angel, pikirnya bukankah gadis kecil itu takut dengan suara petir? Tanpa menunggu ataupun buang-buang waktu lagi Alvaro langsung saja pergi berlari menuju kamar tamu yang terdapat Angel disana. Ketika dirinya sampai di depan pintu kamar tamu, benar saja Alvaro bisa mendengar dengan jelas suara Angel yang sedang berteriak histeris.

"AAAA! Bunda! Ayah!"

"Bunda aku takut hikssss..." Isak Angel pelan.

Ceklekkk

Alvaro masuk dan langsung berhamburan memeluk erat tubuh mungil Angel yang tengah terduduk di atas ranjangnya itu, dengan posisi kedua tangan menutup telinganya.

Greppp

"Tenanglah Angel... Jangan takut, aku ada disini" Bisik Alvaro pelan memeluk Angel untuk menenangkannya.

"Aku takut Varo hikssss..." Alvaro dapat merasakan bagaimana eratnya Angel memeluknya itu, setakut itu ternyata Angel terhadap suara petir...

"Jangan takut" Lirih Alvaro.

"Ini sudah malam kau harusnya tidur... Jangan takut aku ada disini bersamamu. Aku akan menemanimu tidur disini, sampai kau benar-benar tertidur Angel"

"Jangan tinggalkan aku sendiri aku takut dengan suara petir" Gumam Angel kecil tapi masih bisa di dengar oleh telinga Alvaro walaupun samar.

"Jangan takut Angel, aku sudah ada disini untuk menemanimu. Aku tidak akan meninggalkanmu! Mulailah tidur..." Balas Alvaro yang dibalas anggukan kecil dari Angel saja. Lalu... tak lama kemudian Alvaro dan Angel akhirnya tertidur bersama dengan posisi memeluk satu sama lain.

>Flashback off<

Angel kini tidak henti-hentinya terus saja memandang wajah tampan milik Alvaro yang kian masih terlelap tidur, hingga akhirnya Alvaro mulai terusik dan mulai terbangun dari tidurnya karena pantulan sinar matahari yang menerpa wajahnya.

"Emmm"

"Ternyata kau sudah bangun lebih awal dari pada aku, Angel" Ucap Alvaro dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Hmmm... Terimakasih karena kau sudah mau menjagaku tadi malam" Jawab Angel tersenyum manis hingga menampilkan deretan gigi putihnya pada Alvaro.

"Hmmm, kalau begitu aku akan pergi ke kamarku" Balas Alvaro datar lalu pergi begitu saja.

Dikamar Alvaro

"Kenapa setiap aku berdekatan dengan Angel rasanya... Rasanya ada sesuatu yang berbeda. Bahkan detak jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, sebenarnya ada apa denganku?"

"Ck, ada apa denganmu Al?!"

"Tapi, mengapa setiap aku memang sedang berada dekat dengan Angel jantungku berdetak lebih kencang? Apa aku menyukai Angel??" Tanya Alvaro pada dirinya sendiri.

"Arghhh! Entahlah aku pusing dengan diriku dan perasaanku sendiri ini" Kesal Alvaro.

Tokkk tokkk tokkk

"Al... Apa Mommy boleh masuk?" Tanya Maura yang kini tengah berada di luar pintu kamar Alvaro.

"Masuk saja mommy" Sahut Alvaro.

Ceklekkk

"Ada apa mommy?" Tanya Alvaro.

"Ada satu hal yang mommy ingin tanyakan padamu, tapi kau tidak boleh berkata bohong dan kau harus menjawab jujur pertanyaan yang mommy akan tanyakan" Tutur Maura yang hanya di balas dehem an kecil oleh Alvaro saja.

"Hmm"

"Apa kau menyukai Angel, Al?" Tanya Maura menatap lekat wajah tampan putranya itu dengan serius.

"Entahlah mommy, aku sendiri bahkan juga tidak tau bagaimana perasaanku yang sebenarnya. Aku bingung mommy"

"Hmmm... mengapa kau bertanya seperti itu padaku mommy?" Tanya balik Alvaro kepada Maura secara tiba-tiba karena dirinya merasa aneh terhadap Maura yang menanyakan pertanyaan tidak masuk akal baginya.

"Tidak apa-apa Al... Mommy hanya ingin tau saja karena Mommy tidak sengaja melihatmu tidur bersama dengan Angel semalam" Jelas Maura tersenyum manis.

"Aku hanya menemaninya saja mommy. Karena semalam hujan dan terdapat suara petir makanya aku menemaninya kemarin malam dengan tidur disampingnya" Balas Alvaro.

***

...Mansion Kusuma...

"Ayah" Panggil Mira.

"Hmmm, ada apa mira?" Tanya Albert dengan menatap lekat wajah Mira putri angkatnya itu.

"Ayah dimana Angel? Mengapa aku tidak melihatnya sedari kemarin?" Tanya Mira dengan berpura-pura khawatir terhadap Angel.

"Buat apa kau menanyakan pembunuh kecil itu?Biarkan saja ia tidak ada" Ketus Albert.

"Tapi Ayah, Angel kan--" Belum sempat menyelesaikan ucapannya Albert lebih dulu memotongnya.

"Cukup! Ayah tidak ingin mendengar nama seorang pembunuh kecil itu lagi, jangan menyebutnya dan jangan membahasnya lagi Mira" Sentak Albert lalu pergi begitu saja.

"Hehh, kasian kamu Angel! Karena kau harus dibenci oleh orang tuamu sendiri, terutama Ayah tercintamu ini. Hahahaha"

"Akan aku pastikan bahwa aku akan mengambil semua kebahagiaanmu dalam hidupmu itu, Angel!"

*****

>Mira Kusuma<

Mira Kusuma yang biasa dipanggil Mira adalah putri angkat dari keluarga Kusuma, Mira mempunyai sifat yang sombong, iri dan angkuh.

Mira sebenarnya adalah putri dari seorang wanita malam yang ada di sebuah club, Mira sendiri bahkan sudah diajari oleh sang ibu bagaimana caranya untuk merayu seorang pria sedari umur delapan tahun oleh ibu kandungnya sendiri. Hingga pada akhirnya Mira pun lelah dan memutuskan untuk pergi! Dan dari situlah Mira tidak sengaja bertemu dengan Albert yang ingin pulang dari kantornya menuju kediaman nya.

*****

"Kenapa... Kenapa kau membunuh bundamu sendiri Angel, sayang? Kenapa nak? Ayah tidak yakin bahwa kau memiliki sifat iri akan semua kasih sayang! Tapi mengapa..."

"Mengapa keluargaku menjadi berantakan seperti ini tuhan! Putriku yang sangat aku sayangi, mengapa ia tega membunuh bundanya sendiri. Mengapa ini harus terjadi? Sungguh aku sangat mengkhawatirkan keadaannya, dan sungguh aku tidak bisa berjauhan darinya. Dimana putriku sekarang? Apakah ia baik-baik saja, bagaimana ia kemarin, apakah ia terluka dan takut? Ya tuhan..." Lirih Albert sambil memandang bingkai foto putrinya yang tengah tersenyum manis di dalamnya itu.

"Ayah sangat menyayangimu sebenarnya nak. Tapi mengapa kau malah membunuh bundamu sendiri? Dimana sebenarnya kau sekarang sayang?" Tanya Albert dengan mata berkaca-kaca.

Perlahan Albert melangkah menuju balkon kamarnya, ia mulai menatap langit saat ini. Air matanya pun sudah tidak kuasa ia tahan sejak awal, ia terus menangis dan membayangkan bagaimana wajah putrinya saat ini.

"Apa aku sudah terlalu kejam terhadap putriku sendiri? Tangan ini... Tangan ini yang sudah membesarkan mu bersama dengan bundamu. Tapi tangan ini juga yang sudah menyakitimu dengan menamparmu hikssss.. Maafkan Ayah, sayang" Kata Albert dengan mengepalkan kedua tangannya sambil menatap langit yang akan segera kembali turun hujan.

"Cihhh, masih pantaskah aku disebut seorang Aya setelah apa yang aku lakukan pada putriku sendiri?! Putriku sendiri dari darah daging ku, sayang apa kau kecewa padaku?"

"Aku yakin kau pasti kecewa kepadaku bukan? Aku memang tidak pantas disebut sebagai seorang Ayah untuk putri kita... Maafkan aku"

"Kenapa kau tidak menepati janjimu sayang?" Tanya seseorang dengan wajah yang penuh dengan derai an air mata.

"Zia" Lirih Albert dengan memanggil nama Zia karena dirinya kini tengah melihat arwah Zia yang berada tepat tak jauh dari hadapannya saat ini. Dan setelah mengucapkan itu Zia mulai menghilang kembali dengan meneteskan air matanya sambil menunjukkan raut wajah kecewanya terhadap suaminya itu.

"Bahkan kau menangis sayang hikssss... Maafkan aku sayang! Maafkan aku... Aku memang tidak becus dalam menjaga Angel putri kita. Maafkan aku!" Tangis Albert.

"Aku akan menepati janjiku sayang, aku pasti akan mencari putri kita Angel dan aku akan mulai juga mencari barang bukti yang sebenarnya... Maafkan Ayah, Angel... Maafkan Ayah! Ayah akan segera mencari mu sampai Ayah bisa menemukanmu dan membawamu kembali kesini! Ayah minta maaf sayang, ayah minta maaf"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!