"Tidakkk!! Itu tidak benar bukan saya pak yang membunuh nyonya Zia kusuma, Tapi dialah yang membunuhnya pak. Putri kandungnya sendiri dialah orangnya" Tolak Mira dengan menunjuk kearah Angel dan menuduh Angel yang telah melakukan pembunuhan terhadap Zia, Lalu, Angel yang mendapat tuduhan dari Mira-pun langsung saja menghampiri Mira dan langsung memberikan sebuah tamparan yang begitu keras kepada Mira.
...Plakkkkk...
Satu tamparan yang begitu keras dari Angel-pun mampu membuat Mira kian kembali merasa kesakitan setelah pukulan keras yang diberikan oleh Albert tadi kepadanya kini bertambah oleh Angel.
"Berani sekali kau menuduhku Mira!! Jelas-jelas memang kaulah yang membunuh bundaku Zia kusuma, Dimana kau telah membunuhnya di depan mataku sendiri" Marah Angel dengan menampar Mira karena dirinya kini sudah sangat tersulut emosi.
"Pak! Sebaiknya bawa pembunuh ini sekarang juga, Karena saya sudah tidak ingin melihatnya lagi disini" Tutur Albert yang diangguki oleh ketua polisi itu tapi tiba-tiba saja Mira malah mengambil sebuah pistol milik polisi tanpa diketahui oleh semua polisi ketika Mira diam-diam mengambil.
...Dorrrrrr...
...Dorrrrr...
...Dorrrrr...
"Akhaaaaaaa!!!"
"Tidakkkkkk!! Ayahhhh!!!" Teriak histeris Angel dengan berlari mendekati Albert yang tertembak akibat menolongnya. Lalu Angel-pun langsung saja memeluk Albert yang tertembak tepat didekat jantungnya dan itu semua ulah Mira.
Sebenarnya sedari tadi Mira sudah melihat pistol milik polisi yang berada didekatnya, Dan setelah dapat Mira justru kembali menargetkan Angel dan berniat ingin membunuh Angel dengan cara menembakkan peluru pistol tersebut kearah Angel tapi lagi dan lagi Angel dilindungi oleh seseorang yang tidak lain adalah Albert dan Alhasil Albert-lah yang tertembak.
"Kenapaaa.... Kenapa setiap kali aku ingin membunuhmu selalu saja ada yang akan melindungimu!! Kenapaa!" Teriak frustasi Mira yang marah karena lagi-lagi Angel dilindungi dari maut.
"Hikssss.... Pak tolong cepat bawa pembunuh itu keluar dari kediaman saya sekarang!! Hiksss... hikssss..." Titah Angel dengan histeris memerintahkan kepada pak polisi itu agar cepat membawa Mira pergi dari kediamannya. Dan itupun disetujui langsung saja disetujui oleh pak polisi tersebut, Setelah itu para polisi-pun langsung saja membawa Mira ke dalam penjara. Dan sebagian sisa polisi yang lainnya kini masih berada disana untuk mengefakuasi kediaman kusuma saat ini, Karena wartawan yang berada didepan berniat ingin menerobos masuk kedalam kediaman kusuma setelah mendengar suara tembakan.
"Hiksss... Ayah kumohon bertahanlah!! Demi diriku Hikssss.... hiksss... Aku tidak ingin kau pergi meninggalkan diriku! Jangan samakan seperti bunda yang justru lebih memilih pergi meninggalkan-ku hikssss..." Tangis Angel dengan memeluk tubuh Albert yang tidak henti-hentinya mengeluarkan begitu banyak darah dari dadanya.
"Ayah... Sud-ah... Tidak kuat sayang, Sepertinya ay-ah akan per-ggi menyu--sul bunda" Jawab Albert dengan terbata karena menahan rasa sakit yang luar biasa tepat didekat jantungnya saat ini.
"Hiksss... Kau tidak boleh meninggalkan aku sendiri ayah!! hikssss... Bukankah kau mengatakan padaku bawha setelah ini kita akan hidup bahagia?Bukan begitu? hikssss..." Histeris Angel dengan menatap nanar sang ayah.
"Ayah ingin tidu-ur, Sebee-ntar saja ayah... Ayah lelah sayang" Ucap Albert dengan berusaha memegang pipi Putrinya.
"Tidakkk! Tidak boleh, Kumohon jangan tutup matamu ayah. Hiksss... hikssss..." Isak Angel dengan menggelengkan kepalanya kecil.
"Be-rjanjilah... Setelah ini, Ka-auu akan hidu-up bahagiaaa, Wal-auu tanpa ayah dan bu-bunda di-sisimu sayang. Uhukkk!! Uhukkk!!" Pinta Albert yang kian sekuat tenaga berhasil memegang pipi milik Angel putrinya itu.
"Hikssss... hikssss... Tidak jangan berkata seperti itu ayah, hikssss... hikssss... Jangan tinggalkan aku sendiri ayah" Tangis Angel dengan mencium tangan Albert.
"Berbahagialah... Put-riku! Queena" Ucap Albert untuk terakhir kalinya dengan menyebut nama Angel menjadi Queena, Dan disaat itupun Albert menghembuskan nafas terakhirnya.
Deggggg
"Tidak!"
"Tidak mungkin"
"Tidak!!!"
"Tidakkk!! Ayahhhh bangunnnnnnn!!! Hikssss... Ayahhhhh..... Ayah kubilang bangun, AYAH! hikssss.. Ku bilang bangun hikssss... hikssss..."
"Hikssss... Kau tidak boleh meninggalkan akuuu!! Hikssss... hiksss... Bangun! hikssss... Aku mohon padamu bangun ayah. hikssss.... AYAH BANGUN!!" Histeris Angel dengan memeluk tubuh Albert yang kini sudah tidak bernyawa, Sambil mengenguncang-guncangkkan tubuh Albert dengan pelan.
Semua orang yang masih berada disana-pun hanya bisa diam dan menangis dalam diam sambil menyaksikan atau melihat apa yang telah terjadi didepan mata mereka semua saat ini.
"Ayahhhh..... Bangunnnnnnnnnnn.....!! Hiksss... hikssss... AYAH!! Mengapa kau tega meninggalkan diriku sendiri? Mengapa Ayah? hikssss... BANGUN! AKU MOHON BANGUN" Histeris Angel kembali dengan mengguncang-guncangkkan tubuh Albert lagi.
"Nona muda" Panggil Bi ijah dengan lirih dan seketika Angel-pun langsung saja memeluk tubuh Bi ijah dengan sangat erat ketika Bi ijah terduduk disampingnya, Bi ijah bahkan dapat merasakan tubuh Angel yang tengah gemetar dengan sangat hebat.
"Hiksss... hiksss... Bibi katakan ini hanya mimpikan bukan? hikssss... Katakan bi, Katakan bahwa ini hanya mimpi bukan? Hikssss... Katakan bi" Pinta Angel sambil menatap dalam manik mata Bi ijah yang kini juga ikut menangis dan merasa sedih melihat yuan besarnya telah tiada didepan mata semua orang saat ini.
"Ini bukan mimpi nona" Jawab Bi ijah dengan mempererat pelukannya agar Angel tidak memberontak kembali.
"Hikssss... hikssss... Tidak!! Bibi pasti bohong, Ini pasti hanya mimpi. Yaa, Ini pasti hanya mimpi. hikssss... Ini hanya mimpi" Tolak Angel yang kini masih tidak percaya dengan kenyataan-nya sekarang. Lalu Angel-pun mulai lelah dan pingsan karena sudah tidak kuat.
...Bruukkkkk...
"Nona, Nona muda!! Bangun nona" Panggil Bi ijah dengan menepuk-nepukk pelan pipi Angel karena tiba-tiba saja Angel tidak sadarkan diri.
"Pak, Tolong bantu saya membawa nona muda Angel kedalam kamarnya" Pinta Bi ijah kepada beberapa polisi untuk membantunya membawa Angel kedalam kamarnya, Dan itupun diangguki oleh beberapa polisi tersebut. Setelah itu Angel-pun langsung saja dibawa ke dalam kamarnya untuk beristirahat sedangkan jasad Albert langsung saja dibawa kedalam ambulance untuk segera dikremasi.
*****
...Di pemakaman...
Angel terus saja menangis tidak henti-hentinya di depan pemakaman Albert atau lebih tepatnya sang ayah, Yang kini baru saja dikuburkan! Berdampingan disisi makam sang bunda yaitu Zia, Bahkan Bi ijah kini masih setia menemani Angel yang masih menangis sedari tadi.
"Hikssss... hikssss... Kenapa? Kenapa kau meninggalkanku sendiri ayah?" Isak Angel dengan memeluk batu nisan milik Albert.
"Sepuluh tahun yang lalu, Sepuluh tahun yang lalu bunda telah menyelamatkan-ku dari Mira yang berniat ingin membunuhku Hikssss.... hikssss... Dan sekarang? Dan sekarang... Kaulah yang menyelamatkan-ku dari maut juga ayah hikssss... hikssss... Mengapa kalian berdua sangat tega denganku? Kalian berdua pergi meninggalkan diriku sendiri didunia ini hikssss... hiksss...." Tangis Angel yang tak henti-hentinya mengeluarkan air matanya hingga tanpa sadar suaranya menjadi serak akibat menangis terus-menerus.
"Nona muda, Mari kita pulang" Ajak Bi ijah dengan menatap Angel sendu.
"Hikssss... hikssss... Bibi kau duluan saja pergi ke mobil hikssss... Nanti aku akan menyusul-mu" Titah Angel yang diangguki oleh Bi ijah.
"Baiklah, Nona" Balas Bi ijah setelah itu iapun pergi, Dan disaat Bi Ijah sudah pergi arwah Albert dan Zia-pun tiba-tiba saja muncul dihadapan Angel sambil meneteskan air matanya.
"Putriku" Panggil Albert dan Zia bersamaan dengan lirih.
"Hiksss... hiksss... Ayah! Bunda!" Lirih Angel dengan berhamburan ingin memeluk keduanya, Tetapi dirinya justru malah tembus hingga akhirnya iapun hanya bisa diam sambil menatap wajah sang ayah dan wajah sang bundanya saja tanpa bisa memeluk keduanya.
"Kenapa kau pergi meninggalkan aku ayah?Hiksss... hikssss..." Tanya Angel yang kian terisak kembali dengan memandang arwah Zia dan Albert yang berada didepannya saat ini secara bersamaan.
"Ini sudah takdir sayang" Balas Albert sambil tersenyum sendu hingga meneteskan air matanya bersamaan dengan Zia.
"Takdir? Hiksss... Mengapa takdir mempermainkan diriku Hiksss.... Mengapa ayah? Bunda? Pertama takdir mengambil bunda, Dan sekarang takdir? Hiksss... hiksss... Takdir mengambil kau ayah!! Hiksss... Kau ayah... Sekarang kau! Bukankah ini tidak adil ayah? Haa?Tidak adil bukan?" Teriak Angel dengan histeris sambil bertanya kepada keduanya.
"Shutttt"
"Jangan pernah menyalakan takdir sayang" Sahut Zia dengan nada lirih dan sendu.
"Kenapa bunda? hikssss... Kenapa takdirku sangat buru? Disaat diriku kecil, Kau sudah pergi meninggalkan diriku. Dan saat hiksss... hiksss... Saat diriku remaja! Ayah juga ikut pergi meninggalkan diriku hiksss... hiksss... BAGAIMANA aku tidak menyalahkannya hiksss..." Tanya Angel yang semakin terisak.
"Jangan menangis Queena sayang... Ini memang sudah Takdir. Dan tidak ada yang bisa mengelak-nya! Bagaimana-pun juga suatu hari nanti semua orang juga akan pergi" Ujar Albert dengan lirih yang kini kembali memanggil nama Angel menjadi Queena.
"Bagaimana aku tidak menangis ayah? hikssss... hiksss... Sedangkan kalian? Kalian pergi meninggalkan diriku untuk selamanya didunia ini sendiri Hikssss... hiksss..." Kata Angel dengan bertanya.
"Kami akan selalu berada di sini sayang, Dihati kecilmu! Dan kami akan selalu melihatmu diatas sana, Kami tidak akan pernah pergi jauh darimu. Jika kau ingin merasakan kehadiran bunda dan ayah... Kau hanya perlu melihatlah bulan sambil pejamkan kedua matamu!! Maka nantinya kau pasti akan bisa merasakan kehadiran bunda dan ayah disampingmu" Tutur Zia dengan meyakinkan putrinya agar putrinya tidak semakin terisak.
"Hikssss... hiksss..."
"Kini, Sudah saatnya Ayah dan Bunda pergi sayang...!! Jagalah dirimu dengan baik! Dan berbahagialah walau tidak ada kami disisimu. Jangan menangis, Kami mencintaimu... Putriku... Queena!" Ucap Albert bersamaan dengan Zia setelah itu mereka berdua-pun mulai pergi dengan tersenyum sendu yang kian terus melekat dibibir keduanya.
"Tidakkkkk!! Ayahhhh.... Bundaaaa... Jangan pergi!! Hikssss... hikssss..." Histeris Angel dengan terduduk lemas tak berdaya di samping kedua gundukan tanah orang tuanya.
"Jangan pergi! Hikssss... hiksss..." Lirih Angel.
"Cucuku" Panggil seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Helena
jirlah aing nangesss
2022-03-28
0
Unrecognized🦨
anjirrr sedih sekali Evribadeh
2021-10-24
2
Nauraay
Aaaaa, Jadi ikutan sedih
2021-09-19
2