...Mansion Kusuma...
"Ayah kau dari mana saja? Kau tau aku mencarimu sedari tadi" Tanya Mira dengan menyambut Albert yang baru saja pulang bersama dengan Angel yang berada tepat dibelakangnya.
Albert-pun tidak menjawab pertanyaan Mira, Ia justru malah menyingkirkan tubuhnya agar Angel putrinya itu yang berada di belakangnya bisa terlihat.
...Grepppp...
"Angel!!" Teriak Mira yang berpura-pura senang akan kepulangan Angel, Lalu dengan cepat itupun berhamburan memeluk tubuh Angel.
"Aku merindukanmu Angel! Kau dari mana saja?" Ucap Mira memeluk tubuh Angel dengan erat. Tapi justru Angel malah diam dan tidak bergeming sedikitpun, Setelah itu Angel-pun langsung saja mendorong tubuh Mira hingga membuat Mira terpental dan jatuh.
"Jangan memeluk saya dasar pembunuh!! Anda adalah kotoran najis yang tidak boleh menyentuh saya, Karena saya benci itu " Bentak Angel dengan mendorong keras tubuh Mira sambil berkata "Najis" atau "Kotoran" kepada Mira dengan tatapan permusuhan.
"Apa yang kau lakukan Haa! Beraninya kau mendorong putriku dan mengatakannya kotoran!" Sentak Albert kepada Angel secara tiba-tiba karena Angel telah mendorong Mira dengan keras. Lalu dengan cepat Albert-pun berhamburan menghampiri Mira yang masih terduduk karena terjatuh akibat dorongan yang diberikan oleh Angel tadi.
"Mira nakk, Bangun" Ujar Albert dengan membantu Mira untuk berdiri.
"Ayah" Lirih Angel pelan.
"Ayah, kasihan Angel" Bela Mira pada Angel yang dibentak oleh Albert tadi. Padahal didalam lubuk hatinya ia sangat tidak menyukai perilaku Angel kepadanya tadi.
"Buat apa kau merasa kasihan terhadapnya? Cihh...
dia saja bahkan tidak peduli denganmu" Tanya Albert dengan berdecih menatap tajam wajah Angel.
"Ayah" Panggil kembali Angel dengan lirih.
"Jangan pernah memanggilku lagi dengan nama Ayah! Dasar kau pembunuh. Kau tidak pantas memanggilku seperti itu" Sinis Albert.
"Lalu, Aku harus memanggilmu apa jika bukan ayah? Bukankah kau memang ayahku?" Tanya Angel dengan menundukkan kepalanya.
"Tuan! karena sekarang kau pembantu mansionku bukan putriku ataupun anakku, Karena aku tidak sudi bila masih menganggap mu adalah putriku" Tegas Albert dengan menatap tidak suka terhadap Angel.
"Mari nakk!! Sebaiknya kita masuk saja ke dalam kamar dan biarkan saja pembunuh kecil ini disini" Ajak Albert kepada Mira dan lalu mereka berdua-pun pergi begitu saja tanpa mengajak Angel untuk ikut bersamanya.
"Baik, Ayah" Jawab Mira dengan sendu tapi diam-diam tersenyum bahagia menatap wajah Angel.
"Hiksss... Hikssss... Aku bukan seorang pembunuh ayah" Lirih Angel lagi-lagi hingga membuat Albert kian semakin marah kerena mendengar panggilan Angel yang menyebutnya "Ayah" Kemabli.
"Sudah-ku katakan, Jangan pernah memanggilku dengan nama ayah kembali! Karena kau tidak pantas memanggilku dengan sebutan ayah apa kau mengerti!" Bentak Albert hingga berteriak karena emosi terhadap Angel putrinya itu.
"Hikssss... Maafkan aku... 'Tuan!' hiksss..." Kata Angel dengan menekan kata "Tuan" didalamnya.
"Bagus, Mulailah belajar memanggilku seperti itu sekarang" Ujar Albert degan memuji Angel. Lalu pergi begitu saja meninggalkan Angel dan Mira.
"Hikssss... hikssss... Ini semua karenamu Mira!! ini semua karenamu... Jika saat itu kau tidak dibawa oleh ayahku kedalam kediamanku! Mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi. Dan mungkin sekarang aku dan bundaku beserta ayahku sedang bahagia tanpa adanya dirimu" Teriak Angel sambil
menatap tajam kearah Mira dengan pandangan yang penuh dengan aura kebencian didalamnya.
"Hehhh, Apa kau menyesal? Hahaha. Lagi pula sudah terlambat untuk mengembalikan seperti semula, Angel sayang apa kau tau? Ini baru permulaan saja! Karena permainan yang sesungguhnya akan dimulai Nanti" Sinis Mira lalu pergi begitu saja dengan tersenyum bahagia yang melekat di bibirnya itu.
"Hiksss... hiksss... Bundaaaa...." Tangis Angel dengan memanggil nama Zia sambil terduduk diatas lantai tanpa sebuah alas.
"Nona muda" Panggil seseorang yang tak lain adalah Bi Ijah seorang kepala pelayan mansion kusuma.
"Bibi" Lirih Angel.
"Iyaa, Nona muda ini bibi..., Nona muda bibi mohon bangun yaaa... Jangan duduk dibawah sini atau nanti nona muda akan sakit" Tutur Bi Ijah dengan menyodorkan tangannya untuk membantu Angel agar mau bersisi.
"Biarkan saja aku sakit bi! Hikssss..., Aku ingin tau apakah ayahku masih akan peduli denganku atau tidak nantinya.. Jadi biarkan aku seperti ini. Sebaiknya bibi pergi saja kedapur! hikssss..." Isak Angel dengan tersenyum sendu menatap wajah Bi Ijah.
"Nona muda, Bibi Mohon ikutlah dengan bibi..!! Jika nantinya nona muda sakit pasti bunda nona muda akan merasa sedih diatas sana nantinya" Tutur Bi Ijah yang merasa sedih melihat kondisi nona mudanya seperti sekarang ini.
"Hikssss... hiksss... Tidak bi! Bunda tidak boleh merasa sedih, Hanya karena diriku" Tutur Angel dengan menggelangkan kepalanya pelan.
"Maka dari itu ikutlah dengan bibi.. Yaa nona" Ajak Bi Ijah kembali dan itupun akhirnya di angguki oleh Angel sebagai tanda setuju, Lalu bi Ijah-pun dengan cepat langsung saja menggandeng tangan mungil milik Angel sambil membawa Angel kedalam kamarnya.
***
...Kamar Mira...
... >lebih tepatnya Kamar Angel<...
"Hahahaha..., Lucu sekali pertunjukan antara anak dan ayah itu! Hahahaha...." Tawa Mira dengan bahagia sampai menggelegar ke setiap sudut ruangan kamarnya karena merasa sangat bahagia saat ini.
"Huhh! Ini belum seberapa Angel, Akan aku pastikan pertunjukan yang sebenarnya akan lebih menyenangkan dan lebih menarik. "Queena Angelina Kusuma" yang sebentar lagi akan menjadi "Queena Angelina saja". Karena nama belakangnya itu akan hilang nantinya! Hahahah, Aku akan memastikan itu semua akan terjadi nanti" Kata Mira dengan tertawa kembali sambil menatap wajahnya didepan cermin.
"Angel! Tunggulah permainanku yang sesungguhnya. Hahahaha... Hahahaha" Gumam Mira.
***
"Cihh"
"Bukan permainanmu yang akan dimulai tapi permainanku-lah yang akan dimulai bajingan kecil" Gumam seseorang yang mendengar seluruh ucapan Mira tadi.
"Bukan aku dan putriku yang akan masuk kedalam perangkapmu nanti! Tetapi dirimu sendirilah yang akan masuk kedalam permainanmu sendiri dan perangkapku" Ucap pelan orang tersebut.
...Skippp...
***
...Malam harinya.......
Kini Albert dan Mira tengah berkumpul dimeja makan. Karena mereka berdua saat ini tengah ingin makan malam dengan santainya. Tanpa mau mengajak Angel untuk makan bersama mereka.
"Ayah, Mengapa kau tidak makan?" Tanya Mira dengan menatap heran terhadap Albert yang sedari tadi hanya diam.
"Ayah, Sudah makan tadi diluar tadi! Maafkan ayah yang tidak mengajakmu tadi, Kau makanlah saja dan ayah akan menemanimu disini" Jawab Albert berbohong dengan berkata bahwa ia sudah makan dan sudah kenyang, Padahal jelas-jelas dirinya Sama sekali belum makan apapun. Karena sebenarnya Albert ingin makan bersama dengan Angel putrinya itu berdua saja tanpa adanya Mira hingga membuatnya berpura-pura mengatakan bahwa dirinya sudah makan diluar sebagai alasannya.
"Hmmmm, Tidak apa ayah" Balas Mira tersenyum manis walau di dalam hatinya ia kini tengah merasa kesal karena Albert yang tidak mengajaknya untuk makan diluar bersamanya.
[Sial!]
"Apa kau sudah selesai?" Tanya Albert kepada Mira.
"Iyaaa ayah, Aku sudah selesai kalau begitu aku akan pergi ke kamarku sekarang" Pamit Mira dengan tersenyum paksa.
"Hmmmm, Pergilah" Balas Albert, Lalu Mira-pun dengan cepat pergi menuju ke kamarnya.
Dan Albert-pun kain memastikan bahwa Mira benar-benar sudah masuk ke kamarnya atau belum, Ketika sudah tau bahwa Mira benar-benar sudah masuk kedalam kamarnya iapaun langsung pergi menuju kamar putrinya.
"Bibi, Tolong buatkan saya makanan kesukaan nona muda! Lalu nanti tolong bibi Aantarkan kekamar tamu" Bisik Albert dengan memerintah kepada bi Ijah dan bi Ijah pun langsung saja menjalankan perintahnya dnegan cepat. Bi Ijah memang tau soal rencana Albert dan Angel jadi jangan terkejut bila Bi Ijah ikut serta didalam rencana mereka berdua.
"Baik, Tuan"
***
...Tokkk tokkk tokkk...
...Ceklekkk...
"Ayah" Panggil Albert.
...Grepppp...
"Maafkan ayah... Untuk kejadian tadi sayang" Kata Albert dengan berhamburan memeluk tubuh mungil putrinya angel dengan sangat erat.
"Tidak, Apa ayah" Balas Angel dengan tersenyum manis.
"Apa kau terluka sayang?" Tanya Albert yang merasa bersalah akan kejadian tadi terhadap putrinya itu.
"Aku baik-baik saja ayah, Ayah tidak perlu menghawatirkan aku" Ujar Angel tersenyum lembut.
"Mari makan bersama ayah" Ajak Albert kepada Angel.
"Tapi.. Ayah---" Ucap Angel yang terpotong karena Albert lebih dulu memotong ucapannya itu.
"Ayah, Tau kau belum makan sayang... Jadi sekarang makanlah bersama ayah. Karena ayah juga belum makan" Potong Albert dengan mengelus rambut Angel pelan.
"Baiklah, Ayah..." Balas Angel dengan mata berkaca-kaca karena kini ia mulai merindu suasana seperti ini walau tanpa bundanya itu.
"Jangan menangis sayang" Tutur Albert dengan menggelangkan kepalanya kecil sambil menatap sendu wajah Angel.
"Aku tidak menangis ayah! Aku hanya merindukan suasana seperti ini saja walau tanpa bunda saat ini" Lirih Angel dengan sendu, Lalu Angel dan Albert-pun kian langsung saja memulai aktivitas makan bersamanya.
"Teruslah seperti ini kesayangannya bundaaaa. Bunda bahagia bila kalian berdua seperti ini, Dan bunda tidak akan sedih bila kalian seperti ini terus nantinya" Gumam seseorang yang tak lain Zia, Yang entah kapan Zia muncul walau tanpa menunjukkan dirinya. Tapi Zia datang dengan perasaan yang bahagia karena melihat Kedua orang yang ia sayang kini kembali bersama seperti dulu.
"Bunda menyayangi kalian..., Bunda akan selalu melihat kalian diatas sana! Bunda harap kalian bedua akan terus seperti ini. Selamat tinggal putriku Angel dan selamat tinggal suamiku Albert!!Aku mencintai kalian dan menyayangi kalian, Sampai selamanya" Lirih Zia dengan tersenyum bahagia melihat putrinya Angel dan suaminya Albert kini bersama kembali walau tanpa dirinya, setelah mengucapkan itu Zia-pun mulai menghilang secara perlahan dengan senyum yang terus terpancar di bibir manisnya.
"Maafkan ayah karena ayah telah memindahkanmu kedalam kamar tamu ini dan memberikan kamar kesayanganmu kepada najingan kecil itu sayang" Kata Albert.
"Tidak apa ayah, Jangan merasa bersalah terhadapaku lagi. Lagi pula aku sudah tidak menginginkan kamar itu lagi" Balas Angel dengan menggelangkan kepalanya.
"Ayah menjadi seorang pengecut" Gumam Albert kecil yang masih dapat didengar oleh Angel.
"Tidak!! Jangan katakan seperti itu ayah.. Atau nanti aku akan merasa sedih" Pinta Angel.
"Terimakasih sayang, Ayah sangat menyayangimu, Ayah harap ayah tidak akan melakukan kesalah seperti Kemarin-kemarin. Kalau begitu ayah akan tidur bersamamu disini hari ini dan seterusnya. Menemanimu sama seperti dulu" Tutur Albert dengan tersenyum bahagia dan itupun diangguki oleh Angel kecil dengan bahagia pula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Helena
langsung jeblosin aja tuh si Mira ke penjara ngapain masih di situ
2022-03-28
1
Anonymous
kayak cerita dongeng thor
2022-03-23
1
Rahasya
ngak usah repot2 bersandiwara... usir sj itu si mira'y...
2021-09-24
4