=20= Pura-Pura Berkencan 2

“Apa ini? Kenapa dia malah bilang seperti ini?” Kedua mata Haru yang tebilang sipit itu, seketika terbuka lebar, setelah menonton vidio milik Semi.

“Itu dia, kenapa dia malah bilang kalian berdua berkencan?” tatap Hemi dengan tajam.

“Aku akan temui dia sekarang.” Haru berdiri dari duduknya dan memakai jaket nya yang berwarna hitam, lalu melangkah keluar ruangan. Sebelum keluar, dia juga tidak lupa pamit kepada Mamanya untuk pergi lebih dulu untuk mengurus masalahnya. Lalu sang Mama hanya menjawabnya dengan anggukan pelan yang menandakan sudah mengizinkan Haru meninggalkan ruangan.

Sesampainya di Hotel~

Karena didepan Hotel terlihat beberapa wartawan yang sudah berkumpul, jadi Haru sengaja menyuruh Hyunjae untuk menurunkannya di tempat parkir basement yang ada dilantai dasar. Begitu turun dari mobil, dengan langkah terburu-buru Haru segera menuju ke kamar Semi, untuk menemuhinya. Dalam kepalanya dia juga terus memikirkan, sebenarnya apa yang direncanakan Semi, dan kenapa dia membuat vidio itu.

Begitu Haru sampai didepan kamar Semi, dia segera memencet bel kamar Semi dengan perasaan sedikit terburu-buru. Hanya dengan dua kali pencetan bel, pintu itu langsung terbuka secara perlahan. Nampaklah Semi dari balik pintu yang terbuka itu, dengan memasang wajah canggungnya dia mengucap, “Aku tahu kenapa kamu datang ke sini.”

Tanpa menjawab petanyaan wanita yang ada dihadapannya saat itu, Haru langsung masuk kedalam kamar Semi dan duduk di sofa panjang yang ada di kamar Semi. “Jelaskan ke aku sekarang, kenapa kamu buat vidio itu?” tanya Haru.

Semi menutup pintu kamarnya kembali, lalu melangkah mendekati Haru yang duduk di sofa panjangnya, dengan merasa sedikit bersalah dia menjawab, “Maaf Haru, aku benar-benar gak punya maksud tersembunyi. Aku cuman mempertimbangkan kembali perkataan kamu waktu itu, jadi aku memutuskan untuk mencobanya.”

“Perkataan?! Perkataan ku yang mana maksud kamu?” timpal Haru balik.

“Kata kamu, kalau kita belum mengkonfirmasi secara langsung dan mereka belum mendapatkan kepastian, mereka pasti terus mengejar-ngejar kita. Jadi ya... aku mencoba melakukan ini.” Dengan tatapan tertunduk, Semi mulai menjelaskan maksud dari perbuatannya.

“Jadi... secara tidak langsung kamu mengatakan, kalau kamu ingin kita pura-pura pacaran didepan semua orang untuk menyingkirkan para wartawan?” Haru mencoba menyimpulkan kembali apa yang sudah dikatakan Semi.

“Heem,” angguk Semi. Semi berjalan menghampiri Haru dan duduk disebelahnya sambil mengatakan, “Aku tahu kamu pasti merasa kurang nyaman, tapi anggap saja aku seperti Hyuri. Jadi mulai saat ini kita resmi memulai pertemanan kita kembali.” Meskipun hatinya diliputi rasa canggung, tapi Semi terus mencoba menyembunyikan perasaan aslinya dengan mengajak Haru berjabat tangan.

“Oke, tapi tidak lebih dari teman.” Haru membalas jabat tangan Semi, diiringi peringatannya.

Perjanjian tak tertulis itu pun disetujui dengan jabat tangan mereka yang dibarengi dengan senyuman lebar dari Semi. “Yaudah kalau gitu aku mau balik ke Rumah Sakit dulu,” pamit Haru yang langsung beranjak dari duduknya.

Semi mengikuti Haru yang beranjak dari tempat duduknya, dia dengan cepat melontarkan pertanyaan yang sudah ada dipikirkan sejak dari tadi. “Eh... tunggu! Apa aku boleh ikut sama kamu ke Rumah Sakit?”

“Eh?! Ngapain kamu mau ikut ke Rumah Sakit? Ini juga sudah malam, lebih baik kamu tidur,” jawab Haru memasang wajah dinginnya.

“Aku cuman ingin jenguk Mama kamu,” ucap Semi singkat.

“Hey, kita cuma pura-pura pacaran. Jadi kamu gak perlu melakukan itu,” ujar Haru.

“Tapi aku tetap mau jenguk Mama kamu. Yok kita berangkat sekarang!” Semi langsung melingkarkan tas kecilnya di lengan kirinya, lalu berjalan keluar lebih dulu di depan Haru.

Melihat kelakuan Semi yang sangat berani menyimpulkan sepihak, Haru hanya mampu menggelengkan pelan kepalanya, lalu dia hanya bisa mengikuti langkah wanita yang sudah mendahuluinya.

Sesampainya di Rumah Sakit....

Di ruang rawat inap Mama Haru yang terlihat sangat besar, sudah berkumpul beberapa orang yang berdiri sambil menatap canggung ke arah Semi dan Haru yang baru saja datang. “Selamat malam tante, saya Semi teman Haru sejak SMP, salam kenal,” sapa Semi berbicara menggunakan bahasa Korea sembari membungkukkan badannya 90 derajat.

“Ah... iya salam kenal juga, saya Seo Eunji. Senang bisa ketemu kamu secara langsung,” balas Mama Haru dengan menundukkan sedikit kepalanya.

Hemi yang sudah terlihat kesal sebelumnya tiba-tiba menyeletuk, “Dasar hobi cari muka.”

Haru yang mendengar ucapan kasar sang Adik segara menyahutinya, “Heh! Jaga cara bicara kamu! Hormati yang lebih tua,” ucapnya dengan tegas.

Seketika Hemi terdiam setelah mendapat teguran dari sang Kakak, yang memang cukup dia takuti dari segala sisi. “Sudah-sudah... kalian semua sebaiknya pulang, ini sudah malam. Haru kamu juga sebaiknya antar Semi kembali ke Hotel, karna gak baik wanita keluyuran malam-malam begini,” ujar sang Mama memecah semua rasa canggung yang mengelilingi kamar itu.

“Eiihh... tante, siapa bilang Semi mau pulang secepat ini. Justru Semi kesini mau nemenin tante malam ini, karna Semi tahu di Rumah Sakit seperti ini pasti sangat membosankan.” Dengan Senyum lebarnya, Semi mulai mencoba melakukan pendekatan terhadap Mama Haru dengan mendekatinya dan duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang.

Hera, Hemi, dan termasuk Haru merasa bingung dengan apa yang dilakukan Semi, mereka semua hanya bisa menatap Semi dengan tatapan bingungnya. Sementara Hemi yang merasa tak tahan melihat kelakuan Semi, mencoba menanyakannya ke Haru melalui isyarat matanya dan satu alisnya yang terangkat. Haru yang merasa bingung juga hanya mampu menjawab isyarat dari Adiknya dengan mengangkat kedua bahunya dan menurunkannya dengan cepat.

“Yasudah Ma kalau gitu Hemi mau balik ke Hotel dulu,” pamit Hemi kepada sang Mama. Sebelum pergi dia juga tidak lupa menundukkan kepalanya sedikit.

“Heem,” angguk sang Mama.

“Kak Hera juga sebaiknya pulang, biar Haru yang jagain Mama disini,” celetuk Haru menatap ke arah Hera.

“Lalu Semi?! Bukannya kamu akan nganterin dia malam ini?” tanya Hera.

“Semi akan bermalam disini dan jagain Mama malam ini sama aku. Jadi dia gak akan balik ke Hotel, ya kan Sem?!” tanya Haru yang mendadak mengalihkan tatapannya ke arah Semi.

“Oh?! Heem, aku akan disini malam ini. Kak Hera istirahat dulu aja malam ini,” jawab Semi yang cukup terkejut dengan apa yang dikatakan Haru.

“Yasudah kalau begitu, Ma aku pulang dulu ya... besok Hera akan kesini lagi,” pamit Hera yang tidak lupa menundukkan kepalanya sebelum pergi.

“Heem. Hati-hati dijalan! Karna sudah malam!” pekik sang Mama ke arah Hera yang sudah semakin menjauh darinya.

Setelah mereka semua pergi, Semi kembali mengajak Mama Haru mengobrol sembari terus melemparkan beberapa pertanyaan. “Tante gimana kalau kita main kartu, kebetulan Semi bawa kartunya,” celetuk Semi sembari mengeluarkan kartu remi dari dalam tasnya.

“Boleh, kebetulan tante sangat ahlinya dulu,” jawab Mama Haru sembari melempar senyumnya.

Disisi yang lain, Haru juga terlihat sangat senang saat melihat sang Mama akhirnya mampu kembali tersenyum dengan sangat lebar. Dia juga merasa lega, kini kondisi sang Mama semakin membaik dari hari ke hari. Sementara itu permainan kartu antara Mama Haru dan Semi terus berlanjut hingga mereka berdua diserang kantuk.

Beberapa jam kemudian....

Semi terlihat tertidur disebelah ranjang Mama Haru dengan posisi duduk di kursi dan tangan yang menjadi tumpuhannya, dia terlihat sangat capek dalam tidurnya yang tenang. Sedangkan Haru yang tadinya tertidur pulas di sofa panjang, tiba-tiba terbangun tanpa sebab dari tidurnya.

Sambil menatap jam dinding yang berdetak, Haru beranjak dari tempat dia tidur dan mengahampiri sang Mama untuk mengeceknya. Setelah dia merasa semuanya baik-baik saja, tanpa sengaja Haru mengalihkan pandangannya ke Semi yang sudah tertidur sangat pulas dengan posisi duduk. “Astaga, bagaimana dia tidur dengan pulas diposisi ini,” batinnya.

Tanpa meminta izin dari Semi, Haru langsung saja mengangkat tubuh Semi dan memindahkannya ke sofa panjang tempat dia tidur sebelumnya. Dia juga memberikan jaketnya untuk menutupi tubuh Semi, agar melindungi Semi dari udara malam yang dingin. Sementara dia sendiri mencoba melanjutkan tidurnya di sofa lain yang ukurannya lebih pendek.

Keesokan Harinya....

Semi terbangun lebih dulu dari tidurnya, dengan mengucek-ucek satu matanya dia merubah posisinya menjadi duduk dan bersandar di sofa tempat dia tidur. Saat itu dia baru saja menyadari beberapa ada yang aneh dari dirinya.

“Kenapa aku bisa tidur disini? Terus ini kan jaket milik Haru, kenapa bisa menyelimuti badan ku? Apa jangan-jangan dia yang melakukan semuanya?” gumam Semi sambil menatap Haru yang tidur sambil bersandar di sofa dengan mendongakkan kepalanya.

Beberapa detik Semi berfikir, tiba-tiba Haru membuka kedua matanya. Sambil menguap dia mencoba memfokuskan pikirannya terlebih dahulu sebelum beranjak dari tempat duduknya. “Hey, apa kamu yang pindahin aku ke sofa ini?” celetuk Semi tiba-tiba.

“Enggak, kamu sendiri yang tidur sambil berjalan dan mengusirku dari sofa,” jawab Haru dengan kedua mata yang belum terbuka sempurna.

“Ho?! Tapi sepertinya aku gak punya kebiasaan itu,” gumam Semi pelan, tapi masih bisa didengar orang yang ada disebelahnya.

Baru beberapa saat mereka mengobrol, hp Semi pun tiba-tiba berdering. Saat dia sudah menjawab telepon itu, ternyata telepon itu berasal dari....

.

.

.

Bersambung~

Terpopuler

Comments

dineeeey

dineeeey

lanjuttttttttt

2023-02-27

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!