=8= Kencan atau Hadiah?

Haru yang telah selesai memberi kesaksian pada polisi segera mengalihkan tatapannya pada Hyunjae. “Aku gak apa-apa Kak, semuanya sudah teratasi dengan baik. Kita pulang sekarang,” jawab Haru sembari menepuk pelan pundak Hyunjae, lalu melangkah pergi begitu saja menuju mobilnya.

“Hey! Tunggu dulu! Aku akan ikut mobil kamu,” teriak Semi melangkah menghalangi jalan Haru.

“Apalagi?” Haru kembali dengan wajah datarnya menjawab ucapan Semi.

“Apalagi? Aku sudah bilang, aku akan ikut mobil kamu untuk ngobati luka kamu,” jawab Semi memasang wajah tegasnya.

“Gak perlu, aku bisa obati sendiri,” tolak Haru yang kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil.

Mendengar tolakkan dari Haru, membuat Semi hanya bisa menghela nafas. “Jisu kamu ikuti mobil Haru, aku akan tetap satu mobil dengannya.” Semi berteriak pada Jisu untuk terakhir kalinya sebelum melangkah ke mobil Haru.

Sementara Haru yang sudah ada didalam mobil sudah membuka kotak P3K. Dia mengambil obat merah, dan mencoba mengoleskan ke luka sayatan miliknya, tapi karena merasa sangat sakit dia terus menghela nafas, meskipun belum seluruh lukanya terkena obat merah.

Baru beberapa detik Haru mengoles lukanya sendiri, seseorang tiba-tiba nyelonong masuk kedalam mobilnya dan duduk disebelahnya.

“Tunggu dulu... kenapa kamu main masuk gitu aja?” celetuk Haru mengangkat kedua alisnya.

“Aku kan udah bilang dari tadi, aku akan ikut mobil kamu! Itu bukan permintaan, tapi itu perintah. Jadi kamu diam aja, biar aku yang obati luka kamu,” jawab Semi sambil menyatukan kedua alisnya.

“Tapi kan....” Ketika Haru akan menolaknya kembali, secara cepat omongannya langsung disambar oleh Semi. “Aku bilang diam!! Jangan begerak!” pekik Semi sambil menatap tajam ke arah Haru, bak laser yang akan menembus sesuatu.

Ketegasan Semi yang jarang dia tunjukkan itu pun berhasil membuat Haru menjadi terdiam seribu bahasa, kini dia hanya bisa patuh dan menyerahkan lengannya untuk diobati wanita yang ada disebelahnya itu.

Beberapa detik kemudian Hyunjae masuk kedalam mobil, dan segera memacu mobil van nya itu menuju ke apartement Haru.

Ketika mobil itu mulai berjalan, Semi perlahan mulai mengoleskan obat merah ke luka Haru dengan sangat perlahan dan telaten, sesekali dia juga memberi tiupan pelan ke arah obat merah yang sudah dioleskannya, agar cepat mengering. Sementara Haru yang merasakan perih pada lukanya, terus terdengar mendesis pelan menahan rasa sakitnya, satu tangannya juga terlihat mengepal dengan kuat.

Semi yang sesekali menatap ke arah Haru diam-diam memasang ekpresi merasa bersalah, karena secara tidak langsung luka itu disebabkan oleh nya. Begitu juga dengan Haru, saat wanita yang ada disebelahnya sedang fokus melilitkan perban ke lengannya yang terluka, dia diam-diam memberikan tatapan dalam yang sangat penuh arti hingga tidak dapat diungkapkan dengan satu katapun.

Mobil terus melaju melewati lalu lintas yang cukup padat pada malam itu, gedung-gedung pencakar langit mengiringi laju mobil Haru menuju apartementnya. Setelah pengobatan selesai, keduanya kembali terdiam sambil menatap kosong ke arah luar jendela mobil, hingga mobil itu membawa mereka sampai di gedung apartement Haru.

Apartement Haru....

“Terimakasih karena sudah mau ngobati sendiri, aku turun duluan,” ucap Haru sebelum turun dari mobilnya.

“Heem,” jawab Semi hanya dengan anggukan.

Semi yang baru turun dari mobil Haru sedikit merasa kebingungan, kedua bola matanya yang berwarna coklat itu menjelajahi setiap ujung parkiran mobil. Ketika dia merasa yakin, barulah dia melanjutkan langkahnya memasuki gedung mengikuti Haru yang berjalan lebih dulu.

Haru yang merasa terkejut langsung menghentikan langkah Semi. “Hey, tunggu dulu! Kamu mau ikut masuk juga ke apartement ku?” tanya Haru menggerakkan kepalanya ke kiri.

“Ikut kamu masuk? Yang benar saja, aku cuma mau pulang ke rumah,” jawab Semi.

“Pulang ke Rumah? Jadi maksud kamu, kamu juga tinggal di gedung apartement ini?” ujar Haru kembali.

“Ho, aku udah lama tinggal disini. Bahkan sebelum tanda tangan kontrak dengan K entertainment,” jelas Semi.

“Hey... jangan lupa besok jam 9, aku tunggu di game zoone agensi. Jangan sampai gak datang!” Sambung Semi sebelum memasuki lift.

Didalam lift mereka tidak berbincang sedikitpun, mereka berdua tetap bertahan dengan suasana canggung hingga sampai di apartement masing-masing. Haru tinggal di lantai 20 unit 2001 dan Semi tinggal dilantai yang lebih bawah, yaitu lantai 18 unit 1801.

Keesokan Harinya....

Jam di dinding telah menunjukkan pukul 8 pagi, Haru terlihat sudah berpakaian rapih dan sedang menyantap roti panggang 2 lapis yang dia isi dengan selai coklat, sambil ditemani secangkir kopi hangat yang sudah tersedia di sebelah piring roti. Sementara di tangan kiri nya memegang sebuah ipad untuk membaca berita pagi yang ada disuatu website kabar berita.

Ketenangan yang dia rasakan saat itu tiba-tiba menghilang ketika sebuah notifikasi pesan singkat masuk ke hp nya. Dia meletakkan ipad yang dari tadi di pegangnya ke atas meja, lalu berganti ke hp yang baru dia ambil dari sebelah kanan nya.

Dalam pesan singkat yang terketik rapih itu mengatakan, “Hey! Jangan lupa, hari ini game zoone agensi jam 9 #Semi_Cantik.”

Helaan nafas seketika berhembus dengan cepat dari bibir Haru setelah membaca kalimat terakhir di pesan yang dikirim Semi. “Dia... benar-benar gila, dari mana dia mendapatkan nomor telepon ku?” gumamnya.

“Sekarang udah jam 8.30, sebaiknya aku berangkat sekarang. Aku ingin lihat apa yang sudah dia siapkan,” gumam Haru kembali, sambil sibuk memakai mantel berwarna coklat miliknya.

Siap dengan penampilannya, Haru segera melangkah menuju ke parkiran mobil, tidak lupa ia membawa kunci mobil sport miliknya. Hari itu dia sengaja berkendara sendiri ke gedung agensi nya untuk memenuhi janji yang sudah dia buat sebelumnya.

Sesampainya di K entertainment....

Seperti biasanya didepan gedung terlihat sangat ramai, pintu gerbang gedung yang sangat lebar dipenuhi krumunan fans yang sudah menunggu para artis idolanya. Berbagai macam jenis papan tulisan mereka bawa, sambil bersorak nama artis idola mereka. Tepat disaat itu, Haru datang mengendarai mobil biru nya berhasil membelah kerumunan fans yang sudah berkerumun didepan gerbang.

Saat dia turun dari mobil, teriakan dan sorakan dari para fans semakin keras memanggil namanya, tapi hanya dengan lambaian tangan Haru dan senyum tipisnya, sudah dapat membuat bahagia fans yang sudah lama menunggunya. Puas menyapa fans, dirinya melanjutkan langkahnya memasuki gedung agensinya dan langsung menuju ke game zoone, tempat hiburan semua staff dan artis yang bekerja di K entertainment.

Game Zoone K entertainment....

Ketika sedang berdiri sendirian, Semi tiba-tiba dikejutkan oleh deheman seorang laki-laki dari arah sebelahnya. Seorang laki-laki terlihat sudah berdiri disebelahnya dengan menggunakan baju switer berwarna hitam, ditutup dengan mantel berwarna coklat, tidak lupa memakai celana andalannya yang berwarna hitam, dan sebuah sepatu kets berwarna putih tanpa noda.

Semi seketika tersenyum melihat laki-laki yang ada disebelahnya itu, dia menghelah nafas singkat saat kedua bola matanya yang berwarna coklat itu menatap ke arah hair style yang digunakan laki-laki itu, dengan setengah poni menggantung dan setengahnya lagi ia sisir ke belakang, laki-laki itu tampak seperti orang lain yang ingin mengajaknya berkencan.

“Apa? Kenapa kamu tersenyum seperti itu?” tanya laki-laki yang sedang ditatap Semi itu, yang ternyata adalah Haru.

Semi kembali terlihat menahan senyumnya sebelum menjawab kata-kata Haru. “He... kita kesini cuma mau buat hadiah untuk fans, tapi kenapa style kamu seperti mau ngajak kencan?” jawab Semi.

“Heee... siapa... siapa yang mau ngajak kamu kencan?! Jangan kepedean, aku berpenampilan seperti ini juga untuk para fans.” Haru menggelengkan kepalanya pelan karna merasa sedikit terkejut dengan ungkapan Semi, tapi dia langsung membantah kata-kata Semi dengan keras.

“Oke, kalau begitu kita buat hadiahnya sekarang.” Tangan jenjang Semi dengan cepat menarik lengan Haru dan membawanya kesuatu tempat.

Setibanya didepan tempat itu....

“Eeemm... ini yang kamu sebut membuat hadiah?” Haru menggaruk kepala belakangnya yang tidak terasa gatal sambil berpikir kebingungan.

“Heem. Hadiah fans paling bagus ya ini... foto selca sang pemeran utama,” jawab Semi, menunjuk ke arah foto box.

“Enggak! Aku gak mau, kamu sendiri kan yang bilang, kalau kita ini mau buat hadiah untuk fans... bukan malah berkencan, terus kenapa pakai melakukan ini segala?!” Haru membalik badannya dan akan melangkah meninggalkan Semi.

Melihat Haru yang sudah berjalan menjauh darinya, Semi segera melangkah dengan cepat dan menghadang Haru tepat didepannya. “Hey! Tunggu dulu, kalau bukan ini memang apa yang mau kamu berikan? Memang kamu sudah punya hadiah yang lebih baik dari foto box yang akan kita lakukan?” tanya Semi.

“Haru coba kamu pikirkan lagi, foto selca kita berdua bukan hanya untuk menyenangkan penggemar, tapi juga bisa digunakan untuk mendongkrak rating drama,” sambung Semi yang masih menghadang Haru dengan rentangan kedua tangannya.

Ucapan yang didengar Haru dari bibir Semi, seketika membuat Haru merasa bingung. Ekspresi wajahnya seketika berubah menjadi serius dan terlihat berfikir dengan keras. “Oke. Kalau begitu aku....”

.

.

.

Bersambung

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!