Kesunyian dan ketenangan yang Haru rasakan dimalam itu akhirnya berlalu begitu saja, ketika seseorang menghampirinya dan mengatakan, “Ternyata kamu kabur kesini?! Aku pikir kamu sudah pulang lebih dulu.”
Mendengar suara yang tak asing itu pun, Haru segera memalingkan pandangannya ke sumber suara, dan dia melihat Semi yang tiba-tiba saja ikut duduk disebelahnya. “Ngapain kamu ikut keluar,” sahut Haru dengan nada dingin.
“Aku?! Ah... aku cuman ingin cari udara segar, didalam pengap hanya ada bau alkohol,” balas Semi melempar senyum tipisnya ke arah Haru.
Haru tak menjawab senyuman Semi yang ditujukan untuknya, sebaliknya dia malah menghindar dari tatapan Semi yang berjarak cukup dekat. “Aku tahu kamu gak suka disini, tapi izinkan aku duduk disini 3 menit saja. Aku cuman ingin menikmati udara malam hari ini,” sahut Semi kembali.
“Oke, tapi jangan pernah bersuara sedikitpun, selama masih mau duduk disini.” Sekali lagi Haru melemparkan wajah dinginnya untuk menjawab permintaan Semi.
Jawaban yang dilemparkan Haru seketika membuat Semi tersenyum senang, dalam hatinya mengatakan kalau dia akhirnya berhasil berada didekat Haru untuk kesekian kalinya.
Jam terus berdetak, satu menit telah Semi habiskan hanya dengan duduk disebelah Haru, meskipun suasananya sedikit canggung, tapi dia merasa bahagia hanya dengan duduk disebelah Haru.
Sementara Haru yang mulai merasa bosan, memiliki inisiatif untuk mengeluarkan sebuah earbuds dari kantong sakunya. Satu persatu alat bantu dengar dia lepaskan dari kedua telinganya, dia mulai memasang earbuds ke kedua telinganya.
Aerbuds yang Haru gunakan untuk mendengar musik itu mamang alat khusus yang hanya dibuat untuknya dan dirancang oleh desainer ternama, yang bisa juga digunakan sebagai alat bantu dengar. Membuat aerbuds yang sedang digunakan Haru, adalah aerbuds tercanggih untuk seorang tuna rungu, dan hanya tersedia 5 buah di ASIA. Dikatakan canggih, karena aerbuds itu bisa langsung digunakan tanpa menggunakan alat bantu dengar.
Beberapa menit kemudian....
Semi yang ada disebelahnya tiba-tiba mengambil aerbuds yang sudah terpasang di telinga kiri Haru. “Kamu dengerin apa sih?! Kok kayaknya seru banget,” ucap Semi sambil memasang aerbuds di telinga kanannya. “Owh... suaranya keren,” sambung Semi yang merasa kagum dengan apa yang dia dengarkan.
Sontak saja membuat Haru terkejut, saat aerbudsnya diambil dari telinganya secara mendadak. “Hey! Apa yang kamu lakukan?! Kembalikan,” pekik Haru kembali merebut paksa barang miliknya.
“Aku kan sudah bilang, kamu boleh disini... asalkan diam. Kenapa malah merebut yang aku gunakan?” Haru berdiri dari duduknya, dan kembali memarahi Semi dengan wajah merahnya.
Sementara Semi hanya bisa terdiam mendapati Haru yang terlihat marah besar dihadapannya langsung. “Aku mau ke mobil, sebaiknya kamu kembali ke dalam,” kata Haru dengan nada yang sedikit lebih tenang.
Setelah menyelesaikan kata-kata terakhirnya Haru melangkah pergi dari hadapan Semi dan menuju ke mobilnya. Sedangkan Semi yang ditinggal Haru sendirian hanya mampu menatap punggung Haru yang semakin menjauh. Kepergian Haru dari sisinya membuat Semi merasa kembali kesepian, pada akhirnya dia berjalan menuju ke mobilnya, dalam hatinya juga mengatakan kalau dia juga ingin beristirahat didalam mobilnya dari pada kembali kedalam restoran.
Ketika Semi sudah sampai di sebelah mobilnya, tiba-tiba saja dia baru menyadari saat akan membuka pintu, kalau pintu mobilnya masih terkunci rapat, dan kuncinya sendiri sedang dibawa oleh Managernya yang masih ada didalam restoran. Kedua tangannya itu pun segera mengambil hp nya dan mencoba menelepon sang manager untuk membuka pintu mobilnya.
Tetapi... tiba-tiba seorang laki-laki berjalan ke arahnya dan mengatakan, “Permisi apakah anda Go Semi sang dewi Korea?”
Dengan perasaan takut, Semi perlahan mengambil langkah mundur sembari mencoba menjawab laki-laki yang ada dihadapannya. “Iya saya Go Semi,” katanya.
“Owh, kebetulan banget! Apa boleh minta tanda tangannya. Aku Jin Kibum... SemMoon dari Gangnam,” jawab laki-laki yang bernama Kibum itu mengaku sebagai fans Semi, sambil menyodorkan sebuah kertas dan spidol kepada Semi.
“Boleh,” angguk Semi dengan canggung meraih kertas dan spidol yang disodorkan Kibum.
Goresan demi goresan pun Semi torehkan pada secarik kertas itu dengan cepat, sesekali dia juga mencoba melirik laki-laki yang ada dihadapannya, dalam hatinya... dia masih dikelilingi rasa was-was dengan kehadiran Jin Kibum. Setelah selesai membubuhkan tandatangannya disecarik kertas, Semi dengan cepat menggembalikan dua benda itu ke pemiliknya.
Dengan senyum lebarnya laki-laki yang bernama Kibum itu kembali melempar pertanyaan ke Semi. “Apa saya juga boleh minta foto bersama?” ucap Kibum kembali.
Senyum lebar yang dilemparkan Kibum disambut dengan baik oleh Semi. “Boleh silakan,” balas Semi dengan senyuman.
Izin yang telah didapatkan Kibum pun membuatnya semakin berani mendekat ke sebelah kiri Semi, dia mulai mengeluarkan hp nya dan menggunakan satu tangannya untuk mengambil foto. Sedangkan satu tangannya dibiarkan menggantung kebawa sambil memegang sebuah tas kecil yang berwarna hijau stabilo.
Disisi lain... dari dalam mobilnya, Haru hanya bisa memantau gerak-gerik Semi dengan fans yang mengambil foto tepat disebelah mobilnya, tanpa berbuat apapun meskipun dirinya sedikit mencurigai gerak-gerik Kibum saat semakin dekat dengan Semi.
“Terimakasih banyak,” ucap Kibum setelah puas mengambil gambar dengan idolanya.
“Heem sama-sama,” jawab Semi dengan senyuman lebarnya.
“Kalau begitu saya permisi dulu,” pamit Kibum perlahan melangkah pergi dari hadapan Semi.
Saat Kibum beranjak meninggalkan Semi, beberapa detik kemudian dia tiba-tiba terjatuh gara-gara ada yang menjegalnya. “Ups... maaf... sengaja,” ucap Haru yang tiba-tiba muncul dari sisi lain mobil van Semi.
“Hah! Hey, apa yang kamu lakukan?!” tanya Semi memasang ekspresi terkejut saat mendengar suara Haru.
Haru sengaja tidak menggubris sapaan Semi kepadanya, dia kembali fokus ke Kibum yang sudah jatuh tersungkur. “Sebaiknya menyerah saja, karena percuma melawan.” Haru dengan cepat memegangi dan menindihi badan Kibum agar dia tidak kabur.
Tapi tiba-tiba saja Semi kembali menghalangi Haru, dengan cara menyeret bajunya hingga membuat pegangannya ke Kibum terlepas dan jatuh terjengkang. “Kamu ini apa-apaan sih, dia itu cuman fans aku. Dia cuman ingin minta tanda tangan dan foto!” pekik Semi mulai mengerutkan kedua alisnya.
Haru yang jatuh terjengkang pun segera berdiri dari duduknya dan segera menyangkal kata-kata Semi. “Fans kamu bilang?! Semi... dia bukan fans, tapi laki-laki cabul yang sudah memotret celana dalam kamu secara diam-diam!”
Mendengar yang diucapkan Haru, membuat Semi terdiam tanpa bisa berkata-kata lagi. Sementara Kibum yang sudah diketahui identitas aslinya, dengan cepat berdiri dan mencoba melarikan diri, tetapi Haru yang menyadarinya dengan cepat melempar sepatu nya yang terlihat cukup berat ke arah Kibum hingga membuatnya kembali tersungkur.
Dengan langkah cepat nya, Haru segera menuju Kibum yang sudah jatuh tersungkur. Tangan berotot Haru segera mencengkram lengan Kibum dan berusaha membangunkannya. “Berdiri sekarang!!” pinta Haru dengan teriakannya.
Terlihat menggerutu tapi tidak dapat menolak, itu lah yang sedang ada dipikiran Kibum saat mendengar Haru sudah bersikap tegas. Tubuh Kibum yang tidak lebih besar dari tubuh Haru, segera ditempelkan disebuah mobil yang juga terparkir ditempat itu, setelah berhasil bangun. Kedua tangan Haru masih dengan sigap dan cekatan mencengkram kedua tangan Kibum yang dia tarik ke belakang.
“Semi!! Cepat ambil apapun yang bentuknya seperti tali di mobil ku!” teriak Haru ke arah Semi yang masih terus berdiri tak jauh darinya.
“Oke, sebentar.” Semi segera berlari ke arah mobil Haru untuk mencari apa yang sudah diperintahkan.
Beberapa detik kemudian Semi berlarih membawa sebuah syal milik Haru yang biasa dia gunakan saat musim dingin. “Ini,” kata Semi.
“Ho,” balas Haru singkat.
Ketika Haru akan mengambil syal yang disodorkan Semi tiba-tiba saja Kibum mengeluarkan sebuah pisau kecil, dan tanpa sepengetahuan Haru. Satu tangannya yang berhasil bebas dari cengkraman Haru, langsung menggores lengan Haru hingga membuat darah segar langsung mengucur keluar.
“Aaacchkk...!!” pekik Haru kesakitan, saat benda tajam itu menyayat kulit lengannya.
“Hey! Hati-hati,” pekik Semi mengangkat kedua alisnya karna terkejut.
Dalam hitungan detik cengkraman Haru yang cukup kuat itu akhirnya terlepas, Kibum yang kembali ingin melarikan diri untuk kesekian kalinya terjatuh dengan cepat, saat kaki Haru yang kuat menendangnya dengan keras dan tanpa ampun.
Kini Haru langsung mengikat tangan Kibum dengan syal yang sudah dia genggam, Haru juga tidak lupa mengikat bagian kaki Kibum dengan ikat pinggang yang dia pakai untuk mencegahnya kembali melarikan diri.
Tanpa dapat perintah dari siapapun Semi langsung berlari ke arahnya dan dia bertanya, “Hey, kamu baik-baik saja?” ucapnya dengan cepat meraih lengan Haru, dan mencoba mengecek luka gores Haru.
Sempat terdiam beberapa saat, Haru merasakan sedikit kebingungan dengan apa yang dia rasakan, namun pada akhirnya dia menarik lengannya yang digenggam Semi dan mengatakan, “Aku baik-baik saja, telpon polisi sekarang, aku akan mengawasinya sampai polisi datang.”
“Ho.” Meskipun masih merasakan cemas dalam hatinya, tapi Semi segera melaksanakan apa yang dipintakan Haru saat itu Juga.
20 Menit kemudian....
2 mobil polisi datang ke lokasi tidak lama kemudian, kebisingan yang ditimbulkan sirine polisi pada akhirnya dapat didengar oleh semua orang yang ada didalam restoran. Seluruh kru, artis lain yang masih ada didalam restoran, dan para Manager keluar untuk mengecek apa yang sedang terjadi. Ekspresi mereka semua sangat menunjukkan betapa bingungnya mereka saat itu, tapi tetap saja mereka tak mampu berbuat apapun.
Hyunjae yang melihat Haru sedang berbicang dengan polisi segera menghampirinya. “Haru, ada apa ini sebenarnya? Kenapa lengan kamu bisa sampai seperti ini?” tanya Hyunjae memasang wajah cemas.
Haru yang telah selesai memberi kesaksian pada polisi segera mengalihkan tatapannya pada Hyunjae. “Aku gak apa-apa Kak, semuanya sudah teratasi dengan baik. Kita pulang sekarang,” jawab Haru sembari menepuk pelan pundak Hyunjae, lalu melangkah pergi begitu saja menuju mobilnya.
“Hey! Tunggu dulu! Aku akan ikut mobil kamu,” teriak....
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments