Melihat ekspresi Semi yang mulai kesal, Haru segera meraih lengan Semi untuk mencegahnya keluar dari mobil. “Oke! Aku akan kasih tahu semuanya,” pekik Haru.
Senyum Semi pun seketika merekah, saat Haru melontarkan sebuah kata-kata yang ingin dia dengar. “Baiklah kalau begitu,” balasnya.
Pada akhirnya Haru pun menjelaskan semua yang ingin di ketahui Semi, kalau dia bermaksud menanyakan apa yang dilihat dan diketahui Songyi saat kebakaran itu terjadi. Sementara Semi hanya bisa terdiam mendengarkan satu persatu penjelasan yang terlontar dari mulut Haru secara langsung.
“Menurut penjelasan yang baru saja kamu sampaikan, secara tidak langsung kamu menyebut Songyi adalah saksi utama dalam kasus yang sedang kamu selidiki?” Pertanyaan acak itu pun langsung terlontar dari mulut Semi setelah mendengar penjelasan dari Haru.
Sambil mengangguk pelan Haru hanya menjawab pertanyaan acak Semi dengan deheman ringan. “Jadi, dimana rumah Songyi berada?” tanya Haru kembali.
Semi menatap Haru dengan satu alis terangkat, dan kembali menjawab pertanyaan yang kembali dilontarkan Haru, “Di Bali.”
“He?! Jadi maksud kamu aku baru bisa bertemu dengannya waktu di Bali?” ujar Haru memasang ekspresi terkejut.
“Iya. Kalau kamu mau, aku bisa antarkan kamu ke rumahnya setelah kita tiba di Bali besok,” balas Semi diiringi anggukan kecil.
“Enggak perlu, tunjukan saja alamatnya. Aku bisa kesana sendiri,” sahut Haru dengan nada tegasnya.
“Yasudah kalau begitu gak usah kesana sekalian.” Wajah Semi yang terlihat sedikit kesal karena kata-kata Haru pun segera berpaling sambil memanyunkan bibirnya.
Detik itu juga Haru merasa sedikit kebingungan, ketika melihat wajah Semi yang terlihat kesal. Dia hanya mampu menghelah nafas beratnya sambil berkata, “Oke! Kamu boleh ikut.”
Jawaban yang Semi dengar dari mulut Haru pun langsung membuatnya tersenyum tipis diujung bibirnya. “Oke, kalau begitu aku sudah siap jadi pemandu kamu saat kita sudah tiba di Bali nanti,” balasnya.
“Oke... sekarang kita pulang, karena besok kita harus berangkat ke Bali.” Tanpa menunggu jawaban dari Semi, Haru segera menyalakan mesinnya dan mulai menginjak gas mobilnya untuk menuju ke gedung apartemen yang mereka tinggali.
Malam pun berlalu dengan tenang, mereka berdua sudah bersiap-siap mulai tidur. Semi yang sudah memakai piama, duduk dengan tenang didepan cermin rias miliknya untuk memulai kegiatannya sebelum tidur, dia dengan perlahan mengoleskan beberapa krim ke wajah miliknya untuk mempertahankan kelembapan kulit cantiknya.
Begitu juga dengan Haru, di kamar apartemen miliknya yang nyaman, sudah berada di atas kasur dengan memakai piama miliknya yang berwarna abu-abu. Sebelum tidur dia tidak lupa menyetting alarm di jam wekker dan di hp nya, dan barulah dia membaringkan badannya setelah semuanya sudah beres semuanya.
Istirahat malam yang tidak terlalu panjang untuk keduanya pun akhirnya dimulai, meskipun tidur mereka tidak terlalu panjang, tapi setidaknya mereka berdua tetap harus mengistirahatkan badan mereka yang sudah tegang, setelah melewati hari yang panjang.
Keesokan Harinya~
Matahari yang cerah mulai kembali bersinar, melalui celah-celah tirai kamarnya, sinar sang mentari yang cerah dipagi itu pun dengan cepat menyapa Haru yang masih tertidur pulas, hingga membuat Haru terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Dia mulai membuka kedua matanya sambil menguap, dengan satu tangannya yang mengucek-ngucek satu matanya, dia turun dari tempat tidur dan langsung menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya.
Seperti biasanya, setelah dari kamar mandi dia langsung menuju ke ruang gantinya dengan hanya menggunakan bathrobe yang menutupi tubuh polosnya. Pilihannya pun jatuh kepada outfit yang cukup cukup sederhana, untuk style bagian atasnya dia hanya menggunakan kaos oblong berwarna putih, ditambah dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah yang dia kenakan seperti menggunakan jaket, sementara bagian bawahnya hanya menggunakan celana jins yang sobek pada kedua lututnya.
Puas dengan outfit yang dia pilih, dia beralih ke meja jam tangan dan alat bantu dengar yang akan dia kenakan. Setelah menurutnya semua sudah sempurna dia mulai mengambil koper yang berukuran besar untuk mengemas barang-barangnya yang akan dia bawa ke Bali untuk syuting drama yang sedang dia bintangi.
Disisi lain, Semi juga melakukan hal yang sama, dia terlihat sedang menyibukkan dirinya memilih baju dan barang-barang yang akan dia bawa ke Bali. Bukan hanya baju dia juga mengemas satu boneka yang menurutnya spesial, dimana dia juga berpikiran kalau tidak ada boneka itu dia tidak akan bisa tidur ditempat yang baru dia kunjungi.
Ketika mereka berdua sudah selesai mengemas barang, tiba-tiba saja hp mereka berdua berdering. Terlihat Manager mereka mulai menelepon untuk memberitahukan kalau mereka berdua akan segera dijemput untuk segera menuju ke bandara. Sesuai apa yang sudah mereka sampaikan ke Manager mereka masing-masing, keudanya menuju ke parkiran basement untuk lokasi penjemputan mereka.
Seperti biasa Haru menaiki lift dengan membawa satu buah koper besar dan sebuah tas berukuran sedang yang dia letakkan diatas koper besarnya. Sementara di tangan kanannya terlihat sedang membawa pounch berwarna hitam untuk meletakkan barang-barang pentingnya seperti hp, dompet, paspor, dan lain-lain.
Sambil menunggu lift yang dia naiki terus turun, Haru yang merasa kesepian terus memainkan hp nya. Hingga dia tidak berasa lift sudah terbuka dilantai yang dia tuju, dengan susah payah dia mencoba menyeret koper besarnya yang terlihat sangat berat dengan sangat hati-hati.
Setibanya ia di tempat parkir basement, Haru sudah melihat Semi sudah berdiri disamping koper besar miliknya yang berwarna merah jambu. Sementara Semi yang mengetahui kedatangan Haru, hanya bisa menyapanya dengan senyuman, saat itu juga Haru merasakan kecanggungan dalam dirinya setelah melihat senyuman Semi. Meskipun begitu dia tetep membalas senyuman Semi dengan menundukkan kepalanya sedikit, untuk menunjukkan sikap sopannya.
Melihat perilaku Haru yang aneh di pagi itu, hanya bisa membuat Semi menggelengkan kepalanya karena merasa bingung dia harus bagaimana lagi untuk menghadapinya. Setelah beberapa sapaan yang mereka lontarkan satu sama lain, suasana disekitar mereka pun kembali hening, tanpa ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya, hingga para manager mereka datang menjemput.
Beberapa menit kemudian, mobil Hyunjae pun datang dan berhenti tepat didepan Haru yang masih berdiri didekat pintu keluar. Hyunjae turun dari mobilnya dan langsung melangkah menghampiri Haru, tanpa menunggu perintah lagi dia memasukkan barang bawaan Haru kedalam mobil secara perlahan.
Saat mereka berdua sedang sibuk memasukkan barang, kini giliran mobil jemputan Semi datang dan tanpa menunggu lagi, sang Manager juga langsung memasukkan barang-barang Semi kedalam mobil. Pada cuaca yang cerah saat itu, mobil mereka berdua berjalan menuju ke Bandara Internasional Incheon dengan menembus kepadatan kendaraan yang sering terjadi dipagi hari, terutama disaat jam masuk kerja.
Bandara Internasional Incheon (Korea Selatan)~
Mereka yang baru saja turun dari mobil, dengan cepat mengumpulkan reporter yang sudah menunggunya didepan pintu masuk bandara. Beberapa flash kamera sudah mulai berkelipan ketika Haru dan Semi mulai menyapa mereka semua dengan satu lambaian tangan mereka. Puas menyapa para wartawan, kedua artis yang baru saja terkena skandal berdua itu kembali berjalan memasuki bandara.
Begitu sampai tepat didepan bandara, para wartawan yang lapar akan berita eksklusif itu langsung mengepung Semi, beberapa diantaranya juga ada yang melempar pertanyaan tentang skandal yang baru terjadi. Semi yang merasa kebingungan seketika menghentikan langkah kakinya dan terdiam menjadi batu, pandangannya perlahan menjadi sedikit kabur akibat flash-flash kamera yang terus berkelip mengarah ke arahnya.
Haru yang sudah berjalan lebih dulu tiba-tiba merasa khawatir dengan keadaan Semi yang belum juga menyusul langkahnya. Dia membalik badannya dan menatap ke arah kerumunan wartawan dengan wajah cemas yang memenuhi seluruh sudut wajahnya. Langkah kaki yang tadinya terdapat keraguan, kini dengan cepat melangkah kembali menghampiri para kerumunan wartawan yang mengepung Semi.
Haru juga menyerahkan pounch hitam miliknya ke Hyunjae yang masih berdiri dibelakangnya, lalu dengan langkah cepatnya dia menuju ke kerumunan wartawan sambil melepas kemeja merah yang sendari tadi dia gunakan.
Begitu dia sampai dibarisan paling belakang para kerumunan wartawan itu, Haru segera membelah kerumunan para wartawan itu dengan tangan berototnya, hingga dia bisa melihat keadaan Semi dengan jelas.
Kemeja merah bermotif kotak-kotak yang dari tadi Haru bawa pun segera dia gunakan untuk menutupi kepala Semi, dia juga menarik Semi kedalam pelukannya sambil membisikkan, “Tundukan kepala kamu, dan ikuti saja langkah ku. Bayangkan didepan gak ada apa pun, kita akan melewati kerumunan ini.”
Sesuai kata-kata yang Haru ucapkan, dia pun segera menuntun langkah Semi untuk melewati para wartawan yang mengerumuninya layaknya segerombolan semut yang menemukan beberapa serbuk gula. Kedua tangannya yang berotot pun terus menggenggam bahu Semi dan tak membiarkannya lepas sedikitpun hingga mereka mampu sedikit menjauh dari para wartawan yang mengerumuni mereka berdua.
“Kamu bisa lari kan?” tanya Haru dengan nada pelannya.
Sementara Semi yang masih belum mampu mengatakan apapun, hanya bisa menganggukkan kepalanya sembari menatap Haru dengan sejuta perasaan yang tak mampu dia katakan.
Tanpa bertanya lagi Haru dengan cepat melepaskan kedua genggamannya pada bahu Semi, dan beralih menggenggam tangan kanan Semi yang dari tadi memegangi kemeja merah miliknya untuk menutupi kepalanya. Setelah kedua tangan mereka tertaut dengan sempurna, mereka pun berlari dengan cukup cepat hingga mampu meninggalkan para partawan yang sudah berjarak cukup jauh dari mereka berdua.
Selama berlari, sesekali Semi memperhatikan wajah Haru yang terkadang tersenyum tipis sembari terus menatap lurus kedepan. Entah apa yang sedang ada dipikiran Haru saat itu, Semi hanya menikmatinya saat-saat itu. Begitu juga dengan Haru, ketika Semi sedang tidak memperhatikannya, dia juga mencoba melirik ke arah Semi diiringi senyum tipisnya.
Perlarian panjang mereka pada akhirnya berakhir ditempat....
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments