Setelah melontarkan kata-kata kasar itu ke Semi, Haru kembali ke tenda pribadinya tempat dia beristirahat dan berganti pakaian. Didalam tenda tenda itu, Haru menyuruh semua stylishnya keluar dari tenda. Saat kondisi tenda sudah sepi, dia menutup pintu tenda dan duduk di bangku yang ada didepan meja rias.
Perlahan air mata Haru mulai menetes membasahi satu sisi pipinya. Dalam batinnya mengatakan, “Maafkan aku Semi. Aku terpaksa berbicara kasar, karena aku gak mau kamu kembali terlibat dengan keluarga ku.”
Berkali-kali Haru mencoba menghentikan air mata yang terus mengucur deras itu, tapi air mata itu masih belum ingin berhenti hingga semakin membasahi kedua pipinya. Beberapa menit kemudian, Hyunjae pun masuk kedalam tenda tempat ia duduk. Hyunjae terlihat sedikit terkejut ketika melihat Haru duduk dengan tertunduk lemas berpangku satu tangan didepan cermin rias.
“Hey Haru, kamu baik-baik saja?” tanya Hyunjae dengan wajah cemasnya.
Haru mengangkat kepalanya sambil menarik nafas sebelum menjawab kata-kata Hyunjae. “Aku baik-baik saja Kak,” jawab Haru dengan kondisi mata yang masih terlihat sedikit memerah.
“Hey, apanya yang baik-baik saja? Kedua mata kamu masih terlihat merah begitu,” ucap Hyujae.
“Kak, tolong sampaikan ke Pak Sutradara... aku ingin istirahat selama 1 jam,” kata Haru yang mencoba memaksakan senyumnya.
“Ah... kamu tenang aja, kebetulan Semi juga sudah meminta rehat selama 2 jam. Katanya dia ingin mengembalikan moodnya, jadi kamu juga bisa istirahat selama itu. Karena adegan yang tersisa hanya adegan kalian bersama,” jelas Hyunjae.
“Baiklah kalau begitu, aku akan tidur dulu. Bangunkan aku kalau sudah waktunya,” ujar Haru berjalan ke arah sofa panjang yang ada ditenda itu.
“Oke, aku juga akan melarang para stylish masuk.” Setelah menyelesaikan kata-katanya, Hyunjae pun keluar dari tenda dan membiarkan Haru tidur.
....
Dua jam kemudian....
Syuting kembali dilanjutkan, Haru dan Semi yang sudah menjernihkan pikirannya kembali mendalami karakter yang mereka perankan. Meskipun dalam hati masing-masing masih berkecamuk, tapi mereka berusaha bersikap profesional pada pekerjaan yang mereka jalani. Seolah tak terjadi apa-apa, ekpresi yang diperlihatkan keduanya kini hanya sebatas karakter yang mereka perankan.
Setelah syuting usai, tanpa saling cakap dan saling pandang seperti biasanya, mereka kembali kedalam mobil masing-masing untuk pulang ke rumah. Dimalam yang tenang itu, keduanya yang masih didalam mobil dan dalam perjalanan pulang, kembali mengingat apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu. Haru terus menghela nafas, karena dalam batinnya masih dipenuhi rasa bersalah.
Sementara Semi terus berkutat dengan seribu pertanyaan yang ada dalam pikirannya, hingga membuat kepalanya menjadi terasa pusing. “Kakak baik-baik saja?” tanya Jisu melihat Semi terus memegangi kepalanya.
Semi menatap kedua mata sang Manager melalui kaca spion kecil yang ada dibagian tengah depan dan menjawabnya, “Heem... aku baik-baik saja. Aku cuma butuh istirahat, karena merasa sedikit pusing.” Sambil memegangi kepalanya, Semi mencoba mengangguk dan memaksakan senyumnya agar sang Manager tidak terlalu khawatir.
Keesokan Harinya....
Syuting berjalan seperti biasa, kedua pemeran utama terlihat kembali seperti sediakan, tetapi ada yang berbeda dari mereka berdua. Keduanya masih belum bisa saling tegur sapa, meskipun secara singkat sekalipun. Mereka berdua hanya bersikap seperti robot yang hanya disetting untuk kebutuhan syuting, dan ekpresi mereka akan berubah dengan cepat saat syuting telah usai, hal itu pun berlalu hingga 5 hari.
5 Hari kemudian...
Syuting pada hari itu telah usai, para kru telah berkemas memasukkan semua peralatan syuting. Haru yang terlihat sudah lelah pun langsung masuk kedalam mobil van nya. Beberapa menit kemudian, Hyunjae membuka pintu mobil dan langsung mengatakan, “Haru, para kru ingin mengajak makan malam bersama.”
Haru yang dari tadi masih memejamkan kedua matanya sambil bersandar di kursi mobil pun, seketika membuka kedua matanya saat mendengar suara Hyunjae. “Ho?! Kapan Kak?” tanya Haru mengusap wajahnya dengan satu tangannya.
“Malam ini, katanya semua aktor harus ikut,” jawab Hyunjae.
“Oke, aku akan ikut.” Sambil menguap Haru membalas ucapan Hyunjae.
“Baik kalau begitu aku akan sampaikan ke Pak Sutradara,” jawab Hyunjae yang kembali menutup pintu mobil van nya
...
Restoran Myuri~
Setiap kru dan artis yang hadir pada malam itu telah duduk dan mengisi setiap meja yang ada didalam restoran, termasuk Haru dan Semi. Terlihat suasana di malam itu sangat ramai, semua kru dan artis lain saling bercengkrama satu sama lain, kecuali di suatu sudut tempat Haru sedang duduk tanpa didampingi sang manager, Haru hanya sibuk dengan game yang ada di hp nya.
Ketenangan itu tiba-tiba berlalu saat Semi menghampirinya dan duduk di kursi yang ada dihadapannya. “Hai... nama ku Go Semi, biasa dipanggil Semi.” Semi tiba-tiba langsung menyodorkan telapak tangannya seperti orang yang ingin berkenalan dengan orang baru.
“Apa yang kamu lakukan?” Tatapan Haru seketika teralihkan kepada tangan Semi yang sudah ada dihadapannya. Sambil menggoyangkan kepalanya ke kanan, Haru juga merasa bingung dengan yang dilakukan Semi.
Merasa tangannya dicuekkan, Semi pun kembali menarik tangannya. “Ya... aku cuma ingin memulai semuanya dari awal. Bukan sebagai teman masa lalu, tapi sebagai teman yang baru kamu temui di dunia entertainment,” jelas Semi melempar senyum tipisnya.
“Aneh! Kembali sana ke bangku kamu, jangan duduk disini... karna aku ingin sendiri,” usir Haru.
“Aku gak mau, aku akan tetap disini sampai acara selesai,” tolak Semi mentah-mentah.
“Oke, tapi jangan pernah membuka mulut selama disini,” balas Haru diiringi wajah datarnya.
Tiga menit pun telah berlalu... meja Haru dan Semi pun masih terlihat sepi, keduanya masih terus sibuk dengan ponsel masing-masing. Semi yang ingin memecah kesunyian pun masih terasa ragu, karena takut menyinggung dan membuat Haru menjauh dari hadapannya. Tidak kehabisan akal, pada akhirnya Semi meminta tolong ke sang Manager secara diam-diam melalui pesan singkat, agar sang cameraman yang menyorot kesetiap meja untuk mampir ke meja mereka, untuk memecah keheningan diantara mereka berdua.
Semi terus menatap ke arah kanannya, ia melihat salah satu cameraman berjalan ke arahnya, dan disaat itu juga dia berani membuka mulutnya yang dari tadi tertutup rapat. “Hey, ada cameraman yang berjalan kesini, sebaiknya kamu mulai senyum yang lebar,” celetuk Semi memecah keheningan.
“Hai, guys... disini ada sang pemeran utama Ji Soohyun dan Kim Kyungso,” sapa sang cameraman.
“Hai semuanya... aku Kim Haru yang memerankan Kim Kyungso di drama Become My First Love. Apa kalian sudah menonton trailer dramanya? Kalau sudah, jangan lupa tonton dramanya yang akan tayang mulai hari Selasa depan.” Seketika wajah Haru yang sedingin es, berubah menjadi orang yang sangat hangat saat menyapa para penggemar dramanya.
“Hai... aku Go Semi sang dewi Korea juga hadir disini, di drama aku berperan sebagai Ji Soohyun sang cinta pertama Kyungso. Heemm... menurut kalian apakah Kyungso langsung mengenali Soohyun saat pertama kali bertemu kembali? Tolong kasih jawabannya di instagram langsung DNAdrama ya, kalau ada yang menjawab dengan benar, kita berdua akan kasih kalian hadiah spesial,” celoteh Semi didepan kamera yang masih menyorotnya.
“Wahhh... yang menjawab dengan benar akan dapat hadiah khusus nih dari Soohyun dan Kyungso, jadi kalian harus segera mengirim jawabannya. Oke baiklah kalau begitu terimakasih untuk Semi dan Haru, sekarang kita akan beralih ke aktor lain... lets go!” cameraman itu pun mengakhiri narasi akhirnya, setelah puas mewawancarai dua sang pemeran utama.
“Kamu gila ya?! Gimana aku bisa menyediakan hadiah khusus buat mereka, sedangkan aku gak pernah bersiap untuk yang namanya hadiah itu,” pekik Haru dengan nada pelan.
“Ya maaf, aku kan cuma spontan... tapi, gimana kalau kita menyiapkannya bersama-sama untuk hadiah itu?” balas Semi mulai mengeluarkan sedikit-demi sedikit rencananya.
“Sama-sama? Maksud kamu gimana?” tanya Haru kembali merasa kebingungan.
“Aku gak akan katakan sekarang, tapi kalau kamu penasaran... temui aku di game zoone agensi besok pagi jam 9, maka kamu akan tahu yang sudah aku persiapkan untuk para fans.” Semi mulai menjalankan rencananya untuk sedikit demi sedikit mendekati Haru yang selalu memperlihatkan sifat kulkasnya.
“Oke,” balas Haru singkat, menyetujui permintaan Semi.
Percakapan pada malam itupun akhirnya berakhir, keduanya memakan makanan yang sudah mereka pesan tanpa berbincang sedikitpun. Suara sruputan dan kunyahan hanya memenuhi meja mereka berdua, berbeda dengan meja lain yang terdengar suara canda, tawa, dan sebuah perbincangan singkat yang memenuhi hampir sesisi ruangan.
30 Menit Kemudian...
Semua orang yang ada di restoran sederhana itu pun sudah menyelesaikan makan malamnya, kini mereka sibuk merayakan kerja keras mereka selama syuting dengan satu gelas bir yang berukuran besar. Teriakan dan nyanyian terdengar hingga menembus jendela kaca yang berbatasan langsung dengan lingkungan luar. Haru yang merasa bosan dan merasa kurang suka dengan kebisingan pun akhirnya memutuskan untuk keluar dari restoran.
Haru yang memutuskan untuk keluar dari restoran, menghentikan langkahnya dan duduk disebuah tangga restoran yang berada tepat didepan pintu restoran. Angin yang berhembus pelan itu, perlahan menenangkan pikirannya, dengan memejamkan kedua matanya sambil menghembuskan nafas dalam-dalam, dia terlihat sangat ingin membuang semua beban yang ada di benaknya.
Kesunyian dan ketenangan yang Haru rasakan dimalam itu akhirnya berlalu begitu saja, ketika seseorang menghampirinya dan mengatakan....
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments