Haru pun melenggang pergi dari ruangan untuk menuju ruangan tempat dia berlatih, ketika dia sudah sampai dilantai dua, tiba-tiba dia bertemu Semi sebelum menaiki eskalator. “Kamu? Kenapa bisa ada disini?” tanya Semi sedikit terkejut.
“….” Tidak ada jawaban dari Haru, kedua bibirnya hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Semi.
“Hey! Jawab! Jangan bilang kamu ngikutin aku sampai sini?” celetuk Semi kembali.
“Jangan bodoh, lihat sendiri ini dimana, dan kalau ada waktu luang sekalian cari tahu juga siapa aja artis K entertainment,” jawab Haru melangkah pergi setelah memberikan jawaban dengan nada sedikiit sinis.
Sementara Semi yang ditinggal pergi Haru begitu saja merasa sedikit kebingungan dan hanya bisa melihat punggung Haru yang terlihat semakin menjauh darinya.
Beberapa jam kemudian....
Ruang latihan~
Menit demi menit telah Haru lewati, beberapa gerakan koreo grafinya juga sudah ia lakukan. Kini jarum jam telah menunjukkan pukul 8 malam, dia terlihat sangat merasa kelelahan dengan duduk di kursi panjang yang ada diruang latihan sambil menenggak sebotol air putih. Sesekali dia juga menyekah badannya dengan sebuah handuk kecil yang selalu dia siapkan saat latihan berjam-jam di ruangannya.
Keringat yang terus mengalir keluar membuatnya baru tersadar, kalau dia sudah berada di ruangan itu selama berjam-jam. Perut yang dari tadi belum ia isi, kini mulai memberontak dan memberinya tanda kalau dia telah melewatkan jam makan malam. Sedikit mengeluh diiringi helaan nafas beratnya, Haru kini beranjak dari tempat duduknya dan melangkah kesuatu tempat untuk menuruti keinginan perutnya.
Cafee Orange~
Pada malam itu cafee indoor yang ada di perusahaannya terlihat lengang, setiap bangku yang berjajar hanya terisi beberapa orang yang dapat dihitung dengan jari. Haru yang baru tiba di cafee itu, segera menuju ke meja pemesanan untuk membeli apa yang dia ingin konsumsi malam itu. Tidak lupa ia juga menyodorkan sebuah kartu yang berwarna hitam keemasan untuk membayar semua menu yang sudah dia pesan.
Beberapa menit kemudian, satu sandwich panjang yang hangat dan satu gelas americano panas disajikan dalam satu nampan yang cukup memuat dua menu itu. Haru yang masih berdiri didepan meja pemesanan pun segera mengangkut menu yang dipesannya itu dengan kedua tangannya. Saat dia akan mencari tempat duduk, tiba-tiba saja seorang wanita menggentikan langkahnya dengan sapaan singkatnya.
“Haru?! Kamu masih ada disini juga?” sapa sang wanita itu yang ternyata adalah Semi.
Langkah kaki Haru seketika berhenti sejenak, kedua matanya pun teralihkan ke wajah cantik wanita yang menyapanya itu. Dalam hati dia sempat bekata, “Ngapain nih bocah masih ada disini? Sebenarnya apa yang dia lakukan sampai semalam ini?”
“Hey, kenapa malah bengong?” tanya Semi memotong lamunan Haru.
“Bukan urusan kamu,” jawab Haru dingin yang kembali melanjutkan langkahnya menuju ke suatu meja lain yang masih terlihat kosong.
Merasa diacuhkan, Semi terlihat langsung memasang wajah kesalnya dan mencoba menahan emosinya dengan menghela nafas beratnya. Hatinya yang merasa cukup kesal itu pun menggiring langkah nya menuju meja yang baru saja ditempati Haru. Tanpa izin dari Haru, dia langsung duduk di kursi yang ada dihadapan Haru sambil membawa gelas minuman yang sudah dia pesan.
“Ngapain duduk disini? Tempat lain masih banyak yang kosong,” celetuk Haru menatap tajam ke arah Semi.
“Aku maunya duduk disini,” jawab Semi memasang wajah datar.
“Kalau begitu biar aku yang pindah.” Haru dengan cepat berdiri dari tempat duduknya, sambil mengangkat nampan yang ada makanannya.
“Hey tunggu dulu, tolong jangan pergi. Tetap disini 5 menit... tidak maksudku 3 menit saja, sampai manager ku jemput.” Melihat Haru berdiri, Semi segera mengikutinya berdiri sambil menahan lengan Haru yang akan berpaling darinya.
Tatapan Semi yang senduh membuat Haru menjadi ragu dengan keputusannya sebelumnya, dan pada akhirnya dia memutuskan untuk tetap duduk di bangku itu. Nampan makanan yang tadi dia angkat, kembali ia letakkan diatas meja, dan dengan tenang dia kembali duduk dikursi yang belum dia tinggalkan itu sambil kembali memakan sandwich yang belum sempat dia habiskan.
Menit pertama mereka berdua hanya duduk dengan tenang sambil melakukan kesibukannya masing-masing dengan kedua tangan mereka. Semi yang dari tadi sudah merasa sesak dengan suasana canggung diantara mereka pun akhirnya mencoba mengeluarkan suaranya untuk memecahkan kecanggungan.
“Hey, aku mau minta maaf soal tadi. Soal aku yang menuduh kamu sebagai penguntit,” celetuk Semi memberanikan diri membuka suara lebih dulu.
“….” Sementara Haru hanya membalas kata-kata Semi dengan tatapan datarnya, sambil terus menyantap makanannya.
“Kalau begitu aku akan memperkenalkan diri lagi secara resmi,” kata Semi berdehem ria sebelum melanjutkan ucapannya. “Hai... aku Go Semi, aku artis baru disini, salam kenal semoga....” sambung Semi yang kata-katanya kembali terpotong.
Mengetahui kenyataan yang baru disampaikan Semi, Haru menjadi sedikit terkejut hingga sedikit tersedak makanan yang sedang dia kunyah, hingga membuatnya tebatuk-batuk. Membuat kedua tangannya itu pun dengan cepat meraih sebotol air putih yang sudah tersedia diatas meja, dan dengan cepat dia membuka dan meminum air putih yang ada di botol itu untuk meredahkan batunya.
“Apa kamu bilang?! Artis baru di agensi ini? Kok bisa? Siapa yang menyetujui kamu masuk ke agensi ini?” Beberapa pertanyaan itu pun langsung dilemparkan Haru setelah dia merasa sedikit lebih tenang.
“Ya bisalah, kenapa juga gak bisa? Lagian gak masuk akal juga kalau menolak seorang Semi, sang dewi Korea?” jawab Semi dengan kepercayaan dirinya yang tinggi.
Ucapan Semi yang sangat percaya diri itu membuat senyum Haru sedikit mengembang tanpa dia sadari. Sementara Semi yang duduk dihadapannya langsung menangkap gambaran senyum Haru yang jarang dia tunjukkan.
Ketika mereka sedang membahas posisi Semi di agensi barunya, tiba-tiba saja sebuah notifikasi masuk ke hp milik Haru yang dia letakkan diatas meja, sejajar dengan nampan makanannya. Notifikasi itu ternyata dikirm oleh Hyuri sang sahabat, yang berisi poster pemberitahuan reuni akbar sekolah SMP nya. Tanpa disadari Haru, kedua mata Semi pun seketika menatap ke arah hp Haru yang tiba-tiba menyala, akibat adanya notifikasi yang baru masuk.
Saat Haru mulai sadar tatapan Semi mengarah ke arah hp nya yang sedang menyala, dia dengan cepat membalik ponselnya. “Hey, notifikasi tadi dari Hyuri. Kamu juga kenal sama Hyuri dari girl grup Queen secara pribadi?” tanya Semi mengedip pelan.
“Ho, karena kita sama-sama idol, kita pernah bertukar nomor telepon untuk suatu project.” Meskipun dalam hati merasa takut identitas aslinya terbongkar, Haru tetap berusaha menjawab pertanyaan Semi dengan tenang.
Tetapi disisi lain Semi masih memperlihatkan ekspresi yang kurang percaya terhadap jawaban yang diberikan Haru. Raut wajahnya terus terlihat bingung, dan dalam kepalanya terus muncul beberapa pertanyaan. Sementara dalam benak Haru juga terfikirkan hal yang sama, dia merasakan kalau Semi masih belum mempercai ucapannya.
Detik terus berjalan, suasana diantara mereka pun semakin terasa canggung. Sebelum semuanya semakin menjadi runyam, Haru mencoba mengurangi kecanggungan itu dengan deheman andalannya sebelum memulai berbicara. “Sepertinya aku harus pergi lebih dulu, Kak Hyunjae sudah menunggu di parkiran depan gedung,” celetuk Haru berdiri dari tempat duduknya.
“Heem,” jawab Semi dengan raut datar.
Kata-kata singkat dari Semi pun mengakhiri pertemuan mereka dihari itu, Haru yang sudah merasa tak nyaman dengan suasana diantara mereka, dengan cepat melangkah pergi dari hadapan Semi. Disisi lain, didepan gedung agensi Hyunjae sudah menunggu dengan tenang didalam mobil yang akan mengantar Haru sampai ke apartementnya, dan setelah Haru sudah masuk kedalam mobil, Hyujae segera memacu mobilnya hingga sampai diapartement Haru.
Keesokan Harinya....
Hari pertama mereka syuting telah dimulai, dilokasi outdoor yang terlihat mulai ramai, para kru sedang sibuk menyiapkan semua peralatan yang mereka butuhkan. Sementara para aktor dan aktris sudah duduk tenang disebuah tenda semi permanen yang berwarna putih, dengan AC yang terus mendinginkan seluruh sisi tenda, para aktor dan aktris itu sedang memilih baju yang kan mereka kenakan, sebagian aktor dan aktris juga sudah mulai dipakaikan makeup.
Haru dan Semi yang menjadi pemeran utama didrama itu juga terlihat sedang dipakaikan makeup dan ditata rambutnya oleh beberapa orang stylish professional ditenda mereka masing-masing. Beberapa menit kemudian, teriakan Pak Sutradara yang menggelegar pun terdengar hingga ke tenda mereka berdua. Teriakan itu terus memanggil para pemeran utama, untuk menyuruh mereka ke tenda terbuka yang berada lebih dekat dengan tempat mengambil gambar.
Ketika semuanya sudah berkumpul, barulah para dua pemeran utama mencoba latihan adegan yang mereka perankan sebelum proses pengambilan gambar. Puas dengan hasil latihan, kini dua pemeran utama itu pun mencoba pengambilan gambar yang sesungguhnya. Disitulah keajaiban dimulai, Haru yang sebelumnya terkenal memiliki sifat yang dingin dan irit senyum, kini sifat itu telah longsor dan tergantikan dengan sifat hangatnya, dan senyum ramahnya.
Hal itu membuat Semi kembali terkejut, dan terus betanya-tanya dalam pikirannya, “Apakah notifikasi yang dia lihat tadi malam itu adalah benar adanya? Kalau memang iya, itu artinya dia Haru yang aku kenal,” batin Semi.
“Oke, cuttt!!!” teriak Pak Sutradara mengakhiri pengambilan gambar kedua sang pemeran utama.
Teriakan Pak Sutradara yang cukup keras itu sontak saja membuat Haru….
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments