=14= Perasaan yang Tersembunyi

Perlarian panjang mereka pada akhirnya berakhir ditempat pemeriksaan tiket dan paspor sebelum melanjutkan menuju lorong masuk pesawat yang akan mereka naiki. Sebelum berbaris di antrian pemeriksaan, mereka berdua berhenti sejenak untuk mengatur pernafasan mereka yang masih terengah-engah hingga mengeluarkan keringat yang cukup banyak.

“Ah... Maaf. Kamu enggak kenapa-kenapa kan?” tanya Haru diselah-selah heruan nafasnya yang masih memburu, dengan cepat melepaskan tautan tangan mereka berdua.

“Ho, aku baik-baik saja. Ah.. ini baju kamu, terimakasih udah mau nolongin,” balas Semi dengan nafas yang masih sedikit memburu menyodorkan kemeja merah Haru yang dipinjamkan kepadanya.

“Sama-sama, tapi kamu jangan terlalu percaya diri dulu, karena aku melakukan itu semua... supaya skandal itu gak semakin menjadi besar aja,” ucap Haru memalingkan wajahnya dan berubah kembali dingin seperti kulkas.

“Heem.. aku tahu, sekarang sebaiknya kita masuk.” Semi menganggukkan kepalanya pelan dan segera kembali melangkahkan kakinya untuk berbaris diantara antrian pemeriksaan paspor, diikuti Managernya yang dari tadi mengikutinya dibelakang.

Melihat Haru yang membatu dan terlihat bingung, Hyunjae mendekati Haru dan mengajaknya untuk segera melanjutkan langkahnya menuju pesawat yang akan mereka naiki. Tidak lupa Hyunjae juga mengembalikan pounch milik Haru yang berisi barbagai barang-barang penting termasuk paspor dan tiket pesawat.

Mereka berdua pada akhirnya berjalan bersama memasuki gerbang pemeriksaan paspor dan tiket, setelah lolos mereka melanjutkannya menuju ke pesawat yang akan mereka tumpangi. Sesampainya didalam pesawat mereka berdua segera mencari kursi yang akan mereka tempati, dan saat itu juga merasa seperti diberi kejutan, ternyata tempat duduk Haru berada tepat disebelah Semi.

Pada saat itu Semi juga sudah duduk dengan tenang di tempat duduknya sembari mendengarkan musik dengan aerphone dan menatap langit yang cerah dari jendela. Sementara itu, Haru langsung duduk begitu saja tanpa mengatakan satu katapun, dan Semi juga belum menyadari kehadiran Haru yang duduk disebelahnya.

Ketika Semi sudah puas menatap langit yang luas, ia mulai mencoba mengecek tetangga yang duduk disebelahnya. Begitu dia memalingkan kepalanya, ia sudah melihat sosok Haru yang sudah duduk disebelah sambil memejamkan kedua matanya dan tenggelam dalam pikirannya. Seketika tatapan Semi menjadi kosong dan canggung menatap ke arah Haru.

“Apa aku setampan itu? Sampai seorang dewi Korea tidak dapat melepas pandangannya?” celetuk Haru sambil memejamkan kedua matanya dan tangan yang tertaut satu sama lain diatas perutnya.

Karena sudah ketahuan, Semi hanya bisa memalingkan tatapannya dengan cepat untuk menyembunyikan rasa malunya. Sedangkan Haru yang tidak mendapatkan jawaban sedikitpun membuka kedua matanya, dan benar saja yang dia lihat adalah Semi yang sudah tertangkap basah mengagumi wajahnya secara diam-diam.

“Benar kan kata ku? Aku memang orang tertampan di negara ini, itu sebabnya sampai membuat sang dewi Korea tertegun akan ketampanan ku,” ucap Haru dengan tingkat kepedeannya yang tinggi mengalihkan tatapannya ke Semi yang duduk disebelahnya dengan perasaan canggung.

“Hey, siapa juga yang mengagumi kamu? Lagian buat apa tampan, tapi gak punya pacar,” balas Semi dengan sedikit ledekan.

Mendengar ucapan Semi yang dikatakannya barusan membuat Haru hanya bisa melongo kebingungan. “Pa.. pacar? Hey asal kamu tahu, aku bukannya gak mau punya pacar, tapi.. aku memang hanya punya satu cinta untuk satu perempuan, dari dulu sampai sekarang,” balas Haru memasang wajah kesalnya.

“Apa satu cinta itu untuk ku?” Secara tegas Semi langsung saja menyerang Haru dengan pertanyaan yang sangat sulit untuk dia jawab.

Wajah Haru seketika berubah menjadi canggung, lidahnya tiba-tiba menjadi keluh dan badannya juga terlihat membatu tanpa menatap Semi sedikitpun. “Gak usah dijawab, karena dari reaksi yang kamu tunjukkan... aku sudah tahu secara tidak langsung jawabannya,” sahut Semi yang kembali meluruskan tatapannya.

“Ah.. lelahnya, sepertinya perjalanannya juga akan lumayan panjang,” gumam Semi yang masih dapat didengar orang sebelahnya, sambil memasang kembali earphone dikedua telinganya dan memejamkan kedua matanya.

Dalam hati Haru tiba-tiba muncul rasa bersalah karena tidak menjawab pertanyaan Semi, dia juga sesekali melirik ke arah Semi yang sudah memejamkan kedua matanya. “Heem satu cinta itu untuk kamu,” batinnya dengan kedipan pelan.

Perjalanan yang panjang itu pun mereka lalui bersama dengan perasaan canggung satu sama lain seperti biasa. Hanya sedikit pembicaraan yang sesekali mereka lontarkan sebagai pemecah keheningan diantara mereka berdua yang harus menghabiskan berjam-jam di kursi yang bersebelahan.

Beberapa jam kemudian~

Bandara Internasional Ngurah Rai (Bali-Indonesia)~

7 jam 13 menit telah berlalu, mereka berdua akhirnya sampai di pulau Bali Indonesia. Ketika berjalan menuju pintu keluar, Manajer Haru dan Semi terlihat sedang membawakan barang-barang artisnya yang mereka letakkan di trolly bandara. Sementara Haru hanya membaawa pounch hitam miliknya, dan Semi hanya membawa sling bag mahalnya yang dia lingkarkan pada bahu kanannya.

Semakin mendekati pintu keluar, semakin terdengar pula suara riuh dari beberapa orang yang memanggil nama Haru beberapa kali. Mengingat apa yang mereka berdua alami di Bandara Incheon, Haru sudah melepaskan baju kotak-kotaknya kembali, sembari dia terus berjalan.

Pada akhirnya Haru dan Semi pun mulai menampakkan diri di pintu keluar no 3 dengan didampingi pengawal dan penjaga bandara yang membentuk berikade melingkari mereka, teriakan para fans semakin kencang menyuarakan namanya berkali-kali sambil melangkah mengikuti rombongan mereka berdua.

“Haru....!!”

“Kim Haruuu.”

“Hei Kim Haru.”

Berbagai jenis panggilan pun dilontarkan oleh fansnya untuk membuat sang idola meresponnya, namun Haru hanya melambai ke arah mereka diiringi mata tersenyumnya. Sementara Semi juga berjalan dibelakang Haru dengan wajah tertunduk dan menggunakan masker yang menutupi setengah wajah cantiknya.

Saat mereka berdua sedang berjalan, tiba-tiba saja ada seorang perempuan yang mendekati berikade pengawalan mereka dari arah kanan mereka, dia dengan cepat melemparkan sebuah telur ke arah Semi yang berjalan sambil tertunduk. Haru yang langsung menyadari itu pun segera menggeser badannya untuk menutupi Semi agar tidak terkena lemparan kasar itu.

“Pyuuukkk!!” Suara terpecahnya telur itu pun terdengar sangat renyah ketika sudah menabrak dagu Haru sebelah kanan.

“Haaaaa!!” Teriakan semua fans yang ada ditempat itu seketika meledak dengan spontan, saat wajah tampan idola mereka ternodai oleh telur yang sudah mulai menetes ke arah leher dan baju Haru.

Begitu juga dengan Semi, tanpa sengaja dirinya menabrak punggung Haru yang sudah menghentinkan langkahnya tepat berada didepannya.

“Acchhkk!! Haru kenapa kamu....” Saat Semi ingin melontarkan amarahnya, dia sudah melihat yang lainnya juga berhenti dan semua mata tertuju kepada Haru.

Karena merasa penasaran, Semi segera melangkah kedepan. Betapa terkejutnya dia saat melihat dagu kanan Haru hingga bajunya sudah terkena noda telur. “Hey, kenapa bisa menjadi seperti ini?! Siapa yang melakukan ini?” Dengan memasang wajah kesalnya, Semi menatap kesegala arah untuk mencari pelakunya.

Tetapi apalah daya, perempuan yang melakukan hal buruk itu sudah meninggalkan tempat dengan cerdik. Melihat sang artis mengalami hal buruk, Hyunjae segera menghampirinya dan menyodorkan saputangannya. “Kak Hyunjae sebaiknya kita segera ke mobil, sebelum semuanya semakin menjadi buruk,” ucap Haru setelah membersihkan telur-telur lengket yang menempel pada wajah dan lehernya.

Sementara itu Semi masih tertegun sambil menatap telur yang sudah menetes ke lantai. Haru yang akan kembali melanjutkan langkahnya tiba-tiba salah fokus dengan Semi yang masih tenggelam dalam lamunannya. “Hey! Pakai ini.” Dipanggil lah Semi sambil melemparkan kemeja kotak-kotak merah punya dia ke arah Semi.

Tangannya yang kecil nan cantik milik Semi pun berhasil menangkap apa yang sudah dilempar Haru ke arahnya. Sekali lagi dia bertanya, “Buat apa ini? Kenapa kamu berikan ini ke aku?”

“Untuk menutupi wajah kamu, supaya ini gak terjadi lagi,” balas Haru yang kembali melanjutkan langkahnya.

Tatapan bingung pun sangat nampak dari wajah Semi yang hanya bisa kembali melanjutkan langkahnya dibelakang Haru. “Dia itu kenapa sih, bikin orang salah paham saja,” batinnya.

Pada akhirnya mereka berhasil keluar dari bandara yang cukup padat itu, dan menaiki mobil van yang sudah disediakan untuk mereka masing-masing. Satu-persatu lampu lalu lintas mereka lewati, lalu lintas yang cukup padat di sore hari saat itu tidak menjadi masalah bagi mereka, meskipun perjalanan menjadi lebih lama, tapi para manager mereka selalu mengemudi dengan aman.

30 Menit kemudian~

Mobil mereka berdua sudah sampai di depan Hotel tempat mereka bermalam sebelum menjalani syuting. Satu persatu koper dan barang bawaan mereka diturunkan dari mobil, barang-barang yang cukup banyak itu dinaikkan trolly Hotel tepat setelah keluar dari bagasi mobil van masing-masing, sementara mereka berdua baru keluar dari mobil 5 menit kemudian.

Tanpa memeriksa keadaan dan suasana Hotel kembali, Semi melangkah masuk dengan menenteng kemeja merah Haru yang belum dia kembalikan. Berbeda dengan Semi, setelah mengganti pakaiannya dengan kaos berwarna hitam, Haru turun dari mobilnya sembari menyusuri setiap sudut Hotel, termasuk nama Hotel yang sangat jelas bertuliskan ‘H Hotel’, dalam benaknya nama Hotel yang dia lihat itu terasa tidak asing dan merasa pernah mendengarnya disuatu tempat.

Karena Haru adalah orang yang cuek, pada akhirnya dia hanya melenggang pergi menuju lobby Hotel. Lobby Hotel sendiri merupakan identitas sebuah Hotel, dimana tempat itu adalah tempat pertama untuk memanjakan para pengunjung Hotel yang akan bermalam ditempat itu. Baru pertama kali menginjakkan kakinya di Hotel itu, Haru dan Semi sudah disuguhkan sebuah minuman dingin yang terbuat dari air jahe.

Diterimalah minuman itu dengan sopan oleh mereka berdua, perlahan tapi pasti Haru dan Semi mulai menyeruput minuman dingin yang sudah mereka pegang. Kedua alis mereka yang seketika terangkat itu dapat mewakili bagaimana segarnya es jahe itu mengguyur kerongkongan mereka yang sudah kering sejak diperjalanan.

Setelah menikmati minuman segar itu, kedua Manager mereka mendekati keduanya sambil menggenggam kunci kamar yang berbentuk kartu tipis dengan motif pantai Bali.

Tanpa menunggu lagi, mereka semua kembali berjalan menuju ke kamar yang akan mereka tempati untuk bermalam, dengan menaiki lift dan melewati beberapa lorong pendek.

Ketika mereka menunggu lift tepat didepan pintunya, tiba-tiba Haru dikejutkan oleh seseorang yang dia kenal setelah pintu lift terbuka sepenuhnya. Dia adalah....

.

.

.

Bersambung~

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!