Penyanyi Tanpa Telinga
[Tahun 2008]
Masa muda adalah masa yang sangat berharga, masa dimana semuanya keinginan terlihat bercahaya. Nama ku Kim Haru, impian ku saat itu adalah menyelesaikan sekolah SMP, lalu masuk ke sekolah Seni yang sangat bergengsi di Korea Selatan. Setelah itu mengikuti audisi dan trainee di agensi besar dan debut menjadi seorang penyanyi.
Tetapi rencana ku saat itu seketika menjadi buram setelah dia memasuki dunia ku, melihat senyumannya saat itu adalah hal yang terbaik dalam hidupku.
“Hei Haru, kamu udah disini aja? Kenapa gak nunggu kami,” ucap seorang laki-laki yang menyapa ku dan langsung duduk di depanku.
“Ho?! Ha... maaf aku udah lapar, jadi buru-buru ke kantin dulu,” balas ku melempar senyum ke teman sekelas.
Saat aku sedang asyik bercanda dan berbincang dengan teman-temanku, tiba-tiba saja…
“Kebakaran... ! Tolong!!” teriak seorang petugas dapur berlari keluar dari arah dapur kantin.
Seketika kulihat semuanya menjadi sangat bingung dan panik, termasuk aku dan teman- temanku.
“Haru!! Kamu ngapain masih disini, cepat keluar,” ucap salah satu temanku yang mencoba menarik lengan kananku, untuk mengajakku keluar dari kantin.
“Ho, kamu keluar saja dulu. Aku masih mencari seseorang,” kataku menepis tangan temanku.
“Baiklah kalau begitu segera keluar sebelum semakin besar,” balas temanku dengan panik.
“Oke,” sahutku.
Setelah melihat temanku keluar dari ruangan, aku kembali menatap ke arah dapur yang semakin dikepung asap. Tanpa berpikir panjang, tanpa memikirkan cita-cita, dan masa depan ku lagi, aku mengambil taplak meja dan gulungan tisu yang ada diatas meja, aku langsung membasahinya dengan air minum yang juga ada disana.
Lalu dengan cepat aku masuk menembus gumpalan asap yang sudah mengepung dapur saat itu.
Dan siapa yang menyangkah kalau sebelum kebakaran itu adalah saat-saat terakhir aku bisa mendengar dan hidup dengan normal.
Setelah kebakaran itu terjadi, aku harus hidup dalam kepungan trauma. Setiap melihat api, bayang-bayang dan teriakan lirih itu terus menghantuiku.
Hidupku seketika menjadi kacau, dan aku juga harus lebih berusaha lebih keras dari anak-anak lainnya, karena aku adalah anak yang berbeda dari yang lainnya.
Tetapi aku akan buktikan ke mereka kalau aku tidak lemah, aku akan tunjukkan ke mereka semua, bahkan kepada dunia... kalau seorang yang tidak memiliki pendengaran mampu menjadi penyanyi kelas dunia.
....
[Tahun 2022]
Malam yang tenang, ditengah pusat kota Seoul terlihat ramai seperti biasanya, terutama di salah satu venue yang ada di Seoul, bernama Jamsil Olympic Stadium. Dibagian luar sudah terpampang beberapa poster besar yang bertuliskan Haru. Haru sendiri merupakan seorang solois sekaligus aktor yang sedang populer saat ini.
Dari dalam venue terdengar dentuman musik yang menggemah, diiringi suara-suara teriakan para fans yang menghadiri acara tersebut. Haru sebagai penyanyi yang mengadakan acara konser solo tersebut sangat bersemangat diatas panggung, dia bergerak kekiri dan kekanan dengan ditemani beberapa dancer yang menari bersamanya.
Beberapa menit kemudian....
Konser yang sudah berlangsung selama 2 jam itupun akhirnya berakhir. Para fans keluar dari venue secara teratur, sementara Haru langsung menuju ke ruangan pribadinya untuk istirahat.
“Haru, kamu mau makan disini dulu atau langsung pulang?” tanya seorang manajer pribadinya yang bernama Hyunjae.
Haru terlihat tidak perduli dia terus memainkan hp nya yang masih dia pegang dengan kedua tangannya. Melihat orang yang ada dihadapannya bersikap acuh, Hyunjae langsung menepuk satu pundak Haru untuk membuatnya menyadari kehadirannya di tempat itu. Hanya dengan satu tepukan, Hyunjae akhirnya berhasil mengalihkan pandangan Haru dari hp yang dia pegang.
Haru yang menyadari kehadiran sang Manager, segera memasang alat bantu dengar yang dari tadi dia lepas dan diletakkan di atas meja riasnya. “Ada apa Kak, maaf aku gak menyadari kehadiran Kakak,” ucap Haru dengan wajah polosnya.
“Hei, aku kan sudah bilang sama kamu... kalau diruangan sendirian, pakai alat bantu dengar kamu! Apa kamu lupa, kalau kamu hampir celaka waktu itu?” sahut Hyunjae dengan wajah yang sedikit kesal sekaligus khawatir.
Haru yang merasa bersalah seketika memasukkan hp nya kedalam saku jas biru dongker yang dia pakai. “Oke aku mengerti, sekarang kita pulang. Aku akan makan dimobil aja untuk mempersingkat waktu, karena hari ini aku juga sudah sangat capek, dan besok juga masih ada jadwal pembacaan naskah drama.” Senyum lebarnya yang dia lemparkan untuk menenangkan Hyunjae yang sedang kesal pun mengiringi langkahnya menuju mobil.
Sementara Hyunjae hanya bisa menggeleng pelan, dan dia hanya berfikir itu adalah kebiasaan dari Haru yang sering ditunjukkan kepadanya. Obrolan pada malam itu pun selesai, dalam perjalanan pulang Hyunjae mengemudikan mobil seperti biasanya melewati jalanan Seoul yang ramai lancar, sementara Haru terus memakan kimbab panjang yang dia genggam dengan satu tangannya.
Keesokan Harinya~
Haru terbangun dari tidurnya, dia melangkahkan kedua kakinya menuju kekamar mandi untuk menyegarkan badannya. Selesai mandi dia kembali berjalan menuju ruang ganti khusus yang masih ada didalam kamar pribadinya. Didalam ruang ganti itu terlihat tertata dengan rapih baju-baju milik Haru yang sudah digantung berdasarkan jenis pakaiannya.
Sedangkan pada bagian tengah ruang ganti terdapat dua almari kaca yang berukuran sedang, berdiri berdampingan. Satu almari besar untuk tempat alat bantu dengar Haru yang memiliki berbagai bacam ukuran, dari yang kecil sampai yang berukuran standart. Semua alat bantu dengar yang ada diruangan itu adalah desain khusus yang dibuat oleh desainner ternama, dan yang sudah dibuat khusus sesuai kenyamanan Haru.
Sementara almari satunya adalah tempat Haru meletakkan berbagai macam jam tangan koleksinya yang tentu saja memiliki harga yang fantastis. Selesai mengganti bajunya, Haru segera mengambil satu alat bantu dengar dan jam tangan pilihannya untuk dia gunakan dihari itu. Karena jadwal aktivitas Haru pada saat itu cukup padat, dia sengaja memilih alat bantu dengar yang berukuran kecil untuk mendukung berbagai kegiatannya pada hari itu.
Jarum jam yang dipakai Haru pun terus berjalan, dan jarum jam yang terlihat sangat jelas itu sudah menunjukkan pukul 9 siang. Hp Haru yang dari tadi ia letakkan di sakunya terus bergetar, yang menandakan dia mendapatkan sebuah panggilan masuk. Tanpa berpikir Panjang lagi ia segera mengambil hp nya dan menerima panggilan masuk yang ada di hp nya.
Ternyata telepon itu berasal dari Hyunjae yang menyuruhnya untuk segera turun ke tempat parkir, karena ditempat itulah para wartawan atau paparazzi sulit untuk mendapatkan akses masuk. Haru segera melangkahkan kedua kakinya setelah menutup telepon dari Hyunjae, tidak lupa ia juga memakai topi berwarna hitam dan masker mulut yang berwarna hitam juga untuk menutupi wajahnya saat berjalan menuju ke tempat parkir.
Sesampainya ditempat parkir, Haru langsung masuk ke mobil van yang akan mengangkutnya ke lokasi syuting, dan didalam mobil sudah ada Hyunjae yang sudah menunggu Haru di kursi kemudi. Melihat Haru sudah masuk kedalam mobil, Hyunjae mulai terus melirik ke arah Haru yang duduk dikursi belakang melalui kaca spion kecil yang ada dihadapannya, seakan dia ingin menyampaikan sesuatu ke Haru.
Lirikan kecil itu pun secara tak terduga tersampaikan secara tidak langsung ke Haru, hingga membuatnya angkat bicara. “Ada apa Kak? Cepat katakan,” celetuk Haru secara mendadak.
“Ho?!” sahut Hyunjae kebingungan.
Haru mulai mengalihkan tatapannya ke arah spion kecil yang ada didepan. “Aku tahu Kakak dari tadi ngelihatin aku terus, pasti ada yang ingin Kakak sampaikan ke aku, tapi Kakak merasa ragu,” balas Haru.
Sambil mengemudikan mobilnya, Hyunjae sesekali menatap Haru melewati kaca spion untuk menjawab pertanyaan Haru. “Dari mana kamu tahu kalau ada yang mau aku sampaikan?! Memang kelihatan banget ya?” balas Hyunjae bingung.
“Kak, kita ini sudah kenal selama bertahun-tahun, jadi aku tahu dengan sekali lihat. Jadi katakan sekarang apa yang ingin Kakak sampaikan,” kata Haru diiringi helaan nafasnya.
Hyunjae melempar senyum lebarnya sebelum mengatakan apa yang ingin dia sampaikan. “Haru, aku cuman mau menyampaikan... Hemi sudah ada di Seoul, dan dia sedang merencanakan sebuah acara yang diberi nama gangnam fashion week,” kata Hyunjae.
“Apa?! Dari kapan dia sudah ada di Seoul?” Seketika Haru memasang wajah terkejutnya saat mendengar berita terbaru sang Adik.
“Sudah dari 4 hari yang lalu, dan katanya dia akan terus menetap di Korea Selatan, untuk memulai membuka cabang disini,” jawab Hyunjae.
“Itu artinya dia gak akan balik lagi dong ke Paris?” sahut Haru mengerutkan dahinya.
“Iya... mungkin saja,” angguk Hyunjae menyetujui pendapat Haru.
“Terus apa Kakak tahu alasan dia ingin menetap disini?” Haru terus melemparkan pertanyaan yang masih membuatnya penasaran.
“Aku juga kurang tahu kalau masalah itu, lebih baik tanyakan sendiri kalau ketemu,” balas Hyunjae.
Jawaban terakhir Hyunjae itu seketika mengakhiri percakapan mereka berdua, Haru menjadi terdiam dan hanya helaan nafas beratnya yang terdengar. Wajah Haru kini memasang ekspresi cukup serius, dan didalam batinnya tiba-tiba saja bergumam, “Gak boleh begini, dia harus segera balik ke Paris. Kalau tidak, dia akan ikut terluka dalam pertempuran ini.”
Mobil yang dikendarai Hyunjae itu pun terus melaju menembus beberapa kemacetan yang terjadi pada siang itu, sedangkan Haru masih duduk termenung memikirkan cara agar sang Adik tak terlibat dalam rencananya.
Beberapa menit kemudian....
Mobil yang dikendarai Hyunjae pun akhirnya sampai di tempat parkir depan gedung salah satu stasiun televisi yang akan menayangkan dramanya. Ketika dia turun dari mobilnya, dia berpapasan langsung dengan orang yang dia kenal, dia adalah….
.
.
.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
¥€mi
bagus... semangat kak buatnya..
2022-08-28
0