PART 18

Bekal yang komplit. Nasi, lauk, salad dan potongan buah yang rapi. Sepertinya disiapkan khusus oleh seorang wanita

Zalynda memakannya perlahan. Rasanya sangat enak. Saladnya juga sangat segar. Zalynda tersenyum getir, siapapun yang membuat bekal ini, Zalynda acungi jempol karena rasanya yang luar biasa

Handphone Zalynda bergetar, sebuah pesan masuk dari Ray

"Bagaimana makanannya?"

Zalynda menarik ujung bibirnya sambil membalas pesan Ray

"Enak. Kamu buat sendiri?"

"Bukan aku."

"Siapa?"

"Seseorang. Nanti kamu akan aku kenalkan padanya."

"Haah.. dari bekal saja aku tidak bisa menandinginya, bagaimana yang lain." Bisik Zalynda sambil menghela nafas

Kembali handphone nya bergetar, pesan dari Ray

"Za, nanti aku jemput. Tunggu aku ya."

Zalynda menggigit bibirnya. Tidak ada salahnya di jemput, toh Zalynda juga tidak membawa kendaraan. Tetapi hati Zalynda bimbang, bagaimana kalau Ray mengingkari janjinya?

Zalynda menarik dan menghembuskan nafasnya

"Baiklah.." Balas Zalynda

***

Toko kue bu Edah hari itu sangat ramai dengan pesanan. Eclairs dan coffee buns buatan Zalynda yang paling laris di toko hari ini. Beberapa pesanan coffee buns untuk meeting pagi di beberapa kantor pun masuk

Seharian Zalynda hanya membuat eclairs dan coffee buns karena banyaknya pesanan. Di ujung hari barulah gadis itu merasa sedikit pegal, namun hatinya bahagia karena bu Edah akan segera memberikan sertifikat kelulusan dari tempat kursusnya

Zalynda melihat handphonenya. Belum ada telepon dari Ray. Zalynda melirik jam, hampir jam tujuh malam. Zalynda memutuskan untuk menunggu Ray

"Belum pulang?" Tanya bu Edah saat melihat Zalynda yang masih duduk di dekat kasir

"Belum bu. Nunggu di jemput." Kata Zalynda melihat ke arah bu Edah

Bu Edah tersenyum lebar "Waah, dijemput pacar bukan?"

Zalynda hanya tersenyum menanggapi. Gadis itu kembali melihat keluar. Sayup-sayup terdengar adzan Isya. Zalynda segera pergi ke mushola toko kue untuk melaksanakan kewajiban lima waktunya

Detik demi detik berlalu. Semua pegawai toko kue bu Edah sudah bersiap pulang karena jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Zalynda masih setia menunggu di bangku dekat kasir sambil menatap keluar. Gadis itu mulai gelisah saat rintik hujan mulai turun

"Apa aku ke apartemen Ray saja? Tapi aku nggak tahu kuncinya." Pikir Zalynda

"Za, kamu nggak dijemput?" Tanya bu Edah yang sudah bersiap pulang

"Belum bu.." kata Zalynda sambil meringis. Gadis itu merasa tidak enak karena bu Edah juga ikut menunggui dirinya. Akhirnya Zalynda memutuskan menunggu di luar toko

"Kamu nggak pulang aja Za?" Tanya bu Edah sambil mengunci tokonya

"Sebentar lagi bu. Nanti kalau belum datang, Za naik taksi aja." Kata Zalynda.

Bu Edah menghela nafas. Wanita itu menepuk pundak Zalynda pelan

"Baiklah, ibu duluan ya Za."

Zalynda mengangguk. Gadis itu melihat bu Edah masuk ke dalam mobilnya. Kini tinggal Zalynda seorang diri duduk di bangku panjang depan toko kue

Jawaban Zalynda sebenarnya hanyalah untuk menenangkan bu Edah. Zalynda sendiri tidak punya cukup uang untuk naik taksi, sedangkan untuk jalan ke halte bis cukup jauh dari toko bu Edah. Terpaksa Zalynda menunggu hujan mereda untuk bisa jalan ke halte terdekat

Waktu hampir menunjukkan setengah sepuluh malam. Gerimis makin menderas. Udara semakin dingin. Zalynda menggigit bibirnya sambil memeluk tubuhnya untuk menghalau dingin. Zalynda memandangi langit yang kelam. Sesekali terdengar gemuruh petir

Zalynda tersenyum sedih. Apakah Ray mungkin melupakan dirinya? Apakah Ray mungkin sedang menghangatkan diri bersama istrinya?

"Sudah kubilang, Za..jangan bergantung pada orang. Jangan mempercayai orang lain.." bisik Zalynda

Rasa sedih membuncah di hatinya. Baru kemarin ia merasakan kebahagiaan mendekati dirinya. Namun ternyata kembali Zalynda menelan pil kekecewaan karena sudah mempercayai seseorang.

Zalynda menarik nafasnya perlahan. Dipandangnya layar handphonenya yang gelap.

"Ray.. harusnya kamu menghubungi aku.." bisik Zalynda

Tiba-tiba terlihat sosok yang menembus lebatnya hujan. Hati Zalynda sedikit bersorak, ternyata Ray tidak melupakan dirinya

Sosok itu makin dekat. Zalynda berdiri sambil tersenyum. Namun senyumnya menghilang digantikan dengan tatapan ketakutan saat sosok orang itu makin terlihat jelas

"O-om Yono.."

Petir terdengar bersahutan, hujan turun makin deras

***

Ray melirik jam yang melingkar di tangannya. Sudah setengah sembilan malam dan dirinya masih menemani Aya untuk periksa ke dokter

Aya melakukan pemeriksaan bulanan. Biasanya Ardhi yang mengantarkannya, namun Ardhi sedang ada meeting dengan klien sehingga Ray yang diminta Ardhi menemani Aya

Mereka datang sore hari. Ternyata dokter yang memeriksa Aya ada operasi dadakan sehingga mereka harus menunggu.

Mereka sedang berada dalam perjalanan pulang. Ray mulai gelisah saat gerimis turun. Pikirannya tertuju pada Zalynda. Handphone Ray pun tertinggal di kantor sehingga Ray tidak bisa menghubungi Zalynda. Tanpa sadar Ray menambah kecepatan mobilnya

"Jangan ngebut-ngebut bang. Jalanan licin." Kata Aya

Ray tersadar, langsung menurunkan kecepatannya

"Maaf bunda.."

Aya memperhatikan putra sulungnya yang terkesan lebih pendiam, seperti sedang memikirkan sesuatu

"Bang.."

"Ya bunda?"

"Maaf ya bang, jadi nemenin bunda."

Raya menoleh sekilas ke arah Aya "Kok bunda bicara begitu? Sudah kewajiban abang untuk nemenin bunda."

Aya tersenyum "Memang kewajiban anak lelaki menjaga bunda dan ayah, tapi bunda perhatikan kamu dari tadi kayak kepikiran sesuatu bang."

Ray mendesah. Aya memang sangat jeli, namun Ray belum bisa bercerita banyak tentang Zalynda ke Aya

"Abang nggak mau cerita ke bunda?" Tanya Aya lagi

Ray hanya tertawa kaku. Bagaimana dia harus bercerita? Ray juga bingung darimana dia harus memulai bercerita

"Ng..abang bingung mau ngomongnya, bunda." Kata Ray

"Kamu ada janji ketemu sama seseorang?" Tanya Aya lagi

Ray sedikit terkejut dengan tebakan Aya. Ray hanya terdiam sambil tersenyum kecil

"Perempuan ya?"

Kali ini Ray menoleh sekilas ke Aya. Wajahnya sedikit memerah. Aya tertawa kecil melihat ekspresi putra sulungnya

"Fokus bang, lihat jalan." Kata Aya

Ray segera mengalihkan kembali perhatiannya ke jalan raya

"Kenapa nggak bilang sama bunda sih kalau kamu ada janji? Kan bunda bisa minta temenin Ian atau Endra."

Aya membelai bahu Ray lembut

"Bang, bunda tahu kamu dan adik-adik kamu dididik dengan baik. Kamu tahu kewajiban anak laki-laki menjaga orang tuanya. Tapi bunda juga bukan orangtua kolot yang nggak bisa diajak negosiasi. Kamu tinggal bilang kalau kamu ada janji. Beres kan?"

Ray tersenyum "Abang nggak mau kesannya abang nggak mentingin ayah dan bunda."

Aya tersenyum "Bunda sama ayah nggak pernah mikir negatif begitu ke anak-anak, bang. Kalau kamu bilang ke ayah sama bunda kami pasti ngerti kok karena kami tahu abang dari kecil. Tapi temen abang kan belum tentu ngerti karena nggak kenal abang dari kecil."

Ray tersenyum lega. Dalam hati Ray sangat bersyukur memiliki ibu sepengertian Aya

"Iya bunda. Habis nganter ke rumah, abang langsung pergi nggak apa-apa?" Tanya Ray

"Nggak apa-apa. Inget jangan ngebut ya."

"Siap bunda."

"Sebentar ya Za, tolong tunggu sebentar.." bisik Ray dalam hati

Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PENGUMUMAN
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PART 105
107 PART 106
108 PART 107
109 PART 108
110 PART 109
111 PART 110
112 PART 111
113 PART 112
114 PART 113
115 PART 114
116 PART 115
117 PART 116
118 PART 117
119 PART 118
120 PART 119
121 PART 120
122 PART 121
123 PART 122
124 PART 123
125 PART 124
126 PART 125
127 PART 126
128 PART 127
129 PART 128
130 PART 129
131 PART 130
132 PART 131
133 PART 132
134 PART 133
135 PART 134
136 PART 135
137 PART 136
138 PART 137
139 PART 138
140 PART 139
141 PART 140
142 PART 141
143 PART 142
144 PART 143
145 PART 144
146 CINTA KARENA CINTA
147 PART 145
148 PART 146
Episodes

Updated 148 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PENGUMUMAN
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PART 105
107
PART 106
108
PART 107
109
PART 108
110
PART 109
111
PART 110
112
PART 111
113
PART 112
114
PART 113
115
PART 114
116
PART 115
117
PART 116
118
PART 117
119
PART 118
120
PART 119
121
PART 120
122
PART 121
123
PART 122
124
PART 123
125
PART 124
126
PART 125
127
PART 126
128
PART 127
129
PART 128
130
PART 129
131
PART 130
132
PART 131
133
PART 132
134
PART 133
135
PART 134
136
PART 135
137
PART 136
138
PART 137
139
PART 138
140
PART 139
141
PART 140
142
PART 141
143
PART 142
144
PART 143
145
PART 144
146
CINTA KARENA CINTA
147
PART 145
148
PART 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!