-Present Day-
Kriiing…
Jam weker berbunyi nyaring di meja dekat ranjang Zalynda. Gadis itu meraba-raba jam wekernya mencari tombol untuk mematikan pekikan suara yang bisa membangunkan satu kost-kostan nya
Plek. Zalynda berhasil mematikan jam wekernya. Gadis itu mengangkat kepala melihat jam, walau sebetulnya tadi malam ia yang menyetel wekernya di pukul 4 pagi. Terasa kurang kalau belum memastikan sendiri
Pukul 4 dini hari tepat
Zalynda segera bangkit dan pergi ke kamar mandi. Ritual mandi sebelum shubuh telah dilakukan nya sedari kecil. Setelah itu ditunaikan sholat sunnah 2 raka'at sambil menanti shubuh datang
Zalynda Navulia atau yang biasa di sapa Za, gadis cantik yang hari ini genap berusia 24 tahun.
Zalynda terpekur diatas sajadahnya, menarik kembali kilasan memori kehidupannya selama 24 tahun ini
Sedari kecil Zalynda tidak pernah tahu dan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Beruntung ada kasih sayang mamah yang tidak pernah berkurang dan selalu sempurna untuk Zalynda sehingga dapat menutup sedikit lubang di hatinya
Namun setelah mamahnya meninggal akibat kecelakaan, Zalynda memasuki episode kehidupan yang membawanya sampai di titik ini
Bertemu dengan tuan Wijaya, Yono, Anggun dan Diva. Masa kecil Zalynda dihabiskan dengan mengalami siksaan psikis setiap hari, ejekan serta perlakuan semena-mena dari Yono dan keluarganya. Menyebabkan luka di hati gadis itu.
Belum lagi saat dewasa Yono melecehkannya, sehingga membuat Zalynda terpaksa mengucapkan perjanjian untuk menghancurkan keluarga Al Farobi. Perjanjian yang di sesalinya hingga saat ini
Zalynda akhirnya mengetahui dirinya salah faham terhadap keluarga Al Farobi akibat cerita karangan Yono.
Apa mau di kata, nasi sudah menjadi bubur. Zalynda harus menerima setiap perbuatan yang ia lakukan
Perjanjian tujuh tahun lalu itu yang membuatnya berubah dan mengubah jati dirinya, perjanjian itu yang membuatnya dikeluarkan dari Universitas Gemilang di tahun ke 3 ia kuliah dan namanya masuk daftar hitam di semua universitas, membuatnya sukar untuk kembali berkuliah.
Perjanjian itu yang menyebabkan ia harus kabur dari rumah tuan Wijaya karena Yono kembali melecehkannya. Malam sebelum Zalynda memutuskan kabur, Yono sudah hampir memperkosanya. Untung saja Anggun datang dari acara arisan sosialitanya dan Yono terpaksa menghentikan aksi bejatnya.
Perjanjian itu juga yang membawanya pada patah hati terbesarnya..
Rayhan Putra Farobi
Zalynda tersenyum miris. Harusnya hati pemuda itu yang hancur sudah di tipu sedemikian rupa oleh Zalynda. Seharusnya Zalynda senang, setidaknya satu rencananya berhasil
Namun Zalynda tidak merasakan kegembiraan itu. Hatinya pun sakit saat menatap punggung Ray yang menjauhinya. Pemuda itu tidak pernah lagi menunjukkan dirinya di depan Zalynda
"Ray.." bisik Zalynda pelan
Mengukir nama pemuda itu membuat hati Zalynda sedikit perih. Kemarin ia baru saja memberanikan diri menginjakkan kaki ke Frederick Groups Company. Zalynda tahu, Ray bekerja di perusahaan keluarganya. Zalynda hanya ingin melihat pemuda itu sebentar, menuntaskan rindu yang setiap hari bertambah, menggerus perasaan bersalahnya.
Namun yang dilihatnya malah menambah sakit di hatinya. Terlihat Ray sedang berjalan, berangkulan mesra dengan seorang gadis cantik berhijab panjang keluar dari kantor. Marvin dan Agus pun nampak kenal dan hormat pada gadis itu. Apa mungkin itu pacarnya, tunangannya, atau.. istrinya?
Ini adalah hukuman yang harus ia terima. Hukuman karena menipu Ray, hukuman karena memfitnah Marvin, hukuman karena memanfaatkan Ghea..
Zalynda mengusap kasar butiran bening yang mengalir begitu saja dari matanya. Sudah cukup ia menangis. Ia harus kuat, karena Zalynda seorang diri sekarang.
Zalynda melipat mukenanya dan bersiap menuju rumah di komplek perumahan elit di depan sana, dimana gadis itu bekerja sebagai pembantu di sana
***
Hari masih sangat pagi. Seorang pemuda berjalan santai sembari menikmati udara pagi yang belum terkena polusi udara
Lengkap dengan koko, sarung dan sajadah di pundak membuat ketampanan pemuda itu bertambah menjadi berkali-kali lipat.
Tiga orang pria berjalan mendahuluinya. Dua diantaranya sedang bercanda sementara pria yang satu terlihat lebih tua dibandingkan ketiga pemuda yang lain.
Mereka adalah Ardhi Al Farobi, Endra, Ian dan.. Ray.
"Bang, ntar sarapan bubur di depan kampus yok." Ajak Endra pada Ian. Ian menanggapi dengan memberikan jempol ke arah Endra
"Ck.. sarapan di rumah. Bunda dan Ina sudah masak dari pagi untuk kalian." Tegur Ray
"Yaelah bang, sehari ini aja." Rajuk Ian. Ray begidik, tubuh Ian yang kekar tidak sesuai dengan tingkahnya yang merajuk seperti anak kecil. Geli betul!
"Ray benar. Kalian sarapan di rumah. Ayah potong jatah bulanan kalau berani bikin nangis bunda." Ancam Ardhi
Ray terbahak melihat wajah manyun Endra dan Ian. Semua sudah tahu betapa Ardhi sangat menyayangi istrinya. Ray menatap Ardhi yang terus berjalan
Ardhi adalah panutannya. Aya adalah cinta pertamanya. Couple goals kalau bahasa kerennya. Ray ingin sekali suatu saat bisa seperti Ardhi dan memiliki istri sesempurna Aya
"Haah.." tak sadar Ray menghela nafas. Jangankan istri, pacarpun Ray tidak punya. Di usianya yang sudah 24 tahun tidak pernah sekalipun ia berpacaran atau dekat dengan wanita. Julukan kanebo kering sepertinya melekat abadi di belakang namanya
Ralat.. ia pernah dekat dengan seorang wanita saat di kampus dulu. Seorang wanita sempurna di matanya, anggun, cantik namun ternyata menusuknya dari belakang
Zalynda Navulia…
Nama itu masih setia terpatri di hatinya hingga saat ini.
"Za.." bisik Ray pelan
"Kenapa bang?" Tanya Ardhi tiba-tiba. Ray terkejut hingga gelagapan
"Eh kenapa apa, Yah?"
"Kayaknya tadi kamu bilang sesuatu tadi." Tanya Ardhi lagi
"Nggak Yah. Ray nggak bilang apa-apa.." Ray menggeleng. Ardhi mengerutkan keningnya. Namun ia tidak berbicara lagi
Keempat pria itu melangkahkan kaki mereka menuju pulang ke rumah.
***
"Za, cepet banget kamu datang." Sambut seorang wanita separuh baya. Kecantikannya masih terpancar di wajahnya
Zalynda tersenyum. Sambutan hangat wanita itu selalu menghangatkan hatinya.
"Ya, bu Reema. Saya ada kelas sore ini, jadi saya akan pagi-pagi menyelesaikan pekerjaan saya di sini." Ucap Zalynda yang langsung pergi ke dapur, membuatkan minuman dan sarapan untuk nyonya besarnya
Wanita itu tersenyum. Beruntung ia memiliki Zalynda. Selain cekatan, resik, Zalynda juga pandai memasak. Sebetulnya di rumah besar ini, tugas Zalynda hanyalah sebagai pelayan Reema itu. Untuk tugas yang lain, Reema memiliki dua orang pembantu lagi yang tinggal bersamanya
Zalynda sendiri bersyukur memiliki pekerjaan ini. Awalnya dulu ia terlunta-lunta saat kabur dari rumah tuan Wijaya untuk menghindari Yono. Zalynda yang tidak memiliki pekerjaan saat itu menyelamatkan Reema dari serempetan mobil
Sejak saat itu Zalynda bekerja untuk nyonya ini.
"Kamu nggak niat ambil S1 gitu Za?" Tanya Reema sambil duduk di meja makan menanti masakan Zalynda
"Nggak bu, Za ambil kursus bikin kue saja. Za pengen punya toko kue sendiri nanti." Kata Zalynda.
Sesaat gadis itu terdiam menyadari kata-katanya yang terlalu optimis. Zalynda kembali mendaratkan angannya pada realita, sudah sering Zalynda bermimpi terlalu tinggi dan akhirnya hanya sakit yang didapatkannya
Reema tersenyum "Ya nanti kalau sudah lulus, kita joinan. Saya yang kasih modal, kamu yang kelola. Gimana?"
Zalynda menanggapi omongan Reema sambil tertawa. Zalynda tidak memasukkan ke hati, takut kembali banyak berharap hingga ujungnya Zalynda akan kecewa lagi
"Sebentar lagi selesai kursusnya bu. Setelah itu ada magang di perusahaan roti dan kue. Baru bisa ambil ijazah kelulusan." Kata Zalynda ringan. Wangi masakannya tercium seantero ruangan
Zalynda dengan cekatan menyajikan sarapan untuk Reema. Reema memakan masakan Zalynda dengan penuh penghayatan. Lalu memberikan dua jempol ke arah Zalynda
Zalynda tertawa.
"Nanti kalau anak saya pulang dari Jepang, saya akan suruh makan masakan kamu. Dia pasti senang banget." Kata Reema sambil meminum jus jeruknya
"Memang anak ibu kerja di Jepang?"
"Iya, kabarnya perusahaan Jepang itu akan membuka cabang di Indonesia. Anak saya melamar untuk bagian Manager di anak cabang perusahaan. Semoga di terima."
"Aamiin.. semoga bapak anaknya bu Reema mendapat posisi sebagai manager."
Reema tertawa mendengar doa lucu Zalynda
"Kok bapak anaknya bu Reema sih?" Ucap Reema di sela-sela tawanya
"Habis Za kan nggak tahu nama anak ibu siapa. Jadi doanya begitu." Zalynda meringis
Reema tersenyum mendengar jawaban polos Zalynda
"Nama anak ibu Daniel. Daniel Pratama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
auliasiamatir
behhh takdir membawa za ke nenek kandung nya.
2021-12-16
1
Tinta Hitam
semangat kak💪
2021-10-27
1
Neti Jalia
aku mampir kk, mampir jg dikaryaku ya🤗🙏
2021-10-13
2