FLASHBACK
Zalynda menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Ray yang belum pernah di lihatnya. Pemuda itu dengan manja minta di suapi sambil menyetir
"Masakan kamu enak, Za. Belajar di mana?" Tanya Ray sambil menyeruput kopinya saat berhenti di lampu merah
"Autodidak. Belajar sendiri sambil lihat resep di cookpad. Lama-lama hafal." Kata Zalynda sambil kembali menyuapi Ray
Ray mengangguk-angguk.
"Yang minta masakin siapa emang?" Tanya Ray lagi
Zalynda terdiam mengingat saat dirinya masih tinggal di rumah tuan Wijaya. Bagaimana Anggun dan Diva selalu meminta di masakkan macam-macam. Lalu ketika tuan Wijaya bertanya, mereka dengan tidak tahu malu mengatakan mereka yang membuatnya
Tidak masalah untuk Zalynda karena dengan begitu ia jadi lebih ahli dalam hal masak-memasak
"Yah bengong lagi."
Zalynda tergagap "Eh, kamu bilang apa Ray?"
"Aku tanya yang minta dimasakin siapa emanh dulu?"
"Orang rumah." Jawab Zalynda pendek
Tak terasa mobil Ray sudah memasuki komplek elit dekat kost lama Zalynda
"Ray, berhenti di sini aja."
"Udah sampe?" Ray menepikan mobilnya. Pemuda itu melihat sekeliling
"Yang mana rumahnya?"
"Masih di sana. Aku turun di sini aja." Zalynda segera melepas seatbelt nya dan hendak turun, namun Ray menarik tangan gadis itu
"Kenapa? Kamu malu dianter aku?" Tanya Ray menatap tajam ke arah Zalynda
Zalynda lembut menatap iris coklat Ray. Gadis itu tersenyum
"Rasanya nggak pantes aja, aku kerja jadi pembantu tapi dianter pakai mobil mewah begini sama eksekutif muda."
Ray menghela nafas
"Kenapa kamu mau kerja begini Za?"
"Ini pekerjaan halal kok Ray. Boss nya juga baik, gajinya besar untukku dan aku memang butuh.."
"Berhenti saja, aku akan memenuhi kebutuhanmu." Ray memotong ucapan Zalynda. Namun Zalynda menggeleng
"Maaf, bukan aku sombong tetapi aku hanya percaya pada diriku, aku hanya bisa mengandalkan diriku.."
Ray menggenggam jemari Zalynda erat. Wajah Zalynda sedikit merona
"Kamu bisa ngandelin aku, Za. Aku suami kamu sekarang."
Zalynda menggeleng
"Sudah banyak yang kulewati Ray. Aku tidak mau terlalu nyaman dan membuatku terlena. Lagipula, pernikahan kita adalah pernikahan paksaan. Tidak tercatat oleh negara. Posisiku lemah, Ray."
Zalynda menegakkan kepalanya menatap Ray sambil tersenyum
"Karena itu aku harus mandiri."
Ray melihat binar semangat di mata Zalynda. Binar yang dulu sangat disukainya. Ray tersenyum, pemuda itu menarik kepala Zalynda dan memberikan kecupan sekilas di kening gadis itu
Zalynda terkejut, namun dirinya tidak menghindar. Zalynda hanya menatap Ray yang tersenyum lembut sambil membelai kepalanya
"Mana handphone kamu?"
"Hah?"
"Handphone kamu, Za." ulang Ray
Zalynda mengeluarkan handphone nya dan memberikan ke Ray. Ray segera memasukkan sebuah nomor. Tampak bibir Ray menyunggingkan senyuman. Terdengar handphone Ray berbunyi
"Kamu masih simpan nomor aku ya Za?" Ucap Ray sumringah
Wajah Zalynda memerah. Segera diambilnya handphonenya dari tangan Ray
"Beberapa kali aku sempat menghubungi kamu. Ternyata kamu ganti nomor ya.."
Zalynda melirik sekilas ke arah Ray sambil mengangguk pelan. Sewaktu kabur dulu Zalynda memang menghilangkan segala akses agar Yono tidak bisa menemukannya
"Jam setengah sebelas aku jemput. Sekarang sana, nanti di tunggu bu boss kamu." Ucap Ray
Zalynda tersadar. Dengan cepat gadis itu keluar dari mobil dan melangkah menuju rumah bu Reema. Beberapa langkah, Zalynda berbalik dan melambaikan tangan ke arah Ray
Ray balik melambaikan tangan ke arah Zalynda. Pemuda itu melihat Zalynda memasuki sebuah rumah.
"Kau bisa mengandalkan aku, Za.." bisik Ray
Ray segera mendial sebuah nomor.
"Assalamu'alaykum tante Ima, ini Ray. Mau tanya sesuatu boleh?"
FLASHBACK END
***
"Kamu.." Zalynda tertegun melihat sosok di balik pintu
Seorang pemuda dengan rambut klimis disisir ke depan. Pemuda itu mengenakan kaos putih oversize dan celana jeans di bawah lutut. Dengan kacamata bulat dan kawat gigi, Zalynda hampir tidak bisa mengenalinya
"Ray.." desis Zalynda pelan
"Ini suami Za?" Tanya bu Reema sambil melihat pemuda culun yang ada di depannya
"He'eh, kenalin saya Ehan bu. Rehan, panggil aja Ehan."
Zalynda menganga melihat Ray dengan luwes mengenalkan dirinya ke bu Reema dengan logat Priangan. Bu Reema tersenyum melihat Ray
"Saya bu Reema. Mau masuk dulu? Za mau beresin kamar saya sebentar."
"Oh, ya udah. Saya nunggu disini weh bu, kalau diijinkan." Kata Ray lagi
Bu Reema mengangguk lalu menarik Zalynda kedalam
"Bener itu suami kamu?" Bisik bu Reema
Zalynda mengangguk sambil melihat ke pintu depan.
Bu Reema membelai kepala Zalynda dengan sayang
"Sepertinya dia memang care banget sama kamu. Kalau diperhatikan betul-betul, dia kayaknya ganteng juga lho Za."
Zalynda tertawa kecil. Dengan penampilan Ray seperti itu, Zalynda yakin bu Reema hanya membesarkan hatinya. Entah apa maksud Ray berdandan seperti itu
Dengan cepat Zalynda membereskan kamar bu Reema. Setelah memastikan semuanya rapi, Zalynda segera keluar menemui Ray yang ternyata sedang bercakap-cakap dengan bu Reema
"Za, bener minggu depan kamu mau berhenti?" Tanya bu Reema
"Eh?" Zalynda refleks menatap Ray dengan pandangan protes. Ray membalasnya dengan senyuman manis yang menampilkan kawat giginya
"Iya, bu. Za sebentar lagi selesai magang di toko kue bu Edah. Setelah terima ijazah kelulusan, rencana mau buka toko kue kecil-kecilan." Kata Ray
"Wah bagus itu. Ibu dukung Za. Nanti kamu butuh modal berapa, bilang sama ibu."
"Eh jangan bu. Saya yang udah janji mau ngemodalin istri saya."
Zalynda menatap heran, kapan Ray janji begitu?
"Nggak apa-apa. Kita joinan aja. Itung-itung saya juga tanam modal di sana."
"Baik, nanti bisa kita bicarakan bu berapa persen ibu akan join dan sekaligus membahas prosentase bagi hasil."
Bu Reema tertegun, bahasa Ray sangat bertolak belakang dengan penampilannya. Siapa sebenarnya pemuda ini?
Ray menyadari dirinya keceplosan. Segera Ray berdehem
"Kapanlah gitu kita ngobrolin sambil makan-makan weh nya bu. Hayuk Za, udah mau jam sebelas ini." Kata Ray mengingatkan Zalynda
"Oh iya. Bu, Za pulang dulu ya." Kata Zalynda sambil menyalimi bu Reema
"Iya, hati-hati di jalan." Kata bu Reema
Ray dan Zalynda segera berlalu. Bu Reema masih memandang keduanya hingga menaiki motor dan melaju
***
Ray menepikan motor Zalynda di depan toko kue bu Edah. Zalynda segera turun dari boncengan Ray
"Masih ada setengah jam untuk kamu makan dan bersiap." Kata Ray sambil mengulurkan kotak bekal. Zalynda mengerutkan keningnya
"Ini apa?"
"Makan siangmu. Semoga suka ya." Kata Ray sambil tersenyum lebar
"Ng..Ray, kenapa dandan begini?" Tanya Zalynda sambil melihat ke arah Ray
"Katanya kamu nggak mau dijemput pakai mobil sama Ray, sang eksekutif muda. Kalau sama Ehan dengan tampilan gini, mau kan?"
"Ya Allah, iseng banget sih kamu." Zalynda terkekeh sambil mencubit perut Ray
"Ya Allah, sakit atuh neng." Ray mengaduh sambil mengusap bekas cubitan Zalynda di perutnya. Ray mengusap pipi Zalynda yang masih tertawa
"Aku kangen ketawa kamu yang kayak gini, Za.."
Zalynda langsung menghentikan tawanya. Tangan Ray masih memegang lembut pipinya, membuat wajah Zalynda terasa panas
Zalynda segera melepaskan tangan Ray dari pipinya
"Aku masuk dulu ya."
"Nanti jam tujuh aku jemput. Jangan keluar sendirian kalau belum aku telepon." Ray mewanti-wanti Zalynda
Zalynda mengangguk. Segera gadis itu masuk ke dalam toko dan pergi ke dapur. Di dapur sudah ada beberapa orang yang bersiap-siap mengantarkan pesanan
Segera Zalynda mencuci tangan dan mengganti bajunya dengan seragam toko kue
Benar kata Ray, masih ada waktu. Zalynda mengeluarkan kotak bekal dari Ray sambil tersenyum. Segera di bukanya kotak bekal pemberian Ray
Senyum Zalynda memudar melihat isi bekal di depannya
Bekal yang komplit. Nasi, lauk, salad dan potongan buah yang rapi. Sepertinya disiapkan khusus oleh seorang wanita
"Apa ini bekal Ray dari istrinya.." bisik Zalynda perih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
auliasiamatir
favorit aku banget novel mu Thor
2021-12-19
0
Hiatus
semangat up
2021-10-18
1
Ina
jangan salah paham weh atuh meng
2021-09-24
2