Sesuai perkataan dokter Husna, observasi keadaan Zalynda hanya membutuhkan waktu satu hari. Sore harinya Zalynda diperbolehkan pulang. Ray memilih meninggalkan Rumah Sakit setelah melaksanakan sholat Maghrib
Dan.. disinilah Zalynda, duduk diam di sebelah Ray yang menyetir. Sesekali Ray melirik ke arah Zalynda yang terus memandangi jalan
"Mau mampir makan Za?" Tawar Ray
"Eh, apa Ray?" Zalynda menoleh ke arah Ray. Sepertinya gadis itu tidak mendengar apa yang Ray katakan
Ray tersenyum "Aku tanya, kamu mau mampir makan?"
"Ooh.." Zalynda menggeleng. Kening Ray berkerut
"Kamu belum makan lho."
"Ng..aku mau mandi, ganti baju.." Kata Zalynda pelan sambil meremas baju yang di pakainya
Sesaat Ray tersadar, Zalynda belum mengganti bajunya dari kemarin saat Ray membawanya ke Rumah Sakit. Karena panik, Ray langsung menyambar kaos dan celana training nya untuk di pakaikan ke tubuh Zalynda, tanpa pakaian dalam.
"Maaf.."
"Eh?" Zalynda menoleh ke arah Ray yang lurus menatap jalan raya
"Kita pesan saja ya. Kamu mau makan apa?" Tanya Ray mengalihkan pembicaraan
"Apa saja." Kata Zalynda pelan
Ray menghela nafas. Kembali di fokuskan pandangannya ke jalan sambil menambah laju kendaraannya
***
"Ada apa ini?" Tanya Zalynda saat melihat beberapa kotak menumpuk di ruang tamu Ray
"Barang-barangku. Kamar di sebelah sekarang bisa di kau gunakan, Za."
Ternyata hari ini Ray menyuruh beberapa orang untuk mengatur kamar penyimpanan barang-barang di sebelah kamarnya menjadi kamar Zalynda. Akibatnya ruang tamu Ray menumpuk beberapa kotak penyimpanan barang-barang pemuda itu
Zalynda menatap Ray yang sedang menatapnya sambil tersenyum. Ray perlahan membelai kepala Zalynda sambil melihat respon gadis itu. Ray tidak mau menakuti Zalynda untuk kedua kalinya.
Rasa hangat hinggap di hati Zalynda. Sudah lama sekali Zalynda tidak merasakan perasaan seperti ini, perasaan di sayangi. Zalynda hanya tertunduk sambil mengatur debaran di dada
"Mudah-mudahan kamu suka ya. Maaf kalau tidak sesuai seleramu." Kata Ray sambil membuka pintu kamar
Zalynda masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu tersenyum dengan nuansa kamar yang dipilihkan Ray untuknya. Nuansa pink, Ray masih mengingat warna favoritnya. Kopernya pun sudah berada di kamar barunya
"Ah, Ray.." bisik Zalynda menghela nafas sambil menggeleng, menghalau perasaan yang hendak tumbuh dari secuil perhatian Ray
"Za.." panggil Ray dari pintu kamar. Zalynda menoleh dan mendekati Ray
"Aku sedang pesankan makanan, nanti kita makan sama-sama. Kamu bersih-bersih dulu. Jangan lupa kunci pintunya, bisa bikin khilaf." Kata Ray sambil tersenyum jail
Wajah Zalynda memanas mendengar kalimat terakhir Ray. Gadis itu segera mengangguk dan menutup pintunya. Tak lupa Zalynda mengunci pintu dari dalam
Ray tertawa kecil saat mendengar bunyi 'klik' dari dalam. Ray pun masuk ke kamarnya dan membersihkan dirinya sambil menunggu makanan pesanannya
***
Wangi sop Iga dan sate ayam menguar. Zalynda tertegun melihat makanan yang seperti untuk beberapa orang
"Apa kau mengundang orang lain, Ray?" Tanya Zalynda
"Nope." Kata Ray sambil mengeluarkan piring dan sendok.
Zalynda memperhatikan tempat penyimpanan Ray. Sepertinya Ray hanya memiliki beberapa piring dan peralatan makan. Kening Zalynda berkerut
"Apa istrinya tidak pernah di ajak kesini?" Pikir Zalynda
"Ayo makan." Kata Ray menyentak lamunan Zalynda
Zalynda melihat Sop Iga dan sate ayamnya masih di plastik dan hanya beralaskan kertas minyak
"Ada mangkok?" Tanya Zalynda
Ray menunjuk kabinet di bawah tempat tadi ia mengambil piring. Zalynda segera mengambil mangkuk besar dan dua mangkuk kecil dan laddle.
Ray tersenyum melihat Zalynda dengan cekatan menyiapkan segalanya di meja. Lengkap dengan minumnya. Zalynda pun menyendokkan nasi ke piring Ray
"Segini?" Tanya Zalynda pada Ray
"Tambah dikit lagi. Aku makannya banyak."
Zalynda menambah sendokan nasinya ke piring Ray lalu menyerahkan pada pemuda itu. Lalu menyendokkan sop iga ke mangkuk kecil dan memberikan beberapa tusuk sate ke piring Ray. Zalynda juga menuangkan minum untuk Ray
"Ada yang kurang?" Tanya Zalynda saat melihat Ray tidak menyentuh makanannya
"Aku biasa di suapin." Kata Ray datar
"Haah?" Mata Zalynda membelalak tidak percaya. Ray terbahak melihat ekspresi Zalynda
"Bercanda, Za. Ayo makan." Ajak Ray
Zalynda refleks memanyunkan bibirnya karena dikerjai Ray. Mereka pun makan dalam diam
"Za, besok kamu ke toko bu Edah jam berapa?"
"Jam sebelas siang."
"Berarti dari pagi di rumah?"
"Nggak, pagi jam enam aku ke rumah bu Reema di komplek yang dekat kost-kostan."
"Siapa bu Reema?" Ray melirik ke arah Zalynda
"Mmm..bu Reema, ya bu Reema. Bos ku."
"Ngapain di sana?" Tanya Ray
Zalynda menggigit bibirnya sambil melirik ke arah Ray
"Aku jadi pembantu di sana, Ray." Ucap Zalynda pelan
Ray refleks menatap ke arah Zalynda "Pembantu?"
Seketika Zalynda merasa sangat kecil di hadapan Ray. Zalynda mengangguk pelan.
Seingat Ray, Zalynda yang dahulu selalu menggunakan mobil saat berangkat ke kampus. Zalynda yang selalu rapi, tertata dan terlihat kaya raya. Ada apa dengan gadis ini setelah bertahun-tahun?
Zalynda tersenyum kecut
"Aku..aku tidak seperti yang kau pikirkan Ray. Zalynda yang kamu lihat dulu adalah palsu." Seolah Zalynda bisa membaca pikiran Ray
Zalynda menatap manik coklat Ray "Inilah Zalynda yang sebenarnya, Ray."
Ray terdiam melihat mata Zalynda berkaca-kaca. Terlihat sorot kesedihan di sana. Gadis itu tersenyum, lebih tepatnya memaksakan tersenyum
"Aku minta maaf atas kejadian dulu di Universitas Gemilang. Aku pernah mengkhianati kepercayaanmu, mungkin ini semua karma untuk segala perbuatan burukku."
Zalynda menjeda kalimatnya sambil berusaha menyusun kalimat yang tepat di otaknya
"Ng..mengenai pernikahan kemarin, aku faham memang atas paksaan warga. Kau tidak punya pilihan. Kalau sekarang kau mau menceraikan aku, aku menerimanya Ray.."
Ada rasa perih di dada Zalynda saat mengucapkan kalimat terakhir. Sekuat apapun Zalynda menahannya, perasaannya tidak dapat di bohongi.
Selera makan Zalynda seketika hilang. Gadis itu berdiri meninggalkan meja makan, namun tangan Ray lebih cepat menahan tangan Zalynda
"Za.." Ray berdiri dari duduknya. Zalynda membuang wajahnya ke samping tidak ingin Ray melihat wajahnya yang menahan tangis.
"Jangan gampang mengucap cerai, Za. Hal itu dibenci Allah." Kata Ray sambil memposisikan tubuh Zalynda untuk menghadap ke arahnya
Zalynda mendongak menatap Ray "Tapi kau terpaksa, Ray."
Ray tertawa "Kalau aku terpaksa, mungkin aku sudah kabur dari kemarin ketika di grebek."
Mata Zalynda mengerjap mendengar kata-kata Ray.
"Apa maksudnya? Dia tidak terpaksa? Berarti dia sukarela menerima pernikahan ini?" Kalimat itu berputar dalam pikiran Zalynda
"Za.." Panggil Ray, Zalynda kembali tersadar dari lamunannya
"Lalu istrimu? Aku tidak mau menjadi penyebab luka hati wanita lain, meski kau melakukan ini untuk menyelamatkan aku, temanmu.." Sengaja Zalynda menekankan kata 'teman' agar Zalynda tetap sadar akan posisinya
Kening Ray berkerut tidak mengerti pembicaraan Zalynda. Tangan kekar Ray menangkup pipi Zalynda.
Zalynda sedikit terkejut, tangannya mulai terasa dingin seiring rasa takut yang muncul. Zalynda memejamkan matanya rapat-rapat.
"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu Za.." ucap Ray pelan. Zalynda masih memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya. Tanpa membuka matanya, Zalynda tahu Ray sangat dekat
"Lihat aku Za."
Perlahan Zalynda membuka matanya, melihat Ray yang tersenyum lembut. Jempol Ray menekan bibir bawah Zalynda pelan
"Jangan di gigit terlalu keras,nanti luka. Lepaskan Za.."
Seperti terhipnotis, Zalynda melepaskan gigitan pada bibirnya. Pandangannya seakan terpaku ke arah Ray
"Aku tidak akan menceraikan dirimu. Kau istriku sekarang, Zalynda Navulia." Kata Ray sambil merengkuh tubuh Zalynda kedalam pelukannya
Tubuh Zalynda menegang sesaat. Ray dengan lembut membelai kepala Zalynda sambil mendekap erat gadis itu. Perlahan otot tubuh Zalynda sedikit mengendur. Zalynda menyandarkan kepalanya di bahu Ray. Bukan lagi rasa takut yang di rasakan Zalynda, melainkan perasaan nyaman dan tenang. Zalynda begitu menikmati dekapan Ray
"Allah.. bolehkah aku berharap bahagia bersamanya?" Bisik hati Zalynda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
auliasiamatir
tenah aja za, doamu pasti di Ka'bah authornya
2021-12-19
1
Si Bungsu
15 like dulu Thor
nanti mampir lagi
salam manis dari edelweiss Thor 👋☺️
2021-10-15
1