Tuan Wijaya tersenyum melihat Anggun begitu sayang melayani Linda. Begitupula dengan Diva. Mereka mengajak Linda bercakap-cakap dan bermain. Linda hanya tersenyum menanggapi mereka. Tuan Wijaya berfikir Linda masih terlalu pemalu.
Setelah kedatangan Linda, tuan Wijaya seakan memiliki semangat baru untuk bekerja. Tuan Wijaya kembali menemukan alasan untuk apa ia harus bekerja keras. Tuan Wijaya sangat menyayangi Linda
"Kakek sudah daftarin Linda ke sekolah yang sama dengan Diva. Nanti berangkat sama kakek ya." kata tuan Wijaya sambil membelai kepala Linda
"Biar Anggun yang anter, om." Sergah Anggun cepat. Tuan Wijaya tersenyum ke arah Anggun sambil mengangguk
"Baiklah, kakek berangkat dulu ya." Kata tuan Wijaya sambil mengelus rambut dan mengecup kepala Linda dengan sayang
"Hati-hati ya, Om." Kata Anggun
"Papa juga berangkat deh." Yono ikut berdiri dari meja makan dan menyusul tuan Wijaya. Mulai hari ini ia bekerja sebagai pegawai di perusahaan tuan Wijaya.
Anggun melihat mobil tuan Wijaya sudah melewati gerbang. Senyumnya mengembang
"Divaa, ayo berangkat sayang." Perintah Anggun sambil mengambil kunci salah satu mobil tuan Wijaya. Diva segera bersiap, begitupun dengan Linda.
"Eiit, kamu nggak ikut naik mobil!" Tangan Anggun menghentikan Linda saat hendak membuka pintu mobil. Mata Anggun menyorot tajam
Linda tertegun. Anggun seakan menjadi sosok yang berbeda
"Tapi tadi kata tante.."
Diva datang dari arah belakang dan langsung menarik Linda. Belum ada satu jam, sikap Diva dan Anggun berubah 180 derajat.
"Eh kampungan, anak haram! Jangan ikutan masuk! Bisa kotor mobil nanti!" Diva ikut menghempaskan tangan Linda
Linda tersentak. Di desa, walau sempat terdengar desas desus anak haram yang di tujukan pada diri Linda, tetapi tidak ada seorangpun yang tega menyebutkan di depannya, seperti Diva.
"Udah! Kamu dianter pak Udin sana naik motor!" Anggun mendorong Linda menjauhi mobil. Diva tersenyum sinis ke arah Linda sebelum ikut masuk kedalam mobil
"Dadaah, anak haram!" Gelak tawa Diva seakan menusuk hati Linda
Linda tertegun melihat keduanya pergi meninggalkan dirinya. Air matanya mengalir. Hari ini ia belajar, jangan cepat mempercayai sikap manis seseorang agar hatinya tidak sakit seperti sekarang
Sebuah tepukan di pundak menyadarkan Linda
"Yuk pak Udin anter, non." Kata pak Udin, tukang kebun tuan Wijaya. Pak Udin memandangi Linda dengan perasaan kasihan
Linda menghapus air mata nya lalu mengangguk. Dengan cepat Linda naik ke atas motor butut milik pak Udin. Setidaknya Linda bersyukur, ia tidak harus berjalan kaki
***
Yono dan keluarganya mendapatkan tempat tinggal gratis dan beserta fasilitas terbaik di rumah tuan Wijaya, dengan bermodal pura-pura baik kepada Linda
Mereka memperlakukan Linda dengan baik saat didepan tuan Wijaya. Namun ketika tuan Wijaya tidak ada,mereka memperlakukan Linda serupa pembantu di rumah.
Merekapun mengancam Linda untuk tidak menceritakan perbuatan mereka kepada tuan Wijaya. Linda pun hanya terdiam menurut dibawah tekanan tiga orang yang kejam
Mereka selalu menekankan kalau Linda hanyalah anak yatim piatu dari keluarga jauh tuan Wijaya yang seharusnya tidak diperlakukan istimewa. Seorang anak haram yang tidak jelas siapa ayahnya. Linda tidak berhak mendapatkan barang-barang dan uang dari tuan Wijaya.
Lama kelamaan Linda menebalkan hati dan kupingnya. Linda sudah terbiasa hidup sederhana bersama Rina, apalah bedanya serupa pembantu di rumah tuan Wijaya.
Hari berganti, purnama terlalui. Linda yang sudah masuk bangku sekolah atas tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan cantik. Namun rasa percaya dirinya terkikis akibat tekanan bathin yang diterima sedari kecil sehingga Linda tidak pernah bermimpi terlalu banyak
***
Linda menatap seorang perempuan yang duduk di depan taman bunga sebuah Rumah Sakit Jiwa. Walau terlihat sudah berumur, wanita itu tetap terlihat cantik. Suaranya hanya menyenandungkan sebuah nada yang tidak jelas
"Siapa dia, kakek?"
"Dia putri om Wijaya." Kata Yono menyela. Tuan Wijaya tak mampu berkata-kata. Netranya berkaca-kaca melihat Farah
"Dia kenapa?" Tanya Linda lagi
"Dia dijahati oleh seorang pria. Dia memberikan segalanya pada pria itu, namun gadis ditinggalkan begitu saja hingga menjadi gila." Yono mengarang sebuah cerita
Kening Linda berkerut. Jahat sekali pria yang membuat putri tuan Wijaya menjadi seperti ini
Tuan Wijaya duduk di sebelah Farah lalu mengusap rambut panjang Farah. Farah perlahan menoleh ke arah tuan Wijaya. Matanya terlihat kosong.
"Kemari, Linda.." ajak tuan Wijaya. Linda menghampiri. Tuan Wijaya meletakkan tangan Linda diatas tangan Farah. Farah tidak bergeming, wanita itu tetap bersenandung kecil sambil menatap ke arah Linda
"Tante, cepat sembuh ya.." kata Linda pelan. Diambilnya tangan Farah dan diciumnya punggung tangan Farah. Mata Farah mengerjap kosong menatap Linda
"Ayo kita pulang." Kata tuan Wijaya mengajak Linda pergi. Sepeninggalan tuan Wijaya, bulir bening mengalir di pipi Farah
"Zalynda Navulia.. Zalynda Navulia.." bisik Farah
Diperjalanan Linda lebih banyak terdiam. Ia seperti sangat familiar dengan wajah Farah. Namun entah dimana ia bertemu, Linda tidak begitu mengingatnya
"Linda mikirin apa?" Tanya tuan Wijaya. Yono meliriknya dari spion depan
"Linda kasihan sama tante tadi.."
"Kalau kamu kasihan, kamu harus bisa membalaskan sakit hatinya." kata Yono dingin
"Yon, jangan ngajarin anak kecil balas dendam!" Tuan Wijaya memperingatkan Yono
"Tidak usah menutupi lah Om. Linda juga perlu tahu betapa jahatnya keluarga Ardhi Al Farobi."
Linda menoleh ke arah spion "Siapa Ardhi Al Farobi, om?"
"Yono,diam!" Bentak tuan Wijaya
Yono terdiam sambil sesekali mencuri pandang ke arah Linda. Gadis kecil itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Sebuah alat pembalasan yang sempurna, atau mungkin bisa sebagai mesin uang - pikir Yono
Yono mulai memikirkan hal-hal yang kotor saat melihat Linda. Seringai licik muncul di wajahnya
***
"Kamu cantik.."
Linda tersentak. Segera dihempaskan tangan Yono yang memegang pinggangnya. Gadis itu menatap Yono dengan pandangan jijik
Linda sudah beberapa kali memergoki Yono menatapnya dengan pandangan aneh. Linda faham arti pandangan itu, Linda tidak sepolos dulu. Namun kali ini Yono sudah berani menjamahnya
"Om jangan kurang ajar! Linda adukan pada kakek dan tante Anggun!" Ancam Linda tegas
Yono terkekeh mendengar ancaman Linda "Tidak ada orang di rumah, sayang.."
Linda mundur hingga membentur kitchen set. Hal itu tidak di sia-siakan Yono yang langsung memegang pinggul Linda
"Kenapa? Kan om hanya memuji kamu, Linda." Kata Yono sambil merengkuh pinggang Linda dan meremas b*k*ng gadis itu
Linda merasa dilecehkan! Segera gadis itu melepaskan diri dan lari ke kamarnya. Yono hanya menyeringai lalu mengejar Linda. Sebelum Linda mencapai pintu kamarnya, tubuhnya sudah di tarik dan dibelit dari belakang oleh Yono
Tangan kiri Yono segera membekap mulut Linda, berjaga-jaga agar gadis itu tidak berteriak.
"Hhmmmph.." Linda meronta. Namun tenaganya tidak cukup kuat dibanding tenaga Yono
"Kamu diam! Sudah untung kamu tinggal gratis di sini sampai sekarang. Saatnya kamu membayar hutang-hutang kamu." Bisik Yono sambil menjilati telinga Linda sementara tangannya bergerak liar menyusuri tubuh Linda
Linda meronta. Gadis itu menyikut perut Yono keras-keras. Yono mengaduh, pegangannya mengendur. Linda segera melepaskan diri dan lari ke kamarnya.
"Anak haram!!" Teriak Yono bertepatan dengan Linda menutup dan mengunci kamarnya
Linda terduduk di balik pintu. Air matanya menderas. Selama ini ia selalu diam dihina dan diperlakukan semena-mena. Tapi kali ini hatinya benar-benar sakit. Tidak ada yang pernah memperlakukan Linda seperti Yono! Linda benar-benar merasa sudah di rendahkan
Bukan mau Linda tinggal di rumah tuan Wijaya. Lagipula, tuan Wijaya yang membiayai hidupnya selama ini, bukan Yono. Mengapa dirinya harus membayar hutang-hutangnya pada Yono
"Mamaah.." Bisik Linda pilu
Sejak saat itu, Linda selalu menghindari Yono. Sebisa mungkin gadis itu tidak berduaan dengan Yono dalam satu ruangan. Namun bukan Yono namanya kalau tidak pernah menemukan kesempatan untuk melecehkan Linda
Walau hanya sebatas sentuhan, tetap membuat Linda trauma. Linda takut, sungguh takut...
***
Linda menggenggam kertas pemberitahuan dari sekolah yang menyatakan dirinya di terima di Universitas Gemilang dengan beasiswa. Linda sangat gembira. Setidaknya Linda tidak perlu merepotkan tuan Wijaya membayarkan uang kuliahnya
Linda segera turun mencari tuan Wijaya ke kamar kerjanya
"Perusahaan kita butuh dana yang besar, Om."
Malam itu, Linda secara tidak langsung mendengar percakapan antara Yono dan tuan Wijaya di ruang kerja. Pintu ruangan itu hanya tertutup sebagian
"Perusahaan kita tidak seperti dulu Yon. Kamu harus lebih selektif dalam berinvestasi." Kata tuan Wijaya
"Huh! Ini semua karena Frederick Groups Company yang memutuskan kerjasama secara sepihak! Kita jadi harus banyak berhemat. Ardhi Al Farobi brengsek!"
"Frederick Groups Company yang menyebabkan ini semua? Ardhi Al Farobi? Orang yang sama yang menyakiti putri kakek?" Bisik Linda dalam hati. Karena tidak hati-hati, Linda membuka sedikit pintu ruang kerja sehingga berderak pelan
"Siapa?!" Teriak Yono
Linda terkejut mendengar teriakan Yono. Dengan takut-takut, Linda memunculkan dirinya. Linda meremang melihat tatapan Yono pada dirinya. Tangannya bergetar
"Kamu nguping?!" Bentak Yono
Linda menggeleng kuat-kuat "Nggak Om, Linda nggak sengaja dengar. Maaf.."
Linda segera beranjak pergi ke kamarnya. Namun saat hampir tiba di kamarnya seseorang menariknya dan mendorongnya ke dinding
"Aah.." Linda merasakan sakit saat punggungnya membentur dinding. Yono menatap Linda dengan sangat dekat, membuat gadis itu memalingkan wajahnya. Tubuhnya mulai gemetar ketakutan
"Aku tahu bagaimana cara supaya kau bisa melunasi hutang-hutangmu pada keluarga kami." Bisik Yono licik
Linda memejamkan mata saat Yono membelai pipinya. Rasa jijik menyelimuti hatinya
"Aku akan berhenti mengganggumu asalkan kau bisa menghancurkan Frederick Groups Company dan mengalihkan aset mereka ke keluarga kita."
Mata Linda terbuka. Bagaimana menghancurkan perusahaan itu kalau baru pertama kali Linda mendengar namanya. Namun janji Yono untuk tidak mengganggunya seperti oase di tengah gurun tandus
"A-apa yang harus Linda lakukan?"
Yono menyeringai. Nafasnya berhembus menerpa pipi Linda
"Kau cantik. Gunakan kecantikanmu untuk memikat mereka. Gunakan otakmu untuk membuat mereka percaya padamu. Kalau perlu gunakan tubuhmu untuk menjerat Ardhi Al Farobi!"
Linda meringis saat Yono meremas keras dadanya.
"B-beri Linda waktu untuk mempelajari dan menghancurkan mereka Om. S-selama itu, om tidak boleh mengganggu Linda.." Ucap Linda sambil menghentikan tangan Yono di dadanya
"Kau mau bernegosiasi, cantik?" Suara Yono terdengar berat. Linda sekuat tenaga mendorong Yono
"Akan Linda lakukan! Akan Linda cari cara untuk menghancurkan Frederick Groups Company, dengan syarat om tidak boleh mengganggu Linda!" Kata Linda dengan suara bergetar. Ia sendiri tidak sadar apa yang telah ia ucapkan. Yang terpenting dirinya bebas dari Yono
"Butuh berapa lama? Lima tahun?" Tanya Yono
Linda mengangguk asal tanpa berfikir.
Yono menyeringai "Percaya diri sekali. Aku tidak sabar melihat kelanjutannya."
Dalam hati Yono bersorak. Linda bagaikan pion kuda hitam untuknya. Kalau gadis ini berhasil, dia akan diuntungkan. Kalau gadis ini gagal, Yono pun akan beruntung setidaknya namanya tetap bersih dan ia punya alasan untuk menarik Linda menghangatkan ranjangnya. Hari ini gadis itu masih 17 tahun, lima tahun waktu yang tepat untuk merasakannya
***
Linda benar-benar menyelidiki tentang Frederick Groups Company. Saat mengetahui anak sulung Ardhi bersekolah di Universitas yang sama, Linda bagai mendapatkan angin segar. Ia akan menghancurkan hati anak Ardhi, seperti Ardhi menghancurkan hati putri kakek Wijaya
Ia mengubah penampilannya menjadi lebih modis. Rambutnya di cat burgundy dan bergelombang. Ia pun aktif mengikuti kegiatan mahasiswa karena anak Ardhi juga aktif di sana.
Apalagi saat mendengar ketua dewan mahasiswa terpilih bisa menggunakan dana senat yang berjumlah ratusan juta. Linda bisa menggunakan uang itu untuk membantu tuan Wijaya
Linda seorang yang cerdas dan cantik, ia dengan mudah masuk dan menjadi salah satu anggota dewan mahasiswa dalam kelompok Fabulous Sorority.
Dalam pikiran Linda, akan sangat mudah melakukannya. Yang penting Yono tidak lagi mengganggunya.
Di kampus namanya bukanlah Linda, ia dipanggil dengan julukan "Za" dari "Zalynda", seorang bintang dari kelompok Fabulous Sorority
Namun, hal itu justru menjadi bumerang untuk gadis naif seperti dirinya
Maafkan ya, kepanjangan menceritakan masa lalu Za. Next sudah bercerita tentang Za dan Ray 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
auliasiamatir
kok aku pengen banget nampil kepala Yono yah
2021-12-16
1
Jo Doang
dendam kesumat
2021-10-21
1