PART 3

"Lin, kalo mamah mau meninggal jangan ditinggalin ya.."

"Ih mamah, jangan ngomong begitu."

"Ck, pokoknya! Bantuin mamah ngucapin Laa Ilaaha Illallaah, Muhammadur Rasulullah."

"Apa itu?"

"Pokoknya weh kitu. Jangan di setrum-setrum pake kayak di film tea. Takut mamah."

Itu adalah percakapan satu minggu lalu Rina dengan Linda

***

Alat kardiogram di sisi Rina berbunyi stabil. Linda yang baru saja datang langsung menuju kursi di samping bed Rina

Sekilas dokter mengatakan ada trauma di kepala akibat benturan keras. Linda tidak terlalu memahaminya, ia hanya tahu ibunya menjadi korban tabrak lari. Gadis berusia 8 tahun itu duduk menatap ibunya yang terbebat di kepala dan lengan

Perlahan Linda menyentuh tangan Rina

"Mah.."

Mata Rina perlahan terbuka. Pandangannya pelan menuju ke arah Linda. Terlihat Rina tersenyum kecil

"Anak mamah .. yang paling baik.." Linda berusaha menggerakkan tangannya membelai pipi Linda, menghapus airmata di pipi Linda

Andri menatap Rina dan Linda dengan terharu. Sepengetahuannya, Linda memang hanya tinggal berdua dengan ibunya.

Mata Rina mengerjap perlahan,mengatur nafas hendak menyampaikan sesuatu

"Mah, isirahat aja." Linda membelai tangan Rina dan menciuminya. Air matanya mulai menderas

"Lin..kalau..ada.. apa-apa..sama..mamah..kamu..haah..haah.."

"Bu, ibu istirahat saja dulu." Kata Andri yang langsung bergerak ke sisi Linda

Rina menggeleng pelan

"Cari..tuan Wijaya.. alamatnya..di buku..hitam..mamah..lengkap..sama..nomor..telepon.."

Rina memandang Andri dengan mata memohon

"Tolong..Linda..di..antar..ya..pak..Andri.."

Andri menggigit bibirnya. Kemudian mengangguk pelan

Mata Rina mulai melihat ke arah atas bergantian. Linda memegang tangan Rina. Gadis kecil itu sudah memiliki feeling kalau waktu Rina sudah dekat.

"Bapak panggil dokter." Kata Andri yang langsung pergi

"Laa..laa.."

Linda tercekat, gadis itu mendekatkan bibirnya ke telinga Rina. Menuntunnya perlahan

"Laa Ilaaha Illallaah, Muhammadur Rasulullah.."

Mulut Rina bergerak-gerak. Air matanya menetes

"Laa Ilaaha Illallaah, Muhammadur Rasulullah.."

Kembali Linda menuntunnya, berkali-kali.

"Laa..ilaaha..Illallaah..Mu..hammadur..Ra..sulullah.." Terbata-bata Rina mengucapkannya. Kemudian matanya terpejam. Alat kardiogram itu berbunyi nyaring, menampakkan satu garis lurus

"Permisi.." seorang dokter mendorong Linda ke belakang. Andri dengan sigap menahan tubuh kecil Linda. Linda tidak melihat apa yang dilakukan oleh dokter. Matanya sudah tertutup oleh air mata

Dokter itu menghela nafas dan melihat ke jam. "Waktu kematian pukul 11.25."

***

Sudah tiga hari semenjak Rina di makamkan. Linda kini hidup sebatang kara. Kebutuhan pangannya rutin diantar oleh ibu-ibu PKK

Beberapa ibu-ibu tetangga menemaninya hanya beberapa hari, selebihnya mereka hanya ikut mengantarkan lauk sekadarnya. Linda benar-benar sendirian sekarang

Rina membawa Linda ke desa seorang diri tanpa adanya lelaki berpredikat suami yang mendampingi. Rina juga tidak pernah mengatakan apapun tentang diri mereka kepada para tetangga

Beberapa tetangga memang selalu menggunjingkan diri Rina dan Linda yang tidak memiliki seorang ayah. Ada yang mengatakan Rina ditinggalkan suaminya, bahkan lebih parah ada yang mengatakan Rina hamil diluar nikah. Beberapa pertanyaan kerap dilontarkan para tetangga baik secara langsung ataupun tersirat

Namun Rina tetap bungkam. Tahun berganti, para tetangga di sana pun tidak lagi mengusik kehidupan Rina dan Linda. Selain karena Rina pekerja keras dan selalu berbaik hati pada tetangganya.

Lagipula Rina bukan ancaman bagi ibu-ibu di sana. Dengan luka parut di wajahnya, membuat ibu-ibu di sana tenang, setidaknya suami mereka tidak akan tergoda oleh fisik Rina

Linda pun tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan rajin. Walau Linda sedikit tidak percaya diri karena status yang menempel pada dirinya.

Linda pun tahu, ia tidak boleh selamanya bergantung pada tetangga. Ia tidak boleh merepotkan mereka. Linda juga harus memenuhi amanat terakhir Rina, mencari tuan Wijaya

***

"Pak, Linda mau cari tuan Wijaya sesuai permintaan mamah.." kata Linda saat menemui Andri di sekolah

Andri menatap Linda sambil menghela nafas. Gadis ini sedikit keras kepala, entah menurun dari siapa

"Emang Linda tahu mau cari di mana?"

Gadis kecil itu menyodorkan buku Rina. Di situ tertulis lengkap alamat tuan Wijaya beserta nomor teleponnya.

"Linda punya uang?"

Lagi-lagi gadis itu mengangguk sambil menunjukkan kartu atm Rina

"Mamah suka ngajak Linda ambil duit di box dekat bank Beri. Pencetin nomer, keluar uangnya." Kata Linda polos

Andri tertawa. Yang di maksud box oleh Linda pastilah gerai ATM

"Ya sudah, nanti bapak ijin ke kepala sekolah nganterin kamu."

***

Tuan Wijaya menatap haru sesosok gadis kecil di depannya. Parasnya tidak jauh berbeda dengan Farah. Namun yang membedakan adalah rambut gadis itu. Farah berambut hitam panjang dan bergelombang, sedang Linda berambut lurus

"Kamu..anak Fa.. ehm, Rina?"

Mata Linda mengerjap melihat tuan Wijaya. "Iya, pak."

"Dimana Rina?" Tanya tuan Wijaya sambil melihat ke belakang Linda

"Bu Rina sudah meninggal karena kecelakaan pak.." Andri menjawab pertanyaan tuan Wijaya

"Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun.. terus kamu sama siapa nak?" Tuan Wijaya menatap ke arah Linda. Tuan Wijaya menekuk lututnya, mensejajarkan tingginya dengan Linda

"Sendirian pak. Kata mamah, Linda disuruh cari bapak."

"Maaf, kalau boleh tahu anda siapanya bu Rina?"

"Bisa dibilang saya omnya. Saya sepupu ayahnya Rina."

"Berarti anda kakek Linda?"

Mata tuan Wijaya memandang Linda. Bibirnya tersenyum sembari mengangguk. Biarkan orang tahu, Linda adalah anak Rina. Yang penting, gadis itu sudah ada bersamanya sekarang

"Panggil kakek ya, nak. Kakek akan merawat Linda di sini." Tuan Wijaya membelai lembut kepala Linda

Linda tersenyum seraya mengangguk

***

"Siapa itu Om?" Tanya Yono yang kebetulan bertandang ke rumah tuan Wijaya. Yono melihat Linda sedang bermain dengan boneka yang baru saja dibelikan tuan Wijaya

Setelah menikah, Yono memilih tinggal di rumah yang berbeda dengan tuan Wijaya. Namun kedatangannya kali ini adalah untuk membujuk tuan Wijaya agar ia diperbolehkan tinggal di rumah tuan Wijaya

Perusahaan Yono mengalami kebangkrutan akibat kegemarannya berjudi. Terpaksa rumahnya di sita oleh Bank untuk menutupi hutang perusahaannya

Sebetulnya ia masih memiliki banyak hutang, karena itu ia mengincar perusahaan tuan Wijaya. Ia ingin menguasai perusahaan dan harta dari tuan Wijaya

"Dia anak yang di bawa Rina." jawab tuan Wijaya

Yono terkejut, dengan cepat menoleh tuan Wijaya

"Anak Farah?" Desis Yono

Yono memandang Linda yang sedang bermain sendiri

"Sial! Kalau begini akan susah mengambil perusahaan om Wijaya." Rutuk Yono dalam hati.

Terlihat Diva, anak Yono mendekati Linda. Dengan cepat Diva merebut mainan Linda. Linda berusaha mempertahankannya namun Diva mendorong Linda kuat-kuat sehingga gadis kecil itu terjerembab ke belakang

Seketika Yono tersenyum licik

"Diva! Nggak boleh begitu!" Kata Yono keras

Diva menatap Papanya tidak percaya. Baru kali ini Yono membentaknya

Yono menghampiri Linda dan mengelus kepalanya. Lalu melihat ke arah Diva dan menariknya

"Ikut Papa!"

Diva memberontak sambil berteriak tidak terima. Yono membawa Diva masuk kedalam kamar tamu, tempat ia dan keluarganya akan menginap

"Mas, kamu bentak Diva?!" Kata Anggun istri Yono dengan suara meninggi

"Iya, Papa kenapa sih malah belain anak kampung itu?!" Protes Diva

Yono membelai kepala Diva sambil berkata dengan pelan

"Kalian tahu itu siapa? Dia anak Farah! Cucu kandung om Wijaya."

Anggun langsung menutup mulutnya "Anak Farah? Lalu bagaimana rencana kita?"

"Siapa Farah?" Tanya Diva. Bocah berusia 7 tahun itu sudah banyak bertanya. Yono mengkode agar Diva diam dan mendengarkan

"Kita bisa memanfaatkan anak itu. Kalau di depan om Wijaya, kalian harus baik padanya. Om Wijaya akan mengijinkan kita tinggal di sini karena cucunya pasti butuh teman sepermainan." Yono langsung memandang Diva

"Ih gelay! Diva nggak mau!" Kata Diva sambil melotot

"Pura-pura aja. Kan kita bisa tinggal di sini gratis lho." Kata Yono

"Iya, kamu suka di sini kan? Ada kolam renang, ada sopir, banyak mobilnya. Cuma pura-pura kalau di depan kakek Wijaya. Nanti mama beliin mainan yang kamu mau di mall." Bujuk Anggun

Diva menghembuskan nafas kasar dan mengangguk

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ya Allah... manusia manusia tikus harta

2021-12-16

1

anggita

anggita

mampir sja.

2021-10-19

1

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PENGUMUMAN
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PART 105
107 PART 106
108 PART 107
109 PART 108
110 PART 109
111 PART 110
112 PART 111
113 PART 112
114 PART 113
115 PART 114
116 PART 115
117 PART 116
118 PART 117
119 PART 118
120 PART 119
121 PART 120
122 PART 121
123 PART 122
124 PART 123
125 PART 124
126 PART 125
127 PART 126
128 PART 127
129 PART 128
130 PART 129
131 PART 130
132 PART 131
133 PART 132
134 PART 133
135 PART 134
136 PART 135
137 PART 136
138 PART 137
139 PART 138
140 PART 139
141 PART 140
142 PART 141
143 PART 142
144 PART 143
145 PART 144
146 CINTA KARENA CINTA
147 PART 145
148 PART 146
Episodes

Updated 148 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PENGUMUMAN
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PART 105
107
PART 106
108
PART 107
109
PART 108
110
PART 109
111
PART 110
112
PART 111
113
PART 112
114
PART 113
115
PART 114
116
PART 115
117
PART 116
118
PART 117
119
PART 118
120
PART 119
121
PART 120
122
PART 121
123
PART 122
124
PART 123
125
PART 124
126
PART 125
127
PART 126
128
PART 127
129
PART 128
130
PART 129
131
PART 130
132
PART 131
133
PART 132
134
PART 133
135
PART 134
136
PART 135
137
PART 136
138
PART 137
139
PART 138
140
PART 139
141
PART 140
142
PART 141
143
PART 142
144
PART 143
145
PART 144
146
CINTA KARENA CINTA
147
PART 145
148
PART 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!