Seperti biasa, jam 4 pagi weker Zalynda berbunyi. Gadis itu menggeliat sambil membuka mata. Sejenak Zalynda bingung kemudian Zalynda teringat, ia tidur di dalam kamar barunya
Segera Zalynda bersiap-siap menyambut shubuh. Setelah menunaikan kewajibannya, Zalynda segera menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Setidaknya Zalynda tahu diri, tidak sekedar menumpang gratis di apartemen Ray walau sebenarnya unit apartemen Ray sudah menjadi miliknya
Bahan-bahan di kulkas Ray terbilang lengkap untuk standar anak lelaki. Zalynda segera memikirkan untuk membuat makaroni keju dengan sosis.
"Sedang apa Za?"
Suara berat itu mengalihkan perhatian Zalynda. Gadis itu menoleh. Pandangannya terpaku sesaat melihat Ray dengan baju koko dan sarung, lengkap dengan peci hitamnya. Sepertinya Ray baru saja pulang berjama'ah shubuh di masjid dekat apartemen Gading
"Ng, maaf aku lancang. Aku cuma mau bikinin sarapan.."
Ray tersenyum sambil menarik kursi. "Sekalian bikinin kopi boleh?"
Zalynda balas tersenyum ke arah Ray. Gadis itu menyerahkan secangkir kopi di campur dengan kremer. Ray mengangkat satu alisnya. Gadis ini sudah membuat sebelum di minta. Ray segera menyesapnya
"Hmm..pas. Kamu tahu aku suka minum kopi pakai kremer?" Tanya Ray
"Iya, kan kalau pagi-pagi ke kampus kamu suka pesan kopi susu gitu ke kantin. Karena tadi adanya kremer, aku pakai kremer aja." Kata Zalynda sambil menghidangkan makaroni keju yang sudah matang
Saat Zalynda menyerahkan sendok, Ray memegang tangan gadis itu. Zalynda langsung menatap ke arah Ray
"Kamu inget?" Tanya Ray sambil tersenyum lebar
Wajah Zalynda bersemu merah. Gadis itu sedikit salah tingkah karena tertangkap basah sering memperhatikan Ray saat di kampus dulu. Zalynda perlahan menarik tangannya sambil berdehem
"Ini aku sudah masak. Maaf ya Ray, aku harus segera ke bu Reema. Perjalanannya lumayan jauh kalau dari sini. Sekalian ambil motor di kostan kemarin."
Zalynda segera mencuci peralatan masaknya dan bergegas bersiap
"Aku antar. Sebentar aku ganti baju dulu." Kata Ray sambil berdiri dari tempat duduknya
"Eh nggak usah Ray, aku bisa.."
"Za.." Ray menatap tajam kearah Zalynda. Gadis itu langsung membungkam mulutnya
"Diluar masih gelap. Kamu juga ke sana naik apa? Motor mu masih di kost-kostan. Aku nggak ngijinin kamu pergi kecuali kamu dianter sama aku. Tunggu sebentar. Tolong bawa mac n cheese nya ya. Kita sambil makan di jalan."
Zalynda akhirnya menurut. Gadis itu membawa makaroni keju nya di kotak bekal, lalu duduk sambil meminum teh hangatnya menanti Ray yang bersiap-siap
***
"Hayoo bengoong."
Zalynda terkejut saat bu Reema mengagetkannya dari belakang sampai selimut yang di pegangnya terjatuh
"Ih bu Reema ngagetin aja." Kata Zalynda pura-pura marah
"Abis dari tadi ibu panggilin kamu diem aja sambil senyum-senyum nggak jelas gitu. Mulai dari datang, masak, bebenah, senyuum terus ibu perhatikan. Lagi bahagia ya?" Tanya bu Reema sambil memandang Zalynda
Zalynda mengulum senyumnya. Teringat saat tadi Ray mengantarnya. Dengan manja Ray meminta Zalynda menyuapinya karena pemuda itu sedang menyetir. Melihat Ray manja seperti itu merupakan pemandangan baru bagi Zalynda
Belum lagi saat hendak turun, Ray menghadiahkan kecupan singkat di dahinya. Walau singkat, hal itu sukses membayangi Zalynda hingga sekarang
"Nah, melamun lagi." Goda bu Reema
Zalynda tergagap "Eh, maaf bu.."
"Beberapa hari ini kamu kemana?" Tanya bu Reema
"Za ada sedikit urusan bu. Maaf nggak ngabarin ibu.."
Bu Reema tersenyum menatap Zalynda "Za lagi jatuh cinta ya?"
Bu Reema tertawa saat melihat wajah Zalynda langsung memerah. Bu Reema membelai lembut kepala Zalynda
"Ibu senang lihat Za bahagia. Sudah lama sekali ibu tidak melihat binarnya orang yang jatuh cinta."
Bu Reema menghela nafas sambil duduk di sofa. Di ambilnya sebuah album foto dan melihatnya. Bu Reema tersenyum sedih
"Ibu jadi tahu kenapa ibu senang lihat Za tersenyum bahagia. Senyum Za mengingatkan ibu dengan senyum anak ibu." Bu Reema membelai pelan foto di dalam album. Bu Reema menunjukkan foto lama itu ke Zalynda
Zalynda melihat seorang pemuda yang tampan sedang tersenyum dalam balutan jas hitam.
"Ini pak Daniel?" Tanya Zalynda sambil menatap foto Daniel
Bu Reema mengangguk. "Di sini Niel baru lulus SMA. Dia terlihat sangat bahagia.."
Zalynda duduk di sebelah bu Reema. Wanita ini seperti ingin bercerita banyak.
"Niel jatuh cinta dengan seorang gadis. Dia tidak berhenti tersenyum waktu itu." Bu Reema tertawa kecil
"Saking cintanya, Niel pernah mengeroyok seorang pemuda sampai babak belur karena gadis itu lebih memilih pemuda itu dibandingkan Niel."
Bu Reema menghela nafas panjang
"Cinta itu benar-benar membuat seseorang menjadi bodoh dan lupa segalanya. Karena cintanya pada gadis itu pula, Niel dipenjara selama 4 tahun dengan tuduhan penculikan dan kaki tangan pembunuhan."
Zalynda begidik mendengarkan cerita bu Reema. Sebegitu parahnya kah?
Bu Reema menyusut airmatanya
"Sejak saat itu, ibu tidak pernah melihat Niel tersenyum lepas. Ibu sangat merindukan senyum Niel. Terlebih saat ayah Niel meninggal dunia."
Pandangan bu Reema jauh menerawang seperti menembus dinding kamar
"Ng..kenapa ibu tidak tinggal bersama pak Daniel?" Tanya Zalynda memberanikan diri
Bu Reema menggeleng sambil tersenyum sedih
"Ibu tidak betah di Jepang. Ibu rindu Indonesia. Karena itu ibu memutuskan tinggal di sini.."
Bu Reema kembali membelai foto Daniel
"Karena tidak mau ibu sendirian, Niel melamar menjadi manager anak cabang perusahaannya di Jakarta. Semoga Niel di terima ya Za. Biar ibu nggak kesepian."
Zalynda tersenyum sambil mengangguk
"Nanti kalau pak Daniel datang, rumah ibu akan ramai dengan anak cucu." Hibur Zalynda
Bu Reema justru kembali tersenyum sedih
"Niel belum punya anak, Za. Niel sudah dua kali menikah dan keduanya berakhir dalam perceraian."
Zalynda terdiam. Gadis itu merasakan bagaimana kesepiannya bu Reema, karena tidak jauh beda dengan dirinya
Bu Reema tersenyum sambil menatap Zalynda
"Tapi kalau melihat kamu, ibu jadi ingat Niel. Senyummu mirip sekali."
Bu Reema menggenggam tangan Zalynda erat. "Bagaimana kalau Za tinggal di sini nemenin ibu?"
"Eh..itu, kayaknya nggak bisa bu." Kata Zalynda sambil menggaruk kepalanya
Kening bu Reema berkerut "Kenapa?"
"Ng..Za harus minta ijin dulu."
"Sama siapa? Bukannya kamu juga sebatang kara?"
"Ng..sama suami Za, bu. Za udah nikah.."
Bu Reema terdiam sesaat, lalu tertawa kencang
"Ahahaha Za..Za..Kalau mau bohongin ibu coba yang pinter dikit. Mana ada.."
Bu Reema menghentikan tawanya saat melihat mata Zalynda serius menatap dirinya
Wanita itu langsung memperbaiki posisi duduknya
"Ceritanya bagaimana?"
***
Zalynda menceritakan semuanya ke bu Reema. Mulai dari Yono yang menjualnya hingga pernikahan dadakannya dengan Ray. Bu Reema sedikit banyak sudah mengetahui masa lalu Zalynda hanya mendengarkan sembari mengelus dada.
"Ada ya orang tega begitu. Padahal dia termasuk om kamu."
"Sebetulnya bukan bu. Orang tuanya dan kakek bersaudara angkat. Jadi bukan hubungan darah. Mungkin karena itu om Yono tega sama Za." Kata Za menunduk
"Terus pria yang dipaksa nikah sama kamu?'
Zalynda menggeleng. Zalynda tidak menceritakan ke bu Reema kalau Ray sudah menikah. Biarkanlah hal ini disimpan sementara oleh Zalynda
"Coba nanti kenalin sama ibu. Ibu mau tahu wajahnya yang sudah bikin Za jatuh cinta."
"Mm.. sebenarnya nanti dia mau jemput katanya bu. Mau langsung anter ke toko kue."
Pembicaraan Zalynda dan bu Reema terhenti saat mendengar bunyi bel di depan pintu. Bu Reema mendahului langkah Zalynda menuju pintu
"Ibu mau lihat.." bisik bu Reema sambil mengedipkan mata ke Zalynda sambil memegang handle pintu depan. Wajah Zalynda bersemu
Cklek
Mata Zalynda terbelalak melihat sosok di depan pintu
"Kamu…"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
auliasiamatir
kepo nih... siapa yah...
2021-12-19
1
Sity Naibaho
lanjut
2021-12-13
1
Ina
siapa tuh
2021-09-23
3