Sesosok tubuh tinggi tegap memasuki toko kue bu Edah, tempat Zalynda magang. Matanya beredar melihat-lihat. Kedatangannya langsung mencuri perhatian para pekerja dan sebagian pengunjung
"Sore mas, bisa saya bantu?" Tanya seorang pelayan toko
Pemuda itu, Rayhan Putra Farobi.
"Mm..adik saya kemarin memesan kue di sini.."
Wajah pelayan toko sedikit pias "Apa ada masalah?"
"Tidak, saya justru ingin bertemu dengan pastry chef nya. Saya menyampaikan pesan dari ibu saya untuk berterima kasih karena kuenya enak, juga ingin memesan lagi." Kata Ray dengan senyum kaku
Wajah pelayan toko itu kembali ceria
"Baik, saya panggilkan bu Edah dulu ya. Silahkan duduk mas."
Ray mengangguk lalu duduk di salah satu meja di pojok ruangan. Tak lama bu Edah datang ditemani pelayan yang tadi sambil membawakan satu short cake cantik
"Wah ada mas Rayhan." Bu Edah segera menyalami Ray.
Ray menangkup tangannya di dada. Ajaran dari Ardhi mengatakan jangan pernah sengaja menyentuh kulit wanita yang bukan mahram karena itu salah satu bentuk penghormatan pada wanita itu
Dan Ray selalu mengingatnya
"Bu Edah, ada salam dari bunda. Beliau bilang kuenya enak dan mau pesan lagi yang cupcakes untuk acara arisan di rumah."
"Ooh Alhamdulillah, mau pesan berapa mas? Kapan arisannya?"
"Minggu depan. Pesan 50 nggak apa-apa bu? Yang rasanya kayak kemarin, rasa jeruk."
Bu Edah mencatat pesanan Ray lalu memberikan tanda terima. Ray segera melunasinya dan mengambil tanda terima dari bu Edah
"Nanti bisa diantar bu? Nggak apa-apa kena charge." Kata Ray lagi
"Iya mas, gampang."
Ray tersenyum kecil. Pemuda itu segera pamit dan beranjak pergi. Beberapa pelayan toko nampak berbisik-bisik
"Eh ganteng banget tadi. Cool gitu. Type aku banget.." ujar seorang pelayan toko sambil memperhatikan Ray dari jendela kaca
"Udah gitu sopan banget lagi.."
"Nggak senyum aja damage nya gitu. Kalau senyum gimana ya.."
"Bu Edah, tadi itu siapa? Kayaknya kenal banget?" Tanya seorang penjaga kasir
"Itu Rayhan, putranya pak Ardhi Al Farobi yang kemarin kita nganter kue pengantin ke gedung."
"Ooh, udah nikah ya.." terdengar gumaman kecewa dari beberapa pelayan toko
Bu Edah hanya menanggapi kekecewaan beberapa pegawainya dengan senyuman. Kalau mereka tahu Ray itu high quality jomblo, mungkin minggu depan mereka berebut untuk mengantarkan cupcakes ke rumah Ray
Wanita itu segera menuju dapur. Terlihat Zalynda sedang sibuk membuat hiasan untuk kue ulangtahun pesanan
"Nah, sudah mulai bagus ini. Cuma kalau mawar, bagusnya agak ditekuk sedikit Za. Biar terlihat kayak bunga beneran."
Zalynda memperhatikan cara bu Edah membuat kelopak mawar dari fondant pink. Memang terlihat cantik dan seperti asli
"Baik bu, nanti Za belajar lagi."
Bu Edah mengangguk, lalu meninggalkan Zalynda. Namun baru beberapa langkah, wanita itu berbalik
"Kok saya lupa. Saya ke sini mau bilang, nanti kamu bikin cupcake lemon pound kayak kemarin ya. 50 biji buat minggu depan."
"Kayak kemarin?" Zalynda membeo
"Iya, waktu pesta anaknya pak Ardhi."
"Ooh.." Zalynda mengangguk pelan.
"Persiapkan bahan-bahannya. Kalau stoknya tinggal sedikit, bilang ke saya. Nanti kita beli."
"Baik bu.." sahut Zalynda
Bu Edah kemudian meninggalkan Zalynda yang masih termenung. Ingatannya kembali melayang ke pesta kemarin
"Mungkin Ray sekarang lagi honeymoon dengan istrinya.." bisik Zalynda pelan
Segera gadis itu tersadar lalu menepuk pipinya keras
"Sadar Za! Nggak baik ngelamunin suami orang!"
Zalynda sedikit meringis,pukulannya terlalu keras sehingga pipinya terasa sedikit panas
***
Ray menatap toko kue itu dari mobilnya. Sebetulnya Aya menyuruh Yudi untuk memesan kue di tempat bu Edah, namun Ray segera mengambil alih
Alasannya..
Kemarin kata Marvin, ia melihat Zalynda yang mengantarkan kue pengantin Ina ke gedung. Zalynda berpakaian seperti pegawai toko kue, karenanya Marvin langsung mengatakan Zalynda bekerja di sana. Ray tahu Marvin tidak akan berbohong
Karena itu, hari ini ia datang memastikan sendiri. Namun sepanjang penglihatannya tadi Ray tidak menemukan sosok gadis yang di carinya
Ray mendengkus kesal. Sudah satu jam lebih Ray menunggu. Tidak ada tanda-tanda dari Zalynda
"Apa yang kau pikirkan Rayhan? Gadis itu membencimu,membenci keluargamu.." Desis Ray pelan
Segera Ray menstater mobilnya dan pergi dari area parkir toko kue bu Edah.
Setelah mobil Ray melaju di jalan raya, nampak Zalynda keluar dari toko untuk mengantar pesanan kue ulang tahun
Kalau saja Ray sedikit bersabar...
***
Zalynda sedikit canggung saat memasuki pekarangan rumah besar itu. Zalynda tahu, ini rumah keluarga Al Farobi.
Dulu sewaktu Zalynda ingin menuntaskan perjanjiannya dengan Yono, Zalynda sempat mencari tahu tempat tinggal Ardhi Al Farobi. Lelaki yang membuat putri tuan Wijaya menjadi kehilangan ingatan
Sekarang, ia benar-benar ke rumah Ardhi. Namun bukan untuk memata-matai, melainkan untuk mengantar kue
"Ini kue pesanan nyonya?" Tanya Sumi, pelayan rumah keluarga Al Farobi
Zalynda mengangguk dan menyerahkan kue pesanan itu ke Sumi
"Sudah di bayar lunas. Saya permisi dulu." Kata Zalynda cepat
"Eeh mbak, tunggu." Terdengar suara wanita dari dalam
Zalynda menoleh, mendapati seorang wanita cantik berkerudung krem berjalan ke arahnya sambil tersenyum manis. Kulitnya terlihat masih halus dan kencang untuk wanita seusia dirinya.
Tsurayya Ednika Frederick, istri Ardhi Al Farobi.. bundanya Ray
Zalynda menatap Aya sejenak dan langsung menunduk merapatkan topinya
"Kata anak saya, tipsnya belum." Kata Aya sambil menyerahkan selembar uang berwarna merah.
"Ini kebanyakan, nyonya. Saya tidak punya kembaliannya." ujar Zalynda sembari mendongak. Tak sadar tatapannya bersirobak dengan Aya.
Aya terlihat sedikit terkejut melihat Zalynda. Sepertinya Aya pernah melihat gadis ini,namun Aya tidak mengingat persisnya. Segera Aya kembali memfokuskan dirinya
"Ambil saja kembaliannya ya." Ujar Aya sambil tersenyum
"Terima kasih, nyonya." Zalynda ikut tersenyum, kemudian segera berbalik pergi
Aya memperhatikan Zalynda hingga motor skuter gadis itu meninggalkan pagar. Aya menghela nafas sambil mengingat-ingat sesuatu
"Sepertinya aku pernah lihat, tapi dimana ya.."
***
Bu Reema memperhatikan Zalynda yang dengan telaten membalurkan minyak urut di kakinya kemudian memijatnya lembut
Hari ini hari minggu. Zalynda tidak punya jadwal magang di toko kue bu Edah sehingga bu Reema bisa sedikit memonopoli Zalynda sampai sore
"Umur kamu berapa, Za?"
Zalynda mendongak melihat ke arah bu Reema.
"Za sudah 24 tahun bu."
"Masih muda banget."
Zalynda terkekeh mendengar ucapan bu Reema
"Di kampung Za, umur segini sudah pada punya bayi bu. Kalau pulang kampung, Za pasti dibilang perawan tua.."
Zalynda tiba-tiba terdiam, teringat saat-saat mamah Rina masih bersamanya di kampung. Saat dimana tidak ada yang Zalynda khawatirkan selain tugas matematika. Ada mamah Rina yang selalu melindungi dan menyayanginya sampai Zalynda merasa tidak kehilangan kasih sayang ibu dan ayah
Zalynda merasa rindu sekali dengan mamah Rina. Airmatanya jatuh tak tertahankan di kaki bu Reema
"Za? Kok nangis?" Tanya bu Reema
Zalynda segera tersadar, lalu mengusap matanya menggunakan lengan bajunya
"Ah nggak apa-apa, bu Reema. Za cuma ingat waktu di kampung mamah."
Bu Reema tersenyum. Wanita itu tahu Zalynda seorang yatim piatu yang menghadapi kerasnya hidup ibukota seorang diri
Tangan bu Reema terulur membelai rambut panjang Zalynda yang lebat
"Jangan sedih. Za bisa anggap ibu sebagai ibu Za. Tapi kayaknya ketuaan ya? Kalau nenek mungkin pantas." Kata bu Reema sambil tertawa
Zalynda pun ikut tertawa mendengar ucapan bu Reema.
Teringat kembali akan tuan Wijaya. Zalynda tidak sempat mengucap pamit saat kabur dari Yono. Apa tuan Wijaya mencarinya? Rasanya tidak mungkin, secara Zalynda hanya anak dari saudara jauh tuan Wijaya walau sedikit hatinya berharap kalau tuan Wijaya mencemaskan dirinya
"Jangan mimpi ketinggian, Za.." bisik Zalynda dalam hati sambil tersenyum kecut. Kembali membunuh angannya sebelum terbang terlalu tinggi
Zalynda kembali memfokuskan tenaganya memijat kaki bu Reema
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Michie
Zalynda 24 tahun masih mudaaa
2021-10-10
1