Sudah dua minggu ini Zalynda magang di toko kue yang terkenal di Jakarta. Zalynda merasa bahagia, dari sekian banyak peserta kursus, hanya dirinya yang diterima magang di toko besar ini.
Ibu pemilik toko adalah guru kursus nya. Namanya adalah ibu Layla Zubaedah, namun beliau biasa dipanggil bu Edah. Bu Edah melihat sebuah berlian kasar di dalam diri Zalynda dan ketika dipoles dengan benar akan membuatnya bersinar
Zalynda sangat pandai membuat kue dan mengkombinasi bahan. Hanya saja untuk menghiasnya, Zalynda masih harus banyak belajar.
Zalynda masih bekerja di rumah bu Reema. Siang hingga malam, barulah Zalynda magang di toko kue milik bu Edah. Meski pegawai magang, Zalynda juga mendapatkan gaji semestinya. Walau kadang letih, bagaimanapun juga Zalynda sangat bersyukur.
***
Zalynda terhenyak menatap seorang gadis yang memasuki toko kue bersama seorang pemuda. Gadis yang sama yang dilihatnya saat di Frederick Groups Company. Gadis yang bersama Ray
"Ina, gue mau yang nyicip kuenya ya." Kata pemuda di samping gadis itu
Gadis itu tersenyum lebar. "Iya Yan, tapi tetap aku yang putusin."
"Za, itu ada pelanggan. Cepat layani." Bisik seorang seniornya.
Zalynda terkejut, namun dengan cepat menguasai dirinya. Zalynda berjalan menuju Ina dan Ian, sesekali memperbaiki penampilannya
"Selamat sore mbak, mas. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Zalynda ramah berusaha menampilkan senyum terbaiknya
Ian melirik nametag Zalynda, menerka-nerka panggilan Zalynda
"Mbak...Linda.. kami lagi cari-cari kue untuk pernikahan untuk kakakku yang cantik ini."
Zalynda merasa kerongkongannya mengering. Jadi gadis ini akan menikah, dengan Ray? Dunia seakan berhenti di dalam pandangan Zalynda
"Mbak?" Panggil Ina lembut, menarik Zalynda kembali dalam realita
"Ah iya, maaf. Mau rasa apa? Modelnya bagaimana?"
"Saya mau lihat-lihat modelnya dan rasanya dulu. Nanti saya fotoin terus kasih lihat ke calon saya."
Zalynda tersenyum meski hatinya sedikit perih. Segera ia membawa katalog foto kue-kue yang bisa di pesan
"Kapan kira-kira waktunya?" Tanya Zalynda
"Dua minggu lagi. Biasanya yang populer rasa apa?"
Za menggigit bibirnya. Dua minggu dan Zalynda akan kehilangan Ray selamanya. Kembali gadis itu tertegun sesaat
Ina dan Ian saling berpandangan melihat Zalynda. Sepertinya mbak pelayan toko ini sering sekali melamun dan tidak fokus
"Mbak, kami mau beli lho. Kalau mbak lagi kurang sehat, mending gantian sama temennya aja." Ucap Ian sedikit kesal.
"Yaan.." Ina langsung menarik tangan Ian sambil menggeleng
Zalynda langsung tersadar. Dia harus tetap fokus melayani pelanggan. Ia harus tetap memasang senyumannya, walau hatinya menjerit-jerit
"M-maafkan saya. Di toko kami ada beberapa rasa favorit seperti Red Velvet, Chocolate mousse, Vanilla berry, Lemon pound cake dan Matcha. Sebentar saya bawakan."
Ina mengangguk. Zalynda segera ke pantry untuk menyiapkan kue untuk di cicipi.
"Fokus Za..fokuus!" Bisik Zalynda menyemangati dirinya sendiri
Zalynda segera kembali membawakan beberapa tester kue. Ina dan Ian mulai mencicipi rasanya. Ian nampak seperti profesional yang mencicipi rasa kue, padahal Ina tahu Ian ingin memakan semua kue di hadapannya
Zalynda mencuri pandang ke arah Ina. Gadis yang cantik, pikir Zalynda. Kulitnya putih bersih dengan rona kemerahan di pipinya. Matanya lembut dan halus tutur katanya. Patutlah Ray jatuh cinta padanya. Zalynda tersenyum kecut
"Gue seneng yang matcha sama lemon, Na. Pilihannya berani." Kata Ian setelah mencicipi semua kue tester yang dibawakan Zalynda
"Apa abang juga senang rasa itu?" Tanya Ina
"Kalau mbaknya pilih mana?" Zalynda memberanikan diri menimpali percakapan Ina dan Ian
"Ina ikut selera abang aja, sebentar Ina tanya.." Kata Ina lembut sembari hendak memencet sebuah nomor di handphone nya. Ian segera menahan tangan Ina sembari menggeleng
"Janganlah, ini kan acara elo Na. Elo juga harus milih dong. Kan abang udah masrahin semua ke elo Na."
"Model pernikahannya tradisional atau modern mbak?" Tanya Zalynda lagi
"Untuk akad, tradisional. Tapi berlanjut resepsi yang bertema internasional karena menghormati klien-klien ayah dan abang." Kata Ina
Zalynda mengangguk. Lalu Zalynda menunjukkan beberapa model kue bertingkat yang biasa di buat di toko.
"Biasanya untuk tema internasional kuenya bertingkat seperti ini. Bisa juga dipesan khusus misalnya ingin model seperti apa. Cuma harganya berbeda." kata Zalynda menjelaskan
"Untuk rasa?" tanya Ina
"Untuk rasa kami mengikuti selera pengantin, mbak."
Akhirnya Ina memilih kue tingkat 3 dengan rasa Red Velvet dan Vanilla berry. Namun Ina juga memesan kue cupcakes lemon pound karena sangat menyukai rasanya
"Baik, nanti akan segera kami antarkan." Kata Zalynda saat Ina dan Ian menyelesaikan pembayaran.
"Diantar langsung ke gedung ya mbak. Sudah saya tuliskan alamatnya. Untuk yang cupcakes diantar pagi sebelum akad bisa?" kata Ina memastikan.
Zalynda mengangguk "Bisa, mbak."
"Sip. Ayo Na. Udah sore, ntar bunda nyariin." Kata Ian sambil menarik tangan Ina untuk menggamit lengannya
"Mbak.." panggil Zalynda
"Ya?" Ina menoleh ke arah Zalynda
Zalynda tersenyum tulus "Saya doakan semoga mbak selalu berbahagia dengan pasangan mbak, memiliki keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah."
Ina ikut tersenyum "Aamiin. Terima kasih, mbak."
Zalynda memperhatikan Ina dan Ian berjalan menuju parkiran memasuki sebuah mobil. Zalynda memegang dadanya yang sedari tadi terasa sesak.
"Ray nggak salah pilih. Calonnya cantik dan anggun sekali.."
***
Hari ini adalah hari pengantaran kue ke gedung tempat resepsi. Zalynda sebetulnya tidak ingin ikut karena pasti akan banyak mahasiswa Universitas Gemilang di sana, dan sebagian besar akan mengenalinya karena ini merupakan pernikahan teman angkatan mereka
Bu Edah terus saja memaksa Zalynda mengantarkan kue pengantin, karena sedikit banyak Zalynda ikut membantu membuatnya dan menurut bu Edah rasanya luar biasa
"Bu, Za diluar aja ya." Kata Zalynda saat melihat beberapa orang yang dikenalnya memasuki gedung. Zalynda semakin menurunkan topi yang dipakainya
"Ayo, kamu lewat belakang aja. Langsung ke dapur kok. Nanti ibu kenalkan pada yang punya acara. Beliau pemilik Frederick Groups Company lho." Bu Edah bersemangat menceritakan profil Ardhi
"Za sudah tahu itu. Kan yang menikah anak pak Ardhi, yaitu Ray." Bathin Zalynda
Segera mereka memutar ke arah dapur. Para petugas catering pun nampak sibuk mengatur makanan. Zalynda dengan cepat melakukan serah terima kue pengantin pada panitia wedding organizer
"Pak Al Farobi." Panggil bu Edah tiba-tiba
Za membeku, ngapain bu Edah panggil-panggil segala ayahnya Ray. Lagipula ngapain beliau ke dapur?
"Bu Edah.." terdengar suara berat Ardhi menyapa bu Edah. Suaranya hampir mirip dengan Ray. Zalynda menggigit bibirnya. Sengaja topinya makin di turunkan untuk menutupi wajahnya
"Terima kasih ya, kuenya enak sekali yang cupcakes." Kata Ardhi memuji
"Ah pak Al Farobi bisa aja. Ini kue pengantinnya kapan mau di keluarkan?"
"Sebentar lagi. Pengantinnya sedang berganti pakaian." Ardhi menatap ke arah Zalynda yang membelakangi nya
Bu Edah melihat tatapan Ardhi menatap Zalynda sambil mengenyitkan kening. Bu Edah kemudian membalikkan tubuh Zalynda
"Ini lho salah satu team yang membuat kue." Kata bu Edah
Zalynda hanya mengangguk. Ardhi kembali memicingkan matanya, gadis ini mengenakan topi yang hampir menutupi seluruh wajahnya
Bu Edah kelihatan gemas pada Zalynda, langsung menarik lepas topi gadis itu
"Nggak sopan Za ngomong sama orang pakai topi begini."
Zalynda terkejut dan langsung menatap Ardhi yang berada di depannya. Ayah Ray ternyata tampan sekali, walau sudah terlihat berumur dan ada sedikit uban di kepalanya namun pesonanya masih terpancar
"Pantesan bu Edah semangat banget ketemu ayahnya Ray." Bathin Zalynda menggerutu
Ardhi pun terlihat terpaku melihat Zalynda. Ia seperti melihat seseorang yang pernah dikenalnya, namun entah dimana
"Kamu yang namanya Linda?" Tanya Ardhi sambil melihat name tag Zalynda
Zalynda mengangguk cepat sambil menunduk menghindari tatapan Ardhi
Ardhi tersenyum. "Terima kasih ya, kuenya enak."
Zalynda refleks mendongak menatap Ardhi. Senyum Ardhi begitu tulus. Senyum seorang ayah..
"Ah pak Al Farobi terlalu memuji." Kata bu Edah
Ardhi tertawa "Baiklah bu Edah. Saya ke dalam dulu. Sepertinya acara akan dimulai lagi."
"Jangan lupa pesan kue lagi kalau ada acara ya pak." Bu Edah sedikit berteriak
Ardhi mengangguk lalu meninggalkan Zalynda dan bu Edah.
"Gimana, pak Al Farobi ganteng kan." Kata bu Edah yang hanya ditanggapi senyuman oleh Zalynda
Mereka berdua segera keluar dari dapur saat terdengar MC memulai acaranya. Zalynda mempercepat langkahnya untuk pergi dari sana. Terdengar samar-samar MC memanggil kedua mempelai
"Semoga selalu berbahagia, Ray.." bisik Zalynda pelan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Michie
Lihat ke dalam Zalynda, pengantinnya bukan ray
2021-10-10
1