PART 2

Sudah dua minggu setelah tuan Wijaya membawa pergi bayi Farah. Selama itu pula Farah terlihat selalu melamun. Ia masih berada di rumah sakit kepolisian karena luka jahitan melahirkan yang kembali terbuka saat Farah terjatuh

Bukan tanpa alasan para bidan dan perawat membiarkan Farah berada di rumah sakit. Dengan kondisinya saat ini, jangankan mengurus luka jahitan. Mengurus dirinya pun Farah seperti terlupa. Gadis itu benar-benar hanya melamun dan melamun

"Fa.." Lela datang mengunjungi Farah. Gadis itu tidak bereaksi. Hanya senandung kecil keluar dari mulutnya.

"Istighfar Fa.." lanjut Lela. Wanita itu sangat terenyuh melihat kondisi Farah. Di sisiri nya rambut panjang Farah. Lela mendesah, Farah masih tidak meresponnya

"Bu Bidan, bisa saya melihat bayi Farah?"

Tiba-tiba mata Farah membola mendengar kata bayi

"Bayi..bayiku..anakku! Jangan ambil! Kembalikan! Kembalikaaan!!" Jerit Farah histeris. Para perawat dengan sigap menangkap tangan Farah dan menyuntikkan obat penenang

"Jangan ambil anakku.." ucap Farah sebelum akhirnya tertidur. Lela memandang Farah dengan pandangan iba

"Kenapa dia histeris begitu? Apa yang terjadi?" Tanya Lela pada bidan. Bidan separuh baya itu menghela nafas

"Anaknya di bawa paksa oleh kakeknya. Kondisinya saat itu mungkin sedikit stres karena menjalani kehamilan dan proses melahirkan sendiri. Saat dia merasa ada yang menemani, justru hal itu diambil paksa darinya. Ini yang menyebabkan bu Farah depresi." Jelas bu bidan

"Ya Allah..kasihan sekali nasibmu Fa." Bisik Lela sedih

***

Tuan Wijaya melihat sekali lagi ke arah bayi mungil dalam dekapannya. Air matanya mengalir. Biar bagaimanapun, bayi ini adalah cucunya. Bayi itu menguap lalu menggeliat lucu dan kembali tertidur

Tuan Wijaya melihat sekali lagi sebuah gelang bulat dengan ukiran nama di dalamnya, Farah Afriyani Wijaya sebelum memasukkannya ke dalam kotak. Tuan Wijaya menyelipkan kotak itu di dalam tas bayi

"Bawa dia pergi. Pergi jauh dari sini. Tolong rawat dia." Kata tuan Wijaya sambil menyerahkan bayi mungil itu pada seorang wanita

"Pak.."

"Kau tidak usah khawatir, Rina. Aku akan mengirimkan uang tiap bulan untuk mencukupinya. Kau satu-satunya orang yang kupercaya merawatnya. Bawa ia pergi.."

Rina memandang tuan Wijaya dengan seksama. Sangat terlihat tuan Wijaya pun tidak rela membiarkan bayi ini dibawa pergi

"Pak, anda terlihat sangat menyayanginya. Kenapa bukan anda yang merawatnya?"

Tuan Wijaya mendesah sambil mengusap kasar wajahnya

"Perusahaanku sedang goyah karena Farah masuk penjara. Kalau para investor mencium skandal anakku hamil di luar nikah, mereka akan menarik uangnya dari perusahaan.."

"Perusahaan Frederick kurang ajar. Beraninya mereka memutuskan kontrak setelah sekian lama kita merintis bersama.."

Tuan Wijaya menoleh melihat Yono, keponakannya. Yono seumuran Farah, ia sudah lama ikut tuan Wijaya sementara orangtuanya (yakni adik angkat tuan Wijaya) berada di luar negeri

"Sudahlah Yon, aku faham mereka begitu. Tindakan Farah sudah keterlaluan.."

Tuan Wijaya kembali menatap bayi mungil dalam gendongan Rina

"Pak, siapa namanya?" Tanya Rina sambil memandang bayi mungil itu

Tuan Wijaya berfikir sejenak. Sepertinya kemarin ia mendengar Farah mengucapkan nama bayi itu. Pria itu masuk ke dalam kamarnya dan keluar dengan membawa sebuah buku.

Buku harian Farah

"Aku belum memberikannya nama. Kemarin aku mendengar Farah mengucapkan sebuah nama. Mungkin ada di sini." Tuan Wijaya mulai membolak-balik lembar demi lembar

Pandangannya terhenti pada salah satu lembar berwarna pink

"Dear Bumi Malam ku..

Aku mungkin bukan satu-satunya bintang di langit malam, tetapi aku adalah bintang yang selalu berusaha bersinar lebih terang agar kau perhatikan, walau sebentar

Sayangnya, rembulan telah mencuri semua perhatianmu. Aku tidak akan bisa menyaingi terang dan keindahannya

Aku akan tetap bersinar, disini, menanti secercah perhatian darimu, karena pada dasarnya bintang tidak pernah meninggalkan langit malam, walau langit malam jatuh cinta pada rembulan

Aku lah cahaya, aku lah bintang, aku lah cahaya bintang.. Zalynda Navulia"

***

4 tahun kemudian

Seorang pemuda memicingkan mata saat keluar dari pintu penjara. Tangannya diletakkan ke atas melindungi matanya dari sengatan sang surya

"Aku bebas.." desisnya pelan

Dia, Daniel Pratama. Rambut-rambut yang tumbuh di rahangnya terlihat berantakan. Matanya kini tidak tersirat kesombongan. Kehidupan penjara telah menempanya menjadi seseorang yang jauh lebih baik

Kakinya mengayun ke arah mobil yang sudah menantinya. Terlihat seorang wanita dan seorang pria tersenyum kepadanya

"Kau bebas juga, Niel." Wanita itu memeluk haru Daniel. Daniel balas memeluk wanita itu erat

"Maafkan Niel, mama. Niel selalu bikin repot."

Tuan Pratama, ayah Daniel tersenyum sambil menepuk bahu Daniel.

"Ayo kita pulang. Mama sudah masak banyak untukmu."

Daniel mengangguk. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan berjalan meninggalkan rutan

***

Satu nama yang tidak pernah dilupakan Daniel. Seorang gadis yang sukses mencuri hatinya, yang sukses membuatnya merasakan bahagia sekaligus kesedihan dalam satu waktu

Farah Afriyani Wijaya

Selama beberapa hari bebas dari penjara, Daniel akhirnya memutuskan mengunjungi Farah di lapas khusus wanita. Sebelumnya dirapikan penampilannya. Ia ingin terlihat baik-baik saja di depan Farah

***

"Pak, tidak ada yang bernama Farah Afriyani Wijaya di sini."

Daniel mengerutkan keningnya. Hukuman Farah jauh lebih berat dari hukumannya. Tidak mungkin gadis itu dibebaskan terlebih dahulu

"Coba periksa lagi bu." pinta Daniel

"Kami sudah mengecek dengan sistem komputer. Tidak ada tahanan dengan nama Farah Afriyani Wijaya di sini!" Tegas petugas penjara

Daniel mendesah sambil mengedarkan pandangannya

"Apa ku cari saja di rumahnya?" Bisik Daniel

"Mas, nyari Farah ya?" Tanya seorang wanita yang menggunakan seragam polisi

"Iya bu.."

"Sudah empat tahun lalu Farah dipindahkan ke Rumah Sakit Healing Soul."

Daniel tertegun "Healing Soul? Itu kan.."

***

Rumah Sakit Healing Soul, Rumah Sakit Jiwa terbaik di Jakarta

Daniel menatap wanita di depannya. Masih cantik seperti dulu, namun kilatan semangat di matanya menghilang. Terasa kosong dan hampa

"Silahkan pak, saya menunggu di situ untuk berjaga-jaga." Kata seorang petugas rumah sakit. Daniel mengangguk. Perlahan didekatinya Farah. Gadis itu masih menatap lurus ke depan dengan senandung kecil di bibirnya

Daniel menyerahkan seikat bunga Lily di depan Farah. Mata gadis itu mengerjap lalu menoleh memandang Daniel. Mata itu berbinar, dada Daniel bergemuruh

"Apa Farah mengingatku?"

Farah merentangkan tangannya

"Ardhi.. akhirnya kau datang."

***

Ardhi.. hanya Ardhi yang berada di pikiran Farah. Daniel tersenyum kecut. Bahkan di saat begini pun ia kalah dengan Ardhi.

Daniel menatap Farah yang bersenandung kecil. "Apa aku tidak ada dalam ingatan dan hatimu, Fa? Setelah apa yang sudah kita lalui.."

Farah menghentikan senandungnya. Perlahan di toleh kan wajahnya menatap iris coklat milik Daniel. Mata itu terlihat begitu hampa akan cahaya

"Aku selalu mencintaimu, Ardhi. Aku adalah Zalynda Navulia.. Zalynda Navulia.. Zalynda Navulia.."

Kembali Farah menatap lurus, kembali bersenandung kecil. Daniel mendesah pelan. Di belainya rambut Farah lembut

"Besok aku datang lagi. Semoga esok kau mengingatku, sayang." Bisik Daniel

Mata Farah mengerjap, pandangannya tetap kosong lurus ke depan. Daniel mengecup kening Farah kemudian pergi meninggalkannya

Sepeninggalan Daniel, sebutir airmata jatuh dari mata Farah

"Zalynda Navulia.."

***

Selama tiga tahun sejak kebebasannya, Daniel rutin mengunjungi Farah. Namun hari ini adalah hari terakhir Daniel bertemu Farah

Hari ini, orang tua Daniel akan memulai bisnis di Jepang. Daniel pun ikut serta. Pria itu sempat menemui Farah untuk berpamitan. Daniel menatap Farah dari balik kaca

"Tidak peduli berapa lama, aku akan datang lagi Fa. Aku akan membangun perusahaan yang akan mengalahkan perusahaan Ardhi, aku akan membuat perhitungan dengan Ardhi karena membuatmu seperti ini.." Ikrar Daniel

***

Sementara itu, di desa kecil kota Tasikmalaya

Seorang anak perempuan fokus mengerjakan soal-soal di papan tulis saat seseorang guru masuk dan berbicara dengan guru kelasnya. Guru kelasnya terperanjat, lalu melihat sedih ke arahnya. Anak perempuan itu masih fokus mengerjakan soal

"Linda.."

Anak perempuan itu mengangkat kepalanya

"Ya bu?"

"Bereskan buku-bukumu nak. Pak Andri akan mengantar Linda ke rumah sakit."

Kening Linda berkerut. Untuk apa ke rumah sakit?

"Ibu kamu kecelakaan, nak.."

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

dua bab ini bikin aku mewek....


salam dari novel

CINTA TAK PERNAH MATI

2021-12-16

1

Jo Doang

Jo Doang

tidak ada kehidupan yang lebih hancur dibandingkan jauh dari anak.

semangat farah

2021-10-21

3

Emma The@

Emma The@

Menarik kak,semangat terus!!!

2021-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PART 20
21 PART 21
22 PART 22
23 PART 23
24 PART 24
25 PART 25
26 PART 26
27 PART 27
28 PART 28
29 PART 29
30 PART 30
31 PART 31
32 PART 32
33 PART 33
34 PART 34
35 PART 35
36 PART 36
37 PART 37
38 PART 38
39 PART 39
40 PART 40
41 PART 41
42 PART 42
43 PART 43
44 PART 44
45 PART 45
46 PART 46
47 PART 47
48 PART 48
49 PART 49
50 PART 50
51 PART 51
52 PART 52
53 PART 53
54 PART 54
55 PART 55
56 PART 56
57 PART 57
58 PART 58
59 PART 59
60 PART 60
61 PART 61
62 PART 62
63 PART 63
64 PART 64
65 PART 65
66 PART 66
67 PART 67
68 PART 68
69 PART 69
70 PART 70
71 PART 71
72 PART 72
73 PART 73
74 PART 74
75 PART 75
76 PART 76
77 PART 77
78 PART 78
79 PENGUMUMAN
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PART 105
107 PART 106
108 PART 107
109 PART 108
110 PART 109
111 PART 110
112 PART 111
113 PART 112
114 PART 113
115 PART 114
116 PART 115
117 PART 116
118 PART 117
119 PART 118
120 PART 119
121 PART 120
122 PART 121
123 PART 122
124 PART 123
125 PART 124
126 PART 125
127 PART 126
128 PART 127
129 PART 128
130 PART 129
131 PART 130
132 PART 131
133 PART 132
134 PART 133
135 PART 134
136 PART 135
137 PART 136
138 PART 137
139 PART 138
140 PART 139
141 PART 140
142 PART 141
143 PART 142
144 PART 143
145 PART 144
146 CINTA KARENA CINTA
147 PART 145
148 PART 146
Episodes

Updated 148 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PART 20
21
PART 21
22
PART 22
23
PART 23
24
PART 24
25
PART 25
26
PART 26
27
PART 27
28
PART 28
29
PART 29
30
PART 30
31
PART 31
32
PART 32
33
PART 33
34
PART 34
35
PART 35
36
PART 36
37
PART 37
38
PART 38
39
PART 39
40
PART 40
41
PART 41
42
PART 42
43
PART 43
44
PART 44
45
PART 45
46
PART 46
47
PART 47
48
PART 48
49
PART 49
50
PART 50
51
PART 51
52
PART 52
53
PART 53
54
PART 54
55
PART 55
56
PART 56
57
PART 57
58
PART 58
59
PART 59
60
PART 60
61
PART 61
62
PART 62
63
PART 63
64
PART 64
65
PART 65
66
PART 66
67
PART 67
68
PART 68
69
PART 69
70
PART 70
71
PART 71
72
PART 72
73
PART 73
74
PART 74
75
PART 75
76
PART 76
77
PART 77
78
PART 78
79
PENGUMUMAN
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PART 105
107
PART 106
108
PART 107
109
PART 108
110
PART 109
111
PART 110
112
PART 111
113
PART 112
114
PART 113
115
PART 114
116
PART 115
117
PART 116
118
PART 117
119
PART 118
120
PART 119
121
PART 120
122
PART 121
123
PART 122
124
PART 123
125
PART 124
126
PART 125
127
PART 126
128
PART 127
129
PART 128
130
PART 129
131
PART 130
132
PART 131
133
PART 132
134
PART 133
135
PART 134
136
PART 135
137
PART 136
138
PART 137
139
PART 138
140
PART 139
141
PART 140
142
PART 141
143
PART 142
144
PART 143
145
PART 144
146
CINTA KARENA CINTA
147
PART 145
148
PART 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!