Setiap orang memiliki sebuah impian, begitupun dengan Zalynda. Walau selama ini gadis itu selalu mencoba berfikir realistis dengan menggerus semua impiannya karena merasa tidak mampu untuk meraihnya, namun ada satu impian yang tertanam jauh di lubuk hatinya
Impian itu adalah pernikahan
Diam-diam dalam sepertiga malamnya, Zalynda selalu menyisipkan sebait doa. Zalynda mendambakan sebuah pernikahan impian dengan gaun pengantin yang indah.
Bersanding dengan seseorang yang akan menyempurnakan separuh agamanya, menutupi kehampaan jiwanya, bersama mengarungi bahtera kehidupan.
Bersama seorang pangeran muda yang tampan. Yang hanya mencintai dan memujanya seorang. Yang berikrar akan selalu menjaga dan melindunginya
Namun yang terjadi saat ini, sungguh diluar impian Zalynda. Karena sebuah kesalahpahaman, Zalynda akan dinikahkan mendadak dengan suami orang pula! Pikir Zalynda.
Gadis itu hanya berpasrah diri saat ibu kost dan beberapa ibu tetangga membantunya membersihkan diri, mendandaninya dan memakaikan baju gamis sederhana serta kerudung
Di ruang tamu kost-kostan pun sudah di tata sebuah meja untuk pelaksanaan ijab qabul. Kebetulan bapak kost Zalynda adalah seorang petugas KUA
Setelah siap, Zalynda diantar menuju ruang tamu kost-kostan. Teman-teman kostnya pun nampak sudah hadir di sana
Sesaat Zalynda terpesona melihat Ray duduk dengan tenang. Wajahnya yang tampan nampak bercahaya. Dengan jas dan kemeja pinjaman dari bapak kost, tidak membuat ketampanan seorang Rayhan memudar, bahkan terlihat mempesona berkali lipat saat Ray mengenakan peci yang di sodorkan seorang ustadz kampung
"Ih! Sadar Za, itu suami orang!" Bathin Zalynda berteriak keras, mencoba membunuh segala impian yang mulai membumbung
"Ray menikah denganmu karena digrebek warga! Setelah dari sini mungkin Ray langsung menceraikan dirimu!" Bathin Zalynda lagi
Zalynda segera menunduk dan duduk di sebelah Ray. Zalynda merasakan Ray menatapnya, namun gadis itu tak kuasa membalas tatapan Ray
"Za, apa ada keluarga yang mau kau hubungi?" Tanya ibu kost Zalynda
Zalynda menggeleng.
"Ayahmu?" Tanya bapak kost
Kembali Zalynda menggeleng. Sampai sebesar ini, ia tidak pernah tahu wujud seorang lelaki bersematkan panggilan ayah di kehidupannya
"Ooh..anak haram. Pantas kelakuan begitu!" Kata seorang ibu tetangga dengan sinisnya yang sontak mengagetkan Zalynda.
Mata Zalynda terlihat berkaca-kaca. Bukan keinginannya memiliki cap buruk seperti itu. Apa mungkin nasib buruk selalu menimpanya karena dosa dari kedua orangtuanya? Zalynda menggenggam tangannya erat-erat saat beberapa tetangga mulai berbisik-bisik
BRAAK
Gebrakan meja membuat semua orang terdiam. Refleks Zalynda mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Ray yang tadi menggebrak meja
Terlihat dari samping, rahang Ray mengeras. Wajahnya sedikit memerah
"Seorang anak dilahirkan suci. Tidak ada yang namanya anak haram kecuali kalian yang menyebutnya. Seorang anak tidak bisa memilih dari orang tua mana ia dilahirkan! Apa dengan menjelekkan seseorang membuat derajat kalian naik?"
Suara Ray terdengar di penjuru ruang tamu. Nadanya terkesan dingin
"Tidak ada yang boleh menjelek-jelekkan Zalynda ke depannya, atau saya tidak akan segan menuntutnya ke ranah hukum sebagai perbuatan tidak menyenangkan!"
Semua terdiam mendengar ucapan Ray. Ibu tetangga yang tadi keceplosan pun ikut terdiam. Mata Ray nampak tajam mengawasi setiap orang di ruangan
Zalynda sendiri tidak percaya kalau Ray akan membelanya. "Apa aku boleh sedikit berharap?" Bathin Zalynda.
Namun segera dihapuskan pemikirannya, Zalynda tidak mau merusak kebahagiaan seorang wanita lain
"Mm..Za, siapa nama ibu kamu?" Tanya bapak kost mencoba mencairkan suasana
"Rina.."
"Nama panjangnya?"
Zalynda kembali menggeleng.
"Kamu nggak punya cincin atau perhiasan gitu Za? Polosan begini?" Tanya ibu kost tiba-tiba
Sesaat Zalynda teringat sebuah gelang yang dulu diberikan Rina untuknya. Zalynda pamit sebentar untuk mengambil gelangnya. Zalynda membuka kotak gelang pemberian Rina. Nampak sebuah gelang bulat dengan sedikit mutiara biru yang menghiasi luarnya
"Gelang yang cantik, Za." puji ibu kost. Zalynda tersenyum menanggapi
"Ini gelang peninggalan mamah. Kata mamah, di sini ada nama dan doa mamah yang selalu menyertai Za. Bisa di bilang gelang keberuntungan." kata Zalynda sumringah sambil menatap gelangnya
"Alaah, gelang keberuntungan kok ya nikahnya di grebek warga gara-gara berzina." kata ibu tetangga tadi juga mengatakan anak haram ke Zalynda
Mata Ray menatap tajam ibu tetangga itu. Kontan ibu itu menutup mulutnya.
"Ehem.. coba lihat Za." kata bapak kost mencoba mencairkan suasana.
Bapak kost meneliti dengan seksama gelang Zalynda lalu melihat sebuah ukiran halus di bagian dalam gelang itu. Ukiran sebuah nama
"Farah Afriyani Wijaya.." gumam bapak kost
Bapak kost mengangguk lalu menyerahkan kembali gelang Zalynda. Segera pria itu mencatat nama yang tadi ia baca sebagai nama ibu kandung Zalynda di kertas yang akan dibacakan dirinya dan juga Ray nanti
Pandangan bapak kost beralih ke Ray
"Siapa nama anda, dan untuk mahar, seadanya saja. Kamu bawa apa?" Tanya bapak kost pada Ray
Kening Ray berkerut seperti berfikir. Lalu pemuda itu mengeluarkan kunci apartemennya
"Rayhan Putra Farobi bin Ardhi Al Farobi, dan ini mahar saya." Kata Ray datar. Bapak kost segera menulis nama Ray lengkap dengan bin nya
"Kunci apa ini?" Tanya ibu kost penasaran
"Kunci apartemen saya."
"Sebutkan secara jelas." Kata bapak kost sambil mencatat
"Apartemen Gading lantai 26 di distrik D." Kata Ray
Semua mata menatap ke arah Ray dan Zalynda. Daerah yang disebutkan Ray adalah salah satu daerah termahal di Jakarta. Pemuda di samping Zalynda ini tentu bukan orang sembarangan
"Ehem.. baik. Kalau begitu, silahkan bapak kost bertindak sebagai wali hakim untuk Zalynda." Kata pak ustadz
Semua seakan putaran film slow motion di mata Zalynda. Gadis itu tidak mendengar apapun saat bapak kost mulai duduk di hadapan Ray
"Rayhan Putra Farobi bin Ardhi Al Farobi, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Zalynda Navulia binti Farah Afriyani Wijaya dengan mas kawin satu unit apartemen lantai 26 distrik D, tunai!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Zalynda Navulia binti Farah Afriyani Wijaya dengan mas kawin tersebut, tunai!"
Semua bagaikan denging angin yang mendayu-dayu di telinga Zalynda. Gadis itu hanya terpana saat orang-orang meneriakkan kata "SAH!" dan membaca doa
Zalynda terkejut saat tubuhnya di hadapkan ke arah Ray oleh ibu kost. Perlahan Zalynda mengangkat kepalanya dan melihat mata elang Ray yang menatap dirinya
"Ayo cium tangan suaminya, Za." Kata ibu kost
Zalynda dengan gemetar meraih tangan Ray dan menempelkannya di hidungnya. Hanya sedetik, lalu segera melepaskan tangan Ray
Ray menarik ujung bibirnya merasakan tangan Zalynda sedingin es. Mungkin karena pengaruh cuaca atau kegugupan Zalynda. Ray dengan lembut meraih bahu Zalynda agar menghadap dirinya dan segera mengecup sekilas kening gadis itu
Mata Zalynda terbelalak dengan aksi spontan Ray. Wajah Zalynda terasa panas. Zalynda perlahan mendongak menatap Ray dan mata elang Ray pun menatapnya lembut, seperti dulu
"Kalau saja waktu berhenti saat ini.." bathin Zalynda
***
Setelah ijab qobul dadakan, semua tamu pun membubarkan diri. Zalynda pun saat ini terlihat membereskan pakaiannya karena Ray mengajaknya untuk pindah dari sana
Merekapun berpamitan pada pemilik kost dan teman-teman Zalynda. Hujan mulai sedikit reda. Tinggal hawa dingin yang menggigit tulang
Zalynda mengangkat koper pakaiannya sementara Ray memperhatikan gadis itu dari gerbang
"Mau kubantu?" Tawar Ray
Zalynda menggeleng. Sudah cukup Zalynda merepotkan Ray malam ini. Keduanya segera naik ke dalam mobil. Ray segera melajukan mobilnya membelah pekatnya malam
Di perjalanan mereka lebih banyak berdiam diri. Zalynda hanya memandang titik-titik air di luar jendela. Impian terakhirnya musnah sudah. Zalynda makin yakin, ia tidak ditakdirkan untuk bermimpi
Setetes air mata jatuh tanpa bisa tertahan. Ray yang sejak tadi memperhatikan Zalynda hanya terdiam melihat gadis itu mengusap matanya
"Kau tenang saja Za. Aku cukup tahu diri untuk tidak mengambil keuntungan darimu." Kata Ray memecah keheningan
Zalynda menoleh ke arah Ray yang menatap lurus ke arah jalan raya. Harusnya Zalynda bahagia menikah dengan Ray. Namun hatinya sangat sedih karena merasa menjadi orang ke tiga dalam hubungan Ray dan istrinya
"Maafkan aku Ray. Harusnya tadi kau tidak menolongku." Ucap Zalynda perlahan
"Dan membiarkan b*j*ng*n itu menyentuhmu?! Tidak akan kubiarkan, Za!" Suara Ray terdengar dingin
Zalynda menggigit bibirnya. "Kenapa Ray?"
Suasana hening. Hanya beberapa mobil yang melintas di jalanan termasuk mobil mereka
"Karena kau temanku." Jawab Ray
Zalynda mengangguk. Kembali gadis itu menghalau perasaan yang mulai tumbuh
"Ray hanya menganggap mu teman, Za. Tidak lebih.." bisik hati Zalynda. Entah mengapa ada sedikit perih yang menggores hatinya
Mereka kembali terdiam melihat lurus ke arah jalan raya
Maafkan kalau ada kekeliruan dalam hal akad dan penentuan wali nikah 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
auliasiamatir
ya alah Thor, sedih banget nasib za
2021-12-18
1
Hiatus
jejak ya thor
salam dr Cinta Tulus mantan Office Girl
2021-10-15
1
Ina
ini udah benar thor, anak yang lahir di luar nikah memang harus binti ibunya, walaupun si ayah menikahi ibu nya, itu yang aku tau😊
2021-09-18
2