Teh untuk tamu

"Maaf Mas, tadi aku dengar kayak ada suara orang di lantai atas," Linda tersenyum kikuk.

"Bunyi atap bocor mungkin," Jawab Prambudi sambil berlalu menuju ke ruang depan. Linda mengikuti si tuan rumah, akhirnya mereka berdua kembali duduk di kursi ruang tamu.

"Rumahnya enak ya Mas, adem," Linda basa basi, merasa nggak enak karena baru saja ketahuan lihat lihat rumah tanpa izin.

"Ini rumah kontrakan kok. Aku belum mampu bangun rumah atau beli sendiri. Keuanganku belum cukup," Prambudi terdengar menghela nafas.

"Pemilik rumahnya kemana Mas?," Citra kembali bertanya.

"Ke luar negeri," Jawab Prambudi singkat. Linda manggut manggut.

Citra datang membawa teh hangat dan menyuguhkannya pada Linda. Citra kemudian duduk di samping Prambudi. Duduk bersandar dan terlihat manja. Linda merasa kesal, dia sadar sedang diejek oleh Citra.

"Mas Pram di kantor nggak aneh aneh kan Mbak?," Citra bertanya pada Linda, dengan senyumnya yang cantik.

"Ah, enggak Mbak. Mas Pram tuh pendiam, padahal sebenarnya aku pengen ajakin ngobrol lho mbak," Linda menjawab, sambil sekali lagi memperhatikan Citra dengan seksama.

Linda kagum dengan perempuan di depannya. Kulitnya yang bersih terawat, bahkan tanpa make up dan hanya memakai daster saja dia benar benar mempesona. Linda seakan merasa kalah, meskipun dia sudah berdandan wangi, di hadapan Citra sulit untuk mengalahkan pesonanya.

"Jangan godain Mas Pram lho mbak," Citra tersenyum, nada suaranya datar, tapi sorot matanya tajam menghujam.

"Ah, enggak kok," Linda tersenyum masam.

Dalam hati Linda mengumpat, sumpah serapah dia tumpahkan pada istri Prambudi itu.

"Ehmm, mari diminum Lin," Prambudi mempersilahkan Linda minum.

Linda mengangguk, ingin rasanya cepat cepat menghabiskan minumannya dan segera pergi dari rumah ini. Linda tak tahan, merasa terhina meskipun tidak ada yang menghina. Linda mengambil teh hangat yang disuguhkan dan segera meminumnya.

"Uhukkk uhhukk uhhuukkk," Linda tersedak.

"Lin, kamu nggak pa pa," Prambudi terlihat cukup khawatir, tamunya tersedak batuk batuk seperti itu. Sementara Citra diam saja, duduk memperhatikan.

"Nggak pa pa kok Mas," Linda mencoba tersenyum.

Minuman teh hangat yang disuguhkan Citra untuk Linda rasanya tidak karu karuan. Tak ada rasa manis, Linda yakin istri Prambudi itu sengaja menuangkan garam atau semacamnya pada minuman. Linda berpura pura menikmati minumannya, menenggaknya hingga tandas.

"Hawanya adem minum teh anget pas kan mbak," Citra tersenyum puas.

"Ah iya Mbak," Linda menjawab sambil tersenyum. Sorot matanya tajam menatap Citra. Jika istri Prambudi itu menabuh genderang peperangan maka dia siap untuk meladeninya. Kepalang tanggung, pantang baginya untuk mundur.

"Mas, karena hujan sepertinya juga sudah agak reda, aku pulang dulu ya," Linda berpamitan pada Prambudi.

"Lho Mbak, kok tergesa gesa?," Citra dengan cepat bertanya seolah olah menyesalkan kenapa tamunya harus buru buru pulang. Padahal di benaknya Citra tertawa puas.

"Iya Mbak. Soalnya ada beberapa pekerjaan yang harus saya selesaikan. Saya kan wanita karir Mbak, harus giat dan tekun dong. Nggak mau nanti kalau udah nikah cuma merepotkan suami," Linda tersenyum, jawaban yang dilontarkan memang sengaja untuk menyerang Citra.

"Semangat ya Mbak," Citra membalas dengan senyuman.

Linda berjalan keluar, Prambudi mengantarkan tamunya itu sampai ke teras depan. Hujan sudah reda, menyisakan butiran butiran halus nan lembut jatuh dari langit seperti kapas beterbangan.

"Hati hati Lin," Prambudi melambaikan tangannya pada Linda yang sudah berada di dalam mobil. Linda mengangguk dan segera melaju, pulang ke rumahnya dengan segala kedongkolan di hatinya.

"Brengs*k! Awas kau Citra, akan kubuat suamimu bertekuk lutut padaku!," Linda memukul mukul dasboard mobilnya dengan penuh emosi.

Prambudi kembali masuk ke dalam rumah, Citra madih duduk di kursi ruang tamu. Citra terlihat senyum senyum sendiri.

"Kenapa kamu?," Prambudi bertanya, melihat istrinya yang bertingkah aneh.

"Aku tadi masukin garam sama lada bubuk di minuman Linda," Citra terkekeh.

"Hah? Jangan becanda kamu Cit. Kasihan Linda," Prambudi cukup kaget dengan kelakuan nakal istrinya itu.

"Kasihan apanya? Tuh lihat dia doyan. Minumannya habis lho," Citra menunjuk gelas kosong di atas meja.

"Ya pasti dia nggak enak hati kalau nggak meminumnya sampai habis Cit. Pantas saja tadi dia kesedak," Prambudi geleng geleng kepala.

"Salah sendiri, sok baik pada suami orang," Citra masih terkekeh. Dia benar benar puas telah mengerjai Linda tadi.

"Dia memang baik Cit. Jangan gitu lagi ya, yang malu aku lho jadinya," Prambudi terlihat sedikit kesal.

"Ooohh, belain Linda nih ceritanya. Terus aja terus," Citra sewot.

"Lho kok kamu jadi marah," Prambudi kembali duduk di sebelah Citra.

"Aku nggak marah," Citra membuang muka.

"Lha itu kayak gitu," Prambudi kemudian meraih tangan Citra dan menggenggamnya.

"Linda itu tamuku Cit, kesini ngantar aku lho. Tadi kan aku balikin motornya sesuai perintahmu. Karena hujan ya dia nawarin diri untuk mengantar aku sampek rumah. Seharusnya aku tuh berterimakasih padanya, kamu malah nyuguhin aneh aneh kayak gitu," Prambudi menjelaskan.

Citra masih tidak mau menatap Prambudi. Ada butir butir air bening di sudut mata Citra. Entah kenapa dia merasa sakit hati, suaminya membela Linda dan malah menceramahi dirinya.

"Kalau Linda sampai sakit perut, gimana coba?," Prambudi bertanya pada Citra dengan lembut.

"Apa peduliku? Apa pedulimu Mas? Dia sakit perut ya biarkan saja, sanak sodara juga bukan kok. Anggap saja hukuman karena menggoda suami orang!," Citra mengusap matanya yang terasa panas.

"Kamu yang menyuguhkan minuman padanya Cit. Kalau dia keracunan gimana coba?," Prambudi bertanya pelan, berusaha memberi pengertian pada istrinya.

"Nggak ada ceritanya Mas orang keracunan lada. Wong itu juga bumbu masakan yang biasa kita makan kok," Citra membantah segala penjelasan dari Prambudi, dia benar benar marah.

"Ya oke oke. Yang penting jangan ulangi yang semacam itu kalau misalkan dia berkunjung kesini lagi. Namanya tamu harus kita perlakukan sebaik mungkin Cit," Prambudi mencoba mengalah.

"Ohh, jadi ada kemungkinan dia kesini lagi Mas? Terus saja ajak dia kesini Mas," Citra berdiri dari duduknya.

"Ya enggak Cit. Itu kalau misalkan, seumpama lhoo," Prambudi menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Citra diam saja, kemudian beranjak, berjalan menuju ke dapur. Prambudi menghela nafas, merogoh saku celananya dan memejamkan matanya sejenak. Setelahnya, Prambudi menyusul Citra ke dapur. Dilihatnya Citra sudah bersama Amanda sedang mengelus ngelus kucing.

Prambudi mengambil gelas dan menuangkan air dari dispenser kemudian menyodorkan pada Citra.

"Minumlah, biar tenang," Prambudi berbicara lembut pada Citra. Citra masih menutup rapat mulutnya namun tetap menerima air dari Prambudi dan meminumnya.

"Waahh, kucing baru ya Manda. Dapat darimana?," Prambudi mengalihkan pembicaraan. Prambudi berjongkok, mendekati Amanda dan kucing barunya.

"Tiba tiba aja, datang sendiri yah," Jawab Amanda sambil terus mengelus elus bulu si kucing.

"Ini namanya Cemong," Amanda mengangkat kucingnya.

Kucing berbulu hitam itu menatap Prambudi. Dan seketika bulu bulu di sekujur tubuh kucing berdiri. Kucing langsung melompat dari tangan Amanda ke pundak Prambudi yang sedang berjongkok. Kucing hitam itu langsung mendaratkan sebuah cakaran di leher Prambudi, kemudian melompat dan lari ke tangga.

"Auuhhh," Prambudi kesakitan. Lehernya terlihat berdarah terkena cakaran si Cemong.

"Waah, kucing barumu nakal Manda," Prambudi meringis menahan perih di lehernya, Prambudi tetap mencoba tersenyum pada Amanda.

Bersambung . . .

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

apa citra kena pelet sama si Pram ya,,kok tiap kali citra marah Pram pegang jimatnya trus kasih air untuk citra minum & citra langsung mereda amarahnya..ada yg gak beres nih kayaknya

2024-01-16

0

Srihandayani

Srihandayani

curiga ku si Pram pake jampi jampi. kucing biasa nya peka sama makhluk halus. kata nya ini loh. gak tau bener apa enggak nya.

tapi yang kebetulan itu kak Thor. nama kucing nya si Cemong. nama kucing ku cimoy and nama kucing tetangga, Cemong.🤣

2023-03-09

2

Elvi Nopricha

Elvi Nopricha

wah si budi pke pengasihan tuh pntes aj dpet si citra

2023-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prambudi
2 Rencana Prambudi
3 Rumah Baru
4 Lukisan pengantin
5 Puing Puing rumah di tengah sawah
6 Rohmat
7 Balkon
8 Amarah Pak Doto
9 Obrolan Emak Emak
10 Kity si kucing anggora
11 Hari pertama pulang kerja
12 Meja makan dan tangga
13 Linda
14 Sebuah pertengkaran
15 Mas Adi
16 Lebam
17 Kucing
18 Perasaan Linda
19 Tamu yang tak diharapkan
20 Teh untuk tamu
21 Kekuatan dan Uang
22 Jimat Prambudi
23 Sungai belakang rumah
24 Halusinasi??
25 Sssttttttt
26 Surup
27 Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28 Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29 Kebohongan
30 Indahnya senja yang ternoda
31 Andre
32 Kemenyan
33 Pojok Curhat
34 6 Wanita di perlintasan kereta
35 Permintaan Mas Adi
36 Pagi yang menggelora
37 Lari . . . Sumini
38 Sekumpulan lalat
39 Serangan Linda
40 Leni
41 Cincin
42 Tante yang baik
43 Benda di saku celana
44 Citra dan Amanda kembali ke rumah
45 Pojok Cerita
46 Peringatan
47 Kembalikan!
48 Lupa???
49 Sang Mantan
50 Persahabatan
51 Mbah Kadir
52 Kamar yang terkunci
53 Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54 Toko Sinar Biru
55 Pengintaian
56 Prambudi dan Mas Adi
57 Panti Asuhan
58 Saudara yang tak sedarah
59 Tunggu aku Prambudi
60 Jangan pergi!
61 Kecupan penuh cinta
62 Keputusan ceroboh
63 Malam dan hati yang kelam
64 Jangan datang hanya untuk membawa luka
65 GRRRRRRRR
66 Orang hilang
67 Hujan petir
68 Mantu ke Songo
69 Kasus selesai?
70 Pelaku sebenarnya
71 Menuju babak akhir
72 Kesalahan fatal
73 Apa yang sudah kamu lakukan?
74 Kamu akan selalu punya aku
75 Api dan Hati
76 Mantra dan Cinta
77 Mbak Retno dan Prambudi
78 Bakaarrr!!!
79 Biarkan aku bersamamu
80 Pojok bertanya
81 Suami Mbak Retno
82 Draft Email
83 PENGUMUMAN RTS 3
84 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86 Ijin Promo Judul Baru
87 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Prambudi
2
Rencana Prambudi
3
Rumah Baru
4
Lukisan pengantin
5
Puing Puing rumah di tengah sawah
6
Rohmat
7
Balkon
8
Amarah Pak Doto
9
Obrolan Emak Emak
10
Kity si kucing anggora
11
Hari pertama pulang kerja
12
Meja makan dan tangga
13
Linda
14
Sebuah pertengkaran
15
Mas Adi
16
Lebam
17
Kucing
18
Perasaan Linda
19
Tamu yang tak diharapkan
20
Teh untuk tamu
21
Kekuatan dan Uang
22
Jimat Prambudi
23
Sungai belakang rumah
24
Halusinasi??
25
Sssttttttt
26
Surup
27
Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28
Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29
Kebohongan
30
Indahnya senja yang ternoda
31
Andre
32
Kemenyan
33
Pojok Curhat
34
6 Wanita di perlintasan kereta
35
Permintaan Mas Adi
36
Pagi yang menggelora
37
Lari . . . Sumini
38
Sekumpulan lalat
39
Serangan Linda
40
Leni
41
Cincin
42
Tante yang baik
43
Benda di saku celana
44
Citra dan Amanda kembali ke rumah
45
Pojok Cerita
46
Peringatan
47
Kembalikan!
48
Lupa???
49
Sang Mantan
50
Persahabatan
51
Mbah Kadir
52
Kamar yang terkunci
53
Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54
Toko Sinar Biru
55
Pengintaian
56
Prambudi dan Mas Adi
57
Panti Asuhan
58
Saudara yang tak sedarah
59
Tunggu aku Prambudi
60
Jangan pergi!
61
Kecupan penuh cinta
62
Keputusan ceroboh
63
Malam dan hati yang kelam
64
Jangan datang hanya untuk membawa luka
65
GRRRRRRRR
66
Orang hilang
67
Hujan petir
68
Mantu ke Songo
69
Kasus selesai?
70
Pelaku sebenarnya
71
Menuju babak akhir
72
Kesalahan fatal
73
Apa yang sudah kamu lakukan?
74
Kamu akan selalu punya aku
75
Api dan Hati
76
Mantra dan Cinta
77
Mbak Retno dan Prambudi
78
Bakaarrr!!!
79
Biarkan aku bersamamu
80
Pojok bertanya
81
Suami Mbak Retno
82
Draft Email
83
PENGUMUMAN RTS 3
84
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86
Ijin Promo Judul Baru
87
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!