Meja makan dan tangga

Sehabis maghrib Kity sudah dikuburkan di halaman belakang. Amanda terlihat sesenggukan, dia nampak begitu bersedih. Prambudi pun sebenarnya juga merasa kehilangan. Kucing yang lucu menggemaskan kesayangan putri kecilnya itu telah tiada. Namun mau dikata apa, setiap yang datang pasti akan pergi, setiap yang hidup pasti akan mati.

"Ayok kita masuk ke dalam rumah sayang, sudah gelap," Ujar Prambudi, merangkul gadis kecilnya yang masih duduk mematung di tempat Kity dikuburkan. Amanda mengangguk, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah dengan digandeng Prambudi.

Amanda terlihat langsung masuk ke dalam kamar. Prambudi menyusul Amanda, menengoknya sebentar. Terlihat Amanda langsung tiduran dan memakai selimut di ranjang miliknya sendiri. Prambudi menghela nafas, kasihan melihat putri kecilnya bersedih seperti itu.

Untuk sementara waktu satu keluarga itu memang tidur dalam satu kamar. Letak kamarnya di lantai satu sebelah tangga menuju lantai dua. Membiarkan Amanda tidur sendirian di tempat yang baru, Prambudi dan Citra merasa tak tega. Lagipula kamar di lantai dua belum juga mereka bersihkan

Setelahnya Prambudi berjalan kembali ke dapur. Menemani istrinya yang tengah sibuk menyiapkan makan malam.

"Amanda gimana Mas?," Citra bertanya seraya membalik telur dadarnya.

"Kasihan dia, kelihatan sedih banget," Prambudi memainkan sendok di hadapannya. Dia membolak balik permukaan sendok sambil melamun.

"Kalau aku libur kita ke petshop deh, aku nggak tega ngelihat Manda sedih kayak gitu Cit," Prambudi masih terlihat melamun.

"Mas Pram masih ada uang?," Citra mengambilkan nasi untuk suaminya.

"Kayaknya masih ada Cit. Nanti deh aku atur, biar cukup sampai aku gajian bulan depan," Prambudi menghela nafas.

"Tabungan Mas kemarin berapa sih? Kok kayaknya banyak amat? Buat beli ini itu," Citra bertanya penasaran.

"Ada pokoknya. Kamu nggak usah pusing mikirin keuangan sayang, itu tugasku," Prambudi menggenggam tangan Citra. Keduanya duduk berhadap hadapan di meja makan.

"Iya deh . . .aku tak coba manggil Manda ya Mas, tak ajakin makan," Citra beranjak menuju kamar. Prambudi mengangguk setuju.

Prambudi sendirian di meja makan, saat sayup sayup terdengar suara pintu belakang seperti diketuk ketuk menggunakan jari telunjuk.

Tluk Tluk Tluk Tluk

Prambudi segera berdiri dan berjalan menuju pintu belakang. Sedikit berjingkat dia mencapai pintu belakang dan secepat kilat membukanya. Tidak ada apapun, halaman belakang terlihat suram karena pencahayaan dari lampu yang tidak terlalu terang.

Plaakk

Sebuah tebukan mengenai pundak Prambudi. Prambudi sedikit terlonjak kaget.

"Mas Pram ngapain?," Citra telah berdiri di belakang Prambudi.

"Nggak ngapa ngapain, cuma meriksa lampu teras belakang kayaknya sudah waktunya ganti," Prambudi beralasan.

"Mana Manda?," Prambudi menutup pintu belakang dan menguncinya. Kemudian kembali duduk di depan meja makan.

" Sudah tidur Mas," Citra menjawab setengah berbisik.

Akhirnya pasangan suami istri itu menikmati makan malam berdua. Sebenarnya Citra nggak pinter pinter banget masak. Beberapa kali masakan yang dibuat keasinan, atau kadang juga terasa hambar. Namun Prambudi selalu lahap menyantapnya. Ada kebahagiaan tersendiri bagi Prambudi ketika menghabiskan masakan istri cantiknya itu.

Selesai makan, mereka tidak beranjak, tetap berada di tempat duduknya, ngobrol kesana kemari sambil menikmati keripik yang telah Prambudi beli tadi. Obrolan sehari hari yang selalu terasa asyik bagi pasangan suami istri itu. Citra menceritakan teman teman barunya yang lucu, Bu Sumini yang nyablak. Prambudi yang menceritakan betapa pekerjaannya membuat mata cepat lelah karena berada di depan layar komputer terus menerus.

"Waah, gajian depan kayaknya banyak nih yang perlu kita beli," Ujar Prambudi, terlihat berpikir.

"Iya Mas, kita butuh kulkas, TV juga, syukur syukur mesin cuci," Citra menimpali. Prambudi tersenyum masam.

"Banyak banget, aku butuh motor juga. Kredit aja kali ya," Prambudi menggaruk kepalanya yang terasa gatal.

"Gaji Mas Pram berapa sih?," Citra kembali bertanya.

"Emm. . .ah, adalah pokoknya. Cukup nanti, yakin aja," Prambudi terlihat enggan membahas hal itu.

"Iya ya, kita butuh TV buat hiburan jam segini," Prambudi manggut manggut.

Citra mengambil headset di atas rak piring, kemudian menancapkan di HP nya. Menyodorkan salah satu kepala headset pada Prambudi, sementara satunya lagi dia masukkan ke lubang telinganya sendiri.

"Ngapain?," Tanya Prambudi nggak ngerti.

"Dengerin radio, hiburan ini Mas. Tadi aku udah request lagu via WA ke penyiar favoritku," Citra mengajak Prambudi mendengarkan radio. Prambudi menurut, memasukkan sebelah headset ke telinganya.

"Kali ini Dani bakal bacain request lagu dari kalian. Yang pertama via WA datang dari Citra. Hallo Citra selamat petang menjelang malam ya. Emmm, Citra request lagu dari Pilot Band bertajuk sepanjang hidupku. Lagunya spesial untuk suaminya, Mas Pram yang baru saja pulang dari tempat kerja di hari pertama. Woo hooo, so sweet banget nih. Semangat ya untuk Mas Pram. . .daann. . .lagunya langsung Dani puter spesial untuk kalian berdua. Pilot sepanjang hidupku, check this one out," Suara penyiar radio yang terdengar riang di telinga Prambudi.

"Pas Mas, pas kita dengerin requestku pas dibacain," Citra terlihat senang, Prambudi tersenyum saja. Istrinya yang merupakan anak konglomerat kaya raya, nyatanya terlihat bahagia dengan cara seperti ini. Tidak ada kemewahan yang diberikan oleh Prambudi, hanya berbagi headset berdua di petang hari.

Sepanjang hidupku hanya ingin bersamamu di setiap waktu di setiap waktu

Sebuah lagu mengalun merdu di telinga sepasang suami istri itu. Prambudi menggenggam tangan Citra dengan erat. Mereka saling menatap, melepas headset dan saling mendaratkan kecupan kecupan mesra.

Citra mengalungkan tangannya di leher Prambudi. Prambudi mengangkat Citra dan mendudukkannya di atas meja. Mereka kembali berciuman dengan panas. Prambudi mulai menyentuh setiap lekuk tubuh istrinya. Mendaratkan beberapa kecupan di leher yang membuat Citra mendesah pelan.

Citra dengan sedikit kasar membuka satu persatu kancing baju Prambudi. Begitupun Prambudi semakin liar menyentuh tubuh istrinya. Mereka saling mencintai, saling memberi dan saling memiliki.

Dalam dekapan Prambudi setengah mabuk kepayang tiba tiba saja Citra melihat sosok berambut panjang mengintip dari tangga lantai atas. Citra tersentak, membuyarkan segala kerinduan akan suaminya. Perasaan itu kini berganti dengan rasa ngeri dan takut.

"Ada apa Cit?," Prambudi yang tidak tahu apa apa bingung saat Citra mendorongnya menjauh.

"Mas, ada yang ngintip dari tangga Mas. Aku takut Mas," Tubuh Citra merinding hebat. Prambudi menoleh, tidak ada apa apa dan tidak ada siapa siapa.

Prambudi kemudian berjalan ke arah tangga, melihat dan memastikan apa yang dilihat oleh Citra. Tidak ada apapun. Prambudi juga menaiki beberapa anak tangga, melongok ke lantai atas. Nihil, hanya ada sarang laba laba disana.

"Hanya perasaan kamu saja sayang," Prambudi membelai rambut Citra.

"Yuk kita lanjutkan yang tadi," Prambudi tersenyum, berharap melanjutkan apa yang telah mereka mulai tadi. Namun Citra terlanjur kehilangan moodnya.

"Maaf Mas jangan sekarang, aku takut," Tubuh Citra masih terlihat gemetar. Citra beranjak ke kamar, meninggalkan Prambudi yang kini sendirian di depan meja makan.

Prambudi mendengus kesal.

Bersambung . . .

Terpopuler

Comments

Rose_Ni

Rose_Ni

wah, Narsih ini

2024-02-02

0

Rose_Ni

Rose_Ni

kok gak dikasih tahu, tempe aja terus

2024-02-02

0

FiaNasa

FiaNasa

wahhh....Dani masih setia dg hobynya jd penyiar radio pesona FM

2024-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prambudi
2 Rencana Prambudi
3 Rumah Baru
4 Lukisan pengantin
5 Puing Puing rumah di tengah sawah
6 Rohmat
7 Balkon
8 Amarah Pak Doto
9 Obrolan Emak Emak
10 Kity si kucing anggora
11 Hari pertama pulang kerja
12 Meja makan dan tangga
13 Linda
14 Sebuah pertengkaran
15 Mas Adi
16 Lebam
17 Kucing
18 Perasaan Linda
19 Tamu yang tak diharapkan
20 Teh untuk tamu
21 Kekuatan dan Uang
22 Jimat Prambudi
23 Sungai belakang rumah
24 Halusinasi??
25 Sssttttttt
26 Surup
27 Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28 Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29 Kebohongan
30 Indahnya senja yang ternoda
31 Andre
32 Kemenyan
33 Pojok Curhat
34 6 Wanita di perlintasan kereta
35 Permintaan Mas Adi
36 Pagi yang menggelora
37 Lari . . . Sumini
38 Sekumpulan lalat
39 Serangan Linda
40 Leni
41 Cincin
42 Tante yang baik
43 Benda di saku celana
44 Citra dan Amanda kembali ke rumah
45 Pojok Cerita
46 Peringatan
47 Kembalikan!
48 Lupa???
49 Sang Mantan
50 Persahabatan
51 Mbah Kadir
52 Kamar yang terkunci
53 Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54 Toko Sinar Biru
55 Pengintaian
56 Prambudi dan Mas Adi
57 Panti Asuhan
58 Saudara yang tak sedarah
59 Tunggu aku Prambudi
60 Jangan pergi!
61 Kecupan penuh cinta
62 Keputusan ceroboh
63 Malam dan hati yang kelam
64 Jangan datang hanya untuk membawa luka
65 GRRRRRRRR
66 Orang hilang
67 Hujan petir
68 Mantu ke Songo
69 Kasus selesai?
70 Pelaku sebenarnya
71 Menuju babak akhir
72 Kesalahan fatal
73 Apa yang sudah kamu lakukan?
74 Kamu akan selalu punya aku
75 Api dan Hati
76 Mantra dan Cinta
77 Mbak Retno dan Prambudi
78 Bakaarrr!!!
79 Biarkan aku bersamamu
80 Pojok bertanya
81 Suami Mbak Retno
82 Draft Email
83 PENGUMUMAN RTS 3
84 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86 Ijin Promo Judul Baru
87 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Prambudi
2
Rencana Prambudi
3
Rumah Baru
4
Lukisan pengantin
5
Puing Puing rumah di tengah sawah
6
Rohmat
7
Balkon
8
Amarah Pak Doto
9
Obrolan Emak Emak
10
Kity si kucing anggora
11
Hari pertama pulang kerja
12
Meja makan dan tangga
13
Linda
14
Sebuah pertengkaran
15
Mas Adi
16
Lebam
17
Kucing
18
Perasaan Linda
19
Tamu yang tak diharapkan
20
Teh untuk tamu
21
Kekuatan dan Uang
22
Jimat Prambudi
23
Sungai belakang rumah
24
Halusinasi??
25
Sssttttttt
26
Surup
27
Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28
Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29
Kebohongan
30
Indahnya senja yang ternoda
31
Andre
32
Kemenyan
33
Pojok Curhat
34
6 Wanita di perlintasan kereta
35
Permintaan Mas Adi
36
Pagi yang menggelora
37
Lari . . . Sumini
38
Sekumpulan lalat
39
Serangan Linda
40
Leni
41
Cincin
42
Tante yang baik
43
Benda di saku celana
44
Citra dan Amanda kembali ke rumah
45
Pojok Cerita
46
Peringatan
47
Kembalikan!
48
Lupa???
49
Sang Mantan
50
Persahabatan
51
Mbah Kadir
52
Kamar yang terkunci
53
Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54
Toko Sinar Biru
55
Pengintaian
56
Prambudi dan Mas Adi
57
Panti Asuhan
58
Saudara yang tak sedarah
59
Tunggu aku Prambudi
60
Jangan pergi!
61
Kecupan penuh cinta
62
Keputusan ceroboh
63
Malam dan hati yang kelam
64
Jangan datang hanya untuk membawa luka
65
GRRRRRRRR
66
Orang hilang
67
Hujan petir
68
Mantu ke Songo
69
Kasus selesai?
70
Pelaku sebenarnya
71
Menuju babak akhir
72
Kesalahan fatal
73
Apa yang sudah kamu lakukan?
74
Kamu akan selalu punya aku
75
Api dan Hati
76
Mantra dan Cinta
77
Mbak Retno dan Prambudi
78
Bakaarrr!!!
79
Biarkan aku bersamamu
80
Pojok bertanya
81
Suami Mbak Retno
82
Draft Email
83
PENGUMUMAN RTS 3
84
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86
Ijin Promo Judul Baru
87
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!