Kity si kucing anggora

Kriieettt

Citra membuka pintu depan yang berbunyi nyaring. Entah, mungkin engselnya perlu dikasih olie. Sementara itu, Amanda langsung nyelonong masuk ke dalam rumah.

"Kity . . .puss puusss. . .," Amanda memanggil manggil kucing kesayangannya.

Citra melepas topi dan meletakkannya di atas meja. Siang hari, namun rumahnya terasa suram dan gelap. Citra menghindari untuk menatap lukisan pengantin di ruang depan. Ada perasaan tidak nyaman setiap melihatnya.

"Kity. . .pusss, dimana kamu," Amanda masih terus memanggil manggil kucingnya.

"Kity kok nggak ada Mah?," Amanda bertanya pada Citra, wajahnya cemberut.

"Mungkin sedang main sayang. . .kan Kity senengnya keluar keluar rumah terus dari tadi pagi. Mungkin mau cari temen baru," Citra tersenyum, berjalan menuju dapur.

Citra mengambil gelas, menuangkan air dari dispenser. Amanda menyusul lalu duduk di depan meja makan.

"Amanda mau camilan?," Citra bertanya pada Amanda.

"Nggak ah Mah, aku mau minum aja," Amanda minta diambilkan air minum.

Citra hendak mengambil gelas plastik milik Amanda, tapi tidak dia temukan dimanapun. Di tempat gelas, tempat cucian piring, nihil.

"Gelasmu dimana ya sayang. . .Mamah kok lupa naruhnya," Citra celingak celinguk. Amanda mengangkat bahunya pertanda dia juga nggak tahu.

"Apa mungkin di laci ya," Citra berjongkok, menengok laci di bagian bawah meja dapur.

Laci meja dapur terlihat terkunci dari luar. Kuncinya pun terpasang disana. Citra sebenarnya tidak pernah merasa membuka laci dan menaruh gelas Amanda disana, tapi bisa saja dia yang lupa.

Cklik

Citra membuka kunci laci. Dan saat laci terbuka separuh ada sesuatu yang melompat keluar.

"Aahhhh," Citra terpekik, kaget. Dia terjengkang. Citra terduduk di lantai dengan tatapan ketakutan. Apa yang barusan melompat keluar? Citra menoleh ke belakang, melihat tempat Amanda duduk. Kity ada disana, dielus elus oleh Amanda.

"Hi hi hi. . .Mamah kaget ya?," Amanda tertawa melihat Mamahnya yang masih pucat pasi.

"Kucing nakal," gerutu Citra. Ternyata yang baru saja melompat dari dalam laci adalah si Kity.

"Kity jadi pinter main petak umpet ya Mah sekarang," Amanda mengelus ngelus bulu Kity yang terlihat beberapa sarang laba laba menempel disana.

Citra melanjutkan mencari cari gelas plastik Amanda, namun tetap saja tidak ketemu. Tiba tiba saja Citra menyadari suatu keanehan. Jika Kity berada di dalam laci, dan laci terkunci dari luar, siapa yang menguncinya?

Citra menoleh, memperhatikan Kity si kucing anggora. Terlihat tidak gesit dan lincah seperti biasa. Kucing itu sedari pagi tadi bersikap aneh dan tidak biasa. Citra kembali merasa ketakutan. Takut dengan siapa? Takut dengan apa? Citra belum menemukan jawaban atas pertanyaan di benaknya.

"Mah, Kity kayaknya sakit," Amanda memecah kesunyian, menyadarkan Citra dari lamunan.

"Masak sih? Kelihatan sehat tuh," Citra akhirnya menuangkan air untuk Amanda dengan gelas seadanya kemudian duduk di samping Amanda, ikut mengelus elus bulu Kity.

"Dia diem saja Mah," Amanda menatap Mamahnya.

"Mungkin lapar sayang," Citra kemudian mengambilkan makanan untuk Kity, namun Kity diam tak bergeming. Kucing itu tidak n*fsu makan, menatap majikannya dalam diam.

"Mungkin Kity kangen sama Oma," celetuk Amanda, tiba tiba saja anak kecil itu teringat neneknya.

"Bisa jadi sayang. Nanti kalau ayah sudah pulang Manda ngomong sama ayah, Kity kangen Oma gitu," Citra membelai lembut Amanda.

Glodaakkkk

Terdengar bunyi benda jatuh, dari ruang depan.

"Suara apa Mah?," Amanda bertanya pada Citra. Citra sebenarnya merasa takut, tapi di hadapan anaknya dia merasa harus mengusir ketakutannya.

"Mamah lihat dulu ya. Kamu disini saja," Ujar Citra memberanikan diri.

Citra berjalan ragu ragu ke ruang depan. Sepi, dan sunyi. Saking sunyinya, Citra dapat mendengar detak jantungnya sendiri yang bertalu talu. Keringat dingin sudah sedari tadi menetes membasahi keningnya.

Sampai di ruang depan tidak ada siapapun, suara apa tadi? Mau tak mau Citra mengarahkan pandangannya ke tempat lukisan tergantung. Lukisan tidak lagi menempel di dinding. Lukisan kembali jatuh tertelungkup di lantai. Citra tak peduli, segera dia berbalik badan dan kembali ke dapur.

Citra kembali mengambil gelas dan menuangkan air dari dispenser. Dengan segera, dia meneguk air dalam gelas hingga tandas. Dia ketakutan, berkeringat dan kehausan. Baru juga dua hari tinggal di rumah ini sudah senam jantung, gimana bisa betah berlama lama kalau seperti ini terus.

"Ada apa Mah?," Amanda kembali bertanya melihat Mamahnya yang kehausan seakan baru ikut lomba lari marathon.

"Lukisannya jatuh sayang, kena angin," Citra menjawab asal asalan.

"Mah, ayok kita ke belakang. Ambil mainan dokter dokteran buat meriksa si Kity. Tadi pagi tak buat mainan disana soalnya," Amanda merengek mengajak Mamahnya ke halaman belakang. Citra menurutinya, mengekor di belakang Amanda.

Ada beberapa mainan dokter dokteran tergeletak di halaman belakang. Amanda mengambilnya dan mengajak Mamahnya kembali ke dapur.

"lhoh Mah, Kity kok nggak ada," Amanda celingak celinguk, mencari si Kity yang sudah tidak ada di tempatnya tadi.

"Kan ini mau tak periksa, takutnya Kity sakit. Kok malah ilang lagi," Amanda meletakkan peralatan dokter dokterannya di meja makan. Citra bergegas kembali membuka laci di bawah meja dapur, namun kali ini Kity tidak ada disana.

"Kity, kamu dimana? Waktunya diperiksa sama dokter Manda nih. . .puusss meowww," Citra memanggil manggil Kity. Amanda kembali cemberut, anak kecil itu merajuk.

Meeoowww meooowww meooowww

Suara Kity menggeram terdengar dari lantai atas.

"Mah Kity di atas. Ayok naik," Amanda berteriak, mendengar suara Kity di lantai atas. Amanda kemudian berlari menaiki tangga di sebelah dapur, sementara suara Kity terdengar semakin menjadi jadi.

"Tunggu Manda, tunggu Nak," Citra menyusul Amanda, setengah berlari menaiki tangga.

Sampai di lantai atas, Kity tidak terlihat dimanapun. Amanda langsung nyelonong membuka pintu kamar di sebelah tangga. Citra menyusul masuk kamar. Kosong, tidak ada apapun, tidak ada si Kity.

"Miingg, puuss. . .Kityy," Citra ikut mencari dan memanggil manggil Kity.

Kemudian Citra melihat pintu ke balkon terbuka lebar, angin terasa cukup kencang berhembus masuk dari sana. Padahal seingatnya, tadi pagi pintu itu tertutup rapat. Amanda berlari lari kecil menuju balkon. Dan ketika Amanda melongok ke bawah balkon, anak kecil itu langsung menjerit histeris.

"Hwaaaaaaaa," sebuah jeritan dan tangisan pecah dari bibir mungil Amanda. Citra tersentak kaget, segera berlari, dan memeluk Amanda.

Citra melongok, melihat ke bawah balkon. Sesuatu yang membuat Amanda menjerit histeris, nyatanya juga mampu membuat Citra terdiam membisu. Tergambar jelas di wajah mereka rasa takut dan kalut.

Kity Si kucing anggora terlihat tergeletak di bawah balkon. Dengan bagian leher dan kepala patah, memutar ke belakang. Kucing itu mati secara mengenaskan. Citra semakin merasa yakin bahwa ada yang tidak beres dengan rumah barunya ini.

Bersambung . . .

Terpopuler

Comments

Ass Yfa

Ass Yfa

kucing bisa lihat yg takkasat mata

2024-01-22

1

FiaNasa

FiaNasa

kucing itu bisa melihat mahluk astral,,mungkin Kity dibunuh m penunggu rumah itu,,mungkinkah menantu Mbah Kadir yg hilang itu meninggal & dikubur dirumah itu ya sama suaminya sendiri,karna takut lalu dia jadi TKI

2024-01-16

0

Puput

Puput

Kity ternyata hanya kucing pembantu, bukan Kucing Utama, Kasihan Kity

2023-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prambudi
2 Rencana Prambudi
3 Rumah Baru
4 Lukisan pengantin
5 Puing Puing rumah di tengah sawah
6 Rohmat
7 Balkon
8 Amarah Pak Doto
9 Obrolan Emak Emak
10 Kity si kucing anggora
11 Hari pertama pulang kerja
12 Meja makan dan tangga
13 Linda
14 Sebuah pertengkaran
15 Mas Adi
16 Lebam
17 Kucing
18 Perasaan Linda
19 Tamu yang tak diharapkan
20 Teh untuk tamu
21 Kekuatan dan Uang
22 Jimat Prambudi
23 Sungai belakang rumah
24 Halusinasi??
25 Sssttttttt
26 Surup
27 Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28 Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29 Kebohongan
30 Indahnya senja yang ternoda
31 Andre
32 Kemenyan
33 Pojok Curhat
34 6 Wanita di perlintasan kereta
35 Permintaan Mas Adi
36 Pagi yang menggelora
37 Lari . . . Sumini
38 Sekumpulan lalat
39 Serangan Linda
40 Leni
41 Cincin
42 Tante yang baik
43 Benda di saku celana
44 Citra dan Amanda kembali ke rumah
45 Pojok Cerita
46 Peringatan
47 Kembalikan!
48 Lupa???
49 Sang Mantan
50 Persahabatan
51 Mbah Kadir
52 Kamar yang terkunci
53 Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54 Toko Sinar Biru
55 Pengintaian
56 Prambudi dan Mas Adi
57 Panti Asuhan
58 Saudara yang tak sedarah
59 Tunggu aku Prambudi
60 Jangan pergi!
61 Kecupan penuh cinta
62 Keputusan ceroboh
63 Malam dan hati yang kelam
64 Jangan datang hanya untuk membawa luka
65 GRRRRRRRR
66 Orang hilang
67 Hujan petir
68 Mantu ke Songo
69 Kasus selesai?
70 Pelaku sebenarnya
71 Menuju babak akhir
72 Kesalahan fatal
73 Apa yang sudah kamu lakukan?
74 Kamu akan selalu punya aku
75 Api dan Hati
76 Mantra dan Cinta
77 Mbak Retno dan Prambudi
78 Bakaarrr!!!
79 Biarkan aku bersamamu
80 Pojok bertanya
81 Suami Mbak Retno
82 Draft Email
83 PENGUMUMAN RTS 3
84 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86 Ijin Promo Judul Baru
87 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Prambudi
2
Rencana Prambudi
3
Rumah Baru
4
Lukisan pengantin
5
Puing Puing rumah di tengah sawah
6
Rohmat
7
Balkon
8
Amarah Pak Doto
9
Obrolan Emak Emak
10
Kity si kucing anggora
11
Hari pertama pulang kerja
12
Meja makan dan tangga
13
Linda
14
Sebuah pertengkaran
15
Mas Adi
16
Lebam
17
Kucing
18
Perasaan Linda
19
Tamu yang tak diharapkan
20
Teh untuk tamu
21
Kekuatan dan Uang
22
Jimat Prambudi
23
Sungai belakang rumah
24
Halusinasi??
25
Sssttttttt
26
Surup
27
Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28
Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29
Kebohongan
30
Indahnya senja yang ternoda
31
Andre
32
Kemenyan
33
Pojok Curhat
34
6 Wanita di perlintasan kereta
35
Permintaan Mas Adi
36
Pagi yang menggelora
37
Lari . . . Sumini
38
Sekumpulan lalat
39
Serangan Linda
40
Leni
41
Cincin
42
Tante yang baik
43
Benda di saku celana
44
Citra dan Amanda kembali ke rumah
45
Pojok Cerita
46
Peringatan
47
Kembalikan!
48
Lupa???
49
Sang Mantan
50
Persahabatan
51
Mbah Kadir
52
Kamar yang terkunci
53
Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54
Toko Sinar Biru
55
Pengintaian
56
Prambudi dan Mas Adi
57
Panti Asuhan
58
Saudara yang tak sedarah
59
Tunggu aku Prambudi
60
Jangan pergi!
61
Kecupan penuh cinta
62
Keputusan ceroboh
63
Malam dan hati yang kelam
64
Jangan datang hanya untuk membawa luka
65
GRRRRRRRR
66
Orang hilang
67
Hujan petir
68
Mantu ke Songo
69
Kasus selesai?
70
Pelaku sebenarnya
71
Menuju babak akhir
72
Kesalahan fatal
73
Apa yang sudah kamu lakukan?
74
Kamu akan selalu punya aku
75
Api dan Hati
76
Mantra dan Cinta
77
Mbak Retno dan Prambudi
78
Bakaarrr!!!
79
Biarkan aku bersamamu
80
Pojok bertanya
81
Suami Mbak Retno
82
Draft Email
83
PENGUMUMAN RTS 3
84
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86
Ijin Promo Judul Baru
87
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!