Perasaan Linda

Sore kali ini terdengar bunyi guntur yang begitu riuh bersahut sahutan. Sepertinya hujan akan menghujam bumi bukan lagi dengan rintik rintik lembut. Prakiraan cuaca juga memberitahukan akan turun hujan lebat. Prambudi telah merapikan meja kerjanya, dan sudah mengirim pesan via WA pada tukang becak motor untuk menjemputnya.

Prambudi menghampiri Linda di meja kerjanya. Linda masih terlihat sibuk, namun melihat Prambudi mendekat Linda buru buru menepikan mouse dan keyboardnya. Dia masih sempat mengelus elus rambutnya yang sedikit kusut.

"Ada apa Mas Pram?," Linda memasang wajah tersenyum.

"Gimana ngomongnya ya Mbak," Prambudi menggaruk kepalanya, terlihat bingung.

"Apa sih Mas? Ngomong aja terus terang," Linda tersenyum nakal.

"Anu, aku mau balikin motor nih," Ujar Prambudi, menyodorkan kunci motor pada Linda.

Linda terdiam sesaat, ekspresinya berubah. Linda nampak kebingungan.

"Kenapa Mas? Kok dibalikin?," Linda mengernyitkan dahi. Prambudi masih diam saja di depannya.

"Mas Pram udah beli motor sendiri?," Linda bertanya, Prambudi menggeleng.

"Teruuss?," Linda mendesak meminta penjelasan.

"Anu Lin, eh Mbak Linda. . .istriku nggak suka aku pinjem motor ke temen," Prambudi menyampaikan alasannya.

"Hah?? Kenapa?," Linda masih belum menerima alasan Prambudi.

"Ya, nggak seneng aja Mbak, khawatirnya nanti tak pake lecet gitu. Malah kasihan yang punya," Prambudi kembali mencari cari alasan.

"Lha kan kamu nggak nyari pinjeman Mas?? Aku yang nawarin. Udah ah bawa saja motornya. Lecet juga nggak masalah," Linda menolak pengembalian kunci motor dari Prambudi.

"Nggak mbak, pokoknya terimakasih udah baik sama saya. Ini kunci dan motornya tak balikin," Prambudi akhirnya meletakkan kunci motor di meja kerja Linda.

"Jangan jangan Istrimu nggak suka ya Mas karena tahu yang minjemin motor ke kamu itu seorang cewek. Cemburuan ya Mas istrimu. Niatku kan baik Mas," Linda terlihat kesal.

"Yah namanya juga perempuan Mbak," Prambudi tersenyum.

"Kamu itu kok nggak bertanggung jawab sih Mas," Linda berdiri dari duduknya.

"Maksudnya?," Prambudi tak mengerti dengan perkataan Linda.

"Ya masak balikin motor di kantor Mas, gimana caranya aku bawa motornya pulang. Balikin motornya, anterin sampek rumah dong," Linda tersenyum, Prambudi terlihat bimbang.

"Iya juga sih Mbak. Yaudah, tak antar motornya sampek rumah," Prambudi menghela nafas, kemudian merogoh HP nya mengirim pesan pada tukang becak motor untuk membatalkan menjemput dirinya.

"Tungguin aku dong Mas," Linda segera membereskan meja kerjanya dan mengekor di belakang Prambudi.

Dengan sedikit terburu buru akhirnya Prambudi sampai di rumah Linda terlebih dahulu. Linda berada di belakang Prambudi. Langit terlihat hitam kelam, Prambudi ingin segera pulang.

"Linda, aku langsung pulang ya," Prambudi menyerahkan kunci motornya pada Linda.

Saat Prambudi hendak melangkah keluar dari rumah Linda, tiba tiba saja butiran butiran hujan tumpah dari langit. Hujan yang sangat deras disertai angin yang cukup kencang.

"Mampir dulu Mas. Ini deres banget lho. Lagian Mas mau naik apa? Jalan kaki?," Linda mencegah kepergian Prambudi. Lagi, Prambudi hanya bisa menghela nafas pasrah. Akhirnya dengan gontai dia memilih duduk di kursi teras rumah Linda.

"Nggak mau masuk ke dalam? Disini dingin, di dalam kan anget Mas," Linda tersenyum menggoda Prambudi. Godaan yang diacuhkan Prambudi karena dia sibuk mengirim pesan pada istrinya. Linda tersenyum kecut.

"Yaudah Mas tunggu sini dulu tak buatin minuman anget," Linda masuk ke dalam rumah. Prambudi masih terlihat gusar.

Hujan sangat deras, Prambudi mengirim pesan pada Citra bahwa dia sedang terjebak hujan. Namun sayang, jaringan selular sedang eror mungkin juga karena cuaca yang nggak bersahabat. Pesan Prambudi tidak terkirim.

"Ini Mas silahkan diminum," Linda sudah berada di teras kembali, menyuguhkan wedang jahe panas dengan asap tipis mengepul.

Prambudi menoleh, dilihatnya Linda sudah berganti baju. Dengan cuaca sedingin ini, dia memakai kaos tanpa lengan yang terlihat minim dan seperti kurang bahan. Lekuk tubuhnya yang ramping seakan dipamerkan pada Prambudi. Linda sadar diperhatikan Prambudi, dengan sengaja dia mengambil kursi kemudian duduk mendekat pada Prambudi.

"Dingin ya Mas," Ujar Linda sambil menggosok gosok lengannya.

"Pakaianmu terlalu tipis," jawab Prambudi sambil menyeruput wedang jahe dari Linda.

"Ha ha ha, habis nyaman begini sih Mas," Linda tertawa nyaring.

"Mas Pram nggak suka?," Linda bertanya, berusaha menggoda Prambudi.

"Hah? Apanya?," Prambudi pura pura tak mengerti.

"Nggak suka lihat cewek berpakaian minim," Linda menatap Prambudi.

"Oohh, aku nggak suka cewek manapun Linda. Kecuali istri dan anakku," Ujar Prambudi tegas.

"Jawaban yang serius sekalii," Linda nyengir. Linda merasa jengkel, Prambudi kemarin terasa lebih terbuka, namun hari ini berubah menjadi tegas dan tertutup.

"Mas, kamu tipe suami yang takut sama istri ya," Linda bertanya setengah menebak.

"Nggak juga," jawab Prambudi pendek. Dia sekali lagi melihat HP nya, tak ada jaringan seluler.

""Hmmm, jaringan susah kalau hujan angin. Gimana kalau Mas tak anterin pulang pake mobil saja," ujar Linda menawarkan diri.

"Nggak usah, nanti ngrepotin," Prambudi menolak dengan halus.

"Nggak repot kok Mas. Lihat tuh langitnya gelap banget, hujan bakalan lama. Mas mau disini terus? Atau memang Mas kerasan disini?," Linda terasa memojokkan Prambudi.

Linda memang penasaran, pengen tahu rumah Prambudi dan juga ingin ketemu istri Prambudi. Dia penasaran seperti apa perempuan yang begitu disayangi Prambudi itu.

"Hmmm, baiklah," Prambudi mengalah, menerima tawaran Linda untuk mengantarnya pulang.

"Bentar ya aku tak ganti baju dulu," Linda beranjak masuk ke dalam rumah.

Linda segera memilih milih baju. Dia tidak mau terlihat kurang oke ketika nanti berhadapan dengan istri Prambudi. Linda tidak lupa juga memperbaiki riasannya, memakai minyak wangi, pokoknya Linda ingin tampil semaksimal mungkin.

"Ayo Mas," ujar Linda setelah cukup lama memilih baju.

Prambudi mengangguk. Dia memperhatikan Linda. Linda memakai pakaian terusan, bagian atas cukup terbuka dengan corak pulkadot. Aroma wangi juga semerbak, dengan riasan tipis yang menampilkan wajah ovalnya. Terus terang, dalam hatinya Prambudi mengakui bahwa gadis di depannya ini sangat manis.

"Pantesan lama," Prambudi bergumam sendiri.

"Ha ha ha. . .lama ya aku tadi dandan?," Linda tertawa mendengar Prambudi menggerutu.

"Yah, namanya juga anak gadis Mas. Gimana, cantik nggak aku?," Linda bertanya pada Prambudi, menyentuhkan sikunya ke lengan Prambudi. Prambudi sedikit kaget dengan pertanyaan Linda, dan akhirnya hanya mengangguk saja.

"Hi hi, terimakasihh. Seneng deh dibilang cantik," Linda terkekeh. Gadis ini benar benar centil.

Linda merasa sebelumnya tidak pernah se agresif ini pada seorang laki laki. Namun dari saat pertama bertemu Prambudi, dia sudah tertarik dengan laki laki itu. Bukan hanya ganteng dengan postur tegap, bagi Linda Prambudi memiliki aura dan kharisma yang membuatnya penasaran. Linda sadar tidak seharusnya mencoba merusak 'pager ayu' kehidupan rumah tangga orang, tapi rasa itu terlanjur sudah begitu besar di hatinya.

Bersambung . . .

Terimakasih untuk kalian yang sudah baca.

Semoga suka dengan cerita dan alurnya.

BTW, jangan lupa like, klik favorit, vote, komentar, kritik saran, semua deh

Terpopuler

Comments

FiaNasa

FiaNasa

dasar pelakor,,,Pram juga gitu,setia m.istri tp hati gak tahan juga kala melihat wanita cantik

2024-01-16

0

RI VaLs

RI VaLs

prambudi sepertinya berbahaya

2024-01-07

0

IG: _anipri

IG: _anipri

dsr pelakor

2023-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prambudi
2 Rencana Prambudi
3 Rumah Baru
4 Lukisan pengantin
5 Puing Puing rumah di tengah sawah
6 Rohmat
7 Balkon
8 Amarah Pak Doto
9 Obrolan Emak Emak
10 Kity si kucing anggora
11 Hari pertama pulang kerja
12 Meja makan dan tangga
13 Linda
14 Sebuah pertengkaran
15 Mas Adi
16 Lebam
17 Kucing
18 Perasaan Linda
19 Tamu yang tak diharapkan
20 Teh untuk tamu
21 Kekuatan dan Uang
22 Jimat Prambudi
23 Sungai belakang rumah
24 Halusinasi??
25 Sssttttttt
26 Surup
27 Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28 Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29 Kebohongan
30 Indahnya senja yang ternoda
31 Andre
32 Kemenyan
33 Pojok Curhat
34 6 Wanita di perlintasan kereta
35 Permintaan Mas Adi
36 Pagi yang menggelora
37 Lari . . . Sumini
38 Sekumpulan lalat
39 Serangan Linda
40 Leni
41 Cincin
42 Tante yang baik
43 Benda di saku celana
44 Citra dan Amanda kembali ke rumah
45 Pojok Cerita
46 Peringatan
47 Kembalikan!
48 Lupa???
49 Sang Mantan
50 Persahabatan
51 Mbah Kadir
52 Kamar yang terkunci
53 Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54 Toko Sinar Biru
55 Pengintaian
56 Prambudi dan Mas Adi
57 Panti Asuhan
58 Saudara yang tak sedarah
59 Tunggu aku Prambudi
60 Jangan pergi!
61 Kecupan penuh cinta
62 Keputusan ceroboh
63 Malam dan hati yang kelam
64 Jangan datang hanya untuk membawa luka
65 GRRRRRRRR
66 Orang hilang
67 Hujan petir
68 Mantu ke Songo
69 Kasus selesai?
70 Pelaku sebenarnya
71 Menuju babak akhir
72 Kesalahan fatal
73 Apa yang sudah kamu lakukan?
74 Kamu akan selalu punya aku
75 Api dan Hati
76 Mantra dan Cinta
77 Mbak Retno dan Prambudi
78 Bakaarrr!!!
79 Biarkan aku bersamamu
80 Pojok bertanya
81 Suami Mbak Retno
82 Draft Email
83 PENGUMUMAN RTS 3
84 PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85 NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86 Ijin Promo Judul Baru
87 Judul Horor Baru bung Kus
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Prambudi
2
Rencana Prambudi
3
Rumah Baru
4
Lukisan pengantin
5
Puing Puing rumah di tengah sawah
6
Rohmat
7
Balkon
8
Amarah Pak Doto
9
Obrolan Emak Emak
10
Kity si kucing anggora
11
Hari pertama pulang kerja
12
Meja makan dan tangga
13
Linda
14
Sebuah pertengkaran
15
Mas Adi
16
Lebam
17
Kucing
18
Perasaan Linda
19
Tamu yang tak diharapkan
20
Teh untuk tamu
21
Kekuatan dan Uang
22
Jimat Prambudi
23
Sungai belakang rumah
24
Halusinasi??
25
Sssttttttt
26
Surup
27
Hati yang terdiam di tengah rintik hujan
28
Wanita wanita cantik penghuni rumah suram
29
Kebohongan
30
Indahnya senja yang ternoda
31
Andre
32
Kemenyan
33
Pojok Curhat
34
6 Wanita di perlintasan kereta
35
Permintaan Mas Adi
36
Pagi yang menggelora
37
Lari . . . Sumini
38
Sekumpulan lalat
39
Serangan Linda
40
Leni
41
Cincin
42
Tante yang baik
43
Benda di saku celana
44
Citra dan Amanda kembali ke rumah
45
Pojok Cerita
46
Peringatan
47
Kembalikan!
48
Lupa???
49
Sang Mantan
50
Persahabatan
51
Mbah Kadir
52
Kamar yang terkunci
53
Serangan Linda dan Pukulan untuk Prambudi
54
Toko Sinar Biru
55
Pengintaian
56
Prambudi dan Mas Adi
57
Panti Asuhan
58
Saudara yang tak sedarah
59
Tunggu aku Prambudi
60
Jangan pergi!
61
Kecupan penuh cinta
62
Keputusan ceroboh
63
Malam dan hati yang kelam
64
Jangan datang hanya untuk membawa luka
65
GRRRRRRRR
66
Orang hilang
67
Hujan petir
68
Mantu ke Songo
69
Kasus selesai?
70
Pelaku sebenarnya
71
Menuju babak akhir
72
Kesalahan fatal
73
Apa yang sudah kamu lakukan?
74
Kamu akan selalu punya aku
75
Api dan Hati
76
Mantra dan Cinta
77
Mbak Retno dan Prambudi
78
Bakaarrr!!!
79
Biarkan aku bersamamu
80
Pojok bertanya
81
Suami Mbak Retno
82
Draft Email
83
PENGUMUMAN RTS 3
84
PENGUMUMAN CERITA HOROR BARU
85
NOVEL CETAK RUMAH TENGAH SAWAH
86
Ijin Promo Judul Baru
87
Judul Horor Baru bung Kus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!