Tiga hari setelah pesta, semua orang di kejutkan dengan teriakan kesakitan yang berasal dari kamar Grace. Belle menjadi orang pertama yang menghampiri. Ketuban Grace pecah.
Pagi ini seluruh keluarga datang ke rumah sakit kota. Berdiri di depan pintu tanpa ada niatan beranjak sekalipun.
Sudah dua jam lamanya. Namun, pintu masih tertutup dengan rapatnya. Cemas, khawatir, takut semua perasaan itu menyelimuti hati masing-masing.
Hingga sebuah teriakan panjang menjadi akhir dari segala kecemasan. Di iringi dengan tangis seorang bayi yang memenuhi ruangan. Semua orang saling berpelukan, senang mendapati keluarga baru mereka telah lahir ke dunia.
Pewaris utama Damian, sang tuan muda yang di nantikan kelahirannya. Entah bagaimana perasaan Damian nanti saat tahu dirinya telah menjadi seorang ayah.
Pintu kamar terbuka, seorang dokter keluar dengan wajah letih namun menerbitkan senyum puas karena berhasil membantu persalinan Grace.
"Selamat tuan, nona Grace melahirkan bayi laki-laki yang sehat dan tampan. Kalian bisa menjenguk mereka setelah perawat memindahkan mereka ke kamar biasa!" kata dokter itu memberitahu.
"Terimakasih dokter!" berulang kali kata itu keluar dari bibir Steven dan Daniel. Sesekali mereka mengintip ke dalam. Tidak sabar melihat Grace dan putranya.
"Kalau begitu saya pamit tuan! permisi!" Daniel dan Steven sedikit menyingkir. Memberi jalan.
...🦋🦋🦋🦋...
Setelah perawat memindahkan Grace ke kamar biasa. Seluruh keluarga langsung menjenguk. Grace masih terlelap dengan napas terengah-engah. Terlihat sekali jika wanita itu kelelahan karena mengejan.
Daniel dan Belle mendekat ke arah boks bayi. Mengamati malaikat kecil yang baru saja di bersihkan oleh perawat.
Tampan, namun tidak ada kemiripan antara ibu dan anak. Sudah di pastikan anak ini seratus persen mirip dengan Damian.
"Aku juga ingin melihat keponakan ku!" geram Steven tatkala dua orang itu menutupi boks bayi dengan tubuh besarnya. Pada akhirnya ketiga orang itu bertengkar memperebutkan bayi.
Hingga akhirnya Grace terbangun karena terganggu. "Dimana anakku?" tanya Grace dengan suara lirih. Tenggorokannya sakit setelah berteriak-teriak tadi.
Dengan hati-hati Belle membawa bayi itu, kedalam pelukannya."Selamat Grace, kau melahirkan anak laki-laki yang tampan!" meletakkan bayi tersebut ke dekat Grace.
Begitu telapak tangan Grace menyentuhnya. Bayi itu membuka mata, menampakkan bola mata keabuan yang sangat indah.
"Mata ini.." Grace menggantungkan kalimatnya. Melihat mata putranya membuat Grace teringat pada bola mata Damian. Mereka berdua memiliki warna bola mata yang sama.
"Dia anakku?" tanyanya memastikan. Tidak adil sekali, Dia yang mengandung selama sembilan bulan. Tetapi tidak ada kemiripan sama sekali. Benar-benar duplikat Damian.
"Kau pikir dia anak tetangga, yang benar saja. Baru beberapa jam yang lalu kau melahirkannya. Dan kau sudah lupa?" celoteh Steven. Menyembur Grace dengan berbagai macam ejekan.
"aku hanya bertanya, kenapa kau marah!" cibir Grace malas.
"Apa karena dia tidak mirip dengan mu Grace. Makanya kau bertanya!" goda Belle. Apa Belle cenayang, dia bisa mengetahui isi pikiran Grace.
"Iya!" tersenyum canggung. Seluruh keluarga menggelengkan kepala. Merasa dongkol mendengar jawaban Grace.
Grace tidak peduli. Perhatiannya teralihkan pada bayi manis yang satu ini. Grace mencium pipi bayinya. Dan mengulas senyum, senang mendapat malaikat kecil yang tampan.
"Kau sudah memikirkan nama untuknya Grace?" tanya Steven. Hening, Grace terdiam sejenak. Sebelum akhirnya mengangguk. Mengiyakan.
"Xavier Austin Wilson!" ucap Grace. Memelankan suara di akhir kalimat. Setuju atau tidak faktanya Xavier merupakan putra Damian. Dia berhak mendapat nama belakang ayahnya.
"Nama yang bagus!"
...🦋🦋🦋🦋...
Sementara itu, Damian sibuk di ruang kerjanya. Pagi ini, Damian mendapatkan proyek baru. Karena itu Damian sibuk memeriksa dokumen dan menandatangani kontrak. Sampai melupakan hari spesial dalam hidupnya.
Ya, Hari ini Damian berulang tahun. Umurnya bertambah menjadi 30 tahun. Sudah tua, tetapi ketampanan Damian masih sama.
"Bisa aku masuk?" sebuah suara menyapa dari balik pintu. Damian mengernyit heran, suara itu begitu familiar. Tumpeng sepupu gilanya bersikap sopan.
"Masuk saja!" jawab Damian acuh. Tak berselang lama Peter masuk kedalam dan menjatuhkan diri di sofa depan meja kerja Damian.
"Kau tidak pergi ke klub hari ini?" dengan tidak sopan-nya Peter meluruskan kaki di atas meja. Membuat Damian mengeram kesal.
Secara tiba-tiba Damian melemparkan pena yang di genggamnya. Mencoba memperingati, agar Peter bersikap sopan. Namun, bukan Peter namanya jika tidak bisa menangkap pena tersebut.
"Lemparan yang bagus." Peter tersenyum remeh. Kemudian melemparkan pena tersebut kembali. mengembalikannya pada Damian.
"Kau tidak punya minuman?" mengedarkan pandangan. Mencari botol alkohol. Nihil, tidak ada minuman di ruang kerja Damian. Hanya ada tumpukan buku dan dokumen yang menurut Peter sangat membosankan.
Damian menghempaskan napas sabar. Menekankan telepon genggam, menghubungi Adam. "Bawakan aku sebotol wine!"
Damian beranjak dari tahta kekuasaan. Lalu berjalan mendekat ke arah Peter. Hendak menemani sepupunya itu minum.
Lelah, Damian membutuhkan waktu istirahat. Minum sedikit mungkin bisa membuatnya kembali bersemangat. "Mau?" menawari kotak rokok.
Damian mengambil satu batang, mematik dan menyedotnya. Menghempaskan kepulan asap itu di udara hingga menghilang setelah beberapa saat. Tenang, bahan nikotin itu menenangkan perasaan Damian.
Tak berselang lama, Adam datang membawa baki berisi sebotol wine dan dua gelas kaca. Sekilas, Adam melirik Peter. Entah kenapa Adam memiliki firasat buruk.
Kedatangan Peter pasti menambah beban. Semua pekerjaan Damian pasti teralihkan padanya. "Tolong periksa laporan di meja ku. Besok katakan pada ku isi dari laporan itu."
Prediksi Adam selalu benar. Dengan langkah lelah Adam mengambil laporan itu. Sial, Adam ingin menampar Damian dengan map biru itu.
"Kalau begitu saya permisi, sir!" pamit Adam. Sebelum bergerak melemparkan tatapan membunuh pada Peter terlebih dulu. Peter tersenyum miring, menggaruk tengkuk. Merasa bersalah sudah menambah pekerjaan Adam.
"Kau sudah menemukan Grace?" seperti biasa Damian melontarkan pertanyaan yang sama. Peter merasa bosan tapi juga penasaran di mana keberadaan Grace dan Rachel.
"Aku masih belum menemukan mereka. Bersabarlah, aku sudah meminta bantuan ayah." dalam melacak ataupun mencari orang, Dominic- ayah Peter merupakan ahlinya.
Anehnya Dominic terlihat bergurau saat mengobrol bersama Peter. Seolah sedang menertawakan situasi. Dari sini Peter yakin Dominic mengetahui sesuatu.
Hening, keduanya mengakhiri pembicaraan Damian memeriksa handphone sedangkan Peter mengamati ruangan Damian.
Sial! Peter tidak sengaja menangkap sosok penembak jitu di atap gedung sebelah. Kemana dia mengarahkan bidikan. Peter membulatkan mata, segera dia memberitahu Damian.
"Ef, menyingkirlah!" bersamaan dengan itu, sebuah peluru menembus jendela dan mengenai lengan Damian. Suara kaca pecah membuat mereka terperanjat.
Damian meringis sambil memegang lengannya. Perih, ngilu, dan panas ketiganya bercampur aduk. Darah mulai keluar dari sana.
"Dam masuklah dan panggil dokter!" Peter berlari keluar. Menyuruh Adam masuk. Peter sendiri yang akan menangkap penembak itu.
"Tuan!" Adam berlari mendekat. Menatap Damian khawatir. Segerakan Adam menelpon Lucas agar segera datang dan menangani luka Damian.
...🦋🦋🦋🦋...
Peter membelah jalanan kota dengan kecepatan tinggi. Berusaha menyamakan kedudukan mobilnya dengan mobil penembak jitu. Kesal karena penambak jitu itu tidak mau berhenti. Peter menabrakkan mobilnya ke mobil penembak itu.
Alhasil mobil mereka menabrak pohon. Peter tersenyum smirk, lolos dari cengkeramannya tidaklah mudah. Peter meraih pistol dari dalam dasbor.
Lalu keluar dari mobil dan mendekati mobil berasap itu. Dengan kasar Peter membuka pintu. Terlihat seorang pria pingsan karena terbentur setir mobil.
"Bereskan kekacauan dijalan xxxx," Peter menghubungi Keenan- tangan kanannya, lalu mematikan telepon tanpa mendengar jawaban Keenan.
TBC
warning!
cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius. 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
wooow amazing story thor lanjutkan
2023-07-05
0
aniya_kim
jujur ngebut bacanyaa .. saya bener² yah ntahlaaah mau lihat sampai bab berapa Damian menemukan Grace
2022-06-05
0
Rudanto
😍
2022-05-24
0