Bertemu Rachel(Revisi)

Tinggal dan diperlakukan seperti tahanan spesial selama satu bulan. Akhirnya Grace mendapat kepercayaan Damian. Ia mendapatkan kebebasan berkeliaran di luar rumah dengan syarat ditemani dua bodyguard.

Perasaan senang menghampiri lataran rencana yang Grace susun mendekati kata berhasil. Grace mulai mencari celah, meski tidak sekarang tapi Grace percaya hari itu akan segera tiba.

Grace disibukkan dengan potongan sayur dan bumbu-bumbu dapur kini. Hari ini, untuk pertama kalinya Grace akan pergi keluar.

Grace membuat makan siang untuk Damian. Cinta? tidak sama sekali ini hanya pencitraan. Perasaan Grace pada Damian masih sama yaitu kebencian.

"Ellie, aku akan pergi sekarang!" pamit Grace.

"Hati-hati di jalan nona!" melambaikan tangan, menunggu mobil yang Grace tumpangi menghilang dari pandangan.

...🦋🦋🦋🦋...

Grace masuk kedalam perusahaan. Dengan langkah anggun menelusuri lantai satu. Mencari bawahan Adam yang datang menjemput.

"Nona!" panggil seorang wanita. Grace menoleh, lalu mendekati wanita tersebut.

"Mari ikuti saya, nona!" katanya dengan napas tersengal. Mungkin kelelahan karena mondar-mandir mencari keberadaan Grace.

"Silahkan nona!" mengangkat tangan mempersilahkan Grace masuk kedalam ruangan Damian.

"Dimana Damian?" tanya Grace tatkala mendapati ruangan tersebut kosong.

"Mr. Wilson masih memimpin rapat, nona!" jelas staf tersebut. Menjawab. Kecewa karena tidak menemukan Damian. Akhirnya Grace menitipkan kotak bekalnya pada staf tersebut. Grace tidak suka menunggu. Jadi bekal itu Grace titipkan saja.

...🦋🦋🦋🦋...

Selesai dengan urusannya, Grace meminta sopir berkeliling kota. Ia ingin tahu seluk beluk kota New York agar mempermudah rencana pelariannya. Tak banyak perbedaan, disini hampir sama dengan London. Gedung bercakar dengan teknologi modern.

Hingga akhirnya Grace memutuskan untuk singgah di sebuah toko kue sederhana yang tak jauh dari jalan raya.

Dua bodyguard yang menemani juga ikut masuk kedalam. Grace berdiri di barisan antrian. Mengamati toko sederhana itu sembari menunggu.

Grace mematung saat penglihatannya tak sengaja menangkap sosok gadis yang dirindukannya selama ini. Rachel? dia ada di sini.

Perlahan Grace mendekat, memastikan apakah itu Rachel atau bukan. "Jangan berteriak dan pergilah ke kamar mandi!" serunya setelah memastikan bahwa gadis itu benar-benar Rachel.

Rachel menoleh matanya membulat, terkejut melihat Grace berada disampingnya. Namun, Rachel menahan diri dan menuruti permintaan Grace.

"Tolong belikan aku pancake coklat, aku ingin ke kamar mandi sebentar!" Grace menghampiri bodyguard Damian. Menyuruh mengantri.

"Baik nona!" Grace melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Berjalan santai karena tidak ingin menimbulkan kecurigaan.

Begitu melewati pintu, Grace di kejutkan dengan pelukan Rachel. "Grace!" memeluk Grace erat. Melepaskan semua rasa rindu.

"Bagaimana kabar mu? apa kau baik-baik saja?" membanjiri grace dengan berbagai macam pertanyaan. Namun, Grace tidak bisa menjawabnya sekarang. Waktunya terbatas. Grace harus segera kembali.

"Aku akan menjawab semua pertanyaan mu nanti, sekarang dengarkan aku!" Grace melepas pelukan Rachel. Lalu mencengkeram lemah kedua bahunya.

"Tiga hari lagi kita bertemu disini, sekitar jam 9 malam. Kau harus membantu ku pergi dari sini!" kata grace menjelaskan rencananya.

Tadi saat masuk kedalam ruangan Damian, Grace tidak sengaja melihat undang pesta pernikahan rekan kerja Damian. Grace yakin, Damian akan mengajaknya ke pesta pernikahan itu.

"Baiklah, aku akan datang nanti!"

"Aku harus pergi sekarang!" Pamit Grace. Sebenarnya Rachel sedikit keberatan. Mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu dan sekarang Grace harus pergi lagi.

Namun, Rachel tidak punya pilihan selain membiarkan Grace pergi. Rachel tahu situasi apa yang mereka hadapi sekarang.

"Aku akan menyiapkan semuanya nanti! kau harus datang ya!"Grace menganggukkan kepalanya berulang kali sebelum akhirnya keluar meninggalkan Rachel sendirian.

"Nona, Mr Wilson meminta anda datang ke perusahaan!" Grace mangut-mangut, lalu masuk kedalam mobil. Membiarkan bodyguard itu membawanya pergi ke perusahaan.

...🦋🦋🦋🦋...

"Sayang! Aku datang!" teriak Grace seraya meletakkan pancake tersebut di atas meja. Lalu melompat ke pangkuan Damian.

"Kau sudah makan?" tanya Damian. Tangannya asik mengusap rambut coklat Grace. Sesekali mendaratkan kecupan lembut di puncak kepala.

"Belum," balas Grace. Damian berdecak tidak senang. Jam makan siang sudah selesai dan Grace masih belum makan.

"Kalau begitu ayo kita makan siang bersama!" ajak Damian. Menggendong Grace dan menurunkannya di sofa pojok ruangan.

"Suapi aku!" pinta Grace, membuka mulutnya lebar-lebar menunggu suapan Damian.

"Manja sekali!" cibir Damian. Tersenyum melihat ekspresi wajah Grace. Keduanya pun makan dengan menggunakan sendok yang sama. Diiringi canda tawa Grace.

...🦋🦋🦋🦋...

Merasa kenyang setelah makan, rasa kantuk mulai datang menyerang kini. Berulang kali Grace menguap, bahkan tertunduk karena mengantuk.

"Tidurlah di kamar itu, Grace. Aku akan membangunkan mu nanti setelah semua pekerjaan ku selesai!" kata Damian, menunjuk pintu bewarna putih.

Grace tak menjawab melainkan langsung masuk kedalam kamar. Melihat itu Damian menggelengkan kepala. Memaklumi.

Tidak lama kemudian, Adam masuk kedalam ruangan. Hendak meminta tanda tangan untuk proyek baru yang bekerja sama dengan perusahaan Peter.

"Sir, anda yakin Ingin membuat perusahaan ayah mertua anda bangkrut?" tanya Adam, memastikan. Tentu saja, untuk apa membiarkan mereka hidup tenang setelah membuat Grace menangis.

"kau ada masalah dengan itu?" tanya Damian heran. Sepertinya Adam tengah mengkhawatirkan sesuatu.

"Anda yakin nona Grace dapat menerima semua perlakuan anda pada keluarganya!"

"Bukan keluarga tapi mantan keluarga. Aku tak peduli, yang terpenting dendam istriku terbalaskan!"

"Saya mengerti, kalau begitu saya akan menjalankan semuanya sesuai dengan perintah anda!" Damian mengangguk sekali.

Satu persatu Orang-orang yang sudah menyakiti Grace akan Damian singkirkan secara bergantian. Damian akan membuat hidup mereka seperti di neraka. Camkan itu!

...🦋🦋🦋🦋...

Belle dan Alex melakukan pemberkatan, pagi tadi. Keduanya sah dinyatakan sebagai pasangan suami istri. Setelah melakukan pemberkatan, dilanjut dengan acara resepsi kini.

Belle tampak cantik mengenakan gaun pengantin bewarna putih. Bulan ini kandungan Belle memasuki bulan ke empat. Perutnya semakin membuncit. Alhasil gaun pernikahan tersebut agak sesak di bagian perutnya.

Acara di mulai, kedua mempelai terlihat serasi. Yang satu cantik dan yang satu tampan. Para tamu naik ke altar dan mengucapkan selamat secara bergantian.

Seluruh keluarga Alex hadir di tempat ini. Namun tidak dengan keluarga Belle, Hanya Daniel dan asisten Daniel saja yang hadir.

Sebenarnya Belle memiliki kembaran, namanya Steven. Namun, Daniel mengasingkan Steven ke Spanyol saat Steven masih duduk di bangku akhir senior high School. Sedangkan Keira yang merupakan istri Daniel sendiri sudah meninggal saat melahirkan Grace.

"Tuan, bisa ikut saya sebentar?" seorang pria paruh baya menarik Daniel menjauh dari tempat acara. "Ada apa?" tanya Daniel.

"Tuan, saya punya kabar buruk, perusahaan-" asisten itu menggantungkan kalimatnya, takut Daniel shock dan jatuh sakit setelah mendengar kabar tersebut. .

"Ada apa dengan perusahaan, bicara yang jelas!" bentak Daniel, jantungnya berdetak kencang. Mulai merasakan firasat buruk.

"Tuan, perusahaan kita telah diakuisisi dan dinyatakan bangkrut!" Daniel langsung terduduk, memegang dadanya yang terasa sakit.

"Tuan!" asisten itu langsung menelpon ambulan. Dan mau tidak mau acara tersebut di hentikan secara paksa.

...🦋🦋🦋🦋...

"Sebenarnya ada apa ini, mengapa ayah tiba-tiba jatuh sakit?" tanya Belle pada sang asisten.

"Nona, perusahaan kita di akuisisi Wilson company!" Belle mematung, air mulai menggenang di ujung kelopak matanya.

Perusahaan daddy bangkrut, bagaimana bisa...

"Nona, anda baik-baik saja?" menuntun Belle ketempat duduk dan menyodorkan segelas air putih. Beberapa saat kemudian, keluarga Alex tiba di rumah sakit setelah mengatasi para tamu undangan.

"Bagaimana keadaan ayah mu, nak?" tanya ayah Alex.

"Dokter masih memeriksanya, pa?" jawab Belle, sedikit gugup takut keluarga Alex tak menerimanya sebagai menantu karena perusahaan sang ayah bangkrut.

"Tidak usah khawatir nak, ayahmu pasti baik-baik saja!" Karina memeluk Belle, menenangkan wanita yang telah menjadi menantunya itu

"Ma, perusahaan Daddy telah akusisi!"

TBC

warning!

cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius. 🙏!!!!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***