Mr Billioneire Wife
Pagi itu, suara tamparan terdengar menggelegar diruang tamu mansion keluarga Elard. Terlihat seorang gadis cantik bernama Grace itu melengos dan mengusap bekas tamparan yang meninggalkan rasa panas dan perih. Lewat ekor mata, ia mendapati kakak perempuannya tengah tersenyum puas, seakan-akan senang melihatnya menderita.
"Lihat ini!" Daniel yang merupakan ayah Grace melempar tablet yang menampilkan berita terpanas baru-baru ini. Terlihat foto Grace tengah memukul kepala seorang pria dengan botol wine diklub pusat kota.
"Kau ingin merusak nama baik keluarga?" tanya Daniel meninggikan pita suara. Gurat kemarahan terpampang jelas diraut wajahnya. Kemarahannya meledak setelah mengetahui berita tersebut mempengaruhi saham perusahaan. Untung saja berita tersebut berhasil ditangani oleh asistennya.
"Dad, dengarkan penjelasanku. Semua foto-foto yang diberitakan itu tidaklah benar. Aku memukuli pria itu bukan tanpa sebab." jelas Grace dengan mata berkaca-kaca.
"Memang apa yang harus didengarkan huh? Semua foto itu sudah sangat jelas bahwa kau memang gadis liar yang tidak bisa dikendalikan, kau memalukan dan tidak tahu aturan." teriak Daniel, melontarkan semua makian pada putri bungsunya.
Grace termenung sejenak, kata-kata yang diucapkan ayahnya barusan benar-benar melukai hatinya. Sejak Grace masih kecil sampai sekarang, apa pernah Daniel memberikan kasih sayang dan perhatian yang sama seperti Belle dapatkan. Tidak peduli sebaik apapun sikap Grace dan betapa berprestasinya dia tetap saja dimata Daniel Grace hanya gadis sialan yang memalukan dan tidak diharapkan.
"Bahkan sampai sekarang kau tidak pernah mendengarkan aku. Aku juga putri mu, dad. Aku ingin kau membelaku sama seperti kau membela Belle. Pria itu dia hendak melecehkan aku, aku hanya melindungi diri sendiri. Apa itu salah?" ujarnya panjang lebar, suaranya terdengar lirih. Ia tengah menahan tangis.
"Melecehkan mu? Siapa suruh kau datang ketempat itu?" balas Daniel yang anehnya malah menyalahkan Grace yang merupakan putri kandungnya sendiri.
"Apa kau tau, aku pergi kesana hanya untuk mencari perhatian mu. Dirumah sebesar ini, aku kesepian, aku sendirian, aku tidak punya tempat istirahat dan aku tidak punya tempat bercerita. Apa tidak pernah sekalipun terpikirkan oleh mu jika aku juga menginginkan perhatian dan kasih sayang mu?" teriak Grace mengeluarkan semua keluh kesahnya selama ini. Bahkan para pelayan yang melihat pertikaian mereka ikut sedih melihat keadaan nona muda mereka. Wajar saja mereka telah bekerja selama bertahun-tahun di mansion ini dan menyaksikan bagaimana Daniel memperlakukan Grace.
"Memangnya kau pantas?"
"Dad, aku mengorbankan semuanya demi untuk mendapatkan perhatian mu. Aku selalu mengalah dalam setiap hal, aku bahkan merelakan Alex untuk Belle. Dan kau masih bertanya apakah aku pantas atau tidak? didalam hatimu, apa tidak ada setitik ruang untukku?" sudah cukup Grace diam, sekarang tidak lagi. Daniel harus menjawab semua pertanyaannya.
"Grace! Tutup mulut mu, Belle bisa terluka karena perkataan mu!"
"Dan aku tidak? Pernahkah kau bertanya bagaimana perasaanku, apa yang kurasakan saat ini?"
Perdebatan itu terus berlangsung sampai akhirnya Belle membuka suara. "Grace, aku dan Alex saling mencintai. Aku tidak pernah berniat mengambilnya darimu. Alex sendirilah yang memilihku." sanggahnya membela diri. Grace tersenyum sini, mana ada orang yang tidak tertarik tapi berusaha membuat Alex menoleh bahkan sampai ikut kencan segala.
"Benarkah?" tanya Grace, suaranya terdengar seperti sedang menyindir.
"Tentu saja, dan sekarang aku sedang mengandung buah hati kami berdua." jawab Belle sembari mengusap perut yang sedikit membuncit. Ia menatap Grace dengan sorot mata kemenangan.
Bukannya sedih Grace malah tertawa kecil, "mengandung?" tanya Grace memastikan dan hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh kakaknya.
"Lihat dad, putri kesayanganmu lah yang memalukan dan tidak bisa dikendalikan." sindir Grace merendahkan.
"Grace, dimana sopan santun mu? Belle adalah kakak mu, berani sekali kau menghinanya?"bela Daniel. Sedetik kemudian, Grace tertawa terbahak.
"Kakak? yang benar saja. Tingkahnya bahkan lebih buruk dari pada musuh!" ucapnya sebelum melangkah pergi, meninggalkan ruang tamu dan masuk kedalam kamar tidur.
Begitu dia masuk kedalam kamar, Grace berdiri didepan cermin, menatap bayangannya sendiri yang ada di dalam cermin itu. Tangis Grace pecah seketika, makian-makian yang terlontar dari bibir sang ayah benar-benar membuatnya terluka. Tangisnya seberisik isi kepala. Grace benar-benar lelah.
Ia membaringkan tubuh ringkih miliknya diatas ranjang sederhana yang hanya muat menampung dirinya saja. Grace menatap langit-langit kamar membiarkan airmata terus menganak. Sebenarnya apa salahnya sampai membuat ayah kandungnya sendiri begitu membencinya. Perlakuan berbeda yang dia dapatkan selama ini cukup membuat fisik dan batinnya tersakiti.
Tidak tau seberapa banyak hati yang tersisa, Grace rasa dia sudah mati rasa. "Tuhan bisakah kau memberiku waktu untuk beristirahat sejenak. Aku lelah sekarang, bisakah kau memelukku dan menyalurkan kehangatanmu. Berikan ketenanganmu padaku. Agar aku bisa tidur dan merasakan kebahagiaan dalam mimpiku." gumam Grace pelan. Seakan telah mendengar doa gadis malang itu, tak lama kemudian Grace tertidur pulas sampai duka dan lukanya benar-benar terlupakan sejenak.
Disisi lain, terlihat seorang pria dengan balutan setelan jas mahal tengah menikmati segelas minuman sembari menikmati keindahan kota New York dimalam hari. Ia memiliki perangai tinggi semampai, tubuh atletis dan ukiran wajah tampan yang mempesona. Damian Efrat Wilson, pemilik Wilson grup. Perusahaan yang bergerak dibidang penerbangan.
Diusianya ke-28 tahun yang terbilang cukup matang, kerap kali status singlenya menjadi topik pembicaraan awak media. Damian masih sendiri. Seringkali, Damian mendapat tawaran perjodohan dari rekan-rekan bisnisnya, tapi ia sama sekali tidak tertarik. Dia hanya tertarik pada Grace saja.
Damian bertemu Grace 5 tahun lalu, bertepatan dengan pembukaan cabang hotel barunya yang ada di kota London. Waktu itu, Damian merasa lelah setelah melakukan konferensi pers dan memutuskan singgah disalah satu kedai kopi.
Tak sengaja matanya menangkap sosok gadis dengan balutan sweater dan celana jeans tengah menyesap segelas cappucino hangat. waktu itu Grace tengah mengerjakan tugas kuliah di cafe dekat kampusnya.
Wajah cantik yang membuatnya tertarik dan mampu membuat pandangannya enggan teralihkan. Sampai akhirnya pandangan mereka bertabrakan. Damian gelagapan, namun tak berniat mengalihkan pandangan.
Seutas senyum Grace lontarkan, seketika jantungnya berdetak kencang. Hatinya menghangat dan mulai saat itu Damian mengklaim Grace sebagai miliknya.
“Ini tuan, informasi yang anda minta!” Adam- sekertaris Damian menyodorkan map coklat pada bosnya. Bibir Damian terangkat membentuk senyuman tipis.
Adam Alfredo, sekertaris Damian yang sudah bekerja selama tujuh tahun lamanya. Kebakaran rumah membuatnya kehilangan orang tua dan hidup terlunta-lunta di jalanan kota. Beruntungnya orang tua Damian mengajaknya tinggal bersama. Mereka merawat dan membesarkan Adam tanpa membedakan keduanya.
“Dia sudah menyelesaikan kuliahnya?”
“Iya tuan, nona Grace sudah menyelesaikan studinya dan wisuda satu bulan yang lalu.“
"Bagaimana lanjutan kerjasama kita dengan maskapai penerbangan dikota itu?” Adam mengernyit, tidak biasanya Damian menanyakan pekerjaan yang biasanya ditangani oleh bawahan.
"Semuanya berjalan dengan baik tuan!" jawab Adam memberi laporan.
"Kalau begitu Siapkan jet pribadiku. Aku akan menjemput Grace sekarang!” Adam menunduk hormat, kemudian melangkah keluar dan menjalankan perintah.
Baby i’m coming!
warning!
cerita ini hanya fiksi yang author buat sesuai dengan imajinasi author jadi mohon untuk tidak dianggap serius. 🙏 Semua gambar yang ada, author cari di pinterest😄
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
PANJUL MAN
lanjut
2024-02-16
0
Imam Sutoto Suro
lanjutkan thor
2023-07-05
1
Rosmianti
visualnya keren🥰🥰🥰
2023-05-17
1